Episode 19

***

"Berbicara lah, kenapa diam?"

Ia memeluk erat perut gadis itu sambil menyandarkan dagunya di bahu Yuki.

"Bisa gak tangan mu lepas!" tubuh Yuki menggeliat mencoba melepas pelukan pria itu.

"Tidak, aku sangat nyaman memeluk tubuh mungilmu ini," bisiknya malah semakin mengeratkan pelukannya.

Yuki mendengus sambil menutup matanya. "Kau maunya apa, hem? Kau tau ini rumah ku bagaimana kalau orang tua ku melihat kita disini?"

Ia juga was-was sejak tadi, takut jika diihat oleh kedua orang tuanya. Bisa-bisa beda cerita lagi jika ketahuan. Cakra tersenyum sambil mencium pipi gadis itu.

"Aku maunya kau terima cintaku," ucapnya berbisik ditelinga Yuki. Namun gadis itu menggeleng ia mencoba melepas tangan pria itu agar melepaskan pelukannya.

"Tidak sekarang, aku harus memikirkannya dulu,"

Kali ini Yuki berbicara dengan lembut dan sangat pelan, ia harap pria itu mengerti dan melepaskan pelukannya.

"Sampai kapan aku harus menunggu jawabannya?"masih dalam keadaan memeluk, ia menyahuti gadis itu. "Tunggu aja, dan bersabarlah!" jawabnya dengan santai sambil menahan kekesalannya. "Baiklah, aku akan menunggunya!"

Dengan berat hati ia melonggarkan pelukannya memundurkan tubuhnya kebelakang agar berjarak dengan Yuki. Sementara gadis itu baru terlihat lega sambil membuang nafasnya dengan pelan.

"Lebih baik kau pulang, ini udah malam!"

Ia menegur sambil berjalan meninggalkan pria itu. "Baiklah aku akan pulang, tapi sudahi ngambeknya!" ia berlari mengekori gadis itu dengan perasaan bahagia di wajahnya.

Kedua orang tua Yuki menatap mereka saat sampai di dalam rumah, mereka memperhatikan Yuki. Wajah gadis itu sudah agak jauh lebih baik dari sebelumnya, Tante Anni yakin jika Cakra mampu membuatnya luluh.

"Om, tante maaf izin pamit mau pulang," ia berbicara pelan sambil mengangguk tersenyum di depan orang tua Yuki.

"Gak ngobrol lagi?" tante Anni menatap Yuki yang terdiam dipojokan sofa. "Udah malam tante, mungkin lain kali aku main kesini lagi," Cakra mencoba meyakinkan tante Anni agar tidak mengomelin Yuki lagi.

"Ya udah nak Cakra, makasih yah untuk waktunya malam ini," dan akhirnya pria itu pun pamit dari sana, ia tidak lupa memberi salam kepada Yuki walaupun gadis itu terlihat cuek tapi ia tidak peduli yang terpenting hari ini suasana hatinya sudah jauh lebih baik saat bersama dengan Yuki.

***

"Yuki apa kau sudah menerima Cakra?"

Tante Anni menatapnya dengan penasaran, ia jadi tidak sabar menunggu jawaban anak gadisnya.

"Aku gak tau Mah, aku kekamar dulu!"

Tanpa memperdulikan Mamahnya ia malah pergi dari sana. Tante Anni menghela nafasnya sambil menatap punggung Yuki.

"Sudah Mah jangan di ganggu dulu sabar aja, Papah yakin Yuki pasti mau menerima Cakra cuman butuh waktu saja,"

Om Robert menenangkan istrinya, dan meyakinkan agar tidak terlalu mencemaskan Yuki.

......................

Keesokan harinya

***

"Cakra, tunggu nak!" Seru Om David saat melihat Cakra pergi ngantor pagi itu. "Iyah Pah, ada apa?" ia menghentikan langkahnya sembari menatap om David.

" Hari ini Nenek mu datang, nanti malam kita ada pertemuan keluarga. Papah harap kau membawa kekasihmu bertemu dengan nenek, mungkin Papah akan mendukungmu!" Om David tersenyum sambil memukul pelan bahu anaknya.

"Baik Pah aku mengerti, klo begitu aku pergi dulu!" pria itu mengangguk berbalik badan untuk melanjutkan perjalanannya.

Om David tersenyum menatap punggung anaknya dalam diam. Ia berharap suatu saat Cakra mendapatkan pendamping yang sesuai dengan pilihannya bukan seperti sosok Elys yang di sukai istrinya.

...----------------...

(Menemui Yuki)

***

"Maaf aku mengganggu!"

Cakra sengaja memasang wajah dingin agar Yuki meresponnya mungkin dengan cara cuek juga ia bisa meluluhkan gadis itu.

"Santai aja, ada apa emang?" ia merasa sedikit aneh dengan Cakra, terlihat cuek dan juga dingin. Ia menatap pria itu sambil mengerutkan dahi.

"Aku hanya meminta waktu mu nanti malam, itu pun klo kau mau klo tidak juga gak masalah!"

Yuki semakin bingung, ia sama sekali tidak mengerti apa maksud Cakra padanya.

"Maksud nya gimana?" ia bertanya bingung kepada pria itu. "Malam nanti kebetulan ada acara keluarga di rumahku, apa aku boleh meminta mu untuk ikut hadir?"

Ia masih terlihat dingin dan cuek, sedari tadi ia hanya berdiri disana sambil menatap sendu kearah Yuki.

"No problem, jadi jam berapa?"

Gadis itu tersenyum seraya mengangguk padanya, benar-benar ia tidak menyangka jika Yuki menerima ajakannya.

"Ka-kau serius?" ia sedikit gugup, masih tidak percaya apa yang barusan ia dengar dari mulut gadis itu.

"Tentu aku serius, jam berapa?" jawab Yuki tersenyum menatap Cakra. "Kalau begitu aku menjemputmu jam 7 malam nanti!" walau pun dalam hati sudah sangat senang, namun Cakra masih bersikap biasa saja. Ia harus cuek, agar Yuki sedikit segan padanya.

"Oke, aku akan tunggu!" melihat Cakra yang biasa saja, gadis itu merasa sedang dicurangi ia menatap heran kepada pria itu.

"Yah, aku permisi!" sahutnya santai sambil meninggalkan tempat gadis itu.

Yuki terdiam menatap kepergiannya, pria itu benar-benar aneh Yuki jadi dibuat penasaran padanya.

"Dia kenapa sih, aneh banget!"

Ia membuang nafasnya kasar, merasa jengkel dicuekin seperti itu. Baru kali ini Yuki merasa benar-benar tidak diacuhkan oleh Cakra.

***

Hingga sampai pada malamnya, gadis itu bersiap-siap karena sebentar lagi akan di jemput oleh Cakra.

Ia memakai dress berwarna hitam kombinasi warna merah, terlihat elegan ditambah dengan polesan make up yang natural namun membuat wajahnya semakin cantik mempesona.

Gadis itu menenteng tas selempang miliknya sambil menurunin anak tangga.

"Anak gadis Mamah mau kemana sih?"

Tante Anni sampai takjub melihat kecantikan anaknya, karena jarang-jarang Yuki berdandan seperti itu.

"Udah Mah, jangan di ganggu biarkan dia pergi!" tegur Om Robert saat istrinya mengomentari anak gadisnya.

"Emang dia mau kemana sih Pah?" tante Anni semakin di buat penasaran, ia malah kepo bertanya kepada suaminya.

"Malam ini Cakra mengajaknya ketemu sama keluarganya," bisik om Robert, namun masih bisa di dengar oleh Yuki.

"Papah udah tau?" ia bertanya sambil menatap Papahnya.

Om Robert jadi salah tingkah, ia menggaruk kepalanya seperti orang kebingungan.

"Hehe, i-iya Cakra minta izin sama Papah!" jawabnya jadi gugup, ia tersenyum kikuk takut Yuki berubah pikiran lagi setelah ini.

Yuki mendengus kesal memutar bola matanya malas, tadinya pria itu mengajaknya dengan wajah dingin eh malah sudah minta izin duluan sama Bokapnya ternyata.

"Ah sudah sebaiknya Yuki tunggu saja Cakra datang, gausah pasang muka cemberut gitu nanti cantiknya hilang!"

Tante Anni kembali mencairkan suasana, ia takut Yuki jadi kumat lagi. Ia membujuk anak jadisnya sambil mengelus pipi dengan lembut.

"Hem!" Yuki mengerucutkan bibir sambil melipat kedua tangan di dada.

***

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!