Dua nama Mia

Tatapan Rey tertuju pada sang atasan yang sejak tadi tampak begitu bahagia, bahkan sesekali Rey melihat Reksa tersenyum sambil menyentuh pipinya sendiri. Bukannya ikut senang, Rey justru khawatir dengan perubahan yang terjadi pada Reksa hari ini, meski sebelumnya Reksa tidak termasuk dalam golongan bos killer, namun selama bekerja bersama Reksa jarang sekali Rey melihat Reksa tersenyum dengan wajah tersipu.

"Anda baik-baik saja kan?" tanya Rey cemas.

Reksa menoleh dan menatap Rey dengan wajah sumringah. "Tentu saja aku sangat baik-baik saja!"

"Apa hari ini terjadi hal baik, sejak kembali ke kantor anda terlihat sangat senang?" selidik Rey penasaran.

"Hm," Reksa hanya bergumam, senyuman samar terbit di wajahnya saat Reksa kembali fokus pada pekerjaannya.

Entah, namun senyuman Reksa justru membuat Rey merinding. Biasanya Reksa tersenyum jika urusan bisnisnya berhasil, itupun tak selebar senyuman hari ini. Rey memilih pergi karena takut dengan tingkah aneh atasannya hari ini.

Waktu terasa berjalan lebih cepat, tepat pukul lima sore Reksa keluar dari ruangannya. Tak seperti biasanya, bos muda itu berhenti di depan kantornya sambil memperhatikan beberapa sekretarisnya yang masih sibuk bekerja.

"Anda butuh sesuatu?" tanya Rey dengan tatapan takut, dia berharap Reksa tidak rewel karena sudah memasuki jam pulang kerja.

"Hari ini tidak ada yang boleh lembur. Suruh mereka semua pulang!"

Kedua netra Rey membola, dia melepas keca mata dan mengusap kedua matanya lalu kembali menatap Reksa. "Anda benar tuan Reksa kan?" pekik Rey tak percaya.

Reksa menoleh dan menatap asistennya. "Kau pikir aku hantu!" tukasnya sambil tersenyum.

"Aku pasti sedang bermimpi," Rey menepuk wajahnya dengan keras dan terasa sakit, artinya semua ini nyata dan dia tidak sedang bermimpi.

"Kau juga pulanglah lebih awal, tidak perlu mengantarku ke apartemen. Nikmati waktumu untuk berkencan dengan seorang gadis!" pesan Reksa seraya menepuk pundak Rey, lalu sambil tersenyum pria itu melangkahkan kakinya meninggalkan kantor.

Rey masih membeku di tempat, Reksa benar-benar aneh hari ini. Semoga saja keanehannya bertahan selamanya. "Dengar semuanya, hari ini tidak ada yang boleh lembur!" teriak Rey penuh semangat dan di sambut sorakan bahagia dari beberapa karyawan yang bekerja langsung di kantor Reksa.

Langit masih begitu cerah meski senja telah datang, alam seolah tau apa yang tengah di rasakan oleh Reksa. Suara siulan menggema di dalam mobil yang tengah Reksa kendarai, sesekali pria itu tersipu saat membayangkan Abel menciumnya siang ini. "Gadis nakal!" ucap Reksa sambil tersenyum.

Berbeda dengan Reksa yang melewati harinya dengan senyuman, Abel justru tengah frustrasi dengan tindakan gilanya. Gadis itu tak henti-hentinya merutuki diri sendiri dan memaki sambil mengacak-acak rambut. "Apa yang harus aku lakukan saat bertemu dengannya besok?" tanyanya pada diri sendiri.

Suara ketukan pintu membuat Abel merengut, dia tidak suka di ganggu saat pikirannya sedang kacau, namun seseorang di luar sana mengetuknya tanpa henti, mau tidak mau akhirnya Abel membuka pintu kamarnya. "Momy," ujar Abel parau.

"Boleh momy masuk?" tanya Freesia lembut.

Abel melebarkan pintunya dan mempersilahkan sang ibu untuk masuk, gadis itu lalu duduk di tepi tempat tidur di ikuti oleh Freesia. "Ada apa mom?"

"Akhir-akhir ini momy jarang melihatmu di rumah. Pagi-pagi sekali kau sudah keluar rumah dan kau baru kembali saat larut malam. Momy mengkhawatirkanmu, semuanya baik-baik saja kan?" Freesia bertanya seraya mengusap rambut putrinya yang kini berwarna hitam. Sebenarnya wanita paruh baya itu kurang menyukai penampilan baru Abel karena Abel merubah rambut pirang yang menjadi ciri khas keluarga Janzsen serta menyembunyikan mata biru yang menurutnya begitu cantik.

"Jangan cemas mom, semuanya baik-baik saja. Abel sedang sibuk dengan proyek WR Group," jawab Abel apa adanya, dia memang sedang sibuk meski dia tak bisa jujur jika kesibukannya adalah menyamar dan menjadi penyusup di perusahan WR Group.

"Momy tau kau sangat berambisi meneruskan posisi dady, tapi momy harap kau tidak terlalu memaksakan diri!"

Abel tersenyum, gadis itu lalu memeluk Freesia dengan manja. "Jangan berpikir berlebihan mom, aku baik-baik saja. Aku menyukai kesibukanku sekarang. Setelah aku berhasil menduduki kursi CEO, mari kita liburan mom!"

"Momy menantikannya sayang!" Freesia memeluk putrinya dengan erat, rasanya baru kemarin dia menimang Abel dan sekarang gadis kecilnya telah tumbuh dewasa.

Langit telah benar-benar gelap, sebuah mobil sport berhenti di tepi jalan dengan lampu darurat menyala. Seorang gadis berambut panjang sibuk dengan ponselnya, gadis itu tampak panik karena panggilannya tak tersambung. Ya, gadis itu adalah Mia, saat sedang dalam perjalanan pulang tiba-tiba kap mobil yang dia kendarai mengeluarkan asap, terpaksa Mia menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Bagaimana ini, kenapa nona Abel tidak menjawab telefonku?" gumam Mia panik.

Di tengah kekhawatirannya, sebuah mobil menepi tepat di belakang mobilnya, tak lama setelah itu seorang pria keluar dan berjalan menghampiri Mia. "Apa ada masalah dengan mobil anda?" tanya pria itu seraya menatap kap mobil yang masih mengeluarkan asap.

"Tiba-tiba mobil saya mengeluarkan asap," jawab Mia apa adanya.

"Boleh saya memeriksanya?"

Mia tampak ragu, dia takut jika pria itu tidak benar-benar ingin membantunya. Namun dia juga takut mobil Abel semakin rusak jika seseorang tidak segera memeriksanya. "Apa anda montir?"

Pria itu menggeleng pelan. "Bukan!"

"Anda yakin bisa memperbaikinya?" tanya Mia memastikan.

"Tergantung bagaimana kondisi mesin mobil anda. Jadi apa boleh saya memeriksanya?" tanya pria itu lagi dan Mia akhirnya mengangguk setuju.

Pria itu lalu membuka kap mobil dan mulai memeriksa mesin mobil tersebut. Beberapa saat kemudian pria itu kembali ke mobilnya untuk mengambil perkakas. Mia hanya mengamati saat pria itu mulai memperbaiki mobil Abel.

"Coba nyalakan mobilnya!" titah pria itu setelah hampir setengah jam berkutat dengan mesin.

"Ya!" Mia lalu menghidupkan mesin mobil, betapa senangnya gadis itu saat mobil Abel berhasil di perbaiki. Mia lalu menghampiri pria itu sambil membawa sebotol air mineral. "Terima kasih banyak," ucap Mia seraya menawarkan sebotol air mineral kepada pria itu.

"Ya," pria itu meraih botol dari tangan Mia dan menenggak isinya hingga setengah habis.

"Oh ya, berapa biayanya?" tanya Mia dengan polosnya.

Pria itu tersenyum ramah. "Tidak perlu!"

"Jangan begitu tuan, tolong beri tau berapa biayanya!"

"Hem, baiklah kalau anda memaksa. Bagaimana dengan makan malam?"

"Hah?" Mia menatap pria itu dengan wajah bingung.

"Aku Rey, siapa namamu?" pria itu mengulurkan tangan ke arah Mia dan mengganti gaya bicaranya.

Mia meraih tangan yang sedikit kotor itu. "Saya Mia," balasnya memperkenalkan diri.

"Mia?" ulang Rey. "Kenapa nama Mia sangat pasaran," batin Rey saat ingat jika kenalan Reksa juga bernama Mia. "Oh ya Mia, bagaimana dengan tawaranku? Kau mau makan malam bersamaku kan?"

"Maaf tuan Rey, lebih baik saya membayar dengan uang saja!" tolak Mia secara gamblang.

Rey menggaruk pelipisnya, baru kali ini dia di tolak oleh seorang gadis. "Baiklah. Tapi aku tidak menerima uang cash. Berikan nomormu dan aku akan mengirim nomor rekening!"

Dengan polosnya Mia memberikan nomor ponselnya, setelah bertukar nomor gadis itu segera pergi karena dia harus segera mengembalikan mobil milik Abel ke mansion.

Rey menatap kepergian Mia dengan senyuman nakal. "Mia oh Mia, kau membuatku penasaran!"

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

🌻⃟H!dUpb€RsaMa🌞⃠

🌻⃟H!dUpb€RsaMa🌞⃠

Ternyata Rey berjodoh dgn Mia aslinya

2024-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Ambisi seorang gadis muda
2 Reksa Waranggana
3 Rencana Abelia
4 Langkah awal
5 Calon Artis
6 Pertemuan yang di rencanakan
7 Pekerja paruh waktu
8 Bertemu Cakra
9 Tantangan
10 Hari pertama bekerja
11 Tipe idaman
12 Menggoda
13 Dinner
14 Siapa dia?
15 Tertekan
16 Hari apes
17 Cara mengusir yang mendebarkan
18 Dua nama Mia
19 Perasaan suka atau bukan?
20 Mulai cemburu
21 Suka
22 Tidur bersama
23 Kau milikku
24 Ingat tujuanmu Abelia!
25 Pagi pertama setelah bersama
26 Aku tidak suka kebohongan
27 Perasaan aneh
28 Kehangatan seperti apa?
29 Pengakuan cinta
30 Dilema
31 Benci di tinggalkan
32 Pengakuan Cakra
33 Gara gara cemburu
34 Cerita masa lalu
35 Ajakan menikah
36 Kembali fokus
37 Gagal atau pergi
38 Menyadari perasaan
39 Melepas rindu
40 Pengunduran diri Josh
41 Terkuaknya sebuah fakta
42 Kekecewaan
43 Kehilangan
44 Menggila
45 Di pecat
46 Benci tapi cinta
47 Pertemuan antar dua CEO muda
48 Mencintai secara ugal-ugalan
49 Dijodohkan
50 Galau
51 Provokasi
52 Keputusan Reksa
53 Kecelakaan
54 Abelia mengandung
55 Kritis
56 Bertaruh apapun demi Abelia
57 Rapuh
58 Memohon
59 Kejelasan status
60 Lamaran yang tertunda
61 Menikah
62 Aku akan menafkahimu
63 Suami siaga
64 Pergantian posisi
65 Reksa menghilang
66 Pencarian
67 Kabar kematian
68 Apa yang terjadi?
69 Saksi dan bukti
70 Awal kehancuran
71 Sidang pertama
72 Merajuk
73 Sidang putusan
74 Ending...
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Ambisi seorang gadis muda
2
Reksa Waranggana
3
Rencana Abelia
4
Langkah awal
5
Calon Artis
6
Pertemuan yang di rencanakan
7
Pekerja paruh waktu
8
Bertemu Cakra
9
Tantangan
10
Hari pertama bekerja
11
Tipe idaman
12
Menggoda
13
Dinner
14
Siapa dia?
15
Tertekan
16
Hari apes
17
Cara mengusir yang mendebarkan
18
Dua nama Mia
19
Perasaan suka atau bukan?
20
Mulai cemburu
21
Suka
22
Tidur bersama
23
Kau milikku
24
Ingat tujuanmu Abelia!
25
Pagi pertama setelah bersama
26
Aku tidak suka kebohongan
27
Perasaan aneh
28
Kehangatan seperti apa?
29
Pengakuan cinta
30
Dilema
31
Benci di tinggalkan
32
Pengakuan Cakra
33
Gara gara cemburu
34
Cerita masa lalu
35
Ajakan menikah
36
Kembali fokus
37
Gagal atau pergi
38
Menyadari perasaan
39
Melepas rindu
40
Pengunduran diri Josh
41
Terkuaknya sebuah fakta
42
Kekecewaan
43
Kehilangan
44
Menggila
45
Di pecat
46
Benci tapi cinta
47
Pertemuan antar dua CEO muda
48
Mencintai secara ugal-ugalan
49
Dijodohkan
50
Galau
51
Provokasi
52
Keputusan Reksa
53
Kecelakaan
54
Abelia mengandung
55
Kritis
56
Bertaruh apapun demi Abelia
57
Rapuh
58
Memohon
59
Kejelasan status
60
Lamaran yang tertunda
61
Menikah
62
Aku akan menafkahimu
63
Suami siaga
64
Pergantian posisi
65
Reksa menghilang
66
Pencarian
67
Kabar kematian
68
Apa yang terjadi?
69
Saksi dan bukti
70
Awal kehancuran
71
Sidang pertama
72
Merajuk
73
Sidang putusan
74
Ending...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!