Pekerja paruh waktu

Dering alarm menggelegar di dalam kamar bernuansa merah muda, sebuah tangan mungil nan panjang keluar dari dalam selimut dan mencari sumber kebisingan tersebut. Tangan yang memiliki jemari lentik itu meraba nakas yang berada di samping tempat tidur, namun sialnya dia tak menemukan apa yang di cari.

"Sial!" umpatan Abel dari dalam selimut, gadis itu terpaksa bangun meski nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Abel meraih jam weker yang jaraknya cukup jauh, pantas saja tangannya tak dapat menjangkaunya karena dia sengaja meletakkannya di ujung meja. Rasa kantuk masih menguasai Abel, gadis itu kembali memejamkan mata sebelum akhirnya dia ingat tujuannya bangun pagi. Kedua kelopak mata Abel terbuka sempurna, gadis itu menepuk kedua sisi wajahnya dengan tangan. "Ayo bangun Abel, kau harus mendapatkan proyek WR Group!" ucap Abel pada dirinya sendiri

Ambisi mengalahkan segalanya, pukul lima pagi Abel telah siap dan keluar dari kamar. Karena terlalu pagi, mansion masih begitu sepi, hanya terdengar beberapa suara pelayan dari arah dapur. Bak seorang maling, Abel keluar dari mansionnya secara diam-diam. Abel menghela nafas lega setelah berhasil keluar tanpa di ketahui oleh siapapun.

Abel memarkirkan mobilnya di basement sebuah apartemen mewah di pusat kota, gadis itu lalu menuju lantai teratas dimana Reksa tinggal. Ya, pagi ini Abel akan menyamar sebagai tukang bersih-bersih di apartemen Reksa. Demi mendapatkan apa yang di inginkan, Abel rela melakukan apa saja termasuk menyamar menjadi seorang pembantu.

Pintu apartemen terbuka setelah Abel menekan bel beberapa kali, Abel memasang ekspresi terkejut saat melihat Reksa membukakan pintu untuknya. "Tuan Reksa," pekik Abel tanpa berkedip, kali ini gadis itu benar-benar terkejut dengan penampilan Reksa yang begitu alami, rambut yang tak tertata serta mata sayu karena baru bangun tidur.

"Mia!" ujar Reksa kaget, pria itu terlihat salah tingkah, mungkin karena Abel melihat penampilan alaminya. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Reksa seraya merapikan rambut yang berantakan.

"Ah, saya menggantikan rekan kerja saya yang sakit tuan!" jawab Abel bohong, faktanya tukang bersih-bersih di apartemen Reksa telah di beri sejumlah uang oleh Abel dengan syarat Abel yang akan menggantikannya bersih-bersih di apartemen Reksa.

"Oh, masuklah!"

"Hm," Abel lalu mengikuti Reksa masuk ke dalam apartemen, gadis itu menatap sekeliling dan mulai menyesali keputusannya sendiri karena apartemen Reksa begitu besar dan pastinya dia harus bekerja keras untuk membersihkannya.

"Kau sudah tau tugasmu kan?" tanya Reksa memastikan.

"Sudah tuan!"

"Aku ada di kamar, cari aku kalau kau butuh sesuatu!"

"Baik tuan!"

Setelah Reksa masuk ke dalam kamarnya, Abel memulai pekerjaannya. Gadis itu menghela nafas berkali-kali, namun anggap saja semua itu perjuangannya demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Sesuai petunjuk dari tukang bersih-bersih yang dia bayar, hal.pertama yang harus Abel lakukan adalah mencuci. Abel lalu bergegas ke ruang cuci, gadis itu menatap keranjang berisi tumpukan baju kotor. "It's okay Abel, selama di luar negeri kau sudah terbiasa mencuci bajumu sendiri!" batin Abel menyemangati dirinya sendiri. Namun semangat Abel seketika runtuh saat dia menemukan beberapa celana dalam di antara tumpukan baju kotor itu. "It's okay, ini hanya celana dalam!"

Sudah lebih dari satu jam Abel berkutat dengan pekerjaan, untung saja peralatan kebersihan Reksa semuanya modern sehingga Abel tidak terlalu kelelahan. Setelah selesai membersihkan rumah, tugas terakhir yang Abel miliki adalah menyetrika baju, namun sialnya Abel tidak memiliki kemampuan untuk bermain dengan setrika. "Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?" Abel mondar-mandir sambil menatap baju yang siap di setrika, namun karena tak ingin melakukan kesalahan Abel memutuskan untuk memberi tahu Reksa tentang ketidakmampuannya dalam menyetrika baju.

"Permisi tuan," ucap Abel setelah mengetuk pintu kamar Reksa. Tak lama kemudian pria itu keluar dari kamar dan penampilannya sudah jauh lebih rapi dari sebelumnya.

"Ada apa?"

"Mm, sebenarnya saya tidak pandai menyetrika baju. Saya lihat baju-baju anda semuanya mahal, saya takut akan merusah baju anda tuan. Bagaimana kalau saya membawa baju anda ke laundry, anda bisa memotong upah saya untuk biaya laundry," ucap Abel dengan wajah memelas.

"Biarkan saja, aku yang akan membawanya ke laundry!"

Abel menatap Reksa dengan sorot heran, untuk seorang CEO sebuah perusahaan besar Abel menilai sikap Reksa cukup baik karena tidak menyalahkan Abel atas ketidakmampuannya dalam bekerja. "Anda tidak akan melaporkan saya ke atasan saya kan?"

"Tidak!"

"Terima kasih tuan. Karena semua pekerjaan sudah selesai, saya pamit pulang!"

"Tunggu sebentar!" tahan Reksa.

"Apa anda perlu sesuatu?" Abel mulai cemas, dia takut Reksa akan menyuruhnya melakukan pekerjaan lain.

"Kau sudah sarapan?"

"Eh?" Abel terkejut dengan pertanyaan Reksa yang di luar dugaannya.

"Kau sudah sarapan?" Reksa mengulangi pertanyaannya karena dia pikir Abel tidak mendengar pertanyaannya.

"Belum," Abel menjawab dengan jujur, mana mungkin dia sudah sarapan sementara dia keluar dari rumah saat anggota keluarganya masih tidur.

Di saat yang sama, bel apartemen berbunyi. Reksa bergegas membuka pintu sementara Abel masih terpaku di tempatnya sambil memperhatikan Reksa dari kejauhan.

"Aku membeli bubur, ayo kita sarapan!" ucap Reksa sambil berjalan menuju dapur.

"Kenapa dia baik sekali?" batin Abel curiga, namun Abel menerima ajakan sarapan bersama, dengan begitu Abel pikir mereka akan semakin dekat dan Abel akan semakin mudah mencari tau tentang kriteria kontraktor yang Reksa inginkan.

"Duduklah!" titah Reksa seraya menunjuk kursi meja makan.

Abel lalu duduk, tatapannya tertuju pada semangkuk bubur yang beberapa waktu lalu hampir membakar kulitnya.

"Kenapa? Kau jadi teringat dengan Li Feng?" tebak Reksa tepat sasaran.

Abel menatap Reksa sambil tersenyum. "Hem," jawabnya sambil mengangguk.

"Apa kau ingin makan yang lain?"

"Tidak perlu, lagi pula bubur ini tidak bersalah! Selamat makan tuan!"

"Ya!"

Setelah sarapan, Abel berinisiatif untuk mencuci piring, dia ingin meninggalkan kesan baik di hadapan Reksa meski sebenarnya dia takut sabun pencuci piring akan membuat kulit tangannya mengelupas.

"Jadi berapa banyak pekerjaan yang kau miliki?" tanya Reksa penasaran.

"Setelah di pecat dari Li Feng saya hanya memiliki tiga pekerjaan paruh waktu!"

"Kau tidak ingin bekerja di perusahaan?"

Abel menyeka tangannya dengan kain, gadis itu lalu berbalik dan menatap Reksa yang masih duduk dikursi meja makan. "Tentu saja saya ingin. saya sedang menunggu panggilan interview di J&J Company dan WR Group!"

"WR Group?" ulang Reksa.

"Hem, saya berharap bisa bekerja di WR Group!"

"Apa alasannya?"

"Apalagi kalau bukan karena gaji yang besar tuan," jawab Abel asal.

"Hanya karena itu?"

"Hem," Abel mengangguk pelan.

"Kalau boleh tau kau lulusan dari sekolah mana?"

Deg...

Abel tiba-tiba gugup dan merasa Reksa sedang mewawancarainya. "Saya lulusan Universitas X jurusan bisnis dan management!"

"Oh. Semoga kau beruntung!"

"Terima kasih banyak doanya tuan!"

Tak ingin di cecar pertanyaan lagi, Abel buru-buru pamit dengan alasan dia masih memiliki pekerjaan di tempat lain. Jantung Abel hampir berhenti berdetak saat Reksa menanyakan beberapa hal padanya.

Sementara itu, mansion di buat geger karena Freesia tak menemukan Abel dimanapun. Bukan hanya itu, Freesia juga tidak bisa menghubungi putrinya, dia juga sudah bertanya kepada pelayan dan tak ada satupun yang melihat Abel.

"Maaf nyonya, pagi-pagi sekali nona Abel keluar mengendarai mobilnya," ucap petugas keamanan yang bekerja di mansion.

"Kemana Abel pergi?"

"Saya juga tidak tau nyonya, mungkin nona Abel sedang berolahraga!"

Freesia begitu cemas, dia takut Abel minggat dari rumah karena Josh memberikan syarat yang sulit untuk Abel sebelum memimpin perusahaan.

Kepanikan Freesia akhirnya mereda saat mobil sport yang di kendarai Abel berhenti di halaman mansion.

"Abel, dari mana saja kau nak? Momy sangat cemas," ucap Freesia seraya memeluk putrinya.

Abel melirik Josh yang berdiri di sebelah mereka. "Maaf mom, Abel keluar untuk menjalankan misi!"

Freesia melepaskan pelukannya dan menatap putrinya penuh tanya. "Misi apa?"

"Misi mendapatkan proyek WR Group!"

BERSAMBUNG...

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Yusi Lestari

Yusi Lestari

meskipun caramu salah tp aku salut dg perjuanganmu Abel

2023-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Ambisi seorang gadis muda
2 Reksa Waranggana
3 Rencana Abelia
4 Langkah awal
5 Calon Artis
6 Pertemuan yang di rencanakan
7 Pekerja paruh waktu
8 Bertemu Cakra
9 Tantangan
10 Hari pertama bekerja
11 Tipe idaman
12 Menggoda
13 Dinner
14 Siapa dia?
15 Tertekan
16 Hari apes
17 Cara mengusir yang mendebarkan
18 Dua nama Mia
19 Perasaan suka atau bukan?
20 Mulai cemburu
21 Suka
22 Tidur bersama
23 Kau milikku
24 Ingat tujuanmu Abelia!
25 Pagi pertama setelah bersama
26 Aku tidak suka kebohongan
27 Perasaan aneh
28 Kehangatan seperti apa?
29 Pengakuan cinta
30 Dilema
31 Benci di tinggalkan
32 Pengakuan Cakra
33 Gara gara cemburu
34 Cerita masa lalu
35 Ajakan menikah
36 Kembali fokus
37 Gagal atau pergi
38 Menyadari perasaan
39 Melepas rindu
40 Pengunduran diri Josh
41 Terkuaknya sebuah fakta
42 Kekecewaan
43 Kehilangan
44 Menggila
45 Di pecat
46 Benci tapi cinta
47 Pertemuan antar dua CEO muda
48 Mencintai secara ugal-ugalan
49 Dijodohkan
50 Galau
51 Provokasi
52 Keputusan Reksa
53 Kecelakaan
54 Abelia mengandung
55 Kritis
56 Bertaruh apapun demi Abelia
57 Rapuh
58 Memohon
59 Kejelasan status
60 Lamaran yang tertunda
61 Menikah
62 Aku akan menafkahimu
63 Suami siaga
64 Pergantian posisi
65 Reksa menghilang
66 Pencarian
67 Kabar kematian
68 Apa yang terjadi?
69 Saksi dan bukti
70 Awal kehancuran
71 Sidang pertama
72 Merajuk
73 Sidang putusan
74 Ending...
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Ambisi seorang gadis muda
2
Reksa Waranggana
3
Rencana Abelia
4
Langkah awal
5
Calon Artis
6
Pertemuan yang di rencanakan
7
Pekerja paruh waktu
8
Bertemu Cakra
9
Tantangan
10
Hari pertama bekerja
11
Tipe idaman
12
Menggoda
13
Dinner
14
Siapa dia?
15
Tertekan
16
Hari apes
17
Cara mengusir yang mendebarkan
18
Dua nama Mia
19
Perasaan suka atau bukan?
20
Mulai cemburu
21
Suka
22
Tidur bersama
23
Kau milikku
24
Ingat tujuanmu Abelia!
25
Pagi pertama setelah bersama
26
Aku tidak suka kebohongan
27
Perasaan aneh
28
Kehangatan seperti apa?
29
Pengakuan cinta
30
Dilema
31
Benci di tinggalkan
32
Pengakuan Cakra
33
Gara gara cemburu
34
Cerita masa lalu
35
Ajakan menikah
36
Kembali fokus
37
Gagal atau pergi
38
Menyadari perasaan
39
Melepas rindu
40
Pengunduran diri Josh
41
Terkuaknya sebuah fakta
42
Kekecewaan
43
Kehilangan
44
Menggila
45
Di pecat
46
Benci tapi cinta
47
Pertemuan antar dua CEO muda
48
Mencintai secara ugal-ugalan
49
Dijodohkan
50
Galau
51
Provokasi
52
Keputusan Reksa
53
Kecelakaan
54
Abelia mengandung
55
Kritis
56
Bertaruh apapun demi Abelia
57
Rapuh
58
Memohon
59
Kejelasan status
60
Lamaran yang tertunda
61
Menikah
62
Aku akan menafkahimu
63
Suami siaga
64
Pergantian posisi
65
Reksa menghilang
66
Pencarian
67
Kabar kematian
68
Apa yang terjadi?
69
Saksi dan bukti
70
Awal kehancuran
71
Sidang pertama
72
Merajuk
73
Sidang putusan
74
Ending...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!