Dinner

"Lalu saya akan menantikannya," ucapan Abel terus terngiang di kepala Reksa membuat pria itu merasaan sesuatu yang aneh menggelitik hatinya. Tidak seperti biasanya, hari ini Reksa ingin pulang lebih awal dan mengajak Abel untuk makan malam bersama. Reksa lalu menyuruh Rey datang ke kantornya, tak berselang lama Rey masuk dan langsung menghadap sang atasan. "Batalkan jadwalku sore ini!" titah Reksa seraya menutup berkas yang tengah dia kerjakan.

"Tiba-tiba?" tanya Rey heran, tak biasanya Reksa membatalkan jadwal kerjanya secara mendadak.

Reksa mengangkat kepala dan menatap Rey dengan tajam. "Kenapa? Kau keberatan?"

"Tidak. Bukan begitu, hanya saja tidak biasanya anda membatalkan jadwal anda! Saya akan membatalkan segera!" tatapan Reksa membuat Rey takut, pria itu segera keluar untuk menjalankan tugas dari sang atasan. Setelah semua pekerjaan Reksa di batalkan, tiba-tiba Rey teringat akan sesuatu. Tadi pagi dia tak sengaja mencuri dengar percakapan antara Reksa dan Abel. "Jangan-jangan?" batin Rey penasaran.

Hanya untuk mengirim.pesan singkat saja, Reksa membutuhkan waktu hampir setengah jam, pria itu berkutat dengan ponselnya dan beberapa kali menghapus isi pesan yang akan dia kirimkan ke Abel. "Aku senggang hari ini, ayo kita makan malam bersama!" Reksa kembali membaca pesannya, dia juga kembali menghapusnya karena dia merasa isi pesannya terlalu bersemangat.

Reksa menyugar ramburnya frustrasi, dia tak mengira mengajak seorang gadis keluar lebih sulit dari pada mendapatkan proyek bernilai ratusan juta.

"Aku senggang sore ini!"

Ya, akhirnya pesan singkat itulah yang dia kirimkan untuk Abel. Setelahnya dia kembali gelisah menunggu balasan pesan dari gadis itu.

Ting...

Reksa begitu bersemangat mendengar notifikasi pesan masuk, pria itu segera meraih ponselnya. Namun raut wajahnya seketika kecewa, bukannya mendapat balasan pesan dari Abel, dia justru mendapat pesan dari operator seluler.

Berbeda dengan Reksa yang sedang menunggu balasan pesan, Abel justru dengan sengaja mengulur waktu untuk membalas pesan Reksa. Bukan tanpa alasan, Abel sedang menunggu balasan pesan dari Mia, dia ingin tau restoran mana yang sering Mia datangi bersama teman-temannya, dengan begitu penyamarannya sebagai Mia akan semakin sempurna.

Sebagai gadis yang cukup teliti, Abel memeriksa ulasan restoran yang sering di datangi Mia. Meski tidak termasuk dalam jejeran restoran bintang lima, namun restoran yang Mia rekomendasikan memiliki rating yang cukup tinggi.

Abel lalu mengirim lokasi kepada Reksa, tak lupa dia juga mengirim pesan singkat untuk pria itu. "Saya tunggu pukul 7!"

Sesuai rencananya, Abel ingin memikat Reksa dengan kecantikan yang dia miliki. Untuk itu sepulang kerja Abel bergegas menuju salon langganannya untuk menata rambut dan berdandan secantik mungkin. Perannya sebagai Mia tentu tak terlupakan, gadis itu memakai dress murahan yang dia beli di emperan mall bersama Mia.

Abel menatap pantulan dirinya di cermin, gadis itu berputar-putar untuk memastikan penampilannya telah sempurna. "Pakaian murah pun kalau aku yang memakainya akan terlihat mahal," puji Abel.pada dirinya sendiri.

Tepat pukul tujuh malam, Abel lebih dulu tiba di restoran, gadis itu menunggu Reksa di depan restoran sambil memeriksa jam di ponselnya. Sudah lima menit sejak dia menunggu, namun Reksa belum juga datang.

Reksa sedikit kebingungan mencari alamat restoran yang di pilih oleh Abel, beruntung dia segera menemukan tempat tersebut. Dari kejauhan Reksa melihat seorang gadis berdiri di depan restoran, meski tak yakin jika gadis itu adalah Abel, namun Reksa tetap menghampirinya.

"Mia," panggil Reksa setengah ragu.

Merasa nama samarannya di panggil, Abel sontak menoleh, gadis itu tersenyum melihat kedatangan Reksa. Berbeda dengan Reksa, pria itu membeku di tempat, penampilan Abel sangatlah berbeda, gadis itu tampak begitu cantik dalam balutan dress berwarna peach yang kontras dengan kulitnya.

"Ayo masuk, saya sudah lapar!" Abel berjalan masuk, namun gadis itu kembali menoleh karena Reksa tak kunjung bergerak. "Tuan Reksa!" panggil Abel dengan suara yang sedikit keras.

"Eh," Reksa tersadar dari pesona Abel, tiba-tiba saja dia gugup.

"Ayo masuk!" ajak Abel lagi.

"Ya!"

Reksa menatap semangkuk Lamian yang berada di atas meja, seketika memorinya berkelana ke masa lalu dimana ibunya masih hidup.

"Anda tidak menyukainya?" tanya Abel saat menyadari ekspresi aneh di wajah Reksa.

"Tidak!"

"Lalu kenapa anda hanya menatapnya? Mie nya akan mengembang kalau anda tidak segera memakannya!"

"Aku akan memakannya!"

Sialnya, justru Abel yang tak menyukai hidangan makan malamnya. Namun gadis itu terpaksa menghabiskan makanan tersebut demi kelancaran rencananya. "Saya permisi ke kamar mandi sebentar ya!"

Di kamar mandi Abel langsung memuntahkan semua isi perutnya, terlahir di tengah keluarga konglomerat membuat Abel sedikit pemilih tentang makanan. Abel menyeka ujung matanya yang berair, sungguh perjuangannya tidaklah mudah. "Ini bukan apa-apa Abel, kedepannya kau pasti akan menemukan kesulitan yang lebih besar!"

Setelah berhasil menenangkan isi perut, Abel kembali ke mejanya dan Reksa telah menghabiskan makanannya. "Bagaimana rasanya?" tanya Abel seraya menatap Reksa.

"Rasanya tidak berubah!"

"Tidak berubah? Berarti anda sering kesini?" Abel semakin penasaran.

"Dulu!"

"Pasti dengan kekasih anda ya?" tebak Abel.

"Aku tidak pernah pacaran!"

Bola mata Abel membesar sempurna, dia tak percaya pria mapan dan tampan seperti Reksa belum pernah berpacaran.

Tunggu, tunggu..

Apa ini? Kenapa tiba-tiba Abel memuji Reksa tampan?

"Jangan bohong tuan!" ujar Abel tak percaya.

"Kau gadis pertama yang duduk satu meja denganku!" tegas Reksa dengan tatapan tajam namun memabukkan.

Glek...

Abel meneguk ludahnya dengan kasar. Gawa! Gadis itu sepertinya terpengaruh dengan ucapan Reksa. Lihat saja, kini wajahnya mulai bersemu merah dan jantungnya berdetak dengan cepat. "Apa artinya saya gadis yang cukup spesial?"

Reksa tak memberi jawaban, setelah meneguk segelas air putih, pria itu beranjak dari duduknya. "Aku akan mengantarmu pulang!"

"Hah?" Abel terkejut, dia mendungak sambil menatap Reksa. "Tidak perlu tuan, saya bisa pulang sendiri!" tolak Abel dengan cepat.

"Ini bukan tawaran, tapi perintah!"

Abel kembali terkejut saat tiba-tiba Reksa meraih tangannya dan menarik gadis itu keluar dari restoran. Abel adalah gadis yang cukup dominan, namun kali ini dia kalah telak di hadapan Reksa. Bayangkan saja, seorang Abelia membiarkan Reksa menarik tangannya dan tidak menunjukan penolakan sedikitpun.

"Bebel!"

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Ambisi seorang gadis muda
2 Reksa Waranggana
3 Rencana Abelia
4 Langkah awal
5 Calon Artis
6 Pertemuan yang di rencanakan
7 Pekerja paruh waktu
8 Bertemu Cakra
9 Tantangan
10 Hari pertama bekerja
11 Tipe idaman
12 Menggoda
13 Dinner
14 Siapa dia?
15 Tertekan
16 Hari apes
17 Cara mengusir yang mendebarkan
18 Dua nama Mia
19 Perasaan suka atau bukan?
20 Mulai cemburu
21 Suka
22 Tidur bersama
23 Kau milikku
24 Ingat tujuanmu Abelia!
25 Pagi pertama setelah bersama
26 Aku tidak suka kebohongan
27 Perasaan aneh
28 Kehangatan seperti apa?
29 Pengakuan cinta
30 Dilema
31 Benci di tinggalkan
32 Pengakuan Cakra
33 Gara gara cemburu
34 Cerita masa lalu
35 Ajakan menikah
36 Kembali fokus
37 Gagal atau pergi
38 Menyadari perasaan
39 Melepas rindu
40 Pengunduran diri Josh
41 Terkuaknya sebuah fakta
42 Kekecewaan
43 Kehilangan
44 Menggila
45 Di pecat
46 Benci tapi cinta
47 Pertemuan antar dua CEO muda
48 Mencintai secara ugal-ugalan
49 Dijodohkan
50 Galau
51 Provokasi
52 Keputusan Reksa
53 Kecelakaan
54 Abelia mengandung
55 Kritis
56 Bertaruh apapun demi Abelia
57 Rapuh
58 Memohon
59 Kejelasan status
60 Lamaran yang tertunda
61 Menikah
62 Aku akan menafkahimu
63 Suami siaga
64 Pergantian posisi
65 Reksa menghilang
66 Pencarian
67 Kabar kematian
68 Apa yang terjadi?
69 Saksi dan bukti
70 Awal kehancuran
71 Sidang pertama
72 Merajuk
73 Sidang putusan
74 Ending...
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Ambisi seorang gadis muda
2
Reksa Waranggana
3
Rencana Abelia
4
Langkah awal
5
Calon Artis
6
Pertemuan yang di rencanakan
7
Pekerja paruh waktu
8
Bertemu Cakra
9
Tantangan
10
Hari pertama bekerja
11
Tipe idaman
12
Menggoda
13
Dinner
14
Siapa dia?
15
Tertekan
16
Hari apes
17
Cara mengusir yang mendebarkan
18
Dua nama Mia
19
Perasaan suka atau bukan?
20
Mulai cemburu
21
Suka
22
Tidur bersama
23
Kau milikku
24
Ingat tujuanmu Abelia!
25
Pagi pertama setelah bersama
26
Aku tidak suka kebohongan
27
Perasaan aneh
28
Kehangatan seperti apa?
29
Pengakuan cinta
30
Dilema
31
Benci di tinggalkan
32
Pengakuan Cakra
33
Gara gara cemburu
34
Cerita masa lalu
35
Ajakan menikah
36
Kembali fokus
37
Gagal atau pergi
38
Menyadari perasaan
39
Melepas rindu
40
Pengunduran diri Josh
41
Terkuaknya sebuah fakta
42
Kekecewaan
43
Kehilangan
44
Menggila
45
Di pecat
46
Benci tapi cinta
47
Pertemuan antar dua CEO muda
48
Mencintai secara ugal-ugalan
49
Dijodohkan
50
Galau
51
Provokasi
52
Keputusan Reksa
53
Kecelakaan
54
Abelia mengandung
55
Kritis
56
Bertaruh apapun demi Abelia
57
Rapuh
58
Memohon
59
Kejelasan status
60
Lamaran yang tertunda
61
Menikah
62
Aku akan menafkahimu
63
Suami siaga
64
Pergantian posisi
65
Reksa menghilang
66
Pencarian
67
Kabar kematian
68
Apa yang terjadi?
69
Saksi dan bukti
70
Awal kehancuran
71
Sidang pertama
72
Merajuk
73
Sidang putusan
74
Ending...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!