Langkah penuh percaya diri Abel tampilkan pagi ini, gadis itu bersikap seolah tidak terjadi apapun meski di dalam hati dia terus berdoa agar tidak bertemu Reksa hari ini. Sialnya doanya tak terkabul, dari jauh dia melihat Reksa datang bersama Rey. Sembunyi? Tentu saja tidak, bukan Abel namanya jika dia menghindar.
"Selamat pagi," sapa Abel dengan ramah, tak lupa gadis itu menundukkan kepala saat berpapasan dengan Reksa, lalu dengan santai dia kembali berjalan menuju ruang kerjanya.
Reksa merasa aneh karena Abel tampak begitu santai, pria itu berbalik dan menatap punggung Abel yang semakin jauh. "Kenapa hanya aku yang gugup?" batinnya tak nyaman.
Abel menghela nafas panjang begitu dia duduk di kursinya, dia sempat menahan nafas saat berpapasan dengan Reksa, beruntung Reksa tak mengucapkan sepatah katapun dan membahas masalah ciuman pipi kemarin.
"Kau baik-baik saja?"
Pertanyaan tersebut membuat Abel terlonjak kaget, gadis itu menoleh sambil mengusap dadanya. "Kau mengagetkanku Cakra!" ujar Abel seraya menatap Cakra yang kini berdiri di hadapannya.
Cakra tersenyum lebar hingga menampilkan deretan giginya yang putih. "Maaf Mia. Hmm, bagaimana kondisimu? Maaf ya, kemarin aku tidak bisa menemanimu di rumah sakit," ucapnya dengan wajah menyesal.
"Tidak papa kok, setelah kau pergi kerabatku juga datang. Sekarang aku baik-baik saja," ya kerabat, Abel tidak mungkin berkata jujur jika Reksa yang datang menemaninya selama di rumah sakit.
"Syukurlah kalau begitu. Aku sangat mencemaskanmu!"
Abel bisa melihat ketulusan dari sorot mata Cakra, gadis itu bersorak dalam hati karena berhasil mendekati kedua pewaris WR Group. "Lain kali aku traktir makan sebagai ucapan terima kasih karena kau telah mengantarku ke rumah sakit. Kira-kira kapan kau punya waktu?"
"Besok," sahut Cakra dengan cepat dan penuh semangat.
"Oke, besok aku akan mengirim alamat restorannya kepadamu!"
"Ya!" keduanya saling melempar senyum, namun entah senyuman itu tulus atau ada maksud tersembunyi di balik senyuman mereka.
Seharian mood Reksa menjadi buruk gara-gara Abel bersikap santai saat mereka berpapasan. pria itu uring-uringan dan melampiaskannya kekesalannya kepada karyawannya. Reksa tak mengerti kenapa hanya dia yang gugup saat bertemu, apakah ciuman kemarin tidak ada artinya bagi Abel? Entah, hanya Abel yang tau jawabannya.
"Rey, kemarilah!"
Dalam hitungan detik Rey sudah berada di ruangan Reksa, pria berkacamata itu menunduk karena tak berani menatap atasannya.
"Apa artinya jika seorang wanita tiba-tiba mencium seorang pria?" tanya Reksa setelah cukup lama diam.
Pertanyaan Reksa membuat Rey terkejut, pria itu reflek mengangkat kepala dan menatap Reksa dengan tatapan penuh selidik. "Gadis mana yang berani mencium anda?" bukannya menjawab, Rey justru melayangkan pertanyaan kepada Reksa.
"Bukan aku. Ini soal kenalanku," kilah Reksa mencari alasan, dia terlalu malu untuk mengakui jika pria yang dia maksud adalah dirinya sendiri.
"Ah begitu," sahut Rey menahan senyum. "Menurut saya, jika seorang wanita mencium seorang pria itu tandanya wanita itu menyimpan perasaan kepada si pria," sambungnya memberi jawaban.
"Lalu kenapa saat bertemu gadis itu begitu santai seolah tidak terjadi apapun?"
Sepertinya Rey tau wanita mana yang di maksud oleh Reksa dan Rey juga tau alasan kenapa kemarin mood Reksa begitu baik dan hari ini sebaliknya. "Tuan, begitulah wanita. Rumit dan sulit di pahami. Jika dia tiba-tiba bersikap biasa saja bukan berarti dia merasa begitu, dia hanya sedang berakting, dia ingin tau bagaimana sikap si pria!"
"Lalu bagaimana si pria harus bersikap?" Reksa bertanya dengan wajah serius.
"Temui dia, ajak bicara dengan serius lalu katakan apa yang sebenarnya pria itu rasakan!"
Reksa terdiam, sementara dia saja belum yakin dengan perasaannya sendiri.
"Jadi apa anda menyukai wanita itu?" tanya Rey dan tanpa sadar Reksa mengangguk pelan.
"Aku belum yakin," akunya, detik berikutnya dia meralat kata-katanya. "Maksudku Kenalanku belum yakin dengan perasaannya!"
"Hm, katakan pada kenalan anda, seorang pria harus begerak cepat, jangan sampai wanita itu di ambil oleh pria lain. Apa wanita itu cantik?"
"Hem, sangat cantik," lagi-lagi Reksa menjawabnya tanpa sadar.
Rey tersenyum samar, baru kali ini dia melihat Reksa menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu. "Yakinkan perasaan anda, jika benar anda tertarik dengan gadis itu maka kejarlah. Jika tidak, jangan memberi harapan kepada seorang gadis!"
"Benarkah aku menyukainya?"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments