Pertemuan yang di rencanakan

Reksa sedang memimpin rapat yang membahas pembangunan resort WR Group yang rencananya akan di bangun di Bali dalam enam bulan ke depan. Dalam rapat tersebut, Reksa meninjau beberapa proposal dari perusahaan konstruksi yang berniat menjalin kerja sama dengan perusahaannya. Namun dari sekian banyaknya proposal, tak ada satupun yang menarik perhatian Reksa.

"Proposal dari J&J Company cukup bagus, rekam jejak mereka juga tidak perlu di ragukan lagi," usul salah satu petinggi WR Group.

Reksa lalu membaca proposal J&J Company, meski secara keseluruhan proposal tersebut cukup bagus, namun Reksa belum menemukan sesuatu yang menarik dalam proposal tersebut. "Mereka sudah mengirim empat proposal yang sama. Sebagai perusahaan kontruksi yang terkenal, bukankah seharusnya mereka melakukan evaluasi lagi ketika kita menolak proposal mereka?" sahut Reksa seraya menatap orang yang memberi usulan sebelumnya.

"Tapi rencana pembangunan semakin dekat dan kita belum menemukan perusahan konstruksinya!" sahut yang lain.

"Kita masih memiliki waktu enam bulan!" jawab Reksa tegas.

"Bagaimana kalau kita tidak menemukan kontraktor yang sesuai dengan kriteria anda?"

"Simpel saja, kita tunda pembangunannya!"

Semua orang terkejut mendengar jawaban Reksa, kali ini mereka kurang mendukung keputusan Reksa yang dinilai terlalu main-main dalam menangani proyek pembangunan resort dengan nilai Milyaran dollar tersebut.

"Tapi...

"Rapat selesai!" potong Reksa sebelum mendapat protes dari yang lainnya, pria itu lalu keluar dari ruang rapat dan kembali ke ruangannya bersama Rey.

Di kursi kebesarannya, Reksa duduk sambil memijat pangkal hidungnya. Meski terlihat santai, sebenarnya Reksa menyimpan kekhawatiran karena sampai detik ini dia belum menemukan kontraktor yang sepemahaman dengannya.

Ketukan pintu mengakhiri lamunan panjang Reksa, pria itu menatap Rey yang tengah berjalan ke arahnya. "Ada apa?" tanya Reksa tak bersemangat.

"Tuan Wiranggana datang," jawab Rey seraya menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka. Tak lama kemudian, seorang pria tua dengan tongkat di tangannya masuk ke dalam ruangan tersebut. Reksa tampak kurang senang dengan kedatangan ayahnya, meski demikian pria itu segera beranjak dari duduknya untuk menyambut kedatangan Wiranggana.

"Apa yang membawa ayah kemari?" tanya Reksa tanpa basa-basi, pasalnya Waranggana hanya akan datang ke perusahaan jika terjadi sesuatu di kantor.

"Sudah lama kita tidak bertemu dan begini caramu menyapa ayah?" jawab Wiranggana dengan mimik kecewa. Pria tua itu lantas duduk di single sofa lalu di ikuti Reksa, keduanya duduk dengan jarak yang cukup jauh. Sementara itu Rey bergegas keluar karena dia tak ingin berada di tengah situasi yang canggung.

"Bagaimana kabar ayah?" tanya Reksa setelah keduanya duduk.

"Seperti yang kau lihat, ayah selalu baik!"

"Syukurlah!"

"Sudah lama kau tak pernah pulang, nanti malam pulanglah untuk makan malam bersama. Adikmu baru saja kembali dari luar negeri, ayah ingin kita berkumpul!" ucap Waranggana dengan nada memaksa.

"Aku sibuk!" tolak Reksa secara langsung.

"Ini perintah!" tegas Waranggana.

Reksa menghela nafas panjang karena sang ayah selalu memaksakan kehendaknya. "Akan aku usahakan. Sekarang aku sibuk, sebaiknya ayah pulang!" Reksa lalu berdiri dan kembali ke kursinya, pria itu mulai menyibukkan diri dengan pekerjaan tanpa memperdulikan Waranggana yang masih berada di ruangannya.

Waranggana menatap Reksa dengan tatapan yang sukar di jelaskan, sejak kematian sang ibu, Reksa memang menjadi lebih tertutup dan menjaga jarak dengannya. "Masalah Resort, cepat putuskan pihak kontraktor mana yang akan kau pilih. Para pemegang saham mulai meragukan kinerjamu!" ucap Waranggana sebelum keluar dari ruangan Reksa.

Reksa menutup dokumennya, dia lalu menatap sang ayah yang sudah berada di dekat pintu. "Ya!" jawabnya singkat.

Makan malam bersama keluarga adalah momok yang paling menyebalkan bagi Reksa karena dia harus bertemu dengan ibu dan adik tirinya. Namun demi menghormati sang ayah, Reksa akhirnya pulang ke rumah keluarganya seorang diri dan membiarkan Rey pulang lebih awal.

"Kau akhrinya pulang juga nak," sambut Maharani, ibu tiri Reksa.

"Hem," sahut Reksa cuek, pria itu lalu pergi ke ruang makan karena kedatangannya hanya untuk makan malam bersama. Reksa berdiri sambil menatap Wiranggana yang sedang bercakap-cakap dengan seorang pemuda yang tak asing lagi bagi Reksa. Pemuda itu adalah Cakra Waranggana, adik tirinya dari pernikahan Waranggana dan Maharani.

"Kau sudah datang? Kemarilah!" ucap Waranggana begitu melihat Reksa.

Cakra menoleh ke arah Reksa, pemuda itu lalu berdiri dan menghampiri kakaknya. Layaknya kakak beradik yang akur, Cakra langsung memeluk Reksa meski akhirnya Reksa mendorong tubuhnya. "Bagaimana kabar kakak?" tanya Cakra dengan ramah, meski jauh di dalam hatinya dia begitu kesal karena Reksa kasar kepadanya.

"Baik!" Reksa hanya memberikan jawaban singkat.

Cakra memasang wajah kecewa karena Reksa masih saja menjaga jarak dengannya. "Mulai besok aku akan bekerja di perusahaan kak!" Cakra kembali membuka topik pembicaraan dengan harapan dia bisa lebih dekat dengan Reksa.

Reksa menatap Waranggana dengan tajam. "Apa benar dia akan bekerja di perusahaan? Kenapa ayah tidak bicara padaku terlebih dulu?" cecar Reksa dengan rahang mengatup.

"Kenapa ayah harus bicara dulu padamu. Cakra juga putraku dan dia berhak bekerja di perusahaan itu!"

Reksa tersenyum sinis, dia lalu menatap Cakra dan Maharani secara bergantian. "Dia memang putramu, tapi dia tidak berhak bekerja di perusahaan tanpa izinku. Semoga ayah tidak lupa, WR Group adalah milik ibuku!"

"Lancang!" teriak Waranggana geram.

"Terserah apa kata ayah, aku tidak setuju dia bekerja di perusahaan!"

"Kau..."

"Sudah mas, sudah. Jangan berdebat lagi. Kita berkumpul untuk makan malam bersama. Kita memang salah karena tidak merundingkan hal ini dengan Reksa," sela Maharani mencoba menenangkan suaminya. Maharani lalu beralih pada Reksa yang tampak begitu marah. "Cakra akan bekerja di tempat lain kalau kau tidak setuju Cakra bekerja di perusahaanmu!"

"Baguslah kalau anda sadar diri!" cibir Reksa.

"Jaga bicaramu Reksa!" Waranggana kembali meneriaki putranya.

"Sepertinya kedatanganku hanya membuat keributan!" pungkas Reksa marah, pria itu lalu meninggalkan rumah keluarganya tanpa pamit. Setiap bertemu dengan ibu tirinya, entah mengapa Reksa selalu kehilangan kendali dan emosinya selalu memuncak. Mungkin karena Reksa tidak bisa melupakan masa lalunya. Masa dimana tiba-tiba Maharani datang di tengah keluarganya dan menjadi istri kedua Waranggana.

Reksa mengendarai mobilnya dalam keadaan marah, beberapa kali dia memukul kemudi mobilnya sebagai pelampiasan. Karena tak ingin terjadi sesuatu, Reksa memilih menepikan mobilnya di dekat warung tenda langganannya. Reksa mengatur nafasnya, perlahan namun pasti amarahnya mulai mereda. Setelah berhasil menenangkan diri, Reksa lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam warung tenda yang berada di pinggir jalan.

"Tolong segelas air es dan semangkuk mie rebus pedas!" ucap Reksa memesan makanan.

"Baik!"

Selagi menunggu pesanannya datang, Reksa menatap ponselnya dengan seksama. Pria itu tersenyum sendu melihat fotonya bersama sang ibu. Memorinya kembali pada masa-masa indah saat ibunya masih hidup. Hampir setiap akhir pekan, sang ibu selalu mengajak Reksa makan di pinggir jalan. Kebiasaan itu terus berlanjut sampai Reksa dewasa, namun sayangnya tak ada lagi yang menemaninya makan semangkuk mie panas di pinggir jalan.

"Pesanan anda tuan," ucap seorang pelayan seraya meletakkan mangkuk berisi mie di atas meja.

"Terima kasih," ucap Reksa sambil menoleh, dan di saat yang sama Reksa terkejut karena kembali bertemu dengan seseorang yang dia kenal. "Mia," ujar Reksa.

"Tuan, kebetulan sekali," jawab Mia sambil tersenyum.

"Jadi Warung makan yang kau maksud adalah tempat ini?" Reksa masih ingat dengan ucapan Mia beberapa hari lalu tentang pekerjaan paruh waktunya.

Mia mengangguk pelan. "Silahkan nikmati makanan anda tuan, saya permisi dulu!"

Dari kejauhan Mia palsu alias Abel memperhatikan Reksa secara diam-diam. Abel masih tak mengerti kenapa orang kaya seperti Reksa mau makan diwarung tenda pinggir jalan. Semakin lama Abel memperhatikan Reksa, gadis itu merasa Reksa semakin terlihat tampan. Bahkan saat sedang mengunyah makanannya pun Reksa terlihat begitu mempesona.

"Bola matamu hampir keluar nona," ucap seseorang tepat di telinga Abel. Gadis itu sontak terkejut dan menoleh ke arah suara, Abel hampir saja memukul JV karena sepupunya itu membuatnya terkejut.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Abel setengah berbisik.

"Van menyuruhku datang untuk mengawasimu. Dia bilang dia khawatir kau bekerja di warung kumuh ini!" jawab JV seraya menatap Abel.

"Aku baik-baik saja, lebih baik kau pergi sekarang!" usir Abel sebelum Reksa melihat JV.

"Ya, ya, aku akan pergi. Tapi ingat nona, pria yang ada di sana adalah target, jangan sampai kau menyukainya!"

"Konyol sekali. Cepat pergi!"

Aksi pengintaian Abel kembali berlanjut sampai akhirnya Reksa menyelesaikan makannya. Saat Reksa akan pergi, tiba-tiba Abel mengejarnya.

"Tuan, tunggu sebentar!" panggil Abel sambil berlari.

Reksa menghentikan langkahnya, pria itu berbalik dan memantap Abel yang tengah berlari ke arahnya. Entah karena jalan licin atau Abel yang kurang berhati-hati, tiba-tiba saja kaki Abel tergelincir dan membuat gadis itu kehilangan keseimbangan.

Melihat Abel yang hampir terjatuh, Reksa reflek maju dan menangkap tubuh Abel ke dalam pelukannya. Untuk seperkian detik, Abel dan Reksa tepaku dalam keadaan saling menatap satu sama lain.

Jarak yang begitu dekat membuat Abel leluasa menatap wajah Reksa. Mata setajam elang yang tampak menyimpan penderitaan itu menarik perhatian Abel, dan entah apa yang terjadi karena tiba-tiba jantung Abel berdetak dengan sangat cepat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Reksa seraya melepas pelukannya.

Abel tampak gugup, gadis itu memilih membenahi bajunya yang masih rapi. "Saya baik-baik saja tuan, maaf merepotkan anda!"

"Kenapa kau mengejarku?"

"Ah ini," Abel lalu mengeluarkan sapu tangan dari saku celana dan memberikannya kepada Reksa. "Sapu tangan milik anda. Saya sudah mencucinya dengan bersih!"

"Simpan saja, aku memiliki banyak di rumah!" tolak Reksa seraya menatap sapu tangannya.

"Tapi tuan, sepertinya sapu tangan ini sangat mahal!"

"Kau bisa memilikinya, kalau kau tidak mau kau bisa membuangnya!"

"Dibuang? Sayang sekali, lebih baik saya simpan saja. Terima kasih banyak tuan!"

"Hem!" Reksa akan kembali berjalan, namun Abel kembali menghentikannya.

"Sudah beberapa kali kita bertemu, anda juga sudah mengetahui nama saya. Apa saya boleh mengetahui nama anda tuan? Siapa tau kapan-kapan kita akan bertemu lagi!"

"Reksa!" ucap Reksa memperkenalkan diri.

"Reksa, nama yang sangat indah!" puji Abel. "Kalau begitu saya permisi dulu tuan Reksa, berhati-hatilah saat mengemudi!"

"Hem!" Reksa menatap punggung Abel yang menghilang di balik tenda, pria itu sama sekali tak menaruh curiga dengan pertemuan-pertemuan yang terus terjadi di antara mereka. Reksa masih menganggap jika pertemuan mereka hanyalah sebuah kebetulan.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

🌻⃟5€k€c€wA!Tu🌞⃠

🌻⃟5€k€c€wA!Tu🌞⃠

Kebetulan yg sudah di rencanakan Abel
Hahaha🤣🤣🤣🤣
DinDut Itu Pacarku Mampir

2024-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ambisi seorang gadis muda
2 Reksa Waranggana
3 Rencana Abelia
4 Langkah awal
5 Calon Artis
6 Pertemuan yang di rencanakan
7 Pekerja paruh waktu
8 Bertemu Cakra
9 Tantangan
10 Hari pertama bekerja
11 Tipe idaman
12 Menggoda
13 Dinner
14 Siapa dia?
15 Tertekan
16 Hari apes
17 Cara mengusir yang mendebarkan
18 Dua nama Mia
19 Perasaan suka atau bukan?
20 Mulai cemburu
21 Suka
22 Tidur bersama
23 Kau milikku
24 Ingat tujuanmu Abelia!
25 Pagi pertama setelah bersama
26 Aku tidak suka kebohongan
27 Perasaan aneh
28 Kehangatan seperti apa?
29 Pengakuan cinta
30 Dilema
31 Benci di tinggalkan
32 Pengakuan Cakra
33 Gara gara cemburu
34 Cerita masa lalu
35 Ajakan menikah
36 Kembali fokus
37 Gagal atau pergi
38 Menyadari perasaan
39 Melepas rindu
40 Pengunduran diri Josh
41 Terkuaknya sebuah fakta
42 Kekecewaan
43 Kehilangan
44 Menggila
45 Di pecat
46 Benci tapi cinta
47 Pertemuan antar dua CEO muda
48 Mencintai secara ugal-ugalan
49 Dijodohkan
50 Galau
51 Provokasi
52 Keputusan Reksa
53 Kecelakaan
54 Abelia mengandung
55 Kritis
56 Bertaruh apapun demi Abelia
57 Rapuh
58 Memohon
59 Kejelasan status
60 Lamaran yang tertunda
61 Menikah
62 Aku akan menafkahimu
63 Suami siaga
64 Pergantian posisi
65 Reksa menghilang
66 Pencarian
67 Kabar kematian
68 Apa yang terjadi?
69 Saksi dan bukti
70 Awal kehancuran
71 Sidang pertama
72 Merajuk
73 Sidang putusan
74 Ending...
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Ambisi seorang gadis muda
2
Reksa Waranggana
3
Rencana Abelia
4
Langkah awal
5
Calon Artis
6
Pertemuan yang di rencanakan
7
Pekerja paruh waktu
8
Bertemu Cakra
9
Tantangan
10
Hari pertama bekerja
11
Tipe idaman
12
Menggoda
13
Dinner
14
Siapa dia?
15
Tertekan
16
Hari apes
17
Cara mengusir yang mendebarkan
18
Dua nama Mia
19
Perasaan suka atau bukan?
20
Mulai cemburu
21
Suka
22
Tidur bersama
23
Kau milikku
24
Ingat tujuanmu Abelia!
25
Pagi pertama setelah bersama
26
Aku tidak suka kebohongan
27
Perasaan aneh
28
Kehangatan seperti apa?
29
Pengakuan cinta
30
Dilema
31
Benci di tinggalkan
32
Pengakuan Cakra
33
Gara gara cemburu
34
Cerita masa lalu
35
Ajakan menikah
36
Kembali fokus
37
Gagal atau pergi
38
Menyadari perasaan
39
Melepas rindu
40
Pengunduran diri Josh
41
Terkuaknya sebuah fakta
42
Kekecewaan
43
Kehilangan
44
Menggila
45
Di pecat
46
Benci tapi cinta
47
Pertemuan antar dua CEO muda
48
Mencintai secara ugal-ugalan
49
Dijodohkan
50
Galau
51
Provokasi
52
Keputusan Reksa
53
Kecelakaan
54
Abelia mengandung
55
Kritis
56
Bertaruh apapun demi Abelia
57
Rapuh
58
Memohon
59
Kejelasan status
60
Lamaran yang tertunda
61
Menikah
62
Aku akan menafkahimu
63
Suami siaga
64
Pergantian posisi
65
Reksa menghilang
66
Pencarian
67
Kabar kematian
68
Apa yang terjadi?
69
Saksi dan bukti
70
Awal kehancuran
71
Sidang pertama
72
Merajuk
73
Sidang putusan
74
Ending...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!