"Mata kananmu berwarna hitam dan mata kirimu berwarna biru!" Reksa menunjuk mata Abel dengan ekspresi wajah yang sukar di jelaskan.
"Hah!!" seketika Abel panik, dia tidak sadar jika salah saru softlensnya terlepas. Gadis itu gugup sambil menutupi kedua matanya dengan telapak tangan. "Kemarin aku membeli softlens, kata temanku warnanya bagus jadi aku pakai di kantor. Aku tidak sadar kalau salah satu dari mereka terlepas," kilah Abel mencari alasan.
"Kau membeli softlens warna biru?"
"Hem, kata temanku warnanya cantik jadi aku membelinya. Aku ingin menunjukannya padamu saat jam makan siang, tapi aku malah masuk rumah sakit," Abel menunduk sambil memasang wajah sedih, andai Van dan JV melihatnya berakting, kedua saudaranya itu pasti akan memberi tepuk tangan yang meriah.
"Warnanya memang cantik, tapi mata hitammu jauh lebih cantik," puji Reksa seraya menatap Abel.
Abel mengangkat kepalanya dan menoleh sehingga mata mereka saling beradu, Abel berusaha untuk tetap sadar, namun tatapan Reksa membuatnya salah tingkah, apalagi sebelumnya Reksa memujinya. "Jadi kau tak menyukai mata biruku?" tanyanya tanpa berkedip seolah ingin menunjukan warna di kedua pupil matanya.
"Tidak karena itu palsu!"
Deg...
Jawaban Reksa membuat Abel merasa aneh, namun Abel sendiri tidak tau kenapa dia merasakan hal seperti itu. "Aku tidak akan memakainya lagi!
Reksa tersenyum samar, pria itu lalu mengusap kepala Abel membuat Abel semakin gugup. "Infusmu sudah habis, aku akan memberi tahu dokter!"
Abel menetap Reksa yang tengah menghampiri dokter, untuk sesaat gadis itu merasa bersalah karena telah menipu pria sebaik itu. "Sadarlah Abel, ingat tujuanmu!"
Dokter akhirnya mengizinkan Abel pulang karena kondisinya telah membaik, gadis itu ingin kembali ke kantor namun Reksa melarangnya dan memaksa akan mengantarkan Abel pulang agar Abel bisa beristirahat di rumah.
"Aku baik-baik saja, aku akan kembali ke kantor!"
"Tidak bisa, aku akan mengantarmu pulang!"
Lagi dan lagi Abel tak berkutik di hadapan Reksa, gadis itu sama sekali tak bisa menolak Reksa dan membiarkan Reksa mengantarnya ke rumah Mia. Sepanjang perjalanan Abel hanya diam karena Reksa menyuruhnya tidur. Jalanan tak begitu padat sehingga tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah Mia, dengan penuh perhatian Reksa membukakan pintu untuk Abel dan membantu gadis itu turun dari mobil.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang," ucap Abel seraya tersenyum.
"Hem!"
"Sudah lewat jam makan siang, kau harus kembali ke kantor kan? Hati-hati di jalan ya!" usir Abel secara tak langsung.
"Aku akan pergi setelah kau masuk!"
Glekk...
Abel menelan salivanya kasar, bagaimana dia bisa masuk ke dalam rumah orang lain sementara si pemilik rumah tidak ada di tempat. "Aku akan masuk setelah melihatmu pergi!"
"Tidak. Aku ingin memastikan kau masuk ke dalam rumah, setelah itu baru aku pergi!"
"Sial!" umpat Abel dalam hati, dia tidak tau kalau Reksa cukup rewel untuk di hadapi. Abel memutar otaknya agar bisa mengusir Reksa, namun di saat seperti ini otaknya justru buntu dan dia tidak memiliki cara apapun. "Kau sudah mengantarku pulang, jadi aku ingin melihatmu pergi!"
"Kau sakit karena aku, jadi aku harus memastikan kau benar-benar masuk ke dalam rumahmu dan beristirahat!"
Abel tersenyum palsu, bagaimana dia bisa masuk sementara pintu rumahnya saja terkunci. Saat otaknya tengah buntu, tiba-tiba Abel memiliki ide gila untuk mengusir Reksa. Abel melangkahkan kakinya lebih dekat dengan Reksa sehingga jarak mereka hanya tersisa beberapa jengkal saja. Gadis itu berjinjit dan menutup matanya, lalu...
Cup...
Sebuah kecupan mendarat di wajah Reksa. Setelah dengan sembrono mencium Reksa, Abel sama sekali tak berani membuka matanya. Sementara Reksa masih membeku dengan wajah memerah, kecupan singkat dari Abel membuat jantungnya hampir melompat keluar.
"Mia, kau..." suara Reksa tertahan saking gugupnya.
"Cepat pergi atau aku akan mati karena manahan malu!" ucap Abel dengan mata tertutup.
"Ya!" Reksa segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi, dia juga tidak ingin Abel melihat wajahnya yang merona.
Perlahan Abel membuka mata saat mobil Reksa telah menjauh, gadis itu merutuki dirinya sendiri. "Dasar gadis bodoh!"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Susila Ratih
lucuuuu🤣🤣😍
2024-04-17
0