Pura pura sakit

Dara mengikuti Azka yang berjalan menghampiri Valen yang sedang duduk dengan seorang wanita, Wanita yang tidak lain adalah sekretaris Valen.

"Kita ketemu lagi." Ucap Azka tanpa beban, berbeda dengan Azka. Valen kelihatan amat kesal.

"Aku datang kesini untuk bertemu dengan klienku bukan denganmu, tapi kenapa kamu yang ada disini? Dimana pak Rendra?" Valen menatap tidak suka kerah Azka. Selanjutnya ia menatap Dara yang berdiri disamping Azka.

"Aku Azka, aku adiknya pak Rendra, kakakku sudah pergi keluar negeri. Aku yang menggantikan posisinya." Azka menarik bangku yang ada didepannya kemudian ia duduk tepat dihadapan Valen.

"Dara, jangan berdiri saja, duduk disini." Azka menarik satu bangku lagi yang ada disampingnya.

Dara duduk sambil menatap Valen, Mereka kembali saling berpandangan. Dara buru buru memalingkan wajahnya saat Valen menatapnya, tatapan Valen begitu dalam membuat Dara jadi salah tingkah.

Dara menarik nafas lalu membuangnya berlahan lahan. Ia berusaha bersikap biasa, walaupun sebenarnya ia gugup dan salah tingkah. Ketika itu Dara duduk berhadap hadapan dengan sekretaris Valen sedangkan Valen, laki laki itu duduk berhadap hadapan dengan Azka.

"Aku hanya mau bekerja sama hanya dengan pak Rendra. kalau pak Rendra tidak ada, lebih baik kita batalkan saja kerja sama ini." Dengan sombongnya Valen berdiri lalu ia merapikan jas yang ia pakai.

"Ayo, kita, pergi." Valen memberi perintah pada sekretarisnya.

Sekertaris Valen berdiri ia ingin pergi sesuai dengan perintah Valen.

"Tidak profesional." Azka seakan sedang mengejek Valen.

Valen yang semula ingin pergi mendadak mengurungkan niatnya, kata kata Azka membuatnya kesal.

"Apa maksudmu?" Valen kembali duduk melalui isyarat matanya, ia meminta sekertarisnya untuk duduk kembali.

"Kamu menolak kerja sama ini karena Dara, benar begitu?" Azka seakan bisa menebak isi hati Valen.

"Kenapa kamu berkata seperti itu?" Valen tersenyum sinis, ia tidak tahu kemana arah pembicaraan Azka.

"Kamu cemburu melihat aku bersama Dara Karena itu kamu membatalkan kerja ama kita."

Kata kata Azka tepat sasaran membuat Valen bertambah kesal.

"Mungkin kamu tidak tahu, aku sudah punya istri." Valen merasa apa yang dikatakan Azka benar, tapi ia tidak mau mengakuinya.

"Aku tahu, tapi Dara dan istrimu itu saudara kembar. Wajah mereka sangat mirip." Azka sebenarnya malas bicara dengan Valen, namun karena kesal dengan sikap sombong Valen. Azka sengaja membuat Valen marah.

"Memangnya kenapa kalau mereka mirip? Istriku tetap Gadis, Wanita yang aku cintai juga Gadis. hanya Gadis yang pantas menjadi istriku. jangan terlalu percaya diri."

Perkataan Valen membuat Dara sakit hati, Dara tidak mengira Valen akan mengeluarkan kata kata yang menyakiti hatinya.

Walaupun Valen mencintai Gadis, tidak seharusnya ia menghinaku. Dara merasa kecewa.

Dara kemudian berdiri dengan hati yang dipenuhi rasa sedih ia berkata.

"Azka, aku mau ketoilet sebentar." Dara berjalan tanpa menoleh kearah Valen, Kata kata Valen membuatnya sakit hati.

Beberapa detik setelah Dara pergi, Valen juga ikut pergi. Valen menerima telepon dari seseorang dan ia pergi begitu saja meninggalkan Azka sambil bicara dengan seseorang melalui telepon.

Sementara itu Dara sedang berdiri disamping sebuah taksi online, ternyata Dara sudah memesan taksi online dan ia ingin pergi dari tempat itu.

Dara baru mau membuka pintu taksi itu ketika Valen mendadak muncul lalu, memegang tangan Dara.

"Valen." Dara buru buru menepis pegangan tangan Valen.

"Mau kemana?" Raut wajah Valen tampak tidak senang.

Dara diam tidak menjawab ia lalu membuka pintu taksi, tapi belum sempat Dara masuk kedalam taksi itu. Valen menarik tangan Dara hingga dengan terpaksa Dara mengikuti langkah kaki Valen.

Valen membawa Dara ketaman yang berada tidak jauh dari tempat itu.

"Aku mau bicara." Valen melepaskan tangan Dara ketika mereka berdua sudah berada ditaman itu.

"Bicara apa?" Dara merasa Valen aneh. Dara pikir, tidak ada yang perlu mereka bicarakan.

"Apa hubunganmu dengan Azka?" Valen duduk dibangku taman, pertanyaannya seakan akan ia adalah seorang suami yang sedang cemburu dengan istrinya.

"Dia temanku." Dara juga tidak tahu, mengapa ia mau saja menjawab pertanyaan Valen.

"Kamu sendiri, Siapa wanita yang tadi Bersamamu?"

Dara segera menutup mulutnya. ia sadar, tidak seharusnya ia bertanya seperti itu. Dara bukanlah Gadis, ia bukan istri Valen, siapapun wanita yang bersama Valen. itu bukanlah urusan Dara.

"Kenapa? Kamu cemburu?" Valen tersenyum mengejek.

Dara memutar bola matanya malas, baginya apa yang dibicarakan dengan Valen adalah suatu hal yang tidak penting.

"Aku pergi.." Dara tidak ingin melanjutkan pembicaraannya yang tidak ada arah tujuannya.

Valen tidak rela jika Dara pergi meninggalkannya, ia ingin lebih lama bersama dengan Dara. Bersama Dara, Valen merasa waktu begitu cepat berlalu.

"Aduh.. " Valen tiba tiba saja jatuh terduduk.

Dara yang semula ingin pergi, mengurungkan niatnya. Dengan cemas ia mendekati Valen.

"Valen, kamu kenapa?" Dara berdiri dihadapan Valen yang masih terduduk direrumputan taman.

"Tidak tahu, kepalaku pusing. mungkin karena aku belum makan." Valen memijat mijat pelipisnya.

Dara mengulurkan tangannya, ia ingin membantu Valen berdiri. Valen meraih tangan Dara ia ingin berdiri, tapi karena pegangan tangan Dara tidak terlalu kuat Valen kembali terjatuh dan kali ini ia jatuh tertidur direrumputan.

Dara yang memegang tangan Valen juga ikut terjatuh, alhasil mereka berdua jatuh. Dara terjatuh diatas tubuh Valen, wajah mereka juga sangat dekat membuat jantung Dara berdebar kencang.

Valen pun merasakan hal yang sama seperti Dara, jantung Valen berdebar debar. Apalagi posisi mereka saat itu sangat intim.

Untuk beberapa saat Dara dan Valen saling berpandangan. tidak ada satupun dari mereka yang ingin mengalihkan pandangan matanya. Valen menatap Dara, lagi lagi ia menatap Dara begitu dalam, lama kelamaan Dara menjadi gugup.

Valen semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Dara, namun saat wajah mereka semakin dekat terdengar suara seseorang,

Suara itu adalah suara Azka, pria itu menegur sikap Valen dan Dara yang menurutnya tidak pantas.

"Apa yang kalian lakukan?" Suara Azka sedikit lebih keras dari biasanya.

Dara segera bangun dari atas tubuh Valen, ia sangat malu karena Azka melihatnya berduaan dengan Valen ditempat umum.

"Santai saja Azka, kita tidak melakukan apa apa. aku dan Dara tidak sengaja jatuh." Valen berdiri sendiri tanpa bantuan Dara, ia menatap tidak senang pada Azka.

Sebenarnya Valen tidak perduli dengan pendapat Azka, Valen justru senang jika Azka mengira ia dan Dara berbuat sesuatu. Dengan begitu Azka bisa saja kesal dan marah pada Dara.

Hanya saja Valen tidak ingin Dara terlihat buruk dimata orang lain termaksud dimata Azka, karena itu Valen mengatakan pada Azka kalau ia dan Dara terjatuh. Azka datang ketaman itu tidak sendiri, Azka datang bersama Sekertaris Valen.

🍀🍀🍀

Dara melihat kearah Valen, ia bingung mengapa Valen bisa berdiri sendiri? dan mengapa Valen terlihat sehat? bukankah tadi Valen bilang, ia sakit. Mungkinkah Valen hanya berpura pura sakit? Dara bertanya tanya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Lastri diah

Lastri diah

lanjut thor

2024-04-16

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!