Cemburu

Gadis tersenyum manis didepan Valen, tapi Valen malah mengalihkan pandangan matanya. Valen hanya diam saat Gadis mencium punggung tangannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padaku? biasanya aku sangat senang jika berdekatan dengan Gadis, apalagi jika aku bisa bersentuhan dengannya. aku menikahi Gadis karena aku takut tidak bisa menahan diri untuk menyentuh Gadis, tapi kenapa sekarang semuanya terasa hambar?" Valen bicara sendiri dalam hati.

Suasana haru didalam ruangan itu terasa ketika Gadis sungkem pada ayahnya dan juga ibu tirinya, Gadis juga sungkem pada kedua orang tua Valen.

Begitu juga Valen ia juga sungkem kepada kedua orang tuanya dan juga kepada kedua orang tua Gadis.

Setelah acara pernikahan selesai Valen langsung membawa Gadis keapartemennya, sejak tadi Valen tidak berkata apa apa. ia malas bicara dengan Gadis.

"Gadis, itu kamar kamu dan yang disebelahnya kamarku." Ucap Valen saat mereka berdua sudah masuk kedalam apartemen milik Valen, ia menunjuk dengan arah pandangan matanya laki laki itu akhirnya mau bicara.

"Kita pisah kamar?" Gadis terlihat bingung.

"Memangnya apa yang kamu harapkan? kita tidur sekamar?" Valen menautkan alisnya.

"Kita sudah menikah." Ucap Gadis sambil menundukkan wajahnya.

"Kita memang sudah menikah, tapi kamu jangan lupa. Kita dijodohkan." Valen lalu berjalan kearah pintu.

"Tunggu, kamu mau kemana?" Gadis mengikuti Valen dari belakang.

"Bukan urusanmu." Valen kemudian pergi meninggalkan Gadis begitu saja, membuat Gadis menjadi sedih.

Gadis tidak mengerti, apa kesalahan yang sudah ia lakukan pada Valen? Mengapa Valen membencinya?

Gadis masuk kedalam kamar sambil membawa tasnya yang berisi pakaian. didalam kamar wanita itu menangis. Ia sangat sedih karena dimalam pertamanya, Valen justru pergi meninggalkannya.

Karena tidak tahu harus bicara pada siapa, Gadis akhirnya memutuskan untuk menelepon Dara. Gadis menceritakan semua keluh kesahnya pada Dara.

Wanita itu mengatakan tentang pernikahannya dan tentang sikap Valen yang dingin, ia juga mengatakan Valen sekarang pergi entah kemana.

Ada sebagian hati Dara yang patah ketika ia mendengar berita pernikahan Gadis dan Valen, Dara tidak tahu kenapa? hatinya terasa sangat sakit.

Ada apa denganku? Batin Dara, Dengan mata yang berkaca kaca ia memegangi dadanya dengan satu tangannya, sementara satu tangan lainnya masih ia gunakan untuk memegang ponsel.

"Jadi..kamu dan Valen sudah menikah?" Tangan Dara sedikit gemetar.

"Iya...Dara." Gadis heran, kenapa Dara bertanya lagi? Bukankah ia baru saja menceritakan semua.

Gadis tidak tahu kalau Dara bertanya karena ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

Dengan mata yang sudah membasahi pipinya Dara menyudahi pembicaraannya dengan Gadis.

"Gadis maaf, aku lapar. aku mau makan dulu." Dara mencari cari alasan.

Dara kemudian memutuskan sambungan teleponnya dengan Gadis

"Sebenarnya aku ini kenapa? kenapa aku sakit hati mendengar Valen sudah menikah dengan Gadis. Apa Aku...? Tidak, ini tidak mungkin." Dara berusaha menepis rasa yang ada dihatinya.

Untuk menghilangkan rasa sedihnya Dara pergi kekamar ibunya. Biasanya jika sedang sedih Dara sering mengajak ibunya berbincang bincang, dengan begitu ia bisa sedikit melupakan kesediaan.

Dara melihat ibunya sudah tertidur pulas, ia akhirnya memilih untuk duduk sendirian didepan teras rumahnya.

Lama kelamaan Dara merasa bosan ia lalu memilih untuk berjalan sambil menikmati udara malam, Malam itu belum terlalu larut Jam masih menujukan pukul delapan malam.

Dara berjalan tanpa melihat kekiri dan kekanan, Ia tidak melihat kalau ada mobil yang lewat. Dara hampir saja tertabrak mobil, untunglah mobil itu langsung berhenti sehingga Dara tidak tertabrak.

Dara diam terpaku, ia memegangi jantungnya yang terasa mau copot.

"Hampir saja." Ucap Dara, dahinya mulai berkeringat.

"Hey, kamu! cari mati ya?" Seseorang keluar dari mobil, mobil yang baru saja hampir menabrak Dara.

Dara menengok kesamping, kearah sumber suara orang yang membentaknya.

"Azka?" Dara sedikit kaget melihat Azka.

Ternyata orang yang membentak Dara adalah Azka.

"Dara.. " Azka terlihat senang bertemu Dara.

"Kamu ngapain? malam malam keluyuran." Lanjut Azka sambil tersenyum sumringah.

Dara tidak menjawab, ia hanya diam membuat Azka serba salah. Azka akhrinya mengajak Dara masuk kedalam mobilnya.

"Dara, ayo masuk. Biar aku antar." Azka menawarkan diri, laki laki itu membuka pintu mobilnya.

Dara mengangguk, ia lalu masuk kedalam mobil Azka.

"Dimana calon suami kamu? Kenapa kamu pergi sendirian?" Tanya Azka, pandangan matanya lurus kedepan. ia tampak fokus menyetir.

"Aku tidak punya calon suami."

Mendengar ucapan Dara, Azka menghentikan mobilnya.

"Kamu serius? lalu laki laki yang waktu itu mengaku ngaku sebagai calon suamimu, itu siapa?" Azka penasaran.

"Laki laki itu Valen, dia salah orang."

"Maksudmu?" Azka semakin penasaran.

"Aku punya saudara kembar, namanya Gadis. Gadis adalah calon istri Valen. Valen mengira aku ini Gadis karena wajah kami sangat mirip."

Ada rasa bahagia dihati Azka ketika ia tahu, kalau ternyata Valen bukan calon suami Dara. itu berarti Dara tidak punya hubungan apa apa dengan laki laki itu.

"Aku baru tahu, Kamu punya saudara kembar." Azka sudah lama mengenal Dara dan setahu dirinya Dara tidak mempunyai saudara.

Dara lalu menceritakan bagaimana ia bertemu dengan Gadis.

"Orang tuaku berpisah saat aku masih kecil. Papaku membawa Gadis dan aku ikut bersama ibuku. Aku juga belum lama bertemu dengan Gadis." Dara terlihat sedih.

Melihat raut Dara yang tampak sedih, Azka jadi merasa kasihan. Meskipun ia sendiri tidak tahu, apa yang membuat Dara sedih?

"Dara, bagaimana kalau sekarang kita makan?" Azka ingin menghibur Dara.

"Makan?" Dara mengulangi kata kata Azka.

"Iya.. kamu boleh makan apa saja yang kamu mau. Tenang saja, aku yang traktir. kamu mau kan?" Azka mencoba membuat Dara senang.

Tentu saja Dara senang, ia sangat bersemangat. kalau urusan makan Dara memang cepat. maklumlah wanita tomboi itu memang doyan makan.

"Aku mau." Dara langsung setuju, wajahnya yang semula tampak sedih seketika berubah ceria.

Melihat Dara senang, Azka jadi ikut senang. mereka berdua pun pergi kesebuah restaurant, restaurant yang menurut Dara lumayan mewah.

"Azka, kamu yakin? mau makan disini?" Dara tahu, makanan direstaurant itu pasti mahal. ia merasa tidak enak pada Azka.

"Udah jangan bawel." Azka menarik tangan Dara agar wanita itu masuk kedalam restaurant yang sudah ia pilih.

Mau tidak mau Dara mengikuti Azka, mereka berdua berjalan bagaikan sepasang kekasih. Tanpa mereka tahu seseorang melihat mereka dari jarak yang tidak terkalu jauh.

Sesorang itu adalah Valen, betapa marahnya ia melihat Dara bergandengan tangan dengan Azka. Valen mengepalkan satu tangannya, sepertinya ia cemburu.

Dara kemudian duduk disalah bangku itu.

"Kamu tunggu sebentar ya, aku mau ketoilet dulu." Azka lalu pergi meninggalkan Dara sendirian.

Ketika Azka berjalan kearah toilet, bersamaan dengan itu juga Valen berjalan menghampiri Dara. Dara yang sedang membaca buku menu makanan terkejut melihat Valen.

"Valen." Buku menu yang Dara pegang terjatuh keatas meja, ia menjadi gugup.

Tanpa basa basi Valen menarik tangan Dara, sampai Dara berdiri, dengan marah ia kembali menarik tangan Dara agar Dara berjalan mengikutinya.

Valen membawa Dara keluar dari Restaurant itu. Ia terus mencengkeram tangan Dara hingga mereka sampai didepan parkiran mobil, tempat dimana Valen menaruh mobilnya.

"Valen, lepas.. sakit." Dara meringis kesakitan.

"Bagus ya.. jadi begini? sikap kamu kalau aku tidak ada dirumah, kamu malah pergi sama laki laki lain." Valen melepaskan cengkeraman tangannya pada Dara.

"Memangnya kenapa kalau aku pergi sama laki laki lain?" Dara memutar bola matanya malas.

"Kenapa kamu bilang? Gadis, kamu itu istri aku. kamu tidak bisa pergi sembarangan, tanpa seijin aku." Valen marah marah.

"Aku bukan Gadis, aku bukan istrimu." Ucap Dara, ia terlihat kesal.

Valen tidak percaya dengan kata. kata Dara, dengan kasar ia berhasil memaksa Dara masuk kedalam mobil.

"Valen, kita mau kemana?" Tanya Dara, saat Valen sudah menjalankan mobilnya.

"Pulang." Ujar Valen tanpa melirik kearah Dara.

Valen menjalankan mobilnya dengan cepat dan ketika tiba tiba ada seekor kucing yang lewat, Valen mengerem mobilnya secara mendadak membuat Dara kaget.

Tubuh Dara terjatuh kesamping, kepalanya jatuh tepat diatas dada Valen. Dara bisa merasakan detak jantung Valen, jantung Valen berdetak kencang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!