Diantara Gadis dan Dara

Gadis buru buru berdiri dengan tegak hingga pegangan tangan Valen pada pinggang dan tangan Gadis terlepas.

"Kamu sakit?" Valen merasa khawatir melihat Gadis yang tampak lesu.

"Aku cuma sedikit lemas, rasanya cape. Mungkin karena acara pernikahan kita kemarin." Gadis terlihat lelah, Valen tidak tahu kalau Gadis sedang menyembunyikan sesuatu.

Kenapa badanku terasa lemas? Kepalaku juga terasa pusing dan... tidak, aku tidak boleh mengeluh didepan Valen. Batin Gadis, wanita itu tidak ingin membuat suaminya khawatir.

"Ya sudah kamu istirahatlah, aku mau siap siap kerja."

Valen kemudian meninggalkan Gadis sendirian, usai mandi dan memakai pakaian kerja Valen sudah tidak melihat Gadis dikamarnya. ia lalu keluar dari kamarnya.

Valen melihat Gadis ada diruang makan, ia tampak sibuk menyiapkan makanan.

"Apa yang kamu lakukan." Valen mendekati Gadis, kelihatannya Gadis sudah selesai menyiapkan makanan.

"Aku siapin makan untuk kamu." Meski badannya masih terasa lemas, Gadis memaksakan diri menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Gadis, aku bisa beli makanan diluar. Kamu istirahat saja biar cepat sembuh." Valen tidak mengerti, Mengapa Gadis mau repot repot melayani dirinya. padahal tadi Gadis mengeluh sakit.

"Cuma menyiapkan makanan, aku tidak apa apa. nanti kalau kamu kerja aku bisa istirahat." Gadis tersenyum.

Valen bisa merasakan ketulusan dimata Gadis, dalam hati Valen memuji Gadis. Gadis mau bersusah payah menyiapkan makanan untuknya, padahal Gadis sendiri sedang sakit.Gadis dan Valen akhirnya makan bersama.

"Gadis, ada yang ingin aku tanyakan." Ucap Valen sambil mengambil piring berisi makanan yang Gadis berikan.

"Ini tentang Dara, kenapa keluargamu tidak pernah bilang? kalau kamu punya saudara kembar dan kenapa aku baru bertemu Dara. apa dari dulu kalian tinggal terpisah?"

Pertanyaan pertanyaan Valen membuat Dara meletakan sendok yang semula ia pegang, Gadis menarik nafas kemudian membuangnya berlahan lahan.

"Papa dan ibuku berpisah waktu aku masih sangat kecil. Dara pergi bersama ibuku dan aku tinggal bersama papaku, Sejak itu kita tidak bertemu. Aku sendiri lupa kalau aku punya saudara kembar, mungkin perpisahan itu terlalu menyakitkan hingga ibu ku pergi. ia menghilang entah kemana Sedangkan papaku. Papaku tidak pernah membicarakan ibu." Gadis bercerita panjang lebar.

"Waktu aku kabur dari rumah, aku tidak sengaja bertemu Dara dan aku jadi tahu kalau aku punya saudara kembar. Seandainya aku tidak kabur dari rumah, aku tidak akan bertemu dengan Dara." Gadis melanjutkan ceritanya, ia seakan tidak menyesal karena pernah pergi dari rumah dan hampir membuat pernikahannya dengan Valen batal.

"Kamu tidak mau menikah denganku? Karena itu kamu kabur dari rumah."

Valen tidak habis pikir. Diluar sana banyak wanita yang ingin menikahi dengannya, tapi kenapa Gadis justru tidak ingin menikah dengannya. Sampai sampai Gadis kabur dari rumah.

"Kamu lupa? Kamu yang menolakku. Kamu yang tidak mau menikah denganku."

Kata kata Gadis membuat hati Valen terenyuh, ia ingat kalau ia pernah mengatakan pada Gadis jika ia tidak sudi menikah dengan Gadis. Valen jadi merasa bersalah.

"Maaf."

Valen yang angkuh dan jarang sekali mengakui kesalahannya tiba tiba mau meminta maaf pada Gadis membuat Gadis jadi senang.

"Tidak apa apa, itu sudah berlalu. Yang penting sekarang kita sudah menikah dan kamu sudah menjadi suamiku." Gadis tiba tiba saja memeluk Valen.

Ada getar rasa dihati Gadis, ketika Gadis memeluk Valen.

"Kita makan dulu, Sebentar lagi aku mau berangkat kerja." Valen melepaskan pelukannya pada Gadis

Gadis juga melepaskan pelukannya pada Valen, Mereka berdua lalu makan bersama. Setelah itu Valen pergi bekerja.

Sampai ditempatnya bekerja, Sekertaris Valen mengatakan. Hari itu Valen ada jadwal meeting dengan pt Dwitama, Mereka akan membahas proposal kerja sama yang diajukan Pt. Dwitama. Proposal yang telah disetujui oleh Valen.

Mendengar nama Pt. Dwitama disebutkan, Valen jadi teringat Dara. Senyuman tipis terlukis Diwajah Valen, laki laki itu terlihat senang karena ia akan bertemu lagi dengan Dara.

Sementara itu ditempat kerja Dara, Dara baru saja diberitahu temannya kalau akan ada pergantian pimpinan perusahaan, Pak Rendra pimpinan lama diperusahaan Dara akan pindah keluar negeri dan akan menetap disana.

Dari gosip dan berita yang menyebar dikalangan teman teman sekantor Dara, Adik pak Rendra yang akan menggantikan posisi pak Rendra.

Dara merasa kecewa, walaupun ia belum lama bekerja diperusahaan itu, tapi ia merasa pak Rendra adalah orang yang baik. Dalam hatinya Dara bertanya, apakah adiknya pak Rendra sama baiknya seperti pak Rendra.

Tibalah saatnya Pak Rendra memperkenalkan pimpinan perusahaan yang baru. Dara amat terkejut karena pimpinan perusahaan yang baru ternyata adalah Azka. Azka juga sedikit kaget melihat Dara ada diperusahaan milik keluarganya.

Sama sama terkejut, namun Dara bersikap acuh. Seakan akan Ia tidak mengenal Azka. sepuluh menit setelah itu Dara lalu dipanggil keruangan Azka.

Dara masuk kedalam ruangan Azka dengan santai, ia merasa karena pimpinan baru perusahaannya adalah orang yang ia kenal.

Dara kesal ketika ia mendapati ruangan Azka yang kosong, apa maksudnya Azka memintanya datang kalau dia sendiri tidak ada diruangannya.

Dara ingn pergi meninggalkan ruangan itu, sebelum pergi ia sempat memperhatikan sekeliling ruangan itu. Ruangan itu tampak luas dan indah didalamnya ada beberapa pot berisi tanaman membuat udara diruangan itu sejuk.

Ac diruangan itu mati, Azka membiarkan saja beberapa jendela diruangan itu terbuka lebar sehingga udara pagi bisa masuk kedalam ruangan itu.

Dara tergoda untuk menikmati udara segar diruangan itu. Tanpa ragu ragu ia duduk dikursi milik Azka. Dara memutar mutar kursi itu sambil tertawa kegirangan, tapi karena Dara sadar ruangan itu bukan miliknya Dara hanya tertawa kecil.

Dara diam mematung saat ia melihat Azka masuk kedalam ruangan itu.

"Kenapa diam, ayo teruskan putar putar lagi bangkunya. anggap saja ini rumah kamu sendiri." Azka tersenyum mengejek.

Dara segera bangun dari duduknya, ia malu pada Azka.

"Ada apa? Pak Azka memanggil saya?" Meskipun Dara mengenal Azka ia berusaha bersikap profesional.

"Sebentar lagi kita ada meeting, bersiap siaplah." Ucap Azka sambil mendekat kearah Dara.

Dara mundur satu langkah, lalu Azka duduk dikursi yang tadi diduduki Dara. Dara segera keluar dari ruangan Azka karena sepertinya tidak ada lagi yang ingin Azka katakan.

Azka malah membuka laptop nya, beberapa detik kemudian ia terlihat sibuk dengan laptopnya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Satu jam kemudian Azka dan Dara sampai disebuah cafe yang berada tidak jauh dari perusahaan Azka. mereka masuk kedalam ruang vip yang sudah dipesan untuk meeting bersama klien Azka.

Dara berjalan lebih dulu didepan Azka, ia juga membukakan pintu untuk Azka. Dara menjatuhkan tas yang ia pegang ketika ia membuka pintu ruangan itu.

Dara tertegun saat ia melihat Valen bersama seorang wanita ada didalam ruangan itu. Ada perasaan tidak rela dihati Dara saat ia menatap Valen duduk bersama wanita lain.

Valen, Siapa wanita yang bersamanya? Batin Dara, ia terlihat tidak senang.

Valen tersenyum senang, Matanya menatap mata Dara yang sedang menatapnya.

Dara, kenapa aku merasa senang bertemu dengannya? Valen menatap Dara tanpa mengedipkan matanya.

Terpopuler

Comments

Dian Denelle

Dian Denelle

Buruan update thor

2024-04-03

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!