Valen memang pernah mencium Dara setelah itu Valen menghina Dara, Dara tidak ingin dihina lagi sebab itu menampar Valen ketika Valen menciumnya.
Dara berlari kesebuah rumah tanpa berpenghuni, ia berdiri diteras rumah itu untuk berteduh.
Dara merutuki kebodohannya, mengapa ia mau saja pergi bersama Valen, bukankah calon istri Valen adalah Gadis bukan dirinya.Seharusnya tadi ia menolak ajakan Valen.
Ketika Dara sedang melamun, seseorang memegang bahu Dara dari belakang. Dara ketakutan, ia menepis tangan orang itu. Dara mengira orang itu adalah hantu.
Dara lalu berlari tanpa menengok kebelakang dan tanpa melihat wajah orang yang tadi memegang bahunya. Dara tidak perduli, meskipun hujan masih deras ia tetap ingin berlari.
"Dara.." Panggil orang itu.
Dara yang baru berlari beberapa langkah langsung berhenti, Kemudian ia membalikan badannya.
"Azka." Ucap Dara yang sedikit terkejut melihat Azka.
Azka dulunya adalah teman kuliah Dara. Meskipun mereka pernah kuliah dikampus yang sama, tapi Mereka suka bertengkar. itu karena Azka jahil dan sering mengerjai Dara. Mereka sebenarnya lebih cocok disebut musuh bebuyutan. Dara tidak mengira ia bisa bertemau Azka lagi.
Dara spontan memeluk Azka membuat Azka diam mematung, Sudah beberapa minggu Dara tidak bertemu Azka. Sejak lulus kuliah Dara sudah tidak pernah bertemu Azka lagi.
Dulu hampir setiap hari Dara bertemu Azka dikampus. Sejujurnya Dara merindukan kejahilan Azka, Rindu dengan pertengkaran mereka.
Suatu hari Azka pernah menyembunyikan dompet Dara, Saat itu Dara sedang makan bersama teman temannya. Ketika Dara ingin membayar makanannya, Dara kebingungan karena dompetnya tidak ada didalam tas.
Sudah menjadi kebiasaan, jika Dara pergi makan bersama teman temannya. Mereka akan membayar makanannya masing masing.
Dara ingin meminjam uang temannya, tapi ia malu. Ketika Dara sedang kebingungan datanglah Azka, bak seorang pahlawan tiba tiba saja mentraktir Dara dan teman temannya.
"Biar aku yang bayar semua, kalian boleh pesan lagi apa saja yang kalian mau. Bawa pulang juga boleh." Ucap Azka sok baik.
Usai Azka membayar semua makanan pesanan Dara dan teman temannya, Azka pergi meninggalkan restaurant itu.
"Azka tunggu!" Dara berlari kecil menghampiri Azka yang baru saja ingin masuk kedalam mobilnya.
"Ada apa Dara?" Azka terlihat senang.
"Terima kasih, kamu sudah mentraktir aku dan teman temanku." Dara tersenyum manis bahkan sangat manis membuat Azka jadi salah tingkah.
"Sama sama Dara. O iya kebetulan kamu ada disini. aku mau mengembalikan dompetmu." Azka mengembalikan dompet Dara yang sejak tadi ia sembunyikan.
Dara tidak tahu, kenapa dompetnya bisa ada tangan Azka? Dara tidak ingin berprasangka buruk. Ia berpikir, Mungkin saja Azka menemukan dompetnya yang tanpa sengaja ia jatuhkan.
Dara, membuka dompetnya, betapa terkejutnya Dara ketika ia melihat isi dompetnya sudah kosong.
"Azka... " Dara setengah berteriak, namun semua sia sia karena Azka sudah tidak ada. laki laki itu sudah pergi meninggalkan Dara.
Dara amat kesal, jadi ternyata Azka membayar makanan yang Dara beli dengan menggunakan uang yang ada didompet Dara.
Esok harinya saat Dara bertemu dengan Azka dikampus, Dara menanyakan uangnya yang sudah tidak ada didalam dompetnya.
"Mana ku tahu..." Azka mengangkat sedikit bahunya membuat kesabaran Dara hilang.
Uang itu adalah uang yang Dara kumpulkan untuk membeli tas baru, Dara rela tidak pergi kekantin selama hampir sebulan untuk membeli makan. Itu ia lakukan demi bisa mengumpulkan uang untuk membeli tas.
Dara sedih karena uangnya belum cukup, tapi sudah hilang entah kemana. Dara juga tidak ingin menuduh Azka, Dara mengira saat Azka menemukan dompet itu. Bisa saja uangnya memang sudah tidak ada karena dicuri orang.
Melihat ekspresi sedih Dara membuat Azka jadi kasihan dan akhirnya ia berterus terang.
"Sudahlah Dara..jangan sedih. lagi pula uang itu tidak hilang, uang itu buat traktir teman teman kamu juga hehe..." Azka malah cengengesan.
"Azka.. " Lagi lagi Dara berucap setengah berteriak.
Azka tidak mau mendengar Dara ngomel ngomel, dengan santainya dan tanpa merasa bersalah Azka pergi meninggalkan Dara begitu saja.
Dara kesal ia ingin meluapkan kemarahan pada Azka, tapi laki laki itu malah pergi meninggalkannya.
Dara berlari mengejar Azka menyadari Dara sedang berlari mengejarnya, Azka buru buru berlari. Alhasil mereka berdua kejar kejaran seperti anak kecil.
Begitu lah Dara dan Azka, hampir setiap hari Dara kesal pada Azka karena sikap Azka yang jahil, Usai kuliah mereka selesai Dara sudah tidak pernah bertemu Azka. Dara juga tidak tahu, kenapa Azka bisa ada ditempat itu.
"Sampai kapan kamu akan memelukku?" Tanya Azka membuat Dara sadar kalau sejak tadi ia belum melepaskan pelukannya pada Azka.
"Maaf, tadi aku pikir kamu itu hantu. ini semua juga gara gara kamu yang sembarangan menyentuhku." Omel Dara, wanita itu berusaha menutupi rasa malunya.
"Jangan berlebihan Dara, Aku cuma memegang bahumu bukan menyentuh bagian tubuhmu yang..." Azka tidak melanjutkan ucapannya.
"Yang apa?" Dara tampak kesal.
"Kamu ini cerewet sekali." Karena gemas, Azka mencubit pipi Dara.
"Ih... Sakit." Dara menepis tangan Azka kemudian ia tersenyum.
Dara dan Azka sampai lupa kalau saat itu sedang turun hujan, mereka bicara dijalan tanpa menggunakan payung, baju mereka berdua sampai basah kuyup.
Tanpa Dara dan Azka sadari sepasang mata melihat serta memperhatikan interaksi mereka berdua.
Sepasang mata itu adalah mata milik Valen, laki laki itu mengepalkan satu tangannya. ia terlihat begitu marah.
Valen segera berjalan mendekati Dara, dengan cepat ia meraih tangan Dara lalu menariknya.
"Ayo kita pulang." Bentak Valen.
Dara kaget melihat kehadiran Valen, pergelangan tangannya juga sakit karena Valen mencengkeramnya dengan kuat.
Ada perasaan tidak terima dihati Azka melihat Dara diperlakukan kasar seperti itu, ia langsung menegur Valen.
"Hey..Siapa kamu? Kenapa kamu kasar sekali?" Azka menatap Valen, wajahnya tampak tidak senang.
"Aku, Calon suaminya."
Jantung Azka seakan ingin berhenti berdetak setelah ia mendengar jawaban Valen, hatinya seakan patah jadi dua. Rasanya sangat sakit.
Azka diam mematung, ia tidak berkata apa apa saat Valen membawa pergi Dara. Azka tidak menyangka kalau Dara sebentar lagi akan menikah.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Valen menarik tangan Dara hingga mereka berdua sampai didepan, tempat dimana Valen memarkirkan mobilnya.
"Valen, Kenapa kamu marah?" Tanya Dara saat mereka berdua sudah masuk kedalam mobil Valen.
"Kamu tanya kenapa? Ya.. jelas aku marah. laki laki mana yang tidak marah? Melihat calon istrinya berduaan dengan laki laki lain. Dengan penampilanmu yang seperti ini, Kamu sengaja ingin menggodanya?"
"Penampilan seperti ini? maksudmu?" Dara masih tidak mengerti kemana arah pembicaraan Valen, ia tersinggung dengan kata kata Valen. Dara menganggap Valen sedang menghina dirinya.
"Cih...pura pura bodoh, lihat bajumu basah semua dan bentuk tubuhmu terlihat sangat jelas." Valen menatap Dara dari bawah sampai atas.
Dara yang merasa canggung dan malu, Wajahnya memerah. ia buru buru memalingkan wajahnya.
"Ini...pakailah." Valen memberikan jaketnya pada Dara.
"Aku tidak mau." Dara menolak membuat Valen jadi kesal.
"Apa?" Valen menatap Dara, Ia sepertinya benar benar marah.
"Aku tidak suka memakai barang milik orang lain." pandangan mata Dara masih lurus kedepan, Wanita itu tidak berani menatap Valen.
"Jadi kamu lebih suka memamerkan tubuhmu begitu?" ucap Valen penuh penekanan.
"Aku.... " Dara menoleh kesamping, tuduhan Valen yang menyakitkan membuat Dara sedih.
Melihat wajah Dara yang berubah sedih membuat Valen merasa kasihan.
"Gadis, aku ini bukan orang lain. sebentar lagi aku akan menjadi suamimu."
Suara Valen terdengar lembut ditelinga Dara.Hati Dara tersentuh, ada perasaan nyaman ketika Valen memakaikan jaketnya pada Dara.
Lagi lagi Dara dan Valen saling berpandangan, jantung Dara berdebar debar karena jarak wajah mereka sangat dekat.
Valen semakin mendekatkan wajahnya, ia ingin mencium bibir Dara. Bibir yang membuatnya candu.
Valen mengurungkan niatnya saat ia teringat Dara menamparnya. Valen segera menjauhkan dirinya dari Dara dan entah mengapa Dara merasa kecewa.
Melihat wajah Darah yang tampak kecewa Valen tersenyum tipis, Valen kembali mendekatkan wajahnyanya pada Dara. Tanpa meminta persetujuan Dara Valen mencium bibir Dara.
Dara membulatkan matanya saat dengan lembut Valen mencium bibirnya, tidak ada perlawanan atau penolakan dari Dara. Sesesat kemudian Dara justru memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Evita Mala
dr td cium2 mulu bkin ngih pmbca deh
2024-07-18
1