Dara dan Gadis kemudian sepakat untuk bertukar tempat. Dara berpura pura menjadi Gadis dan Gadis akan berpura pura menjadi Dara.
Gadis sangat senang bisa bertemu lagi dengan ibunya, ia ingin tetap tinggal dirumah Dara. Sedangkan Dara, ia penasaran. Dara ingin tahu bagaimana rasanya hidup menjadi Gadis, memiliki keluarga kaya yang terlihat harmonis.
Dara hampir sampai dirumah Gadis, karena tiba tiba ada kucing yang lewat valen mengerem mobilnya secara mendadak.
Dara yang tidak siap, tubuhnya terhuyung kesamping. kepala Dara terhuyung tepat diatas dada Valen. Dara kembali merasakan jantungnya berdegup kencang, Ia buru buru menjauhkan dirinya dari Valen.
"Kenapa kamu berhenti." Dara memegangi Dadanya.
"Ada kucing." Ucap Valen.
Dara tidak tahu kalau Valen merasakan hal yang sama seperti Dara, Jantung Valen berdegup lebih kencang. Ketika ia bersentuhan dengan Dara.
Valen tidak mengerti, apa yang ia rasakan Selama ini? Ia tidak terlalu menyukai Gadis, Gadis bukanlah wanita tipenya. Bagi Valen, Gadis adalah wanita pendiam yang jarang bicara.
Wanita yang membosankan seperti Gadis tidak cocok dengan Valen, Valen lebih menyukai wanita yang ceria dan Energik. Entah mengapa. Valen menyadari kalau ia mulai tertarik pada Gadis.
Valen tidak tahu, jika wanita yang bersamanya bukanlah Gadis melainkan Dara. Valen diam mematung, membuat Dara jadi bingung.
"Apa kita sudah Sampai?" Pertanyaan Dara, membuat Valen menoleh kearahnya.
"Kamu tidak tahu rumahmu sendiri?" Valen menatap Dara penuh tanda tanya.
Dara salah tingkah, ia juga gugup. Dara bepura pura mengusap usap matanya.
"Aku tidak melihat kedepan." Untuk menghilangkan rasa gugupnya Dara segera keluar dari mobil Valen.
Valen hanya diam sambil menatap kepergian Dara, Sikap Valen menjadi aneh. Tadinya ia ingin mengantar Dara masuk dan mengatakan pada keluarga Gadis, Kalau ia sudah menemukan Gadis. Agar keluarga Gadis tahu, bahwa ia adalah laki laki yang bertanggung jawab.
"Kenapa aku harus perduli dengan pendapat keluarga Gadis?"
Valen merasa, ia berubah menjadi bodoh. Selama ini Valen tidak pernah mau perduli dengan pendapat orang lain tentang dirinya, jadi untuk apa Valen perduli dengan pendapat keluarga Gadis.
Sementara itu Dara masuk kedalam rumah mewah yang disebut Valen sebagai rumahnya, Saat masuk kedalam ruang tamu Dara melihat foto keluarga.
Foto keluarga itu sama seperti foto yang Dara lihat diponsel milik Gadis, hanya ukurannya saja yang berbeda.
"Gadis, kamu pulang nak?" Seorang pria berusia lima puluhan mendekati Dara.
Dara menatap pria itu. pria yang tidak lain adalah tuan Abhian, ayah kandung Dara.
Tuan Abhian memeluk Dara dengan penuh kasih sayang.
"Dari mana saja kamu? Kenapa kamu pergi dari rumah?" Tuan Abhian melepaskan pelukannya.
Tuan Abhian lalu mengatakan, bahwa semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan Gadis yang tidak ada didalam kamarnya. Ia yakin Gadis kabur dari rumah.
Hati Dara terasa menghangat ketika tuan Abhian memeluknya, mata Dara berkaca kaca. Bertahun tahun ia kehilangan sosok seorang ayah, tapi hari itu ia merasakan bagaimana rasannya disayang dan dikhawatirkan oleh seorang ayah.
Ketika Dara hampir menangis, dua orang berjalan menghampiri Dara dan tuan Abhian. Mereka adalah nyonya Andini dan Fera, ibu tiri dan juga adik tiri Gadis.
"Gadis maaf, papa buru buru. papa mau pergi bekerja." Tuan Abhian kemudian pergi meninggalkan ruangan itu. Sebelum pergi ia juga berpamitan pada Nyonya Andini dan Fera
"Kenapa kamu pulang? Aku pikir kamu akan pergi selamanya." Ucap Nyonya Andini sinis.
Semalam nyonya Andini memang sempat meminta tolong beberapa orang untuk mencari Gadis, namun itu ia lakukan hanya supaya dirinya terlihat baik didepan suaminya.
Sebenarnya nyonya Andini sangat senang jika Gadis pergi dari rumah, Gadis adalah penghalang bagi Nyonya Andini.
Nyonya Andini ingin Semua harta tuan Abhian jatuh ketangan Fera tapi itu tidak mungkin karena Fera bukanlah anak kandung tuan Abhian. Fera adalah anak Nyonya Andini dengan suami pertamanya yang sudah meninggal.
Suatu hari nanti harta kekayaan tuan Abhian pasti akan diwariskan pada Gadis karena Gadis adalah anak kandung Abhian.
Dara memutar bola matanya malas, ia tahu nyonya Andini dan Fera tidak menyukai kehadirannya.
"Memangnya kenapa kalau aku pulang?" Dara Kemudian meninggalkan nyonya Andini dan Fera begitu saja. ia tidak mau berbasi basi dengan kedua wanita itu.
Dara menghentikan langkah kakinya. ia ingin pergi kekamar Gadis, tapi ia tidak tahu dimana kamar Gadis.
Dara kemudian menghubungi Gadis. Setelah Gadis memberi tahu dimana letak kamarnya, Dara segera memutuskan sambungan telephonenya dengan Gadis, Dara tidak ingin ada yang mendengarkan pembicaraannya dengan Gadis.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Diruangan tempatnya bekerja, Valen tidak bisa berkonsentrasi bekerja. ia menunda semua pekerjaannya. Entah kenapa? ia memikirkan Dara. Pertemuannya hari ini dengan Dara membuat perasaan Valen berubah.
Valen tidak mengerti mengapa hari ini ia begitu mudah menyentuh Gadis, ia menggedong Gadis. anehnya ia merasakan sesuatu yang berbeda dihatinya ketika ia menatap mata Gadis.
Sesuatu yang tidak pernah Valen rasakan sebelumnya pada Gadis. Valen ingin sekali bertemu Dara, ia juga tidak tahu kenapa.
Valen mengikuti kata hatinya, sore itu ia kembali lagi kerumah Gadis. Seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuk Valen. Ia mengatakan, dirumah sedang tidak ada orang.
Nyonya Andini pergi Arisan, Tuan Abhian belum pulang kerja dan Fera, ia pergi bersama teman temannya.
"lalu, dimana Gadis?" Tanya Valen pada asisten rumah tangga itu.
"Nona Gadis ada dikamarnya." ucap Asisten rumah tangga itu.
Asisten rumah tangga itu lalu pergi meninggalkan rumah Gadis karena para pegawai yang lain juga sudah pulang. Selain keluarga memang tidak ada orang lain yang tinggal dirumah itu.
Orang orang yang bekerja dirumah itu selalu datang pagi dan pulang disore hari, bahkan jika pekerjaan mereka sudah selesai. Siang hari mereka sudah pulang.
Valen berjalan kearah kamar Gadis. ia mengetuk pintu kamar Gadis, tapi tidak ada jawaban. Valen memberanikan diri membuka pintu kamar Gadis dan ternyata pintu itu tidak dikunci.
Valen mengedarkan pandangannya keseluruhan ruangan, laki laki itu mencoba mencari sosok Gadis.
Valen melihat Dara sedang tertidur pulas, ia kemudian duduk dipinggir tempat tidur. Valen mengamati wajah Dara.
"Kalau diperhatikan, Gadis cantik juga." Diam diam Valen memuji kecantikan wanita yang ia kira Gadis.
Mata Dara masih terpejam, Valen mendekatkan wajahnya pada wajah Dara.terlihat jelas bibir Dara yang merah menggoda.
Entah apa yang merasuki jiwa Valen, Valen semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Dara dengan berani Valen juga mendekatkan bibirnya pada bibir Dara.
Valen tersentak ia langsung memundurkan wajahnya, ia buru buru berdiri ketika ia menyadari Dara terbangun dan membuka matanya.
"Valen???" Dara mengusap usap matanya ia heran, mengapa Valen ada dikamarnya?
"Sedang apa kamu disini?" Dara kembali bertanya, namun tidak ada jawaban dari Valen.
Valen keluar dari kamar itu begitu saja, membuat Dara penasaran. Dara kemudian turun dari tempat tidurnya, ia berjalan cepat agar ia bisa mengejar Valen.
Karena berjalan terburu buru kaki Dara tersandung, Dara pun jatuh terduduk dilantai. Dara meringis kesakitan.
Dara menengadahkan kepalanya saat Valen mengulurkan tangannya, Dara memegangi tangan Valen.
Valen menarik tangan Dara hingga Dara berdiri, karena habis terjatuh Dara tidak bisa berdiri dengan benar. Dara hampir saja terjatuh lagi. Valen melingkarkan satu tangannya dipinggang Dara supaya Dara tidak terjatuh.
Dara merasakan hatinya bergetar ketika ia dan Valen saling bertatapan, Dara segera mengalihkan pandangan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments