Valen baru selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan tubuh yang bersih dan wangi. laki laki itu memang selalu menjaga tubuhnya dengan baik. Valen tidak suka badannya berkeringat atau bau karena itu ia mempunyai hobby mandi.
Valen sangat rajin mandi, bahkan terkadang ia mandi sehari tiga kali. Bagi Valen mandi adalah obat penghilang penat dan stress.
Tidak mudah menjadi seorang ceo diusia muda, ada banyak tanggung jawab dan pekerjaan yang harus ia lakukan.
Biasanya teman teman Valen yang sedang jenuh dan lelah dengan pekerjaan, Mereka akan cuti lalu pergi liburan. Sedangkan Valen, hanya dengan mandi lalu menyiram kepalanya dengan air, itu sudah membuat semua rasa lelahnya hilang.
Meskipun terkadang ia ikut pergi berlibur bersama teman temannya, namun tetap saja Valen tidak menghilangkan kebiasaannya yang suka mandi.
Valen berjalan kearah meja makan ia hanya menggunakan celana pendek. Valen tidak memakai baju, ia membiarkan dirinya bertelanjang dada.
Gadis baru saja menyiapkan piring untuk makan, Gadis buru buru memalingkan pandangannya ketika ia melihat Valen bertelanjang dada.
Gadis tidak bisa menyembunyikan rasa malunya, ini pertama kalinya ia seorang pria dewasa bertelanjang dada.
"Kenapa kamu tidak pakai baju?" Gadis masih tidak ingin melihat kearah Valen.
"Ini rumahku, aku bebas melakukan apa saja yang aku mau. lagi pula aku ini suamimu, untuk apa kamu malu?" Valen bisa melihat wajah Gadis yang tampak malu malu.
"Sampai kapan kamu mau berdiri disitu?" Valen sudah duduk didepan meja makan, tapi Gadis masih berdiri tanpa pergerakan.
Dengan perasaan yang gugup dan jantung yang berdetak kencang Gadis duduk dihadapan Valen.
Valen melirik Gadis, ia merasa terhibur melihat ekspresi Gadis yang tampak serba salah dan malu malu. Valen pura pura tidak tahu, ia mengambil makanan yang ada didepannya lalu ia makan dengan lahapnya.
Kalau dilihat dari dekat seperti ini, Valen memang tampan. Diam diam Gadis memuji Valen. Matanya tak berkedip memandangi Wajah Valen.
"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" Valen menatap Gadis yang ketika itu sedang menatapnya, mereka jadi saling berpandangan.
"Apa makanannya enak?" Gadis segera mengalihkan pandangannya.
Saat Valen mandi, makanan yang Valen pesan datang, Gadis segera mengambilnya lalu menyiapkan makanan itu dimeja makan. Gadis sama sekali belum mencicipi makanan itu.
"Enak, kamu tidak makan?" Valen mengambil , sepotong daging lalu ia menaruhnya dipiring Gadis.
Valen juga menaruh nasi serta beberapa sendok sayuran dipiring Gadis.
"Aku bisa ambil sendiri." Dilayani seperti itu membuat Gadis merasa tidak enak.
"Tidak apa apa Gadis, aku ini suamimu."
Hari itu sudah dua kali Valen menyebutkan kata suamiku, hati Gadis berbunga bunga ia merasa amat senang.
Gadis kemudian makan, tapi ia tidak mau menatap Valen. Sama seperti Valen, Gadis juga makan dengan lahap. Makanan yang dipesan Valen memang sangat enak.
Selesai makan Gadis ingin merapikan meja makan ia juga ingin mencuci piring, tapi Valen melarangnya.
"Kamu tidak perlu melakukan apa apa, tidurlah." Ucap Valen bernada perintah yang seakan tidak bisa dibantah.
"Apa kamu mau membereskan piring piring ini?" Bukannya menurut Gadis malah bertanya, membuat Valen kesal saja.
"Besok pagi ada orang yang akan membersihkannya." Rasanya Valen ingin sekali membentak Gadis, tapi ia tidak jadi melakukannya.
Jika Valen memarahi atau membentak Gadis, Gadis pasti akan sedih dan entah mengapa Valen tidak suka melihat wajah sedih Gadis. Valen lebih suka melihat Gadis tersenyum.
Menyadari Valen sedang kesal Gadis akhirnya menuruti kata kata Valen ia masuk kedalam kamarnya. Karena hari sudah larut malam Gadis langsung menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur, tidak lama kemudian wanita itupun tertidur pulas.
Keesokan harinya Gadis terbangun. ia mencari cari Valen, tapi ia tidak menemukannya. Gadis juga pergi kekamar Valen, dilihatnya Kamar itu kosong.
"Mungkin Valen sudah pergi kerja." Gadis kecewa karana Valen pergi tanpa berpamitan padanya.
Sementara itu dirumah Dara, Dara tampak bersemangat. Hari itu ia akan pergi bekerja. menyongsong masa depannya, yang ia sendiri tidak tahu akan seperti apa.
Begitu sampai dikantor, atasan Dara langsung memberikan tugas pada Dara. Dara diminta untuk pergi kesebuah perusahaan besar.
Bramanta grub adalah salah satu perusahaan tekstil terbesar dikota itu. Perusahaan itu sudah menyetujui kerja dengan Pt. Dwitama, tempat dimana Dara bekerja.
.
Dara tidak tahu, mengapa perusahaan besar seperti Bramanta grup mau bekerja sama dengan perusahaan kecil tempat Dara bekeja, Dari desas desus yang Dara dengar. Ceo Bramanta grup adalah teman lama Ceo, Pt. Dwitama.
Ada sedikit dari proposal kerja sama yang harus diperbaiki, atasan Dara mengatakan Proposal kerja samanya sudah diperbaiki sesuai keinginan dari Ceo Bramanta grup.
Semula Dara bertanya tanya, mengapa dirinya yang diminta untuk mengantarkan proposal itu, tapi sebagai anak baru Dara tidak mungkin menolak perintah atasannya.
Dara akhirnya sampai diperusahaan itu, ia sempat kagum melihat besarnya Bramanta grub. Dara yakin ceo perusahaan itu pasti orang yang hebat.
Dara terkejut karena ketika masuk kedalam perusahaan itu Dara bertemu deng Valen. Saat Dara masuk kedalam lif, Valen sudah berada didalam lif itu. kebetulan sekali mereka hanya berdua karena dua orang lain yang ada didalam lif itu baru saja keluar.
"Kamu kenapa datang kesini?" Valen menarik tangan Dara hingga Dara berdiri sangat dekat dengannya.
"Kamu sendiri, kenapa ada disini?"
Valen tersenyum sinis, mendengar petanyaan Dara yang menurutnya konyol. tentu saja ia berada diperusahaan itu karena perusahaan itu adalah miliknya dan ia adalah ceo perusahaan itu.
Dia ini tidak tahu, atau pura pura tidak tahu? Valen menggerutu dalam hati.
"Aku Kerja." Valen menatap Dara, ia tampak tidak senang.
"Kalau akuuu...ku datang kesini untuk bertemu langsung dengan ceo perusahaan ini" Dara menjelaskan.
"Untuk apa?" Valen ngin tahu, kenapa Dara ingin bertemu dengannya.
"Kamu tidak perlu tahu."
Jawaban Dara membuat Valen kesal dengan gerakan cepat ia melingkarkan satu tangannya dipinggang Dara sementara satu tangannya lagi memegang dagu Dara.
"Istriku, sekarang sudah mulai kurang ajar." Valen mendekatkan wajahnya pada Dara. Tanpa meminta persetujuan Dara, Valen mencium bibir Dara.
Dara tidak ingin terbuai lagi, ia mendorong Dada Valen.
Plak...
Satu tamparan mendarat dipipi Valen. Valen sangat marah ia merasa terhina dengan penolakan Dara. terlebih Dara sampai menamparnya, seakan akan ia adalah pria hidung belang yang ingin berbuat sesuatu yang tidak pantas pada Dara.
Bagi Valen ini adalah suatu penghinaan, dengan suara baritonnya dan tatapannya yang menakutkan Valen membentak Dara.
"Gadis, Berani sekali kamu menamparku." Valen terlihat begitu emosi.
"Maaf Valen, Aku bukan Gadis. Aku Dara. kamu salah orang."
Bersamaan dengan itu pintu lif terbuka, Valen hanya bisa diam melihat Dara keluar dari lift itu dan sampai pintu lif itu tertutup Valen masih tetap diam.
Valen merasa malu, ia juga merasa dirinya bodoh karena lagi lagi ia salah mengenali seseorang.
"Aku salah lagi." Valen memijat pelipisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ika Rahmawati
up lagi thor
2024-03-12
8