Tatapan Azka terlihat sinis pada Valen. Ia tidak suka Dara dekat dekat dengan Valen, laki laki yang sudah beristri.
"Dara, ayo kita pergi." Azka menarik tangan Dara. Dara yang semula berdiri disamping Valen, kini berpindah posisi. Dara jadi berdiri disamping Azka.
Dara dan Azka lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu, Tidak ada alasan bagi Dara untuk menolak ajakan Azka. meskipun dalam hati Dara merasa nyaman dan senang berada didekat Valen.
Valen tidak dapat mengalihkan pandangannya matanya pada Dara, ia memandangi Dara hingga Dara benar benar menghilang dari pandangan matanya.
Setelah Dara dan Azka pergi, Valen lalu pergi bersama sekretarisnya.
Sementara itu didalam mobil Dara hanya diam saja. ia sedang tidak ingin bicara, pikiran kemana kemana. Dalam pikiran Dara hanya dipenuhi dengan Valen, Valen dan Valen.
Sore harinya ketika Dara pulang kerja, Gadis menelpon Dara. ia mengatakan kalau dirinya sedang sakit, Dara yang mencemaskan Gadis segera pergi untuk menemui Gadis.
Sebelum pergi Dara sempat bertanya pada Gadis tentang keberadaan Valen, Dara tidak ingin menjenguk Gadis jika Valen ada rumah. rasanya akan sangat canggung jika ia bertemu dengan Valen.
Karena Gadis mengatakan Valen tidak ada di rumah, Dara barulah mau menjenguk Gadis. Sampai di rumah Valen, Dara langsung masuk kedalam kamar Gadis.Dilihatnya Gadis sedang berbaring diatas tempat tidur.
Dara, menghampiri Gadis lalu ia duduk dipinggir tempat tidur.
"Gadis, Kamu sakit apa?" Tanya Dara dengan wajah yang terlihat khawatir.
"Aku tidak apa apa, aku cuma demam, istirahat sebentar nanti juga sembuh." Gadis sangat senang karena Dara mau menjenguk nya, wanita itu tersenyum bahagia.
"Syukurlah." Dara merasa lega.
"Bagaimana kalau aku belikan bubur." Biasanya orang yang sedang sakit suka makan bubur karena itu Dara ingin membelikan bubur untuk Gadis.
"Tidak usah, tadi Valen sudah membelikan bubur untukku. aku sudah makan bubur, aku juga sudah minum obat."
Ucapan Gadis membuat hati dara tiba tiba terasa sakit. Mungkin ia cemburu.
"Jadi, Tadi Valen sempat pulang?"
Dara mengira Valen pulang sebentar lalu memberikan bubur dan obat untuk Gadis, tapi ternyata Dara salah. Gadis lalu mengatakan kalau Valen memesankan bubur dan obat untuk Dara melalui online.
Dara semakin yakin kalau perasaannya pada Valen adalah suatu kesalahan besar. Selain Valen adalah suami Gadis, Valen juga mencintai Gadis bukan dirinya.
Dara berhenti melamun ketika suara ponsel Gadis berbunyi, Gadis mengambil ponsel yang ada diatas dimeja. Meja itu berada di samping tempat tidur Gadis.
"Gadis, nanti malam aku mau pergi ke acara resepsi pernikahan temanku. Apa kamu bisa ikut?" Suara Valen dari seberang sana terdengar lembut ditelinga Gadis.
Gadis ternyata membohongi Dara, sebenarnya Valen tidak memberikan bubur dan obat Gadis sendirilah yang memesannya secara online.
Gadis hanya ingin memperlihatkan pada Dara, kalau Valen adalah laki laki yang baik dan rumah tangga mereka baik baik saja. Gadis tidak ingin Dara mencemaskan keadaan rumah tangganya dengan Valen.
Gadis terdiam saat Valen memintanya datang keacara pernikahan bersama Valen, Gadis memang tidak memberi tahu Valen kalau hari itu ia sedang sakit.
Dengan terpaksa Gadis menyetujui permintaan Valen agar Valen tidak merasa kecewa. Gadis membayangkan teman teman Valen yang sudah menikah pasti datang membawa pasangannya.
"Aku bisa." Ucap Gadis lesu.
Usai pembicaraan singkatnya dengan Gadis, Valen pun memutuskan panggilan teleponnya.
"Ya sudah, nanti malam aku jemput kamu." Ujar Valen sebelum ia menutup telponnya.
Gadis menarik nafas panjang seolah olah ia sedang mengeluarkan segala keluh kesahnya.
"Ada apa?" Dara menyadari raut wajah Gadis yang berubah setelah ia menerima telepon dari Valen.
Gadis lalu menceritakan semua pada Dara, Gadis mengatakan Valen akan datang ke acara pernikahan temannya dan Gadis merasa tidak enak jika ia tidak menemani Valen.
Melihat Dara tiba tiba Gadis jadi berpikir untuk meminta tolong pada Dara.
"Dara, apa kamu mau menemani Valen?"
Jantung Dara serasa mau copot ketika Gadis meminta sesuatu yang tidak mungkin baginya.
"Apa kata mu?" Dara seakan tak percaya dengan apa yang Gadis katakan.
"Aku bilang, apa kamu mau menemani Valen?" Gadis mengulangi kata katanya sambil menatap Dara dengan penuh keyakinan.
Dara awalnya menolak keinginan Gadis, tapi karena Gadis terus membujuk Dara. Hati Dara menjadi luluh.
"Dara, tolonglah. Valen pasti sedih kalau ia harus pergi sendiri. aku sedang sakit, aku tidak mungkin menemani Valen." Gadis tidak putus asa untuk meyakinkan Dara agar Dara mau pergi bersama Valen.
"Tapi Valen tidak akan mau pergi dengan ku." Dara mencari cari cari Alasan.
"Kalau begitu, kamu pura pura saja jadi aku."
Dara tidak habis pikir, mengapa dengan mudahnya Gadis meminta Dara untuk menyamar jadi dirinya dan dengan mudahnya Gadis memintanya untuk pergi berduaan dengan suaminya.
"Gadis, aku ini perempuan. bagaimana kalau aku menggoda suamimu?" Dara menyipitkan matanya.
"Tidak mungkin, aku percaya padamu."
Dara tersenyum kecut mendengar ucapan Gadis. Seandainya saja Gadis tahu kalau Dara menaruh hati pada Valen, mungkinkah Gadis masih bisa bersikap baik pada Dara atau justru Gadis akan marah dan membenci Dara. Entahlah memikirkan hal itu membuat kepala Dara jadi pusing.
Dara akhirnya termakan oleh bujuk rayu Gadis, ia bersedia menggantikan Gadis untuk menemani Valen.
Gadis sangat senang karena Dara mau memenuhi permintaannya, Gadis kemudian meminta Dara untuk memilih baju yang akan Dara gunakan nanti malam.
Dara membuka lemari baju milik Gadis. Ia sempat takjub melihat, baju Gadis. Semua baju Gadis bagus bagus dan terlihat indah.
"Kenapa kamu malah bengong? Pilih saja yang kamu suka." Gadis duduk ditempat tidur, sambil memperhatikan Dara yang sudah membuka lemari pakaiannya.
"Iya." Dara melihat lihat baju baju milik Gadis, ia bingung tidak tahu harus memilih yang mana.
Gadis turun dari tempat tidurnya, ia lalu menghampiri Dara.
"Biar aku pilihkan." Gadis mengambil salah satu baju yang ada di lemari.
"Gadis, kamu kan masih sakit. kamu istirahat saja."
"Aku tidak akan pingsan, cuma karena mengambilkan baju untukmu." Gadis tersenyum, ia memberikan baju yang sudah ia ambil pada Dara. Setelah itu ia kembali duduk ditempat tidur.
Karena Dara merasa badannya berkeringat. Dara mengatakan pada Gadis, Kalau ia mau mandi. Gadis lalu meminta Dara untuk segera mandi.
Usai mandi Dara duduk bersama Gadis diatas tempat tidur, merekapun ngobrol. Saking asiknya ngobrol mereka sampai lupa waktu tanpa terasa hari sudah malam.
"Dara ini sudah malam, cepat ganti baju. Nanti Valen keburu datang." Gadis sedikit panik.
"Iyaa.. iyaa.." Dara masuk kedalam ruang ganti sambil membawa baju yang tadi Dara pilihkan untuknya.
Hanya beberapa menit saja Dara sudah mengganti bajunya, saat Dara keluar dari ruang Ganti. Gadis langsung menarik tangan Dara, ia menuntun Dara sampai didepan meja rias.
"Sekarang aku akan mendandani kamu supaya kamu cantik." Ucap Gadis.
"Jadi selama ini aku jelek." Dara duduk dikursi yang berada didepan meja rias.
"Aku tidak tahu, kamu tanya saja sama orang lain karena aku tidak bisa menjawab." Gadis membuka kotak kecil yang berisi make-up. kotak itu ada diatas meja rias.
"Tinggal jawab apa susahnya?" Dara memanyunkan bibirnya.
"Kalau aku bilang kamu cantik, itu sama saja memuji diri aku sendiri. kalau aku bilang kamu tidak cantik, itu sama saja menghina diri aku sendiri."
"Maksud kamu?" Dara tidak mengerti maksud dari ucapan Gadis.
"Kita ini saudara kembar wajah kita mirip." Gadis tersenyum, wanita cantik itu kemudian mulai mendandani Dara.
...🍀🍀🍀🍀🍀...
Valen masuk kedalam apartemennya dengan wajah yang tampak lelah, Seharian ini banyak sekali pekerjaan yang ia kerjakan. Valen ingin mandi lalu tidur, tapi itu tidak mungkin karena ia harus datang ke acara pernikahan temannya.
Valen duduk di kursi, ia ingin beristirahat untuk beberapa saat, ketika Valen sedang melepaskan dasinya pintu kamar Gadis dibuka.
Valen menoleh kearah pintu, ia melihat Dara keluar dari kamar itu. Valen mengusap usap matanya ia seakan tak percaya melihat Dara berdandan secantik itu.
"Gadis.. " Valen berjalan mendekati Dara, Dara buru buru menutup pintu kamar Gadis agar Valen tidak melihat Gadis.
"Gadis, kamu cantik." Valen tiba tiba memeluk Dara, seperti biasa ia salah mengenali orang. Valen mengira Dara adalah Gadis.
Jantung Valen berdebar saat ia memeluk Dara. ia merasa nyaman memeluk Dara, anehnya semua rasa lelah yang ia rasakan mendadak hilang entah kemana.
Kenapa aku merasa sedang memeluk Dara? Batin valen.
Dara mendorong dada Valen hingga pelukan Valen terlepas, itu membuat Valen kecewa.
"Kamu menolak ku?" Valen terlihat sedih.
"Bukan begitu, kita mau pergi lagipula kamu belum mandi."
Mendengar penjelasan dari Dara, Valen tersenyum lebar, rasa sedih dan kecewanya kini berganti dengan rasa senang.
"Maaf Gadis, aku lupa. aku belum mandi. Kalau begitu, aku mandi dulu." Valen lalu pergi kekamar mandi dengan wajah yang sumringah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Salsabila Arman
lanjut
2024-04-29
1
Hafiz Ibrohim
lg seru jg
2024-04-26
3
Hartanti linda tofani
kapan up lagi
2024-04-25
7