Hanya mimpi

Valen merasa hatinya berubah saat pertama dirinya bertemu Dara, Karena pertemuannya dengan Dara Valen setuju menikah dengan Gadis.

Valen mengira wanita yang selalu membuatnya gelisah dan jantungnya berdebar debar adalah Gadis, Valen sangat frustrasi ketika ia mengetahui jika wanita itu adalah Dara bukan Gadis.

Kini Valen bingung, laki laki itu tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya tidak mungkin jika ia menceraikan Gadis lalu menikah dengan Dara.

"Sayang, Kenapa kamu melamun?" Suara lembut Gadis membuat Valen tersadar dari lamunannya.

"Apa kamu bilang? Sayang?" Valen menatap Gadis dengan heran.

"Aku cuma ngikutin kamu." Ucap Dara sambil tersenyum manis.

Senyuman Gadis membuat Valen tidak tega untuk menyakiti Gadis. Dulu Valen memang sering menyakiti Gadis dengan kata katanya yang pedas dan kasar, tapi itu dulu. Sekarang Gadis sudah menjadi istrinya. Tidak adil bagi Gadis, jika Valen menyakiti Gadis hanya karena Valen mencintai Dara.

Bukan salah Gadis jika Valen jatuh cinta pada Dara, Bukan salah Gadis juga jika kini Valen menjadi suami Gadis. Valen sendirilah yang setuju dengan pernikahan ini. Memikirkan semuanya membuat kepala Valen berdenyut.

Valen hanya berharap ia bisa mulai mencintai Gadis dan membuang jauh jauh perasaannya untuk Dara.

Tidak lama kemudian pegawai restaurant datang sambil mengantarkan makanan serta minuman pesanan Valen dan Gadis.

Usai makan Gadis dan Valen pergi dari Restorant itu, sampai diapartemen Valen suasana kembali hening. Baik Gadis maupun Valen mereka sama sama diam, mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Gadis baru saja ingin masuk kedalam kamarnya, namun tiba tiba saja lampu mati. Gadis ketakutan ia pun reflek memeluk Valen.

Kamar Valen dan kamar Gadis memang bersebelahan. Saat Gadis ingin masuk kedalam kamarnya, Kebetulan Valen juga ingin masuk kedalam kamarnya. Sehingga dengan mudah Gadis menghampiri Valen lalu memeluknya.

Ada perasaan aneh yang merasuki jiwa Valen ketika Gadis memeluknya. Valen ingin melepaskan pelukan Gadis, tapi entah mengapa lagi lagi Valen merasa tidak tega.

"Valen, aku takut tidur sendiri." Gadis semakin mempererat pelukannya membuat Valen merasa nafasnya sedikit sesak.

"Kamu mau tidur denganku?"

Tawaran Valen membuat Gadis sedikit kaget,Dengan malu malu ia lalu melepaskan pelukannya pada Valen.

Wajah Gadis memerah, ia menundukan kepalanya karena malu. Sepertinya wanita itu lupa, kalau saat itu sedang mati lampu dan Valen tidak melihat wajahnya yang memerah.

Gadis jadi salah tingkah sendiri, Seandainya malam itu tidak mati lampu mungkin Gadis sudah berlari kekamarnya.

"Gadis, Kita ini suami istri. apa salahnya kita tidur satu kamar?" Valen memegang tangan Gadis.

Gadis gugup, Hatinya bergetar saat tangan Valen menyentuh tangannya. Gadis merasa seakan akan ada aliran listrik yang mengalir memasuki tubuhnya.

"Bukannya.. kamu yang mau kita pisah kamar?" Ucap Gadis, suaranya terbata bata.

"Aku tau, tapi sekarang kamu takut tidur sendiri." Secara tidak langsung Valen ingin menemani Gadis tidur.

Gadis tidak punya pilihan selain menuruti keinginan Valen, Valen menuntun Gadis kedalam kamarnya. Valen kemudian mengambil Ponsel yang ada disaku celananya, lalu ia menyalakan senter yang terdapat diponselnya.

"Tidurlah, aku akan tidur disofa." Valen mengalah, ia meminta Gadis tidur ditempat tidur.

Gadis diam saja, ia tidak menyangka Valen akan bersikap baik padanya. Gadis mengira Valen akan bersikap buruk padanya karena Valen tidak mempunyai perasaan apa apa padanya.

"Kenapa bengong? Masih takut? aku sudah menyalakan senter." Valen meletakkan ponselnya diatas meja, Meja yang berada disamping tempat tidurnya.

Gadis menggelengkan kepalanya, berlahan lahan ia berjalan mendekati tempat tidur. ia mendudukan dirinya diatas tempat tidur.

Gadis membaringkan tubuhnya dengan posisi membelakangi Valen, ia menarik selimut yang terlipat diatas bantal. Gadis lalu menyelimuti tubuhnya. Karena lelah, hanya dalam beberapa menit Gadis sudah tertidur pulas.

Melihat Gadis sudah tidur Valen menarik nafas lega. Dengan tertidurnya Gadis, Valen tidak perlu repot repot menemani Gadis yang ketakutan karena mati lampu.

Valen menjatuhkan tubuhnya disofa, beberapa saat kemudian laki laki itu juga tertidur pulas.

Valen terbangun saat ia mendengar suara Gadis memanggil manggil namanya.

"Valen.. Valen... kamu dimana?" Panggil Gadis, ia setengah berteriak.

"Ada apa Gadis?" Valen sangat kesal. Rasanya belum lama ia tidur, tapi Gadis sudah membangunkannya.

"Senter hp kamu mati."

Baterai ponsel Valen sepertinya habis karena itu senter diadalam ponselnya pun ikut mati.

Mendengar ucapan Gadis, Valen berinisiatif untuk menghampiri Gadis. Valen bangun dari sofa, dengan cepat ia berjalan kearah tempat tidur lalu lalu duduk disana.

Meskipun mati lampu kamar itu tidak sepenuhnya gelap, masih ada sedikit cahaya dari luar. Kamar Valen terletak didepan balkon dan dari sanalah cahaya itu berasal.

"Aku akan menemimu." Ucap Valen sambil membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Valen tidur membelakangi Gadis yang masih duduk. Valen mengira Gadis juga akan tidur membelakanginya, namun ternyata ia salah.

Valen membulatkan matanya ketika ia merasakan Gadis memeluknya dari belakang.

"Apa yang kamu lakukan? lepaskan aku" Valen ingin melepaskan pelukan Gadis, Sayangnya ia tidak bisa karena Gadis memeluknya dengan sangat erat.

"Kita ini suami istri, jadi apa salahnya aku memelukmu?" Gadis menirukan ucapan Valen, Valen tadi sempat mengatakan bahwa mereka adalah suami istri.

Gadis merenggangkan pelukannya, tangannya yang nakal mulai berani meraba raba dada Valen.

"Kamu.. " Valen memejamkan matanya, laki laki itu bahkan tidak menolak ketika Gadis membuka kancing bajunya satu persatu.

Gadis baru saja ingin melanjutkan aksinya untuk menggoda suaminya itu, namun sepertinya ia harus mengurungkan niatnya karena mendadak lampu menyala.

Gadis dan Valen sama sama terkejut, Posisi meeka saat itu sangat intim. Gadis memeluk Valen yang sudah bertelanjang dada.

Gadis buru buru bangun, ia segera turun dari tempat tidur.

"Lampunya sudah nyala, aku tidak takut lagi."

Gadis berlari kearah pintu, Secepatnya ia ingin keluar dari kamar itu. Tangan Gadis sudah memegang gagang pintu, ia baru mau membuka pintu.

"Tunggu Gadis!"

Panggilan Valen membuat Gadis melepaskan pegangannya dari gagang pintu. Wanita itu membalikan badannya lalu berkata.

"Ada apa?"

"Kemarilah." Perintah Valen,

Gadis merasa ada yang berbeda dengan tatapan Valen. Tatapannya mengintimidasi, ia bagai raja yang sulit ditolak perintahnya.Dengan ragu ragu Gadis mendekati Valen.

"Kamu mau pergi begitu saja setelah menggodaku, tidak bisa kamu harus bertanggung jawab." Valen tersenyum sinis.

"Maksudmu?" Gadis mundur satu langkah

Dengan gerakan cepat Valen memegang tangan Gadis agar Istrinya itu tidak bisa melangkah lagi.

"Sayang, aku ini laki laki normal, aku juga bisa tergoda. kamu duluan yang menggodaku, jadi sekarang kamu harus.. " Valen menggantung kata katanya.

"Harus apa?"

Sebenarnya Gadis sudah tahu. Apa yang diinginkan Valen? Hanya saja ia berlagak bodoh, Gadis tadinya hanya ingin menggoda Valen. Ia tidak mengira, kalau Valen akan benar benar tergoda.

"Kamu harus menuruti keinginanku, aku menginginkanmu. Aku ingin meminta hakku sebagai suami."

Valen berkata dengan suara yang lembut dan pelan, Ia terlihat begitu santai. Berbeda dengan Gadis, Wanita itu tampak tegang.keringat dingin mengalir didahinya.

"Aku.. belum siap."

Valen tidak perduli dengan kata kata Gadis, ia menarik tangan Gadis hingga Gadis jatuh kedalam pangkuannya.

"Aku tidak terima penolakan." Bisik Valen ditelinga Gadis.

Valen mendekatkan wajahnya pada wajah Gadis, tanpa meminta persetujuan Gadis laki laki itu mencium bibir Gadis.

Gadis yang semula terdiam semakin lama semakin terbuai dengan sentuhan Valen. Gadis membiarkan saja Valen membuka bajunya.

Kini tubuh Gadis sudah polos tanpa busana, hal itu membuat Valen semakin menginginkannya.

Hujan turun sangat deras, suara petir terdengar menyambar nyambar. Lampu kembali mati, Suasana malam itu sangat mendukung.

Gadis memeluk Valen dengan tubuhnya yang sudah polos, Valen tersenyum puas ketika tubuh Gadis menempel padanya tanpa penghalang.

Saat itu Valen juga sudah tidak menggunakan apa apa. Malam itu sepertinya akan menjadi malam pertama yang panjang untuk mereka berdua.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Hujan sudah berhenti sejak beberapa jam yang lalu. Matahari juga sudah mulai meninggi, tapi Gadis dan Valen masih tertidur pulas sambil berpelukan.

Gadis membuka matanya. Ia tersenyum bahagia. Gadis tidak percaya, Valen akan menyentuhnya. Semuanya terasa seperti mimpi.

Gadis ingin turun dari tempat tidur, namun Valen menghalanginya.

"Mau kemana?" Valen memeluk gadis dari belakang.

"Aku haus." Gadis memang merasa haus. ia ingin kedapur untuk mengambil segelas air.

"Biar aku saja." Valen turun dari tempat tidurnya, ia memakai baju kemudian ia berjalan kearah dapur.

Baru beberapa langkah kaki Valen terpeleset, laki laki itu jatuh tak sadar kan diri.

Melihat Valen terjatuh Gadis panik, ia segera berlari menghampiri suaminya.

"Valen..bangun Valen, Valen." Gadis menepuk nepuk pipi Valen sambil menangis.

"Valen." Gadis berteriak.

"Gadis, kamu kenapa? Kenapa teriak teriak?" Suara Valen membuat Gadis membuka matanya.

Gadis yang semula berbaring kemudian berusaha untuk duduk, ia menoleh kearah Valen yang sedang berbaring disofa sambil menatap aneh padanya.

"Aku cuma mimpi." Gadis menyeka keringat didahinya.

"Mimpi apa?" Valen bertanya penuh rasa curiga.

"Mimpi kamu jatuh kepleset, terus kamu mati." Karena kesal Gadis asal bicara.

Jadi semua hanya mimpi. jadi malam pertamaku dengan Valen, itu juga mimpi. Tapi kenapa semua seperti nyata? Batin Gadis, ia merasa kecewa.

Gadis kemudian turun dari tempat tidur, ia ingin pergi kekamar mandi. Gadis merasa kesulitan untuk berjalan, Wanita itu hampir saja terjatuh. Kalau saja Valen tidak segera membantunya mungkin Gadis sudah terlanjur.

"Hati hati." Satu tangan Valen melingkar dipinggang Gadis dan satu tangannya memegangi tangan Gadis.

Valen dan Gadis saling berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.

Kenapa jantungku berdebar debar?

Gadis bertanya tanya dalam hati sambil memegangi dadanya, Saat itu Valen masih memegangi salah satu tangan Gadis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!