Sepulang dari kantor, Alfa melihat beberapa mobil yang terparkir di depan kediaman Ardinata. Dia menatap beberapa mobil itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, apalagi melihat keadaan rumah tetangganya itu yang terlihat sangat ramai dari biasanya. Perlahan pikiran-pikiran yang tidak masuk akal memasuki pikirannya, sehingga membuat pria itu menjadi bingung sendiri, dia merasa jika ada yang aneh pada dirinya.
"Untuk apa aku memikirkan gadis itu? jika dia di jodohkan berarti dia akan berhenti mengangguku," gumam Alfa mengusap wajahnya kasar. Karena terlalu sibuk berdebat dengan dirinya sendiri, Alfa sampai tidak sadar jika sejak tadi Riki telah berdiri membukakan pintu untuknya.
"Tuan! apa anda ada keperluan lain?" tanya Riki melihat tuan mudanya itu tidak kunjung keluar juga.
"Tidak!" ucap Alfa tersadar dari lamunannya.
Dia langsung turun dari mobil, tidak lupa dia melirik ke arah kediaman Aldinata. Sepertinya dia penasaran siapa pria yang akan di jodohkan dengan gadis tengil itu, atau dia cemburu? ah, hanya dia yang tau tentang perasaannya saat ini.
Hingga akhirnya sebuah mobil mewah yang memasuki kediaman Ardinata mengalihkan perhatiannya. Dia menatap satu persatu orang yang turun dari mobil itu. Terlihat ada satu wanita paruh baya dan juga dia pemuda tampan, sudah pasti pria yang di jodohkan dengan Aulya adalah salah satu dari pemuda itu.
"Sepertinya antara satu dari mereka yang akan di jodohkan dengan Nona Aulya, Tuan," ucap Riki berdiri di samping tuan mudanya itu.
"Aku tidak perduli," ucap Alfa ketus.
"Lagipula aku jauh lebih tampan dari mereka," ucap Alfa dengan pedenya sambil melangkahkan kakinya meningalkan Riki.
"Lebih tampan?" gumam Riki terkekeh kecil sambil melangkahkan kakinya mengikuti Alfa.
"Kau tidak perlu mengejekku. Aku tidak menyukai gadis itu, lagipula aku tidak lagi percaya akan cinta, karena cinta hanya akan membuatku terluka," ucap Alfa dengan tegas lalu kembali melangkahkan kakinya.
Mendengar ucapan tuan mudanya itu, Riki hanya bisa terdiam membisu. Dia menatap punggung Alfa dengan tatapan penuh kesedihan, dia tidak menyangka jika luka yang di dapatkan pemuda itu cukup besar. Bukan hanya enggan untuk membuka hatinya kembali, tetapi dia juga tidak percaya lagi akan namanya cinta.
Setelah selesai membersihkan diri, Alfa duduk bersantai di balkon kamarnya. Suatu kebetulan, dari sana dia bisa melihat kediaman Ardinata, walaupun dia tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan di dalam sana. Dia menatap kediaman tetangganya itu dengan tatapan kosong, hingga akhirnya dia melihat Aulya sedang berdiri di balkon kamarnya juga. Dia melihat gadis itu seperti sedang berpikir, atau lebih jelasnya merencanakan sesuatu.
"Apa yang sedang dia lakukan?" tanya Alfa pada dirinya sendiri ketika melihat Aulya berjalan mondar mandir di balkon.
Hingga akhirnya tanpa dia sadari senyuman tipis tiba-tiba menghiasi wajah tampannya. Senyuman yang tidak pernah terukir lagi setelah kejadian itu, kejadian yang membuat hidupnya menjadi hancur, bahkan dia juga harus kehilangan wanita yang sangat dia sayangi selama ini, yaitu sang ibu yang telah melahirkannya.
Dia terus menatap Aulya yang berjalan mondar-mandir, bahkan terlihat gadis itu seperti mengumpat seorang diri. Melihat tingkah gadis itu, dia tiba-tiba melupakan semua beban pikirannya. Dia terlihat tersenyum sendiri melihat tingkah gadis yang terlihat sangat lucu di matanya.
"Ternyata dia sangat mengemaskan," gumam Alfa tersenyum kecil.
Sedangkan Aulya di sebrang sana terus saja mengoceh seorang diri, dia sama sekali tidak menyadari jika pria pujaan hatinya sedang memperhatikan dirinya. Dia bahkan mengumpat dan menjadikan setiap benda yanga ada di dekatnya menjadi sasaran untuk kesesalannya.
"Dasar pria bursik! dia kira dia siapa? lihat saja, gue akan buat lo menyesal karena mau di jodohin dengan gue. Lo belum tau saja siapa gue," ucap Aulya tersenyum sinis sambil menendang kursi yang ada di dekatnya.
Lelah berjalan mondar-mandir, Aulya mencoba menghempaskan bokongnya di lantai, kenapa tidak di kursi? jangan di tanya, karena kursi dan meja yang tadinya diam rapi di tempatnya kini telah terjungkal kemana-mana.
"Apa dia tampan, kaya dan mapan?" guman Aulya bertanya pada dirinya sendiri tentang pria yang akan di jodohkan dengannya.
"Ah! tidak mungkin. Nanti lebih tampan juga kakak jutekku," gumam Aulya mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Lya!" teriak seorang pria berlari mendekati gadis itu, tidak lupa dengan ekspresi terkejut dan juga penuh kekesalan bercampur aduk terpancar di wajahnya.
"Apa? gue sedang tidak mood bertengkar," ucap Aulya ketus tanpa manatap kearah sahabatnya itu.
"Siapa bilang gue mau bertingkat dengan lo? gue hanya ingin memberitahu informasi penting untuk lo," ucap Dika dengan mode serius. Melihat itu, Aulya menatap sahabatnya itu dengan tatapan penuh rasa penasaran, informasi penting? apa ini ada sangkut pautnya dengan pria yang di jodohkan dengannya?
"Apa?" tanya Aulya bangkit dari duduknya.
Tidak mauembuang waktu, Dika langsung mendekat lalu membisikkan sesuatu kepada gadis itu. Mendengar pernyataan Dika, Aulya langsung membulatkan matanya terkejut. Dia menatap Dika dengan tatapan tidak percaya.
"Lo bohongkan?" tanya Aulya menunjuk wajah Dika.
"Tidak! gue serius. Jika lo tidak percaya ayo kita lihat," ucap Dika menarik tangan Aulya.
"Kemana mereka?"
Bersambung......
Hai semuanya....
sambil nunggu up jangan lupa mampir di karya sahabat Author ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
pasti Aulya kaget kalo dia mau dijodohkan ama teman kampusnya
2024-01-21
1