Setelah mengetahui jika pria incarannya adalah tetangga barunya, Aulya terlihat semakin ceria dan juga penuh semangat. Apalagi ketika membayangkan wajah tampan dan juga tatapan tajam pemuda itu, membuat jiwa playgirlnya semakin meronta-ronta.
Dia membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Setelah memastikan jika penampilannya sudah menarik, dia perlahan melangkahkan kakinya keluar dari kamar sambil bernyanyi kecil. Mendengar suara nyanyian putrinya itu, Rayyan hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Sama seperti Erlan dan Gibran, dia juga sudah sangat hapal dengan gerak-gerik sang putri.
"Sepertinya akan ada pria yang patah hati karena ulah putri kita," ucap Rayyan menggeleng kecil sambil menatap Zhia yang duduk di sampingnya.
"Papa, mama! apa kakak sudah pergi?" tanya Aulya celingak celinguk mencari keberadaan sang kakak.
"Dia sudah pergi sejak tadi," ucap Rayyan sambil memasukkan makanan ke mulutnya.
"Pergi? naik apa?"
"Naik mobilmu," ucap Zhia.
"Apa! kenapa kakak pergi mengunakan mobilku? lalu aku berangkat naik apa?" tanya Aulya memanyunkan bibirnya kesal.
"Aulya sayang! apa kau sudah selesai?" tanya Dika, anak tetangga mereka yang selama ini mengejar cinta Aulya. Namun, sangat di sayangkan dia selalu di tolak mentah-mentah.
"Itu Dika datang. Kau berangkat dengannya saja," ucap Zhia tersenyum.
"Tapi, Ma!"
"Tidak ada tapi-tapian. Kau ikut dengan Dika. Lagian siapa suruh kau mengempiskan ban mobil kakakmu," ucap Rayyan dengan tegas.
"Papa nggak asik," ucap Aulya melangkahkan kakinya penuh kekesalan.
"Bocah udik! ayo berangkat. Atau gue tinggal!" teriak Aulya ketika melihat Dika masih diam mematung di tempatnya.
"Jadi cewek galak amat, sih! sebenarnya yang menumpang itu gue apa dia?" gumam Dika kesal sambil melangkahkan kakinya mengikuti Aulya.
Dika dan Aulya memang selalu bertengkar saat mereka bersama. Namun, saat mereka berpisah, mereka malah saling mencari satu sama lain. Aulya dan Dika memang berteman sejak kecil, akan tetapi Dika malah jatuh hati kepada Aulya. Ntah itu karena cinta ataupun kasih sayang sebagai sahabat. Namun yang pasti, dia selalu kesal melihat kelakuan Aulya yang suka mempermainkan pria.
Sesampainya di motor Dika, pemuda itu dengan sigap memberikan helm untuk Aulya. Gadis itu langsung menerimanya, tanpa mengucapkan terima kasih sama sekali, malah Dika dihadapkan dengan wajah cemberut dan juga bibir memanjangnya.
"Ayo cepat," ucap Dika menghidupkan motornya.
"Ia, sabar!" ucap Aulya jutek lalu menaiki motor itu.
"Penganan dong. Apa lo nggak takut tertinggal?" tanya Dika melihat Aulya yang hanya diam tanpa berpegangan.
"Sudah!" ucap Aulya memegang ujung jaket sahabatnya itu.
Bremm....
Dika langsung melakukan motor dengan tiba-tiba, sehingga tubuh mungil Aulya langsung terhempas kedepan dan menabrak punggungnya.
"Tetap seperti ini atau lo akan tertinggal di belakang," ancam Dika sambil melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Mendengar ancaman sahabatnya itu, Aulya hanya bisa diam menurut. Dia melingkarkan kedua tangannya di perut Dika. Seperti sepasang kekasih yang harmonis, jika di lihat dengan sekilas. Namun, jika di lihat secara detail, mereka lebih cocok di sebut Tom and Jerry. Walaupun sedang berada di atas motor, mereka masih sempat beradu argumen.
Hingga akhirnya mereka sampai di kampus, Dika melajukan motornya memasuki perkarangan kampus dengan pelan. Melihat kedatangan kedua sahabat itu, para mahasiswa hanya bisa tersenyum kecil. Memang banyak yang mengatakan jika mereka adalah pasangan yang serasi, akan tetapi lebih banyak lagi yang merasa cemburu akan kedekatan mereka. Apalagi para pengagum berat Dika, mereka langsung menatap Aulya dengan tatapan penuh kebencian. Namun, bukan Aulya namanya jika tidak kerusuhan.
Melihat para gadis yang menatapnya dengan penuh kebencian, Aulya malah semakin mempererat pelukannya. Tidak lupa dia tersenyum mengejek kepada para gadis itu, sehingga membuat mereka langsung kebakaran jenggot.
"Ha... ha... rasain lo. Panaskan?" batin Aulya terkekeh kecil.
"Apa lo mau meluk gue terus? ingat kita harus kuliah, jika mau meluk nanti pulang kuliah lo bebas meluk gue sampai lo puas," ucap Dika melihat Aulya yang terus memeluknya, padahal dia sudah menghentikan motornya sejak tadi.
"Enak saja! dari pada meluk lo lebih baik gue meluk pohon pisang. Adem," ucap Aulya kesal lalu turun dari motor itu.
"Bilang aja lo mau terus berada di pelukan gue. Gue ihklas kok memberikan dada gue untuk lho. Ayo," ucap Dika merentangkan tangannya mencoba memeluk Aulya.
"Lo apaan sih? apa lo mau sumber kehidupan lo gue tendang," ucap Aulya menatap sumber kehidupan Dika.
"Jangan Ly! jika lo menendangnya, gimana kita melakukan malam pertama nantinya?" ucap Dika reflek memegang barang pusakanya yang bersemayam di dalam celana.
"Idih! dasar mesum. Gue jitak juga lo," ucap Aulya kesal lalu melangkahkan kakinya.
Namun, baru beberapa langkah, langkah gadis itu langsung terhenti. Dia menatap pria yang ada di depannya dengan tatapan penuh kekesalan.
"Ada apa? lebih baik lo minggir," ucap Aulya menatap Erwan yang berdiri di depannya.
"Tidak! gue tidak akan pergi sebelum lo mau balikan sama gue," ucap Erwan dengan tegas.
"Balikan! emang lo kira gue cewek apaan? dalam kamus gue tidak ada tu namanya balikan," ucap Aulya enteng.
"Wah! korban baru ya? gue juga bilang apa, dibilangin ngak percaya," ucap Dika terkekeh.
"Memangnya lo bilang apa? lo jelek-jelekin gue ya?"
"Upss! keceplosan!"
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments