Part 02

Mendengar ucapan dari kekasihnya itu, Erwan langsung diam mematung. Dia menatap Aulya dengan tatapan penuh rasa tidak percaya, dia tidak menyangka jika gadis yang terus menyatakan cinta kepadanya itu dengan mudah mengucapkan kata putus. Padahal mereka baru jadian satu jam yang lalu.

"Maksudmu apa, Sayang? kamu kalau bercanda tidak lucu sama sekali," ucap Erwan mengenggam tangan Aulya sambil terkekeh kecil.

"Gue tidak bercanda. Gue ingin kita putus," ucap Aulya tanpa beban sedikitpun.

"Apa lo lupa? tadi pagi saat gue pertama kali menginjakkan kaki gue di kampus, lo tiba-tiba datang dan tebar pesona kepada gue. Bahkan lo tanpa malu menyatakan cinta kepada gue di depan umum. Sekarang setelah gue nerima cinta lo, lo begitu mudah minta putus tanpa ada alasan yang jelas. Lo sinting apa gila sih?" tanya Erwan penuh kekesalan.

"Lo tu yang sinting! lo begitu mudah nerima cinta gue, coba saja lo sedikit jual mahal, pasti gue tidak akan minta putus secepat ini," ucap Aulya tanpa dosa.

"Lagipula gue kira lo tu cowok yang wah gitu. Cowok yang bisa membuat jiwa gue yang suka tantangan meronta-ronta. Tapi ternyata gue salah, lo tu cowok gampangan, baru beberapa kali gue nyatain cinta, lo langsung terima gitu aja. Jadi gak ada asik-asiknya gitu," ucap Aulya tersenyum kecil.

"Sudahlah! mulai sekarang kita putus. Gue sudah menemukan mangsa baru gue yang lebih wau, Bye!" ucap Aulya tersenyum lalu mengambil tas dan melangkahkan kakinya keluar dari cafe itu.

"Apa! dia bilang gue cowok gampangan? dasar cewek gila. Lihat saja, gue akan balas lo," ucap Erwan mengepalkan tangannya geram, sambil menatap Aulya dengan tatapan penuh kekesalan.

Baru saja dia merasa beruntung, karena mendapatkan gadis secantik dan sepopuler Aulya saat pertama kali masuk ke kampus barunya. Namun, ternyata hal itu bukanlah suatu keberuntungan, melainkan suatu kesialan yang datang menimpanya saat pertama kali pindah ke kampus itu. Bahkan namanya telah tertera dari99 pria di kampus yang telah menjadi korban Aulya.

...----------------...

"Assalamu'alaikum!"

Suara salam penuh kebahagiaan langsung mengema di kediaman Ardinata. Gibran dan Erlan yang sedang mendiskusikan soal pekerjaan kantor tiba-tiba teralihkan ketika melihat gadis tengil itu berjalan sambil menari melewati ruang tamu. Bahkan terlihat gadis itu tersenyum dan menyanyi seorang diri. Tentu saja Gibran dan Erlan yang telah hafal sifat adik tengilnya itu langsung membuang napas pelan.

"Pria mana lagi yang telah menjadi korban bocah tengil itu?" gumam Gibran menggelengkan kepalanya pelan.

"Lalu siapa calon korbannya berikutnya?" tanya Erlan terkekeh kecil.

"Aku tidak tau. Kenapa masih ada pria bodoh yang bisa masuk kedalam perangkapnya?"

"apa kalian sedang menggosipkanku? ingat, kalian itu pria. Jadi tidak boleh menggosip," ucap Aulya menghempaskan bokongnya di samping Gibran.

"Kami tidak menggosip! kami bicara soal fakta," ucap Erlan dengan tegas tanpa menatap gadis itu.

"Fakta jika seorang Aulya Putri Ardinata adalah gadis yang cantik jelita," ucap Aulya dengan pedenya.

"Cantik! jika di lihat dari ujung samudera," ucap Erlan singkat.

Mendengar ucapan asisten kakaknya itu, Aulya hanya memanyunkan bibirnya kesal. Hingga akhirnya ide jahil tiba-tiba muncul di dalam otaknya. Dia diam-diam mengambil kunci mobil Erlan lalu kabur begitu saja.

"Gue sembunyiin ni kunci biar tau rasa," batin Aulya sambil terkekeh kecil.

"Kak! aku merasa ada yang aneh," ucap Erlan melihat Aulya yang beranjak dari duduknya tanpa bicara.

"Apa?" tanya Gibran mengerutkan keningnya.

"Mana kunci mobilku? pasti ini kerjaan adik kakak yang tengil itu lagi," ucap Erlan saat menyadari kunci mobilnya yang tidak ada lagi di atas meja.

"Itu bukan urusanku. Jadi aku tidak tanggung jawab," ucap Gibran santai lalu menyimpan laptopnya.

"Kakak! ini sudah pukul enam sore. Aku harus menjemput adik ipar kakak. Bisa mati aku kalau terlambat," oceh Erlan mengingat jika dia punya janji dengan kekasihnya.

"Kau gedor saja pintu kamarnya. Kebetulan papa dan mama lagi di luar, jadi tidak akan ada yang membelanya," ucap Gibran.

"Baiklah! akan ke balaskan dendam ku selama ini," ucap Erlan tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya menuju kamar Aulya.

Tok... tok...

"Aulya! mana kunci mobil kakak?" teriak Erlan sambil menggedor pinta kamar Aulya yang tertutup rapat.

"Ada apa sih, Kak? ganggu Alya sedang santai saja," ucap Aulya membuka pintu, tidak lupa dengan wajah polos tanpa dosanya.

"Mana kunci mobil kakak? kakak tau kau yang menyembunyikannya ya kan?"

"Aulya tidak tau!"

"Kakak tau kau yang mengambilnya. Balikin sekarang, kakak harus menjemput Mia sebentar lagi."

"Lya tidak tau!"

Arghhh...

Akhirnya kesabaran Erlan habis juga, dia menarik telinga Aulya, sehingga gadis itu langsung merintih kesakitan sambil memegang tangan Erlan.

"Kak lepasin. Nanti telingaku lecet," ucap Aulya penuh permohonan.

"Kembalikan dulu kunci mobil kakak. Jika tidak! jangan harap kau bisa lepas dari kakak," ucap Erlan dengan tegas. Tentu saja dia tidak mau putus dengan sang kekasih karena ulah gadis tengil itu. Sudah cukup dia berapa kali putus dengan kekasihnya karena ulah Aulya yang selalu menjahilinya.

"Tante Nur!" ucap Aulya tersenyum, sehingga membuat Erlan langsung melepaskan tangannya dari telinga Aulya.

"Upss! bercanda...," ucap Aulya terkekeh lalu mengambil langkah seribu.

"Dasar bocah si4l4n!" teriak Erlan lalu mengejar Aulya dengan penuh kemarahan.

Mendengar suara teriakan Erlan, Gibran hanya bisa membuang napasnya kecil. Dia mengambil headsetnya lalu memainkan ponsel dan pura-pura tidak tau apapun.

"Kakak! lihat ada macan ngamuk," pekik Aulya bersembunyi di belakang sofa yang di duduki Gibran.

"Sini kau!" teriak Erlan terus mengejar Aulya, sehingga membuat ruangan itu seperti taman kanak-kanak.

"Ya Allah! kenapa kau ciptakan kedua adik tengil ini di sisiku?" batin Gibran mulai kesal melihat kelakuan kedua adiknya itu.

Bugh....

Karena tidak memperhatikan jalan, Aulya akhirnya menabrak seorang pemuda yang berjalan memasuki ruangan tamu. Dia menatap pemuda yang ada di bawahnya itu dengan tatapan penuh semangat. Tentu saja dia semangat, karena melihat pemuda tampan semangatnya langsung meningkatkan seratus derajat.

"Tuan Aldelard!"

"Ya Allah! ternyata kau selalu berpihak kepadaku. Kau selalu menghadirkan pemuda tampan di dekatku. Sehingga membuat semangatku terus bertambah," ucap Aulya menatap kagum ketampanan pemuda tampan di bawahnya itu.

"Aulya! masuk kamar, sekarang!" ucap Erlan langsung menarik Aulya. Sebelum mereka kehilangan muka di depan rekan bisnisnya itu karena kecentilan gadis itu.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Sibocah tengil aulia hrs di kasih tentang pelajaran biar kapok dan jera mempermainkan pria....

2024-12-14

0

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

Aulya dilawan ayo Er sembunyiin daripada nanti kalian dapet malu ... 🤭

2023-12-21

2

bintang Harahap

bintang Harahap

Lanjut thor

2023-12-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!