Part 16

"Selamat pagi, Beb!" ucap Dika dengan senyuman nakal ketika melihat Aulya keluar dari kediamannya.

"Pagi!" ucap Aulya memelas lalu berjalan mendekati sahabatnya itu.

Suasana hati gadis itu sedang tidak baik-baik saja hari ini. Keputusan sang kakak yang ingin menjodohkannya membuat sifat ceria dan juga kecentilannya menghilang dalam seketika. Bahkan kakak jutek dan juga tampannya sedang berdiri di depannya, akan tetapi dia sama sekali tidak tertarik untuk mencari perhatian pria itu untuk saat ini.

"Ayo cepat! atau gue tingal nih?" tanya Aulya ketus sambil menaiki motor Dika.

Mendengar pertayaan Aulya, pemuda itu hanya diam sambil menatap binggung sahabatnya itu. Bagaimana tidak, biasanya gadis itu akan berubah seperti cacing liar yang sedang kepanasan saat bertemu dengan Alfa. Namun kali ini, dia malah terlihat biasa saja, tidak seperti Aulya yang biasanya.

"Malah bengong! gue tinggal nih," ucap Aulya ketus sambil menghidupkan motor Dika.

"Gila lo! ini motor gue, enak aja main tinggal-tinggal saja," ucap Dika ketus.

"Minggir lo! biar gue yang bawa," ucap Dika kembali.

"Lo duduk di belakang! biar gue yang bawa,"

"Enak aja! gue belum menikah,"

"Lalu apa masalahnya?"

"Gue belum mau mati lya!"

"Tapi setidaknya jika lo mati, gue juga mati. 'Kan yang bawa motornya gue, jadi lo tidak akan mati sendiri,"

"Lo bener juga. Setidaknya kita bisa mati berdua," ucap Dika tersenyum kecil lalu menaiki motornya.

Melihat Dika yang sudah duduk di boncengannya, Aulya langsung melakukan motor itu dengan kecepatan tinggi. Dia melampiaskan semua kekesalannya kepada sang kakak dengan mengendarai motor secara ugal-ugalan. Melihat kepergian dia bocah itu, Riki dan Alfa terus menatap keduanya dengan tatapan penuh kebingungan.

"Ki!" ucap Alfa membuka suara.

"Apa?" tanya Riki menatap sahabat sekaligus sahabatnya itu.

"Hari ini hari apa?"

"Hari Kamis, Tuan. Memangnya ada apa?" tanya Riki menatap binggung Alfa.

"Kenapa gadis itu tiba-tiba aneh? Tidak seperti biasanya," ucap Alfa.

Mendengar ucapan bosnya itu, Riki langsung terkekeh kecil. Biasanya dia akan merasa risih melihat kelakuan Aulya, akan tetapi kenapa sekarang sepertinya dia merindukan tingkah genit gadis itu. Apa mungkin sudah ada rasa yang dia sembunyikan?

"Kenapa kamu tertawa? apa ada yang lucu?" tanya Alfa melihat tawa kecil asistennya itu.

"Tidak apa-apa. Aku hanya tertawa melihat ego tuan," ucap Riki tersenyum.

"Ego! maksudnya?" tanya Alfa bingung.

"Bagaimana aku menjelaskannya?" gumam Riki mengusap lehernya pelan.

Melihat tingkah asistennya itu, Alfa menggeleng kecil lalu masuk kedalam mobil. Tidak mau membuat mood sang bos berubah, Riki langsung masuk ke dalam mobil lalu melajukannya dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan, Alfa hanya diam sambil menatap ke arah kaca jendela. Bayangan wajah Aulya yang terlihat jutek saat bertemu tadi terus terbayang dalam pikirannya. Ntah mengapa dia merasa ada yang kurang di dalam dirinya.

"Kenapa aku mikirkan gadis itu? bukannya aku harus merasa senang karena dia tidak mengangguku lagi? tapi kenapa aku terus memikirkannya," gumam Alfa mukul pelan pintu mobil.

"Ada apa, Tuan?" tanya Riki terkejut lalu menepikan mobilnya.

"Tidak apa-apa. Ayo jalan, nanti kita terlambat," ucap Alfa mengusap wajahnya kasar sambil melirik jam yang melingkar di tangannya.

"Baik, Tuan!" ucap Riki mengangguk patuh lalu kembali melajukan mobilnya.

"Tuan!" ucap Riki memberanikan diri sambil menatap sang bos dari kaca spion depan.

"Apa?" tanya Alfa mengerutkan keningnya.

"Jika tuan suka dengan putri Ardinata lebih baik katakan saja. Jangan terlalu jual mahal, nanti keburu di rebut orang lho," ucap Riki tersenyum kecil. Bagaimanapun Alfa adalah sahabatnya, jadi dia tidak mau jika sahabatnya itu kembali terluka.

"Dia bukan tipeku," ucap Alfa ketus.

Mendengar ucapan Alfa, Riki hanya bisa tersenyum kecil. Sudah terlihat dengan jelas jika Alfa sudah mengeluarkan tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta, akan tetapi dia tetap saja mengelak, nanti keburu di tikung orang baru tau rasa.

"Aku hanya memberikan pendapat," ucap Riki kembali fokus meyetir.

"Aku dengar nanti malam Tuan Gibran akan mengenalkan Nona Aulya dengan pria pilihannya," ucap Riki kembali.

"Maksudmu?"

"Aulya sudah di jodohkan, Tuan!"

Bersambung......

Hai semuanya...

Sambil nunggu up jangan lupa mampir di karya sahabat Author ya.

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

wkwkk ... ayo gimana tuh kakak guanteng giliran dicuekin berasa aneh yah gak terima 🤭🤭

2024-01-21

0

Ani

Ani

masih aja gengsi

2024-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!