"Kakak tampan sudah pulang belum ya?" gumam Aulya menatap ke arah kediaman Aldelard.
Setelah pulang kuliah, gadis itu langsung pulang ke rumah dan mengintai kediaman Aldelard. Namun, kediaman tetangganya itu terlihat sangat sepi, hanya ada beberapa pelayan yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka.
"Dunia ini terasa sangat sepi. Si bocah tengil juga kemana? tumben ngak nampak batang hidungnya," oceh Aulya mulai merindukan sahabatnya itu.
Untuk membuang kesuntukannya, dia memilih untuk menghidupkan musik sambil menikmati suasana sore hari. Dia menatap keadaan komplek yang begitu tenang tanpa ada omelan sang kakak yang selalu membuatnya pusing tujuh keliling. Di saat sedang asik menikmati alunan musik favoritnya, tiba-tiba perhatian Aulya teralih kepada sebuah mobil mewah yang masuk memasuki perkarangan rumah yang ada di depan kediamannya.
Senyuman langsung melingkar indah menghiasi wajah cantiknya. Bagaimana tidak, dia melihat dia pemuda tampan keluar dari mobil itu, sehingga membuat kejenuhan yang sejak tadi melanda dirinya langsung hilang dengan seketika.
"Wah! ada dua kakak tampan. Gue pilih yang mana ya? dua-duanya boleh tidak ya? mengapa tidak? saatnya beraksi" gumam Aulya penuh semangat sambil bangkit dari duduknya.
Gadis itu langsung bergegas menuju meja riasnya, tentu saja untuk memastikan jika penampilannya sudah rapi. Dia mengenakan Celana pendek di atas lutut di padukan dengan baju kaos oblong berwarna putih. Rambut panjangnya di ikat satu, sehingga memperlihatkan leher jenjang yang putih mulus. Tidak lupa dengan lipstik tipis yang menghiasi bibir mungilnya, sehingga membuat gadis itu terlihat sangat imut dan mengemaskan. Jika ada pria yang melihatnya, sudah pasti dia langsung jatuh cinta, jika tidak. Lebih baik pria itu langsung di larikan ke rumah sakit terdekat.
"Mau ke mana kau?" tanya Gibran ketika memasuki pintu utama dan melihat sang adik hendak keluar.
"Kepo!" ucap Aulya sambil berlari kecil sebelum sang kakak melarangnya keluar.
"Sayang! biarkan saja adikmu itu. Lebih baik kau bersihkan dirimu dulu," ucap Zhia melerai sebelum terjadi perdebatan antara putra dan putrinya itu.
"Ia, Ma!" ucap Gibran membuang napasnya pelan sambil berjalan mendekati sang mama dan mencium punggung tangannya.
Melihat kelakuan putranya itu, Zhia hanya tersenyum kecil sambil mengusap lembut puncak kepala pemuda itu. Gibran adalah anak yang sangat penurut, apalagi kepada sang mama. Bahkan di usianya yang masih muda, dia sudah menjadi kebanggaan keluarganya. Dia menjalankan tugasnya sebagai putra dan juga kakak dengan sangat baik. Walaupun hampir gila melihat tingkah sang adik yang super kecentilan.Namun setidaknya, Aulya tidak pernah mencoreng nama baik keluarganya, baik itu dalam pergaulan maupun dalam pendidikan.
Setelah berhasil lolos dari sang kakak, Aulya langsung menuju ke kediaman Aldelard. Kediaman Aldelard berasa tepat di depan kediamannya, hanya di pisahkan oleh aspal komplek. Sedangkan kediaman Dika, berada tepat di samping kediaman keluarga Aldinata. Aulya berjalan sambil celingak-celinguk mendekati kediaman pria incarannya itu.
"Kakak cantik!" ucap Kia melihat keberadaan Aulya. Mendengar itu, Aulya langsung tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya dia menemukan cara agar bisa menemui pujaan hatinya.
"Kia!" ucap Aulya tersenyum manis.
"Jangan panggil kakak dengan sebutan itu dong. Panggil saja Kak Aulya," ucap Aulya tersenyum sambil menoel gemas pipi gembul Kia.
"Nona kecil! ayo masuk," ucap Riki mendekati mereka.
Riki adalah asisten pribadi putra keluarga Aldelard. Sama seperti tuan mudanya, dia juga tampan dan memiliki bentuk tubuh ideal. Namun, sifat mereka sangat berbanding terbalik, Riki terkenal sangat ramah dan juga santun. Dia juga memiliki sifat yang humoris, sedangkan tuan mudanya itu berbanding terbalik dan pria incaran Aulya adalah tuan muda Riki. Kalian bisa membayangkannya bukan? Jadi kali ini Aulya mendapatkan tantangan yang sangat rumit untuk menaklukkan hati pria kulkas itu. Namun, bukan Aulya namanya jika berhenti begitu saja.
"Kak! kenalkan, ini Kak Riki," ucap Kia memperkenalkan Riki kepada Aulya.
"Hai! Gue Aulya," ucap Aulya tersenyum memperkenalkan diri.
"Nama yang cantik. Sama seperti pemiliknya," ucap Riki tersenyum ramah, sehingga membuat kadar ketampanannya semakin bertambah.
"OMG! senyumannya itu. Oh no! Ingat, pria incaran lo adalah kakak tampan yang satunya lagi. Jadi lo tidak boleh berpaling begitu saja, sebelum tujuan lo tercapai," batin Aulya menetapkan hatinya agar tidak berpindah kepada pemuda itu.
"Terima kasih! memang semua orang selalu mengatakan begitu," ucap Aulya tersenyum. Tanpa dia sadari senyumannya membuat pria itu semakin gemas melihat keimutannya.
"Ayo kak! Kia kenalkan kepada paman Kia," ucap Kia menarik tangan Aulya memasuki kediaman sang kakek.
Aulya hanya menurut dan mengikuti langsung gadis kecil itu. Tidak lupa sebelum melangkahkan kakinya, dia melayangkan senyuman kepada Riki terlebih dahulu. Melihat senyum Aulya, Riki hanya bisa tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya mengikuti kedua gadis itu.
"Paman!" teriak Kia sehingga membuat pemuda yang sedang duduk di ruang tamu langsung menoleh ke arahnya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Alfa tersenyum ke arah keponakannya itu.
Alfa Aldelard adalah putra keluarga Aldelard. Selain terkenal dengan ketampanan dan juga kesuksesannya, dia juga terkenal dengan sifat angkuh dan juga dinginnya. Dia hanya terlihat ramah saat berada di samping keponakan kesayangannya itu, jika tidak. Maka sifat kulkas dua belas pintunya akan muncul dengan seketika. Namun, pasti ada alasan di balik sifat dingin dan juga angkuhnya itu.
"Paman! kenalkan. Ini Kak Aulya. Bolehkan Kak Aulya main di sini?" tanya Kia dengan wajah lugu dan polosnya.
Mendengar pertanyaan keponakannya itu, Alfa terdiam sejenak. Dia menatap Aulya sekilas lalu beralih kembali kepada keponakannya itu. Tentu saja dia masih ingat dengan pertemuannya dengan Aulya, mulai di cafe, kediaman Aldinata, dan juga di depan kediamannyanya tadi pagi.
"Tentu saja! asalkan dia bisa menjaga mulutnya di depan Oppa," ucap Alfa dengan tegas.
"Memangnya mulutku kenapa? dia tetap pada tempatnya, tidak kemana-mana kok," ucap Aulya dengan polosnya.
Mendengar jawaban Aulya, Riki hanya bisa menahan tawanya, sedangkan Alfa langsung membuang napasnya kasar. Niat hati mencari suasana baru untuk memenangkan pikiran, akan tetapi dia bertemu dengan masalah baru yang akan membuatnya pusing tujuh keliling.
"Kakak kenapa wajahnya merah seperti itu? kakak sedang marah ya? marah dengan siapa?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
wkwkkkk, .... dia kesel sama kamu Aulya cayaaaang ... 😂
2023-12-27
1