Bab 19

Di kantin kampus, tampak Mitha sedang duduk sendirian, pandangan nya kosong entah apa yang saat ini sedang di pikirkannya.

Segelas minuman yang sudah di pesannya sedari tadi, tinggal sisa setengah lagi. Jam tangan yang melingkar di pergelangan nya berdetak berirama menunjukkan perubahan waktu yang tidak begitu signifikan, namun hal itu cukup membantunya untuk mengisi waktu luangnya

Jika melihat jam yang ada di pergelangan tangannya sudah mulai membosankan dirinya, maka minuman yang tersisa setengah di seruput nya sedikit demi sedikit sampai minuman itu tidak ada di dalam gelas.

"Mba Mitha lagi nunggu siapa, saya perhatikan dari tadi sepertinya mba Mitha tampak sangat gelisah, Mba Mitha hari ini tampak terlihat sangat cantik. " ujar Ujang yang tidak tahu kapan datangnya, tiba tiba sudah ada di hadapannya.

"Kamu Jang, bikin kaget ., masa sih aku kelihatan cantik, rasanya biasa saja. "

"Minuman nya sudah habis, mau tambah lagu nggak, kalau mau Ujang buat lagi buat mba Mitha, Ujang kasih gratisan deh. " Ujang tertawa renyah.

"Tidak usah Jang, sudah cukup kok minumannya. Kalau di tambah nanti perutnya jadi kembung penuh sama air. " Mitha tertawa.

Karena Mitha menolaknya akhirnya Ujang segera meninggalkan Mitha yang tampaknya masih ingin sendiri.

Niat Ujang sebenarnya menghampiri Mitha karena dirinya ingin mengajaknya bicara masalah politik yang saat ini sedang panas panasnya, dengan adanya Pemilihan umum yang sebentar lagi akan di laksanakan.

Namun sepertinya suasana nya tidak mendukung, di tambah lagi Adrian CS tidak ada di sana.

Mitha hanya terdiam, apa yang di pikirkan Ujang tidak di ambil pusing oleh Mitha.

Sekarang di kantin ini Mitha masih tetap setia menunggu dengan resah. Bukan tidak ada alasan mengapa Mitha resah menunggu, karena semalam Adrian menelponnya dan hari ini janji bertemu ada sesuatu yang akan di bicarakan.

Mungkin sesuatu yang sangat penting hingga pembicaraan ini harus di lakukan antara dirinya dan Adrian saja. Saat ditanyakan mau membicarakan apa, Adrian hanya memberikan jawaban yang membuat nya tidak bisa tidur semalaman.

Agar Adrian tidak menunggu dirinya lama, maka Mitha datang lebih awal sepuluh menit lebih cepat dari janji bertemu dengan Adrian.

Tidak menunggu lama, tanpa di duga Mitha yang sudah berdandan cantik ini, sudah melihat seseorang yang membuatnya menunggu berjalan menuju ke arahnya.

"Maaf terlambat, kamu sudah lama menunggu? "

Adrian kemudian duduk di depan Mitha, dengan perasaan yang begitu gugup, ketika Adrian memandangnya dengan aneh, seolah olah ada yang salah dalam diri Mitha.

Pertanyaan muncul dalam dirinya, mereka reka apakah ada sesuatu yang salah dengan dirinya sehingga membuat Mitha menjadi salah tingkah karena Adrian yang terus memandang nya. Dan mungkin saja Adrian sudah tahu apa yang terjadi dengan dirinya saat ini.

"Kamu kenapa Mit? "

"Memangnya kenapa, apa ada yang salah denganku sehingga kamu memandangku seperti ada yang aneh di dalam diriku. "

"Tidak ada yang aneh dalam dirimu, hanya saja selama ini aku belum pernah melihatmu cantik seperti hari ini. " ujar Adrian sambil tertawa memandang Mitha yang salah tingkah.

"Oh tidak. " ujar Mitha dalam harinya.

Wajah Mitha yang tembem terlihat pipi nya merona merah.

Ya, pipinya yang tembem itu tampak merah karena malu. Mitha merasa takut kalau Adrian akan melihat perubahan wajahnya. Ya ya ya pipi tembem nya yang memerah.

Padahal Mitha berusaha agar tidak tidur siang dan juga mengurangi jenis makanan yang berlemak, bahkan lebih banyak makan sayuran dan juga buah buahan.

Namun tetap saja pipinya tembem. Sehingga dirinya sangat membenci pipinya Tapi tidak dengan Adrian, bahkan Adrian memujinya.

" Aku justru lebih suka melihat kedua pipi kamu yang tembem itu, terlihat sebagai Mitha yang sangat cantik. "

Blush......

Wajah Mitha kembali merah mendapatkan pujian dari Adrian.

"Oh tidak, tidak, oh Tuhan Oh tidak, oh tidak, oh tidak. Itu yang terus bergema di balik sepasang bibirnya yang terkatup. Mitha sudah tidak punya kata kata lagi untuk di ucapkan. Dirinya sudah tidak punya saya hanya untuk sekedar menatap wajah Adrian yang saat ini sedang menatapnya. Andai saja dirinya bisa menghilang, ataupun untuk dapat memejamkan mata sehingga tidak dapat melihat Adrian, bahkan kalau bisa berhenti merasakan apapun yang sekarang terjadi di hadapan Adrian pada saat ini pada dirinya.

Kemudian Adrian menyudahi pujiannya terjadap Mitha yang sekarang wajahnya seperti tomat yang sudah siap makan.

Pujian yang di lontarkan Adrian terhadap Mitha masih terasa bergema dari hatinya yang paling dalam, yang terucap dari sepasang bibir Adrian

Saat ini Adrian memang merasa kagum terhadap Mitha, tapi rasa itu kemudian di tepisnya dan seperi harus di buang jauh jauh, karena saat ini nama Rita yang memilih ruang yang lebih besar di relung hatinya.

"Aku ada sesuatu ya. H i gin ku bicarakan. " Adrian mengawali pembicaraan nya.

"Dan mungkin aku akan membutuhkan bantuan dari dirimu. Itupun kalau kamu bisa membantu ku, dan aku tidak akan pernah melupakan bantuan mu seumur hidupku. " ujar Adrian kemudian dengan mimik muka yang sangat serius.

Mitha kemudian kembali tersadar, dirinya dengan perlahan sudah bisa mengusai emosinya agar stabil kembali.

Lalu dirinya kembali memiliki daya dan kekuatan untuk menatap wajah Adrian yang terlihat lebih serius.

"Mitha, aku ingin bertanya dan jawablah dengan jujur. Apakah yang selalu membuatmu selalu tersenyum dengan wajah cantikmu itu.? "

"Oh Tuhan. " bathin Mitha kembali berbicara.

Banyak sekali interpretasi yang berkelebat di dalam kepalanya atas pertanyaan yang di ajukan oleh Adrian pada dirinya.

"Maksud kamu apa? " Mitha tidak mengerti kemana arah pertanyaan Adrian.

"Mmmm, begini.Aku ingin menyenangkan hati seorang gadis, tapi aku tidak tahu harus bagaimana dan memulai nya dari mana? " tanya Adrian.

"Mmmm, apa ya? " tiba tiba saja Mitha menjadi gugup.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu harus bagaimana, tapi bisa kamu jelaskan lebih detail lagi pertanyannya? "

"Oh iya, begini. Maksud aku begini. Aku... Aku baru kali ini... Eh tapi kamu janji tidak menceritakan nya pada orang lain semua yang aku katakan sama kamu sekarang ya. Karena aku hanya menceritakan nya hanya sama kamu saja. Maksudnya begini, aku ingin memberikan sesuatu pada seorang gadis yang selama ini menjadi incaranku. Tapi gadis ini tidak tahu kalau aku menyukainya. Dan kamu pasti tahu siapa gadis yang aku maksud kan. Hanya saja aku masih bingung bagaimana caranya untuk mengungkapkan rasa yang ada di hatiku ini. " ujar Adrian panjang lebar.

Mitha hanya diam saja mendengar Adrian berbicara, dan mengangguk tanda mengerti apa yang di katakan Adrian.

...****************...

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!