Bab 20

Pernyataan yang di ucapkan Adrian terasa sangat bercabang, sehingga membuat Mitha bingung untuk menafsirkan nya. Jujur saja Sebagai seorang wanita, pernyataan Adrian barusan membuat nya jadi salah tanggap. Tentu saja dirinya begitu, sebagai seorang gadis yang sudah dewasa. Dirinya bisa menangkap sebuah gelombang, sebuah gelombang perasaan seorang perempuan terhadap seorang laki laki.

"Ok, begini. "

"Saat ini aku merasakan sudah jatuh cinta pada Rita.. .... " ujar Adrian merasa dirinya sudah pasti dengan perasaan nya.

"Oh..... "

Satu kata itu yang menggema di tubuh Mitha saat ini, tubuhnya bergetar, hatinya merasa sangat kecewa.

Segala interpretasi perasaannya yang sejak tadi hinggap dalam dirinya, sekarang terjawab sudah. Dan sekarang dirinya sudah mengetahui ke mana arah pembicaraan Adrian.

"Jadi menurut kamu kamu gimana, Mit? "

"Menurutku ya bagus. "

"Maksud kamu gimana? " Mitha bertanya.

"Maksud aku, ya bagus lah kalau memang kamu tertarik padanya. Rita cantik dan orang nya baik, kamu pantas untuk menyukai nya. " ujar Mitha.

"Justru itu aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, atau apa yang harus aku katakan pada Rita karena aku sudah pernah mencoba mengatakan nya pada Rita tentang hal ini saat kita sedang mengadakan diklat waktu itu. Tetapi aku tidak bisa menguasai diriku sehingga perasaan aku pada Rita belum bisa di sampaikan. Nah sekarang aku tanya sama kamu, apa yang harus aku lakukan? " tanya Adrian.

Mendengar Adrian berbicara, ada setitik kekecewaan namun tidak di perlihatkan. Dengan sekuat tenaga, Mitha menarik ujung bibirnya dan pura pura tersenyum.

Dirinya tidak ingin kelihatan konyol di depan Adrian dalam suasana yang seperti ini. Namun saat ini dirinya tidak punya pilihan lain, selain membantu sahabat nya itu untuk menolongnya dan berpura pura senang.

Yah, berpura-pura. Bukankah berpura-pura itu sangat di perlukan dalam hidup, walaupun hatinya merasa sakit.

"Baiklah, mungkin kita bisa mencari caranya bersama sama, aku akan menolong mu. " ujar Mitha dengan nada berat menahan sesak di dadanya. Namun nada itu tidak terbaca oleh Adrian.

...****************...

Sementara orang yang sedang di bicarakan oleh Adrian dan Mitha saat ini sedang merasa gundah dan gelisah.

Rita yang saat ini sedang berada di rumahnya yang besar.

Mobil berjejer di halaman rumahnya, di rumahnya sedang ada acara besar, seorang satpam sedang mengatur parkir mobil agar teratur, tampak dirinya sangat sibuk sekali karena mobil yang datang cukup banyak sekali.

Di dalam sebuah kamar tampak seorang gadis dengan wajah yang tampak resah pandangannya sedang menatap keluar jendela yang menghadap ke arah taman. Sebenarnya Rita sangat tidak menyukai dengan keramaian, apalagi keramaian tersebut berada di dalam rumahnya sendiri.

Dengan menahan rasa gelisah, Rita mencoba menelpon Adrian, tapi ponselnya sedang tidak aktif. Sudah beberapa hari ini Adrian sangat sulit di hubungi. Rita merasa sikap Adrian akhir akhir ini terasa sangat berbeda pada dirinya. Dan hari ini sudah kesekian kalinya Rita menelpon Adrian namun tidak pernah ada jawaban.

Karena saking kesalnya, Rita menelpon Adrian namun tidak ada jawaban juga, akhirnya Rita sudah tidak mempedulikan lagi Adrian, tapi rasa penasaran ingin tahu dimanakah Adrian sampai dirinya menelpon tidak menjawab telpon darinya ataupun menelponnya kembali.

Rita mencoba menelpon Dino yang mengatakan kalau dirinya tidak tahu pasti ke mana perginya Adrian, tapi Dino sempat melihat Adrian dan Mitha sedang berada di kantin entah apa yang sedang mereka bicarakan.

Mendengar Dino membicarakan Adrian dan Mitha, hati Rita sangat kecewa sekali mendengar nya.

"Mereka seperti pasangan yang serasi saja, kalau menurut ku mereka tidak seperti itu iya kan Rita? Rita kamu masih di sana? " Dino bertanya pada Rita setelah dirinya tidak mendengar jawaban dari Rita.

"Halo Rita? bagaimana dengan kamu? " Dino bertanya karena Rita tidak ada respon saat di tanya.

"Ah maaf aku Dino tidak mendengarmu. Aku sekarang baik baik saja. Ya aku merasakan baik baik saja. Apalagi setelah mendengar uraian dari pak Gunawan kalau semuanya baik baik saja dan semua akan segera berakhir. Da tidak ada yang harus kita khawatirkan lagi. Iya kan Dino? " tanya Rita

"Iya semua akan berakhir, semoga saja secepatnya berakhir dan aku juga sudah tidak ada masalah dengan hal itu. Aku percaya dengan yang di bicarakan oleh pak Gunawan. " ujar Dino kemudian.

"Iya memang semua tampak baik baik saja. Tapi beberapa waktu yang aku pernah bermimpi buruk tentang gadis kecil itu. "

"Mimpi...? "Tanya Dino

" Iya, aku bermimpi bertemu dengan gadis kecil pembawa boneka itu. Rasanya seperti nyata dan benar bemar membuatku ketakutan. Aku melihat gadis kecil itu di gendong oleh mama aku. Sudahlah lupakan saja. Kalau mengingat mimpi itu aku sangat ketakutan walaupun itu hanya mimpi, orang bilang itu hanya bunga mimpi. Maaf Dino. Nanti aku telpon lagi ya. Mamah sudah memanggilku. "

Rita menutup telpon nya sepihak.

Dan sepertinya Rita tidak perlu harus mendengarkan komentar dari Dino tentang mimpi yang di alaminya beebrapa waktu yang lalu.

Rita segera turun dari kamarnya. Rita saat ini menggunakan gaun putih yang membalut tubuhnya yang indah dan ramping, rambut panjangnya du biarkan tergerai sangat indah.

Setelah merasa kalau penampilan nya sudah cantik, Rita menuruni tangga dengan hati hati karena dirinya saat ini memakai high heels.

Di rumahnya saat ini ada pesta syukuran papanya. Sehingga rumah yang besar terasa sempit karena banyak sekali orang orang yang di undang oleh papanya.

Mamanya juga mengundang teman teman arisan nya, membuat Rita semakin tidak betah lama lama berada di tempat tersebut. Seandainya Adrian ada di sana, mungkin dirinya bisa sedikit terhibur karena ada orang yang menemaninya mengobrol menghilangkan kebosanan.

Dari kejauhan, mamanya melambaikan tangan agar Rita menghampiri nya. Dengan perasaan yang dipaksakan akhirnya Rita berjalan ke arah mamanya.

Rita sudah menduga kalau teman mamahnya bermaksud untuk menjodohkan dirinya dengan putra nya. Dengan sedikit senyum Rita berjalan ke arah mamahnya.

" Sayang kemari sebentar. " panggil mamanya.

Rita segera menghampiri mamanya yang sedang berbicara dengan seseorang, sepertinya teman arisan mamanya.

"Sayang kenalkan, ini teman arisan mamah, tadi jeng Lis melihat kami kamu dan ingin agar kamu bisa kenalan sama putranya. " ujarnya setelah Rita di depannya.

"Putri nya jeng Alika cantik sekali ya, nanti saya kenalkan dengan putra saya yang baru lulus dari Oxford University. . " ujar jeng Lis

"Iya tante kapan kapan saja ya. Maaf saya mau ketemu sama papah dulu. " Rita paling tidak suka kalau harus di jodohkan dan mamanya tahu tentang hal itu sehingga membiarkan nya berlalu dari hadapan keduanya.

...****************...

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!