Bab 16

Di kampus, Adrian Dino, Rido Rita dan Rizky sudah berkumpul, mereka berencana ke ruko milik Mitha. Kemarin mereka berjanji akan kembali membahas yang semalam. tertunda karena waktu sudah malam.

Kembali mereka membahas permasalahan yang selama ini meneror mereka.

"Pak saya merasa penasaran, kenapa caranya harus seperti ini dengan membunuh teman teman kami serta membuat beberapa orang menjadi kesurupan hingga saat ini mereka masih merasa ketakutan. " Rido yang masih penasaran dengan semua ini.

"Itulah yang harus di pecahkan, sehingga kita tahu apa motif orang yang membangkitkan arwah tersebut. " Ujar pak Gunawan.

"Sebentar pak, saya masih penasaran. Adrian juga mendapatkan pesan tersebut namun pesan itu tidak disebarkan, dan ternyata tidak terjadi apa apa. " ujar Rita.

"Bukannya kamu juga tidak menyebarkan pesan itu? " tanya Adrian.

"Maaf Adrian, tapi aku menyebarkan nya, karena aku sangat takut jika terjadi sesuatu. " Rita menjawab.

"Begini, secara harfiah manusia di lahirkan ke dunia ini dengan berbagai kelebihan. " jelas pak Gunawan.

"Komposisi yang membentuk tubuh manusia adalah intisari dari komposisi semesta alam ini di temukan di dalam tubuh manusia. Namun dalam perjalanan hidup manusia tidak semuanya busa menggunakan kelebihan yang di miliki setiap manusia tersebut. Mungkin saja nak Adrian memiliki kelebihan yang tidak di sadari oleh nak Adrian sendiri. " kembali pak Gunawan menjelaskan.

"Maksudnya pak Gunawan bagaimana? " Adrian bingung.

"Begini, sebagai contoh...saya punya seorang teman. Dia adalah seorang atheis. Teman say itu seorang pengusaha yang sukses di segala bidang usaha. Sehingga banyak sekali saingannya yang iri dengan kesuksesan nya, hingga suatu hari dia mendapatkan kiriman santet dari seseorang. Namun semua santet yang di kirim padanya tidak satupun yang berhasil. Intinya, santet itu akan bekerja jika kita percaya. Tapi bukan berarti saya mengajarkan kalian untuk menjadi seorang yang atheis. Dan saya juga tidak menganggap nak Adrian itu seorang atheis. Kuncinya adalah kepercayaan. " lanjut pak Gunawan.

Mereka yang ada di sana menganggukkan kepala.

"Oh gitu, kalau gitu aku tidak akan percaya. "

"Tidak semudah itu juga. Kepercayaan bukan hanya di ukur dari lisan saja, tapi bathin yang mencerminkan tingkat laku kita. Seperti halnya kita percaya kepada Allah sebagai Tuhan kita, dan Muhammad adalah urusan Nya. Jadi tidak cukup dengan kita mengatakan nya secara lisan dan urusan selesai. Tapi dengan hati kita yang mengatakannya, dan dengan perilaku sehari hari kita untuk mewujudkan nya. "

"Maaf Pak Gunawan, saya potong bicaranya. Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa selamat dari teror hantu tersebut.? " tanya rizky.

"Apa kalian percaya kalau iblis itu tidak pernah tidur, tapi yang menciptakan iblis itu adalah Tuhan. Maka berdo'alah pada sang pemilik kehidupan. Berdo'alah pada Tuhan. "

Pak Gunawan menjeda bicaranya sambil menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.

"Maka dari itu, mintalah pertolongan pada Nya, saya yakin kalian pasti bisa melewatinya. Insya Allah saya akan membantu kalian dengan merapalkan do'a do'a. " ujar pak Gunawan kembali.

Setidaknya uraian dari pak Gunawan cukup membuat mereka sedikit lega. Setelah cukup berdiskusi tentang masalah yang sedang mereka hadapi saat ini.

Kemudian pak Gunawan dan Giovanni pamit untuk pulang.

Mitha mengantarkan keduanya sampai di lantai bawah.

Semua yang ada di sana tidak ada yang berbicara, semuanya diam merenungi semua perkataan pak Gunawan barusan.

Rido mengambil laptop dan menonton film lewat USB daripada memikirkan situasi pada saat ini.

Sedangkan yang lainnya membuat minuman dan membawa camilan untuk bekal nonton film di USB.

Sementara Adrian memilih menyendiri di balkon ruko sambil memandang jalanan yang lalu lalang kendaraan sedang ramai terlihat seperti arus sungai yang mengalir. Sedangkan senja tampak perlahan mulai merayap, dan udara dingin mulai menusuk ke dalam tulang. Adrian mengeratkan jaket nya agar terasa hangat.

"Tempat ini adalah tempat favorit aku kalau sore sambil menunggu matahari tenggelam. Terlihat sangat indah." ujar Mitha yang sudah berdiri di samping Adrian yang masih berdiri di tempatnya.

Mitha yang sudah melupakan saat Adrian memeluk Rita beberapa waktu, dan Adrian pun sudah melupakan Rita gadis yang sudah memporak porandakan hatinya.

"Aku sangat menyukai senja. " Adrian berkata tanpa menoleh ke arah Mitha yang berdiri tidak jauh dari dirinya.

"Iya, senja itu sangat indah, namun kehadirannya sangat singkat, ia hanya menjad pembatas antara sore dan malam hari. Aku sangat merasakan kesyahduan sebagai seorang manusia dan menjadi terasa hampa ketika aku jauh dari Nya. " ujar Mitha kemudian

"Merasa bahwa apa yang aku miliki semua adalah kosong, Setiap musim pasti akan berganti, daun yang asalnya menghijau akan jatuh ke tanah lagi. Semua kehidupan pasti akan mati. Aku tidak takut dengan kematian tapi yang aku takutkan aku tidak bisa bertemu dengan Tuhan. " Adrian menghela nafasnya.

" Kamu tahu, pernah ada sebuah kisah. " sambung Adrian.

"Pada suatu ketika ada seseorang yang tak menangis ketika dikabarkan tentang neraka dan surga. Namun ia menangis ketika dikabarkan tentang kuburan. Saat di tanya mengapa kamu menangis? Ia menjelaskan bahwa i surga dan di neraka dirinya tidak sendirian. Sedangkan jika di kuburan dirinya akan merasakan kesunyian yang panjang seorang diri. "

"Iya, aku pernah dengar tentang kisah itu. Kalau tidak salah itu adalah kisah seorang sahabat Nabi." ujar Mitha.

"Aku punya sebuah puisi, kamu mau mendengarkan nya? " Mitha bertanya.

"Adrian hanya mengangguk dan membiarkan Mitha pergi ke dalam. Setelah beberapa saat sudah kembali dan membawa dua lembar kertas.

Kemudian dengan malu malu, Mitha membacakan puisinya du depan Adrian. Lelaki itu menatap ekspresi wajah Mitha saat sedang membacakan puisinya.

Semakin lama Adrian menatap wajah Mitha, terbersit sebuah sinyal perasaan yang walaupun lemah, namun du dadanya terasa ada getaran. Namun perasaan itu hanyalah sebuah perasaan kagum sebagai seorang pria terhadap seorang wanita.

Perasaan yang hampir sama dirasakan nya saat dirinya gagal mengatakan cinta pada Rita. Dan tentunya Adrian hanya menyimpan nya sendiri tidak ada satu orang pun yang tahu tentang perasaannya, termasuk Rita. Dan dirinya tidak ingin larut ke dalam rasa itu.

Setelah selesai membaca puisi yang pertama, kemudian Mitha membalik kertas kemudian membaca puisi yang ke dua.

Mitha ingin memastikan puisinya layak di bacakan atau tidak. Mitha melihat itu di sepasang mata Adrian. Dan saat sepasang matanya bertatap dengan Adrian. Mitha segera melemparkan pandangan nya kembali ke kertas yang berisi puisinya..

"Puisinya sangat indah, apakah kamu yang membuatnya sendiri? "

Mitha hanya menggunakan sebagai jawabannya. Dan kata kata itulah yang di tunggu oleh dirinya sehingga berani membacakan puisi yang berikutnya.

"Aku lihat ada satu lagi puisinya, lanjutkan membacanya, aku tidak sabar melihat wajahmu yang manis itu larut dalam kata kata yang ada dalam setiap bait puisi yang kamu bacakan. "

Kata kata yang di ucapkan Adrian berhasil membuat wajah Mitha memerah dan juga menjadi gugup, dan ingin berhenti membacakan puisinya..

...****************...

Bersambung.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!