Bab 7

Mitha menyilangkan tangan di dadanya, telapak tangan kirinya mengusap lengan kanan, begitu juga telapak sebelah kanan mengusap lengan sebelah kiri. Hal ini berbeda dengan Dudi yang menggunakan headset di sepasang telinganya.

Kata kata yang keluar dari sepasang bibir Dudi cukup menjelaskan kepada teman temanya yang berada u sebelahnya mengenai lagu yang sedang menggoyangkan kepala Dudi ke arah kiri dan kanan, Kadang sesekali menganggukkan kepalanya.

"Dari kita sudah disini, kenapa baru dua kelompok ya yang datang, kenapa kelompok yang terakhir lama sekali datangnya, bukankah jika menurut jadwal mereka semua seharusnya sudah sampai di sini? " tanya Mitha merasa ada sesuatu yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan oleh panitia pada setiap kelompok nya.

"Nai, coba kamu telpon pos kedua apakah mereka sudah sampai sana? "

"Nggak tahu kenapa, dari tadi ponsel aku nggak ada sinyal. " jawab Naila yang sedari tadi mengutak ngatik ponsel android nya yang ada gambar apel di gigit.

"Tunggu saja sebentar lagi juga mereka akan datang. Santuy...... "

"Nai, daripada kamu mengutak ngatik ponsel yang nggak ada sinyalnya,mendingan sini kita main " berburu harimau" mau nggak? " Dudi mengajak Naila.

Sebenarnya permainan ini di buat oleh Ridho saat pertama kali mereka datang ke hutan ini.

Dan sejak saat itu para panitia mencoba permainan tersebut di waktu senggang mereka. Permainan ini tidak membutuhkan banyak peralatan.

Permainan "berburu harimau " sangat sederhana yang di lakukan oleh dua orang saja sudah cukup.

Dengan menggambar segitiga sama sisi di atas tanah, kemudian dari sudut atas di tarik garis vertikal. Namun tidak menyentuh garis alas kaki segitiga. Lalu garis vertikal tersebut di potong dengan satu garis horisontal yang sejajar dengan alas kaki segitiga.

Dan memainkan nya yaitu salah satu pemain menjadi harimau yang harus bisa meloloskan diri dari kepungan tiga manusia pemburu.

Dan peraturan nya adalah harimau harus bisa memakan tiga manusia pemburu, sedangkan tiga manusia pemburu tidak bisa memakan harimau, tiga manusia pemburu hanya boleh mematikan langkah harimau.

Jadi, harimau dikatakan kalah jika sudah tidak bisa bergerak lagi karena sudah terkepung oleh tiga manusia pemburu, sedangkan tiga manusia pemburu kalah apabila harimau sudah memakan salah satu dari tiga manusia pemburu tersebut.

"Aku kesini ya. " ujar Naila yang kini sedang menjadi harimau.

" Mau kemana kamu? "

"Bagaimana kalau begini." Dudi ganti menggertak.

"Wah.... "

"Hmmm,, seperti nya kamu kalah. "

Di saat para panitia sedang sibuk bermain berburu harimau dan sedang berbincang, di tempat lain kelompok terakhir yang sedang menuju pos ketiga, mereka sedang menyusuri tanda tanda yang tadi siang sudah di pasang oleh para panitia yang bertugas.

Sebuah tali rafia mengikat perut setiap anggota kelompok tersebut.

Sangat mirip sekali dengan tawanan perang di daerah suku pedalaman Afrika.

Bukan tanpa sebab, hal ini di maksudkan agar setiap anggota kelompok tidak akan terpisah satu sama lainnya.

"La, aku takut banget. " ucap salah seorang anggota kelompok kepada temannya.

"Santai aja Ni, kalau ada sesuatu yang kami lihat pasti itu panitia yang sedang memantau kita dari kejauhan, aku sudah sering lihat yang seperti ini."

Ternyata kalimat itu tidak cukup membuat Nilam merasa lebih baik, dirinya merasa ada puluhan mata yang saat ini sedang mengawasinya serta mengikutinya.

Semakin lama terasa semakin merinding, di tambah lagi ranting ranting pohon yang tinggi membuatmu mereka seakan sedang di gurung oleh sesuatu yang sangat besar. Dan di ibaratkan ranting ranting itu adalah jari jari mereka.

Mereka terus berjalan mengikuti tanda yang sudah terpasang oleh panitia. Jika terdapat ranting yang sudah du silang dengan rafia merah., itu tandanya jalan tersebut tidak boleh dilalui oleh mereka, dan harus mencari petunjuk ke arah lain seperti tanda anak panah yang bercat merah.

Dengan tanda anak panah itulah kelompok mereka itu harus melangkah. Terkadang juga ada papan bergambar lingkaran bersilang. Itu adalah tanda yang tidak boleh mereka lalui juga.

Setelah sampai di jalan setapak, ketua kelompok itu menemukan tiga batu besar bercat merah.

Itu juga merupakan tanda bahwa jalan itu tidak boleh di lalui.

Mereka semua harus melihat kiri dan kanan untuk dapet menemukan petunjuk lainnya

"Itu ada tandanya! " kemudian kelompok itu berjalan kembali. Lilin yang di bawa oleh ketua kelompok sudah hampir habis. Tapi mereka belum sampai juga di pos ketiga.

"Kita sudah berjalan cukup jauh, petunjuk juga sudah kita temukan, tapi kenapa kita seperti jalan di tempat saja, seharusnya kita sudah sampai bukan? " ujar salah satu anggota kelompok.

"Masa sih dari pos kedua menuju pos ketiga rasanya lama sekali nggak sampai sampai dari tadi. "

"Tenang tenang jangan panik. " ujar ketua kelompok.

"Apa mungkin kita kelompok yang terakhir sampai pos ketiga, atau rutenya sudah di ubah oleh panitia sehingga kita tidak sampai juga di pos ketiga? "

Semua anggota kelompok mengeluh kelelahan karena tadi tadi berjalan sudah cukup lama namun tidak sampai juga di tempat tujuan.

"Aku paling benci dengan ketua pelaksana yang bernama Adrian itu. " ujar salah seorang anggota kelompok cowok untuk mencairkan suasana.

"Memangnya kenapa? "

"Dia itu brengsek, sok tahu! "

"Kalau aku lebih suka mas Adrian, dia itu keren, cakep, tegas lagi . " ujar salah seorang anggota kelompok yang cewek.

"Kalau kata aku sih mas Asrul panitia yang paling keren yang pernah aku lihat. " ujar salah satu cewek yang lainnya.

"Memang apa kelebihan nya sampai di bilang paling keren. "

"Pokoknya paling keren, rasanya nggak ada kata yang paling tepat untuk merangkaikan kekaguman aku, dia itu benar benar cowok yang paling romantis yang pernah aku temui. Cara bicaranya, bijaksana sikapnya, coba kalian lihat caranya dia memperlakukan peserta, dia itu benar benar beda. Belum lagi kumis dan jenggot nya, iiiiiihhh keren banget Mau nggak ya dia jadi kekasihku? "

'Kalau aku sih pilih kak Dudi aja, dia itu cute banget, kocak lagi. "

"Me

endingan mas Asrul. Eh kenapa berhenti.? "

Tiba tiba saja ketua kelompok mengangkat tangan sebagai tanda berhenti, sehingga seluruh anggota kelompok yang terdiri dari empat belas orang itu bertanya tanya kenapa berhenti.

Dan pertanyaannya itu terjawab saat ketua kelompok berkata

"Ada yang merelakan lilin pribadinya? Lilin sudah habis. "

"Memang apa kelebihan nya sampai di bilang paling keren. "

"Pokoknya paling keren, rasanya nggak ada kata yang paling tepat untuk merangkaikan kekaguman aku, dia itu benar benar cowok yang paling romantis yang pernah aku temui. Cara bicaranya, bijaksana sikapnya, coba kalian lihat caranya dia memperlakukan peserta, dia itu benar benar beda. Belum lagi kumis dan jenggot nya, iiiiiihhh keren banget Mau nggak ya dia jadi kekasihku? "

'Kalau aku sih pilih kak Dudi aja, dia itu cute banget, kocak lagi. "

"Mendingan mas Asrul. Eh kenapa berhenti.? "

Tiba tiba saja ketua kelompok mengangkat tangan sebagai tanda berhenti, sehingga seluruh anggota kelompok yang terdiri dari empat belas orang itu bertanya tanya kenapa berhenti.

Dan pertanyaannya itu terjawab saat ketua kelompok berkata

"Ada yang merelakan lilin pribadinya? Lilin sudah habis. "

...****************...

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!