Bab 11

Yang di isyarat kan melalui Dedaunan dan pohon pohon.. Sesuatu yang sangat tidak lazim sedang terjadi diluar nalar kita. Sesuatu yang mungkin saja terjadi yang tidak terdapat dalam buku ilmiah da fakta manusia.

"Jawab, kenapa kalian diam saja, apa kalian tidak punya mulut. " Dudi berteroak dan terlihat kemarahan di wajahnya.

Naila merasa bahwa kejadian ini di luar batas. Dan ini adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Naila melihat sikap semua anggota kelompok itu bukanlah mereka. Apakah mungkin mereka semua kerasukan, atau mereka dedemit yang menyerupai anggota kelompok peserta diklat.

Karena ketakutan, Naila mencoba menelpon teman temannya yang lain di basecamp untuk meminta pertolongan.

Dengan tangan yang gemetaran, jemari Naila menscroll nama Adrian, karena hanya nama Adrian yang ada di kepala Naila. Mungkin karena Adrian ketua panitia diklat.

Di ponsel Adrian muncul sebuah nama "Naila"

Kemudian Adrian menekan tombol hijau ditarik ke atas.

Adrian yang saat itu sedang bersama Rita, segera memberikan isyarat pada Rita, Mitha, Athar, Rizky dan Dino untuk menghentikan kegiatan mereka, kemudian Adrian loudspeaker ponselnya agar semua yang ada di sana bisa mendengarkan dengan jelas apa yang terjadi dengan Naila da Dudi di pos jaga.

 Namun saat beberapa kalo Adrian mengucapkan hallo hallo, suara Naila di sebrang sana tidak terdengar jelas.

Mungkin karena saat ini mereka berada di dalam hutan sehingga sinyal nya sangat jelek. Hingga akhirnya telpon dari Naila terputus.

"Telponnya putus. " ujar Adrian.

"Coba kamu telpon balik, semoga saja mereka di sana baik baik saja. Aku sangat khawatir dengan Naila. "

Adrian menelpon balik Naila, awalnya hanya "Memanggil" setelah di tunggu beberapa lama akhirnya "Berdering".

Lama tidak ada jawaban. Adrian kembali loudspeaker ponselnya.

"Aaaaaaaaaaaa. Tolooong...... ! "

               *****

Aaaaaaaaaaa. Toloooong...! "

Naila berteriak sangat kencang ketika melihat seluruh anggota kelompok itu menaggangkat kepala mereka secara bersamaan dengan menunjukkan wajah yang sangat pucat pasi seperti mayat.

Kepala kepala yang menunduk itu tampak sangat garang dan menakutkan.

Bola mata mereka memutih seperti sehelai kain kafan. Kelompok itu menyeringai seperti seekor serigala yang menunjukkan taringnya yang runcing. Mereka berjalan seperti mayat hidup. ZOMBIE.

Dudi yang masih di kuasai emosi ternyata tidak kuat menahan mereka yang semakin kuat. Dudi mencoba meronta ronta dengan sekuat tenaga agar bisa melepaskan diri dari cengkeraman para anggota kelompok yang sedang kerasukan.

Dengan tetap bertahan dan nasib baik masih memihak nya, Dudi bisa melepaskan dirinya sehingga bisa lolos setelah almamater yang dipakainya sobek karena di tarik dengan kasar oleh anggota kelompok peserta diklat tersebut.

Sedangkan panitia yang lain berusaha untuk melarikan diri setelah mereka melihat ada seorang anak kecil sedang menyeringai dengan sangat janggal di belakang para anggota kelompok itu.

Mereka semua berlari berhamburan tanpa arah yang jelas karena ketakutan. Yang ada di pikiran mereka saat ini adalah bagaimana cara mereka lepas dari serangan anggota kelompok yang sudah kesurupan dan menjadi Zombie.

Sedangkan Naila hanya diam di tempatnya dan berteriak-teriak karena teman temannya pergi. Naila menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Gadis pembawa boneka itu menuju ke arah Naila. Kemudian mendekatkan wajahnya. Naila menjerit histeris kemudian tidak sadarkan diri.

*****

"Aku akan ke pos tiga, untuk kalian semua aku pesankan agar kejadian ini tidak sampai bocor keluar apalagi sampai di sebar luaskan. Atur lah sebaik mungkin agar tidak terjadi kepanikan di semua anggota kelompok dan juga panitia yang lainnya. Coba kalian hubungi teman teman yang lain di pos satu dan dua. " Adrian berbicara panjang lebar sebelum pergi ke pos tiga.

Adrian dan beberapa mahasiswa lainnya bergegas ke pos tiga. Rizky, Dino, Diki, Ridho dan Adrian mulai mencari teman temanya yang sudah hilang.

Mereka semua menelusuri jejak jejak yang mungkin saja bisa membawa mereka kepada teman temannya yang lain. Mereka berusaha mencari di dalam kegelapan malam, dengan menyibak tirai malam dengan hanya menggunakan cahaya senter dan cahaya lilin.

"Coba kalian telpon teman teman yang menghilang, kita harus segera menemukan mereka. Karena teman teman kita adalah keluarga kedua kita, dan juga mereka semua adalah tanggung jawab kita. " ujar Adrian.

Dino mencoba menelpon beberapa temannya, namun tidak satupun yang menjawab telponnya. Adrian dan teman temannya yang lainnya memutuskan untuk berhenti setelah pencarian mereka tidak juga memberikan hasil.

"Adrian, kamu tahu. Kalau semua ini terjadi karena kutukan atas perkataan mu yang sesumbar tadi sore di basecamp. " ujar Rizky.

"Apa maksud kamu? " Adrian kesal dan marah karena Rizky menuduh nya.

Adrian mendorong tubuh Rizky. Rasa lelah bercampur putus asa hingga akhirnya menyulut amarah dalam diri Adrian. Durinya merasa tersinggung dengan perkataan Rizky. Adrian tidak ingin di salahkan dalam hal ini. Dan dirinya sangat benci pernyataan yang di ungkapkan oleh Rizky barusan.

"Apa kamu pikir hantu itu ada hah! "

"Kalau ada kenapa sekarang dia tidak muncul di hadapan kita sekarang. Hai hantu..... tunjukan dirimu, dasar brengsek! Pengecut kamu wahai hantu! "

"Jaga mulut kamu di tempat seperti ini. " Rizky sangat marah terhadap sikap Adrian yang menantang bantu itu.

"Kenapa? "

"Kamu takut sama hantu, aka ku tantang hantu itu untuk berkelahi jika memang hantu itu ada di sini. " Adrian masih tetap menantang.

"Kamu masih belum jera juga setelah apa yang terjadi pada teman teman kita yang sudah hilang entah kemana. Kamu akan terkena karmanya . "

" Hei kenapa, kamu tidak berhak berkomentar apa apa tentang diriku, aku ket7a pelaksana diklat di sini! "

"Iyan aku tahu, lalu apa hubungannya kamu sebagai ketua pelaksana diklat? "

"Aku ketua pelaksana diklat, jadi hubungan nya yaitu akulah yang berhak mengatakan dan memutuskan semuanya"

"Kamu terlalu terobsesi . "

Sebuah pukulan menderita di pipi Rizky, Saat Rizky akan membalasnya, namun Dini segera memegangi Rizky. Sedangkan Diki memegang Adrian, sehingga Adrian meronta ronta untuk melepaskan diri dari cengkraman Diki.

"Kalian berdua jangan memperkeruh suasana, jangan membuat keadaan sekarang tambah rumit. Kalian bersikap dewasa! " Dino melangkah di antara Adrian dan Rizky.

Setelah Dino berbicara seperti tadi, Adrian dan Rizky hanya bisa diam merenungi perkataan Dino.

"Sungguh memalukan, kalian sebut kalian itu mahasiswa, tapi apa yang kalian lakukan. Hanya membuat malu saja." Dino yang jarang banyak bicara menjadi geram karena melihat kelakuan dia orang temannya.

"Mahasiswa itu panutan, ruhnya Reformasi. Mahasiswa itu tulang punggung nya negara. Kalian berdua tidak pantas di sebut mahasiswa. Seharusnya kalian itu malu memakai almamater. Kalian itu tidak ada bedanya dengan tukang becak yang bermain domino di perempatan sambil menunggu penumpang. Kalau ada masalah, seperti inilah mereka menyelesaikan nya. " Ujar Dino panjang lebar.

...****************...

Bersambung..........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!