Bab 5.

" Pada diri setiap orang adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Sehingga pada saat itu, kalian semua harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kalian lakukan selama kalian memiliki lilin lilin tersebut. Dan pada saat itu pula akan di putuskan, apakah kalian layak menjadi seorang yang berani atau hanya sekedar seorang pecundang yang berlindung di bawah ketiak teman teman kalian."

"Menulis adalah bekerja untuk keabadian" begitu yang dikatakan oleh Pramudia Ananta Toer. Begitu pula yang pernah di katakan oleh Mahatma Ghandi., kurang lebihnya begini : *kau bisa membakar tubuhku, membunuh ku, tapi satu hal yang tidak bisa kalian bunuh dariku, yaitu tulisan tulisan ku*

"Untuk kalian semua yang berada di sini, saya minta janganlah kalian menyerah. Sedangkan waktu terus saja berjalan. Jangan pernah untuk membuang buang waktu kalian untuk menyesali hidup dengan mengatakan andai atau jika saja. Nenek saya pernah bilang, *buka matanya, bangun, berlarilah kembali.* apa ada yang tahu apa artinya? " semua peserta diklat terdiam tidak ada yang menjawab.

"Artinya adalah kita mungkin dalam perjalanan akan ada masa nya jatuh dan gagal dalam setiap usaha, namun kita harus bisa bangun lalu kita kembali mengejar yang telah tertinggal. "

Suasana malam semakin kelam, namun Adrian masih tetap berbicara du depan para peserta diklat, lalu melanjutkannya kembali.

"Ingat apapun yang kalian lakukan dengan lilin itu, di pos yang terakhir nanti kalian akan di tanyakan, *Digunakan untuk apa lilin kalian selama perjalanan dari satu pos ke pos yang lainnya.?*

" Pada diri setiap orang adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Sehingga pada saat itu, kalian semua harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah kalian lakukan selama kalian memiliki lilin lilin tersebut. Dan pada saat itu pula akan di putuskan, apakah kalian layak menjadi seorang yang berani atau hanya sekedar seorang pecundang yang berlindung di bawah ketiak teman teman kalian."

"Menulis adalah bekerja untuk keabadian" begitu yang dikatakan oleh Pramudia Ananta Toer. Begitu pula yang pernah di katakan oleh Mahatma Ghandi., kurang lebihnya begini : *kau bisa membakar tubuhku, membunuh ku, tapi satu hal yang tidak bisa kalian bunuh dariku, yaitu tulisan tulisan ku*

"Untuk kalian semua yang berada di sini, saya minta janganlah kalian menyerah. Sedangkan waktu terus saja berjalan. Jangan pernah untuk membuang buang waktu kalian untuk menyesali hidup dengan mengatakan andai atau jika saja. Nenek saya pernah bilang, *buka matanya, bangun, berlarilah kembali.* apa ada yang tahu apa artinya? " semua peserta diklat terdiam tidak ada yang menjawab.

"Artinya adalah kita mungkin dalam perjalanan akan ada masa nya jatuh dan gagal dalam setiap usaha, namun kita harus bisa bangun lalu kita kembali mengejar yang telah tertinggal. "

Suasana malam semakin kelam, namun Adrian masih tetap berbicara du depan para peserta diklat, lalu melanjutkannya kembali.

 " Selanjutnya, yaitu kegiatan yang kedua adalah acara penutupan dan evaluasi dari seluruh rangkaian kegiatan yang kita laksanakan selama berada di sini. "

Adrian memandang semua peserta diklat, yang sedang memperhatikan nya berbicara, Sesaat terdiam.

"Acara yang kita lakukan malam ini adalah acara penyematan peserta terbaik di depan api unggun. Apakah diantara kalian ada yang ingin di ungkapkan atau ada yang di tanyakan mengenai acara yang kita adakan malam ini, sebelum kita mulai susur hutan? " Adrian bertanya pada seluruh peserta diklat.

"Takut kak. "

Salah seorang peserta diklat seorang cewek, tanpa mengacungkan tangan, mengungkapkan rasa hatinya dengan tiba tiba dari mulutnya.

"Siapa yang tadi berbicara, maju ke depan!" Sahut Adrian.

"Saya kak. "

Seorang mahasiswi yang tadi berbicara tertunduk sambil sesekali mencuri pandang kepada sang ketua pelaksana, dirinya sangat takut akan mendapatkan sanksi karena perkataan nya barusan di ucapkan.

"Kamu yang tadi bilang takut, maju ke depan. "

Dengan perasaan ragu, mahasiswi tersebut memilih maju kedepan bertemu langsung ketua pelaksana.

"Siapa nama kamu? "

"Saskia kak. " dengan rasa takut menjawab pertanyaan Adrian.

"Kamu bilang takut, apa yang kamu takutkan Saskia? "

"Aku takut kegelapan dan hantu. " Saskia masih tertunduk.

"Hantu? "

"Iya kak. "

"Ha ha ha, kalau ada hantu yang lewat tempat ini akan Aku cengkeram, akan aku ajak duel didelan kalian saat ini juga. "

Mendengar Adrian berbicara sembarangan, para peserta diklat tidak ada yang berani buka mulut, serempak semuanya menunduk. Namun tiba tiba angin berhembus sangat kencang udara seketika menjadi dingin, pohon pohon bergerak cepat. Daun daun kering yang ada di sekitar tenda tiba tiba beterbangan melayang di udara lalu kembali jatuh ke tanah.

Beberapa peserta dan juga panitia menutup wajah mereka, sebab angin menciptakan pusaran kecil yang mengangkat debu juga daun daun kering ke atas

"Lihat kan tidak ada hantu, kalau memang ada hantu pasti mereka sudah muncul, dan kalau mereka muncul akan aku bawa ke hadapan kalian. "

Adrian masih saja tetap berdiri di depan para peserta diklat yang ketakutan denga gelap dan hantu.

"Hantu jenis apa yang kalian takutkan? Pocong, sundel bolong, tengkorak, kuntilanak? Kalian sebutkan! " Adrian seperti menantang.

"Jika saat ini kalian berada di Perancis, salah satu misalnya., lalu kalian mengatakan ada pocong. Mereka yang di sana akan bertanya apa itu pocong?" Sebagian peserta ada yang tertawa mendengar Adrian berkata.

"Lalu kalian mencoba menjelaskan pada mereka, saya yakin tidak akan ada yang tidak tertawa. Dan pasti mereka akan tertawa terpingkal pingkal Kenapa mereka tertawa karena di Perancis sana tidak ada yang namanya pocong, kuntilanak Dan saudara saudara nya. " Adrian sedikit tertawa karena membayangkannya saja.

"Di Perancis itu ada hantunya sendiri,, drakula misalnya. Jadi artinya apa? Artinya hantu itu hanya bersifat lokal,, ini adalah kesalahan orang tua kita yang terlalu memberikan citra yang jelek tentang hantu. " lanjut Adrian kembali.

", Inilah paradigma masyarakat yang membuat pikiran kia stagnan, membuat logika kita menjadi buntu dengan mitos, legenda dan sebagainya. Sekarang kalian negara negara maju. Mereka lebih mengutamakan logika daripada mistik. "

"Kalau saya di tanya mengenai hal itu, maka dengan pantang dan berada pada barisan paling depan saya akan mengatakan bahwa hantu itu hanyalah rekayasa masyarakat yang keliru terhadap memandang realitas. "

"Coba saja kalau orang tua kita menggambarkan pocong, Kuntilanak dan saudara saudaranya itu sebagai hantu casper atau hantu yang baik hati tentu saja kita pasti akan bersahabat dengan mereka semua. " ujar Adrian

Sebagian peserta diklat tertawa dengan uraian ketua pelaksana. Dan sebagian dari mereka memilih diam,, karena bagi mereka yang memilih diam.

Ucapan Adrian tersebut seperti kalimat kutukan yang akan menjadi bumerang bagi mereka semua. Serta akan menjadi karna yang mereka juga akan ikut menanggungnya.

Akankah ketakutan mereka jadi kenyataan.....

...----------------...

Bersambung......

Hai reader jangan lupa komentar dan likenya serta hadiahnya, biat tambah semangat bikin up nya.

Happy Reading.. .. ❤❤❤❤❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!