Aulya masih sabar sampai tiba di lantai tujuannya, Ia juga berlari kecil hingga tiba di meja sekretaris.
"maaf Nona? bisakah anda menunggu? Tuan Rinaldy sedang ada tamu." tanya Pria itu dengan sopan pada Aulya.
Aulya melihat jam tangannya, "siapa tamunya?" tanya Aulya dengan serius.
"I--ituu??" jawab Pria itu gugup entah bagaimana caranya menjawab pertanyaan Aulya.
Aulya menautkan kedua alisnya berpikir kalau tamunya Rinaldy adalah Kekasihnya, "tidak perlu cemas..?! aku ingin bicara sebentar saja untuk meluruskan semuanya."
Sekretaris Pria itu terbelalak saat Aulya melenggang pergi melewatinya, Ia berusaha mencegah Aulya yang nanti masalah Rinaldy bisa makin rumit.
Aulya menarik lengan Sekretaris Pria itu hingga membelakanginya dengan santai kaki jenjang Aulya terangkat mendorong bok*ng Pria itu sampai nyaris tersungkur sementara Aulya mengambil kesempatan itu memasuki Ruangan kerja Rinaldy.
brakkhhh??!
Aulya membuka pintu Ruangan Kerja Rinaldy dengan tatapan dingin dan tak bersahabat.
"ini dia kekasihmu kan? kenapa tidak membawa ke Rumah hah?" marah seorang wanita paruh baya pada Rinaldy yang juga cukup terkejut melihat Aulya nekat memasuki Ruangannya.
"Mi?? aku sudah bilang dia tidak mau hubungan kami semakin rumit." jelas Rinaldy.
Aulya mematung ditempat, "Mi? apa maksudnya?" batin Aulya.
"Mami tidak mau tau." kata Wanita itu berbalik mendekati Aulya lalu memperhatikan Aulya dari ujung rambut sampai ujung kaki sungguh indah sekali.
"Mami? mampus aku?! waktunya tidak tepat." batin Aulya tersenyum kaku.
"ahhh?? maaf? perut saya sakit?!" ucap Aulya beralasan lalu balik badan meninggalkan Wanita itu yang segera menahan lengan Aulya.
"tidak bisa??! perut saya sakit." jawab Aulya dengan senyuman lalu segera berlari meninggalkan Wanita paruh baya itu mematung.
Rinaldy yang melihat itu menyunggingkan senyum tipisnya, Jika wanita lain pasti langsung melakukan cara untuk mendapatkan perhatian Maminya namun hari ini hanya Aulya yang lari, sungguh unik sekali Aulya. pantas Rinaldy tertarik pada Aulya yang sangat berbeda.
"kenapa gadis itu, Aldy?" tanya Ros dengan bingung (Maminya Rinaldy).
"kan aku udah bilang Mi..!! sekarang dia malah lari gara-gara Mami." jawab Rinaldy dengan datar.
"memangnya mami galak ya? mami tidak akan membentaknya kok." Ros membela diri.
Ros meminta Aldy untuk menghubungi Aulya tapi Aldy banyak saja alasannya sebab Aldy memang belum punya nomor ponsel Aulya, Aldy bahkan nekat mengkonfirmasi hubungannya dengan Aulya padahal tidak punya hal apapun yang spesial diantara mereka berdua.
"kalau begitu Mami susul dia aja." jawab Ros dengan ketus seolah tidak membutuhkan Aldy yang tidak mau memanggil menantunya kembali.
Aulya berada di Toilet,
"haiishhh!!! kenapa malah ada Ibunya? mampus aku, kalau begini situasinya tidak akan menguntungkanku." sungut Aulya yang merasa posisinya semakin terjerumus dalam lingkaran masalah Aldy.
Aulya berdiam diri selama beberapa puluh menit sampai Ia tersentak kaget mendengar panggilan seseorang.
"sayang?? ini Maminya Aldy, kenapa bersembunyi hnm? Mami tidak pernah makan orang kok." tanya Ros dengan serius.
Aulya yang mendengarnya semakin gelagapan dan celingukan melihat tempat melarikan diri tapi tidak ada celah apapun, Ros menemukan salah satu Toilet yang belum terbuka segera saja Ros mengetuk-ngetuk pintu Toilet itu.
Aulya terpaksa keluar, betapa sumringahnya Ros melihat Aulya. terpaksa Aulya memerankan akting terbaiknya kalau Aulya tidak suka pada Aldy dan berharap Aldy tidak macam-macam pada Keluarganya.
Ros membeku ditempat, bagaimana bisa anaknya sesempurna itu tidak disukai oleh Aulya bahkan jika tidak suka Aldy seharusnya Aulya suka uangnya Aldy.
"maaf Tante..! tujuan saya kesini bukan untuk apa-apa hanya ingin memperingatinya supaya tidak membuat saya malu lagi, kalau dia mau balas dendam lakukan saja secara langsung tidak perlu melibatkan publik." kata Aulya dengan sopan namun makna kata-katanya sangat dalam.
Aulya menunduk sopan lalu memilih pergi meninggalkan Ros, Ros seketika tertawa terbahak-bahak kapan lagi melihat Putranya yang sombong itu ditolak mentah-mentah oleh perempuan. pantas saja Aldy tertarik pada Aulya sebab sejak kecilnya Aldy tidak pernah gagal mendapatkan apa yang Ia inginkan.
.
Aulya mencebikkan bibirnya, "lihat bukan? aku menang." kata Aulya dengan anggun pada dirinya sendiri saat berada di dalam Lift.
Aulya pergi ke Mall untuk merayakan kemenangannya tapi sialnya malah bertemu dengan Robby yang sedang ada urusan di sana.
"Aulya? kamu kesini mau menemuiku?" tanya Robby begitu percaya diri.
Aulya melebarkan matanya, "percaya diri banget kamu ya? kapan aku bilang akan menemuimu? memangnya ini Rumahmu?" ketus Aulya.
Robby terdiam sesaat lalu tersenyum, "Aulya? kamu mau beli Martabak Kacang? aku belikan disini bagaimana?"
Aulya melenggang pergi begitu saja tapi Robby tidak mengizinkan Aulya pergi terus mengejar Aulya dengan terus membujuk martabak kacang kesukaan Aulya.
"berhenti mengejarku pria yang sudah bertunangan." teriak Aulya membuat semua pengunjung Mall yang lalu lalang melihat ke arah Aulya.
Aulya menghela nafas, "sebenarnya apa maumu hah? apa maksudmu mengganggu kehidupan damaiku?"
Robby seketika jadi mati kutu sebab semua Orang melihat kearahnya juga terdengar olehnya komentar mereka yang tau kalau Robby sudah bertunangan.
"aku tidak suka martabak kacang, jangan sok tau dengan apa yang aku mau..?! aku tau kamu mengejarku karna ada maunya kan? kalau begitu cari wanita lain untuk membantumu mengatasi kebangkrutanmu itu dan jangan libatkan aku apalagi sok dekat denganku." jelas Aulya dengan nada tajam dan penuh peringatan membuat Robby semakin tersudut.
kenapa Aulya mengatakan hal itu padanya didepan umum, kini mulai ada yang merekam Robby hal itu membuat Robby spontan berbalik arah namun ada juga yang merekamnya dari arah belakang.
"jangan merekamku? aku dan Aulya sahabat baik." kara Robby sambil menutupi wajahnya.
Aulya memutar kedua bola matanya dengan jengah saat semua mata tertuju padanya, "aku bahkan tidak mengenalmu, saat aku datang ke acaramu itu karna anda memang mengundang kami semua termasuk Orang terkaya nomor 1, dengan semua itu apa anda anggap kami adalah sahabat baikmu? sungguh memalukan."
Aulya menggeleng kepalanya pelan lalu memilih pergi meninggalkan Robby yang semakin tersudutkan, Robby tidak tau mengapa Aulya tega mempermalukannya seperti ini padahal selama ini Aulya selalu baik padanya.
Aulya dengan tanpa merasa bersalahnya terus melanjutkan tujuan awalnya bahkan Ia tidak sadar semua dramanya tadi telah merusak nama baik Robby hingga semakin terancam benar-benar bangkrut, tidak ada Perusahaan yang mau menolong Robby karna setiap Perusahaan memiliki keserakahannya masing-masing demi menduduki posisi terkaya yang akan menggantikan posisi Perusahaan Robby.
di tempat lain,
"apa-apaan kamu ini Robby?? kenapa kamu semakin bodoh? kan aku sudah bilang bujuk Aulya dan rayu dia, hanya dia yang mau kamu bodohi kan?" marah Aneta pada Robby.
Jika Aulya melihat pertengkaran mereka saat ini mungkin Aulya akan langsung mengerti kalau dirinya telah menjadi pemeran utama dalam Novel ini, tindakan Aneta jauh dari kesan Pemeran utama wanita yang punya sikap baik lebih tepat pemeran Antagonis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
TAPI KAMU LEBIH TEGA MEMFAAT KAN KEBAIKAN AULYA..
2025-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
SKAKMATT buat Robby..wkwkwwkk tau rasa kamu..😏😏
2025-01-03
0
Land19
ngegas yah Aul ...
2024-09-17
0