kini Aulya tengah mondar-mandir di depan Mansion menunggu Satria Santa pulang membawa segala permintaannya.
"Nona? itu Tuan pulang?" tunjuk Tania dengan senyuman lebarnya.
Aulya melihat ke arah tunjuk Tania tanpa berpikir Aulya berlari ke Mobil Satria yang keluar dari Mobilnya menatap Aulya dengan bingung.
"aku harap kepalanya normal." batin Satria antara senang dan khawatir dengan tingkah Aulya yang sangat tidak biasa.
"abang?" Aulya tersenyum cerah menyapa Satria seperti Istri yang menyambut suami.
"mana Ponsel baruku?" tanya Aulya menengadahkan tangannya.
"akhh, iya." Satria mengambil sebuah paperbag dari Mobilnya dan memberikannya ke Aulya.
"sudah di setting bang?" tanya Aulya sambil mengambil ponselnya dari dalam Paperbag dan membuang paperbag itu asal segera di kutip oleh Tania semua sampah yang dibuang oleh Aulya.
Satria memperhatikan ekpresi Aulya yang sangat berbeda lalu berkata, "belum, alat fitnesnya akan datang besok pagi."
"kenapaa??" bentak Aulya membuat Satria kaget.
"kok kenapa? apa kamu pikir semua bisa diantar malam ini juga? abang belinya dari Amerika langsung." ujar Satria dengan serius.
"what?? apa di sini tidak ada jualnya? kenapa harus Ke luar negeri?" tanya Aulya dengan kesal.
"kalau begitu aku bisa gendut." gerutu Aulya membuat Satria menganga melihat bentuk tubuh Aulya yang menurutnya ramping bahkan lebih ramping dari sebelumnya serta kulit Aulya juga bersih tidak lagi menor seperti tante-tante.
"aku ambil ponselnya aja, Tania kamu habisi makanan yang dibeli Abangku.!" kata Aulya sembari melangkah pergi.
"tapi Nona bilang ingin memakannya?" protes Tania.
"aku tidak mau gendut, aku berubah pikiran ingin balas dendam pada Orang yang menghinaku selama ini." kata Aulya melambaikan tangannya ke belakang.
"balas dendam?" beo Tania dan Satria serentak hingga mereka tersadar saling melihat satu sama lain.
Satria pun memilih pergi karna menurutnya itu sangat wajar jika Aulya berpikir ingin balas dendam sebab semua yang terjadi pada Aulya itu adalah pembulian yang jelas merusak nama baik Aulya tapi memang Aulya nya saja yang dibutakan oleh Cinta.
"baguslah jika dia sudah sadar." gumam Satria tersenyum tipis.
Tania seketika sumringah mengambil semua makanan yang dipesan Aulya tapi tidak jadi makan hanya karna alat fitnessnya belum datang dan Aulya tidak mau gendut padahal sudah langsing.
.
di kamar Aulya,
Aulya mencatat poin-poin penting di sebuah buku diary yang baru saja Ia beli, sebelumnya buku diary Aulya isinya hanya tentang Robby, Robby dan Robby hingga Aulya marah membaca isinya tanpa membuang waktu langsung membakar diary itu sementara isinya sudah Aulya ingat dengan jelas.
"ada bagian yang tidak diceritakan oleh Penulis Novel tentang kekejaman tokoh pemeran utama Pria, dia terlalu memanjakan Tokoh Utama Pria sampai tidak peduli nasib Aulya si pemeran figuran. kalau dia Penulis yang baik dan adil seharusnya dia memberi pria pengganti untuk Aulya bukannya mati tragis." geram Aulya.
Aulya berubah pikiran ingin balas dendam dengan apa yang terjadi pada Aulya sebelumnya, semua bilang kalau Aulya jahat dan kejam tanpa mereka sadari kalau pemeran utama Pria lah yang kejam serta tidak tau cara menghargai jeri-payah orang lain.
Aulya menyimpan buku diarynya dan menguncinya, lalu Ia melihat fotonya bersama Robby.
"dasar Robby bodoh dan tidak tau terimakasih, udah jelas Aulya suka sama dia malah dimanfaatkan demi kesenangannya lalu saat semua keinginannya terpenuhi Aulya ditinggalkan begitu aja, gilanya dia lebih percaya wanita itu daripada Aulya yang sejak kecil bersama dia." Aulya menusuk-nusuk foto nya yang menor dengan Robby sehingga bingkai fotonya jadi kosong.
"bodohh...! dunguu...! bongak..! bego!!? kalian berdua bego..!" marah-marah Aulya pada karakter Robby dan Aulya.
"aku merasa karakter Aneta tidak sebaik yang diperlihatkan oleh penulis Novel ini, seperti yang Aulya katakan di Diarynya kalau awalnya dia memang tulus membantu Robby mendapatkan Aneta sampai Aulya tau keburukan Aneta jadi Aulya hanya ingin menyelamatkan Robby tapi sibodoh Robby lebih percaya dengan Aneta."
Aulya menggeleng kepalanya memijit pelipisnya sendiri, "Aulya..! Aulya..! jelas kamu tau si bodoh Robby lebih percaya Aneta daripada kamu seharusnya kamu biarkan saja dia dibodohi, tanpa kamu bertindak pun bangkainya akan tercium juga."
Aulya sibuk mengoceh hingga Ia ketiduran di meja belajarnya, tak berapa lama kemudian Satria memasuki kamar Aulya dan terkejut melihat Aulya tertidur di meja.
"kenapa dia tidur disana? apa lehernya tidak sakit?" gumam Satria berjalan ke arah Aulya lalu perlahan mengangkat tubuh Aulya dan Ia melihat Foto Robby yang di rusak Aulya pun tertawa pelan sambil melangkah ke Ranjang meletakkan tubuh Aulya lalu menyelimuti adik kecilnya itu.
"ini permintaan pertamamu dek..! bagaimana abang tidak berusaha mencari barang terbaik untukmu, teruslah seperti ini. lupakan sibrengs*k itu." batin Satria tersenyum tulus mengusap lembut kepala Aulya.
.
pagi-pagi,
Aulya berjalan menuruni tangga dengan ketat memperlihatkan perut datarnya juga celana longgar yang pendek, Satria terbatuk melihat penampilan Aulya yang sangat santai.
"apa abang yang memindahkanku tadi malam?" tanya Aulya dengan sikap santainya itu mengambil roti yang dibuat Satria dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
"kenapa pakaianmu?" tanya Satria dengan tatapan penuh peringatan.
Aulya mengerutkan keningnya lalu melihat penampilannya sendiri, "oh ayolah Bang..! abang tau gaya perempuan modis kan?" rayu Aulya dengan genit.
Satria menganga lebar, "sana ganti bajumu dek..! pagi ini alat fitness mu datang dan pekerjanya banyak laki-laki." titah Satria.
Aulya menggeleng kepalanya, "biarin aja, aku juga tidak telanj*ng." jawabnya terlalu santai hingga Satria merasa pusing dengan perubahan bar-bar adiknya ini.
"abang? siang nanti mau kemana?" tanya Aulya dengan pipi gembungnya mengunyah Roti di dalam mulutnya.
Satria menahan senyum seketika mengusap kepala Aulya, "dasar marmut!"
"abang aku bertanya kenapa malah mengatai aku marmut?" tepis Aulya dengan kesal malah membuat Satria tertawa karna Aulya terlihat lucu.
Aulya memukul kepala Satria dengan sendok dipiringnya hingga Satria terkejut dan tak terima juga balik menyentil kening Aulya.
Sesuatu yang sangat ingin Satria miliki adalah kehangatan dengan adiknya hanya saja Satria tidak tau mulainya darimana sebab Aulya selalu menjaga jarak darinya.
"akkh!! abang?" pekik Aulya berlari mengejar Satria yang tertawa lepas.
Tania dan Pelayan lainnya membuka rahang selebar-lebarnya, sungguh kehangatan yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya tapi jujur sangat senang dipandang mata daripada sebelumnya yaitu Aulya yang cuek dan Satria yang punya harga diri tinggi.
Aulya yang ketinggalan jauh pun melempar sendok ditangannya ke arah Satria tapi dengan cepat Satria mengelak hingga Sendok itu terus melayang.
takkk!!
"akkh!" seorang Pria yang merupakan sahabat baik Satria dari Luar Negeri meringis terkena lemparan sendok Aulya.
Aulya membelalak langsung berlari menaiki tangga sedangkan Para Pelayan melihat situasi itu segera bubar sambil bersih-bersih seperti tidak melihat kejadian memalukan itu.
"Ehh? Levon?" Satria kaget melihat temannya yang dingin serta wajah bak triplek itu menunjukkan reaksi kesakitan sungguh hal yang langka.
"Satriaaa!!" teriak Levon yang keningnya memerah.
"bukan aku tapi...?? ehh? mana dia?" Satria membantah sambil melihat ke arah adik perempuannya yang sudah menghilang entah kemana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Sekarang kamu buktikan ke Roby gimana liciknya seorang Aneta,Setelah itu tinggalkan Roby,Kita liat siapa yg bakalan gila,Balas dendam dgn cantik dan cara elegan..
2025-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
Udah namanya CINTA BUTA ya gitu,Apapun KEBENARAN yang ada depan mata,Tapi tidak di hiraukan..
2025-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
JODOHnya Aulya kali ya..😁😁
2025-01-03
0