"kenapa bekerja terus sayang? Mama masih rindu, kamu pulang sama mama ya?" bujuk Tya mengelus-ngelus kepala Aulya yang tengah memeluknya bahkan sejak tadi Tya menyuapi Aulya makan.
"iya Ma." jawan Aulya tersenyum lebar.
Tya memandang ke arah Boy yang tersenyum seolah merasa senang melihat anaknya patuh.
"lagian ada abang dan Papa serta Mama dek, kenapa sibuk bekerja?" tanya Satria seperti tidak suka Aulya bekerja sampai seperti ini padahal mereka banyak uang.
Aulya menoleh tajam ke arah Satria, "abang tau apa coba? abang enak kerja kesana-kemari tidak ada kesibukan, kalau aku bergantung sama abang nanti Aku disikat sama Kakak ipar." celutuk Aulya.
Satria membelalak sementara Boy dan Tya tertawa lepas, inilah kehangatan yang selama ini mereka inginkan dan hanya Aulya yang bisa membuat mereka sebahagia ini.
"siapa kakak iparmu?" kesal Satria.
"pokoknya harus yang dekat samaku." jawab Aulya dengan tegas.
Satria memutar kedua bola matanya dengan malas, "dasar mak comlang." umpatnya pasrah.
"tanpa restu adik cantik dan menggemaskanmu ini Bang, jangan harap bisa menikahi siapapun." kata Aulya menjulurkan lidahnya.
Satria menatap kesal Aulya, "Pa? kenapa dia sudah persis seperti Istri pertamaku? masa harus minta restu dia dulu sih kalau mau nikah." adu Satria bak anak kecil ke Boy yang tergelak.
"tentu saja." jawab Tya malah membela Aulya yang semakin besar kepala.
"dasar Tuan Putri." umpat Satria padahal Ia memperlakukan Aulya seperti Tuan Putri juga yaitu sebagai kesatria tersembunyi untuk Aulya.
Tania sejak tadi tertawa lebar dan senyam-senyum bahagia melihat keluarga itu berkumpul bersama sampai kembali ke Rumah, Aulya yang doyan bekerja saja langsung patuh saat Tya meminta putri kecilnya pulang padahal pakaiannya yang dipesan 20 baru siap 5 buah masih ada 15 lagi.
.
kini Aulya berada di depan cermin, "Aulya? aku bahagia menggantikan jiwamu. ku harap kau tenang dimanapun kau berada dan aku janji akan membalaskan dendammu tapi dengan caraku." batin Aulya tersenyum devil.
Aulya keluar dari kamarnya dan memainkan Ponselnya, "kenapa lagi si pemeran utama ini?" gerutu Aulya tapi melihat juga postingan Aneta yang sedang memanas-manasinya dengan foto Cincin Couple.
"ahh?? mereka akan bertunangan, saking senangnya disini aku lupa sudah bab berapa sekarang ini." gumam Aulya sambil geleng-geleng kepala.
.
di Ruang Tamu,
"apa itu Pa?" tanya Tya mendekati Boy yang dapat paket dari seseorang.
"nggak tau ma." jawab Boy sambil membuka isi paketan itu yang ukurannya hanya separuh kertas HVS.
Satria baru saja keluar dari dapur sambil meneguk minuman pun melangkah ke arah Kedua Orangtuanya dan ikut-ikutan penasaran benda yang dipegang oleh Boy.
"apa ini?" gumam Boy membolak-balik kertas dipegangnya.
"undangan kan Pa? ini seperti Undangan, coba buka isinya Pa." pinta Tya.
Satria semakin merapat begitu juga Tya, mereka bertiga membentuk lingkaran membuka isi kertas itu yang terdapat nama Robby dan Aneta mengundang Keluarga besarnya untuk hadir di acara pertunangan mereka.
"bedeb*h ini sengaja.!" geram Boy.
"curut ini minta dikasih tinju." sahut Satria.
Tya pun berubah tidak senang menarik undangan itu dan hendak merobeknya tapi tiba-tiba suara Aulya menghentikan aktifitas mereka, Satria merampas undangan dari tangan Tya dan menyembunyikannya dibalik bantal sofa.
Aulya tentu melihat hal itu tapi pura-pura tidak lihat lalu menuruni anak tangga satu persatu dengan anggun, "tidak usah cemas Ma? Pa? abang..? ayo kita datang ke acara Robby dan Aneta, barusan Aneta membagikan undangannya ke Aulya lewat chat sosmed dan bilang undangan nyatanya sudah sampai ke Rumah."
Tya, Boy dan Satria celingukan satu sama lain.
Aulya pun tiba di hadapan Keluarganya, Satria menutup-nutupi sofa yang menjadi tempat Ia menyembunyikan undangan.
Aulya dengan mudah mengelabui Satria dan berhasil mendapatkan Undangan itu hingga kedua Orangtuanya memejamkan mata seperti tertangkap basah.
Aulya mengeluarkan Ponselnya lalu memotret kode di ujung Undangan itu dengan wajah tenangnya seperti tidak ada perasaan sama sekali, Undangan Online pun muncul di Ponsel Aulya.
"foto Kodenya Pa, Ma, Abang..! memasuki pesta mereka harus menggunakan undangan setelah itu boleh dibakar atau di robek." kata Aulya dengan senyuman lalu meninggalkan Keluarganya yang semakin terbengong.
ke esokan paginya,
Aulya membuat gaun spesial yang akan dikenakan olehnya nanti malam sehingga mata Aulya serasa mau lepas dari sarangnya sebab tidak lepas dari jarum, pekerjaan Aulya dibantu oleh Tania yang selalu setia mendampinginya.
"siap juga." senyum puas Aulya melihat jeri payahnya selama seharian.
"Nona..? ini sangat bagus, belum ada yang jual model gaun seperti ini." pekik Tania dengan gembira membayangkan Aulya akan sangat cantik dan jadi pusat perhatian membuat mantan menyesal sampai ke tulang-tulang.
"tentu saja..! Aulya gitu loh." jawab Aulya dengan bangga membuat Tania tertawa senang.
Aulya memandang gaunnya dipatung dengan senyuman misteriusnya, "jika Aulya sibodoh akan membuat malu dirinya sendiri juga membuatnya terlihat bodoh maka Aulya yang sekarang bukan Aulya yang bodoh, mari kita bermain..!" seringai Aulya.
Tania yang tertawa tiba-tiba mematung melihat sekitar sambil mengelus-ngelus kedua bahunya sendiri, "kenapa tiba-tiba dingin ya? apa karna AC?" gumam Tania celingukan lalu dengan polosnya Ia mencari remot AC dan mengurangi AC tanpa tau semua itu adalah hawa dendam Aulya pada pembuli tubuh ini.
dimata banyak Orang Aulya seorang pembuli tapi sebenarnya dialah yang dibuli.
.
"dekkk?? kapan siapnya? Mama sama Papa udah berangkat." teriak Satria menggedor-gedor kamar Aulya yang hampir 1 jam didalam sana tanpa menunjukkan batang hidungnya.
ceklek..!
"sabar dong..?! nanti nggak dapat jodoh baru tau." pintu dibuka menampilkan sosok dewi yang terlihat kesal begitu sibuk membenahi gaun panjangnya.
Satria terpaku melihat penampilan adiknya yang sangat cantik juga memukau.
"aku udah siap bang..! Ayo berangkat!" ajak Aulya dengan senyum lebar melangkah pergi melewati Satria.
Satria terkejut pun tersadar mengekori Aulya yang terlihat sudah biasa mengenakan gaun, ada apa dengan adiknya yang tak pernah memakai gaun tiba-tiba bisa mengenakan Gaun dan Heels.
"aku bekerja keras belajar mengenakan gaun dan heels ini, awas saja mempermalukanku." gerutu Aulya terdengar oleh Satria yang akhirnya tidak lagi memikirkan hal itu.
Aulya ternyata sudah tau kalau Satria akan mencurigainya yang bukan Aulya si bodoh jadi sengaja menggerutu seolah-olah Ia awalnya memang bodoh mengenakan heels dan gaun kini sudah ahli saja.
kerja keras tak pernah mengecewakan hasil.
kecantikan Aulya dan kegagahan Satria menjadi perhatian para Pelayan Mansion yang seperti melihat Dewa-dewi turun dari langit.
"Abang? tolong bantu Gaunku ya?" pinta Aulya memelas.
Satria pun menurutinya karna tak tega melihat wajah memelas adiknya itu, "nanti jangan jauh-jauh dari abang."
"siap Bos..! aku akan menempel seperti permen karet ke Abang." jawab Aulya memberi hormat pada bendera dan Satria terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Go Aulya Go..Gak sabaran aku nunggu pembalasan dari Aulya,Jangan bikin aku kecewa ya thor,Balas dendam sampai ke akar2 nya,Jangan ada kata GAK TEGA ya awas aja Aulya...😂
2025-01-03
0
Qaisaa Nazarudin
Bikin Ular keket itu kebakaran jenggot saat lihat Aulya lebih Cantik dari yg punya pesta..🤣🤣🤣
2025-01-03
0
Land19
aaaaaaaaa....
2024-09-17
0