Naik Ranjang. Bab 12

"Pulang!" perintah Danial dengan suara tinggi, sambil berlalu.

"Oeeekk... oeeekk..." Nazran terkejut mendengar suara ngegas sang papa. Menangis menjerit-jerit.

Qiana geleng-geleng kepala, malu pada pria yang menonton kejadian itu. Lalu meninggalkan begitu saja, mengejar langkah panjang Danial hingga tiba di pinggir jalan.

"Sayang.... sama bunda yuk" tangan Qiana menggendong Nazran, tetapi matanya melotot tajam ke arah Danial. Bukan sekali dua kali memberi tahu somplak agar jangan berbicara kencang di depan Nazran. Tetapi masih juga mengulangi.

Mereka pulang dalam diam, hanya terdengar langkah kaki orang yang berlalu lalang. Tiba di rumah, Qiana memberikan Nazran kepada Nunuk agar diberi susu. Kemudian, mengejar Danial ke kamar.

Plak!

Qiana menggeplak lengan suaminya, hendak memberi peringatan, tetapi tangan mulus dan putih itu di tangkap Danial.

"Sudah berapa kali sih... saya bilang. Jangan dibiasakan bicara kasar di depan Nazran. Kamu mau? Nazran tumbuh menjadi pria kasar menuruni Papanya!" Omel Qiana panjang lebar. Danial hanya menatap mulut Qiana sambil menelan saliva.

"Iiihh... lepas" Qiana menarik tanganya. Namun, tenaganya kalah dengan tubuh tinggi atletis itu. Dua pasang mata saling bertemu, hingga beberapa detik kemudian, Qiana memaksa melepas tanganya. Tetapi, tanpa Qiana duga Danial mengangkat tubuh Qiana lalu dijatuhkan ke kasur.

"Eh, eh. Mau ngapain?" Qiana tersentak kala Danial menindihnya. Ia tidak mampu berkutik dari kungkungan badan kekar suaminya, hingga wajah mereka sangat dekat. Ada gairah yang menggelora di dada Danial. Bibir ranum itu yang Danial ancam sejak pagi.

Danial menyerang buas, membuat Qiana gelagapan. Hingga beberapa menit, Danial terlena ingin merambah ke anggota badan yang sensitif. Namun, ingatan Danial kembali kepada Quinsha, almarhum istrinya. Seketika menjatuhkan tubuhnya ke samping.

"Iihh! Kamu mesum!" Qiana mekukul-mukul pelan pundak Danial. Pipinya bersemu merah. Ia senang lantaran Danial tidak melanjutkan aksinya, tetapi Qiana bertanya-tanya dalam hati, mengapa Danial tiba-tiba turun dari tubuhnya seperti kepergok orang lain.

"Itu hukuman istri yang suka genit tersenyum pada pria lain," Entah mengapa Danial kesal, tiap kali Qiana didekati pria akhir-akhir ini.

"Hihihi...." Tawa Qiana memotong ucapan Danial. "Bilang saja cemburu, tetapi lagaknya angkuh." Ledeknya sambil mengusap bibirnya yang terasa tebal.

"Saya cemburu sama kamu? Nggak!" Danial menjawab pertanyaannya sendiri.

"Huh! Jual mahal," Pungkas Qiana lalu meninggalkan Danial. Hendak ke dapur menyiapkan makan siang.

***************

Keesokan harinya tepatnya hari senin. Mereka sarapan bersama. Akhir-akhir ini, Danial sudah tidak pernah lagi menolak kopi buatan Qiana. Makan pun memilih di rumah, menikmati masakan istrinya daripada jajan di luar seperti biasanya.

"Bang" Panggil Qiana. Namun, Danial tetap menunduk asik menyeruput kopi susu.

"Bang... ih! Kok diam saja sih?!" Qiana merengut.

"Kamu manggil saya," Danial mengangkat kepala menatap Qiana dengan dahi mengkerut. Kaget, mendengar panggilan itu, tetapi terasa enak di dengar daripada adik ipar.

"Terus... saya harus panggil apa? Adik ipar nggak mau. Si somplak kamu marah," jawab Qiana pura-pura blo'on.

"Ada apa?" Tanya Danial tidak mau panjang lebar, menanggapi omelan Qiana.

"Nanti malam... saya menginap di rumah Mama, ya," Izin Qiana karena sudah dua bulan belum mengunjungi papa Rahardyan dan mama Afrida.

"Jangan nanti malam, rencana saya mau mengajak kamu menghadiri acara tahun baru bersama teman-teman." Jawab Danial yang terpanjang selama menjadi suami Qiana. "Besok saja" Imbuhnya. Lantaran besok pagi libur, Danial juga ingin mengunjungi mertuanya.

"Kemana?" Tanya Qiana, kaget. Selama menikah dua bulan, ia belum pernah di ajak keluar bersama. Kecuali saat ke puncak, itupun bukan Danial yang mengajak.

"Ke hotel" Jawabnya, tanpa menjelaskan apapun.

Qiana meletakkan piring yang akan dia bawa ke dapur. Menatap Danial yang sudah beranjak hendak berangkat ke kantor. Menghadiri acara tahun baru? Di keluarganya tidak pernah ada sejarah melakukan perayaan tersebut. Qiana sebenarnya malas, tetapi tidak berani menolak yang nantinya akan merusak suasana hati Danial yang sudah mulai membaik.

"Bagaimana ini" Gumamnya masih memandangi Danial hingga masuk ke ruang kerja, ambil tas tidak lama kemudian kembali.

"Papa berangkat" Ujarnya, setelah mencium tangan putranya dalam gendongan Nunuk. Pergi begitu saja, tanpa pamit Qiana. Tetapi bagi Qiana hal seperti itu sudah biasa.

Seharian ini di sela-sela kesibukannya mengurus Nazran, Qiana mengecek laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Hingga tiba saatnya waktu magrib.

Tok tok tok

Terdengar pintu kamarnya di ketuk, Qiana segera melipat mukena. Ia memasukan telapak kaki ke dalam sandal, sebelum akhirnya berjalan tanganya menarik handle pintu. "Ada apa Nuk?"

"Non, ada tamu dari salon" Ucap Nunuk. Qiana hanya mengangguk. Dia memang memanggil perias. Akan berkumpul dengan teman-teman suaminya, ia ingin tampil beda agar tidak memalukan Danial.

"Selamat malam Nona"

"Selamat malam" Qiana basa basi sebentar, lalu menyilahkan wanita itu masuk ke kamar tamu. Tidak mau membuang waktu yang sudah mepet, Qiana segera di rias. Jam tujuh malam, Qiana sudah tampil cantik dan perias pun sudah pergi. Masih di depan kaca, ia menunggu Danial 5 menit kemudian mendengar pintu dibuka.

"Kok masuk kesini?" Tanya Qiana heran. Tidak bisanya pria itu masuk ke kamar tamu.

"Jadi pergi nggak?" Tanya Danial. Membuat mata Qiana meloleh Danial. Pertanyaan aneh menurutnya padahal sudah merubah penampilan.

Danial memandangi Qiana tak berkedip, yang masih duduk di depan meja rias.

"Cepetan, katanya jam delapan sudah mulai" Tegur Qiana. Begitu Qiana menyadari, Danial cepat-cepat ke kamar mandi.

"Mata keranjang" Ucap Qiana tanpa Danial dengar, lalu menunggu di ruang tamu. Tidak lama kemudian, Danial sudah tampil keren, tentu saja Qiana merasa lega. Bagusnya ia berdandan. Jika tidak, khawatir timpang jika berjalan bersama Danial. Walaupun itu tidak benar, karena tanpa dandan pun, Qiana sudah tampil cantik.

Mobil Danial menembus jalan kota, menuju hotel ternama. Tiba di tempat yang di tuju, Qiana merasa asing. Tempat seperti ini sungguh tidak cocok untuknya.

Artis terkenal tengah bernyanyi di atas panggung diiringi musik Rock. Beberapa wanita bersama pasangan masing-masing, entah pacar, pasangan suami istri, atau hanya teman biasa, Qiana tidak tahu. Yang jelas, para wanita berpakaian minim, bergelayut manja pada pria di sebelahnya

Di atas meja depan mereka sudah berjajar minuman beralkohol, membuat Qiana ngeri. Ia melirik Danial di sampingnya. Jangan-jangan Danial pun akan minum seperti mereka? Oh tidak. Masih sore pun suasana tempat pesta sudah membuat Qiana tidak suka, apa lagi jika dini hari nanti.

"Hai Danial" Sapa pria dengan tawa ngakak, entah apa yang lucu. Dia menghampiri Danial. Matanya liar tersenyum kepada Qiana. Qiana memegang erat tangan Danial. Takut, sungguh takut malam ini.

"Lah, bini loe baru meninggal dua bulan yang lalu. Tapi loe sudah punya yang baru. Kata loe, nggak bisa move on! Pret!" Cerocos pria itu, terus meledek Danial dengan kata-kata konyol.

"Jangan nerocos terus, gw harus duduk dimana?" Danial yang hanya membisu kini bertanya.

"Duduk di pangkuan istri loe, yang cantik ini. Hahaha..." Ujarnya konyol.

Qiana tidak menimpali, membiarkan pria itu basa basi dengan Danial. Ia mengedarkan pandanganya, kala beberapa pria menoleh ke arahnya. Ada pula yang berkedip-kedip. Qiana kesal, jika bisa memutar jam, ingin dia putar agar cepat tiba waktu pulang.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

waduuh...parah nih kudanil pergaulanya...

2024-02-03

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Cemburu tanda sayang

2024-01-03

1

Nur Hidayah

Nur Hidayah

Sabar Qiana 😁

2023-12-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!