Naik Ranjang. Bab 3

Pagi hari, sorot matahari menembus jendela kamar. Seorang gadis cantik, merasakan hawa hangat menerpa wajahnya. Ia lalu membuka mata yang masih berat, lantaran semalaman tidak bisa tidur. Setelah subuh, hawa kantuk menyerang hingga saat ini bangun pun kesiangan.

Ia adalah Qiana, segera membuka selimut lalu turun dari ranjang duduk memindai sekeliling kamar. Tampak gorden sudah ada yang menarik, jendela pun sudah dibuka, jika bukan bibi pasti mamanya yang membukanya.

"Kok nggak ada yang bangunin aku sih!" Gumamnya lantas berjalan gontai ke kamar mandi. Qiana menyisir rambutnya setelah selesai mandi. Di depan cermin bibirnya cemberut lantaran melihat penampilannya berantakan, kemudian memoles wajahnya sedikit, sebelum akhirnya ke luar kamar. Ia melihat pintu kamar sebelah, apakah keponakannya rewel atau tidak. Tidak ada suara dari dalam, Qiana pun menuruni tangga.

Di meja makan masih sepi hanya ada mama seorang tetapi bukan di tempat tersebut melainkan duduk di sofa.

"Mama..." Ucapnya. Qiana terkejut ketika sang mama menoleh, matanya sembab kebanyakan menangis. "Mama menangis?" Tanyanya, lalu duduk di sebelah Afrida.

"Hiks hiks hiks. Semalam Mama mimpi Qin, adik kamu pulang," Kata Afrida menyimpan duka yang mendalam. Yang namanya orang tua ditinggal anaknya, sudah pasti sulit melupakan. Apalagi baru dua hari meninggalnya Quinsha.

"Aku pun sama Ma," Jawab Qiana, bukan menghibur tetapi justru turut menangis.

"Sudahlah... jangan terlalu disesali. Kasihan Quinsha di sana," Ucap Rahardyan, yang baru saja selesai mandi lalu mengajak anak istrinya pindah ke meja makan.

"Nazran sudah bangun Ma?" Tanya Qiana menatap ke lantai atas.

"Nazran dijemur bibi di halaman," Jawab Afrida.

Tak tak tak.

Langkah kaki dari lantai dua seketika mengalihkan pandangan Qiana dari luar. Ia melirik pria yang berjalan menunduk dengan ekpresi yang sulit di artikan. Tanpa permisi atau basa basi langsung saja menarik kursi segera bergabung.

"Dasar pria tidak punya sopan santun" Batin Qiana, dalam hati mendengus kesal. Jika dengannya boleh bersikap begitu, tetapi dengan mama papanya seharusnya mengucap sesuatu.

"Setelah kami keluar tadi malam, apakah Nazran rewel kembali Dan?" Tanya mama, membuka pembicaraan.

"Nangis sekali Ma, tapi pas saya kasih susu tidur kembali," Jawab Danial. Semua lantas diam sarapan pagi tidak ada yang semangat, lantaran masih berduka.

Tidak lama kemudian kedua orang tua Danial pun datang. Tentu akan membahas Danial dan Qiana.

"Besok pagi, kalian harus sudah menikah," Ucap Azhari setelah semua berkumpul.

Wajah Qiana seketika pucat mengingat pernikahannya, mengapa terasa ngeri sekali. Jika menikahnya dengan Edwin tentu akan lain ceritanya. Tetapi keputusan ini sudah ia pikirkan semalaman sampai tidak tidur.

"Menikah bukan berarti saat ini juga Papa. Setidaknya menunggu sampai Quinsha 100 hari," Tolak Danial.

"Apa kamu lupa, permintaan terakhir istri kamu Danial?" Tanya Azhari. Papa dan anak itupun berdebat, dan saling ngotot.

Keluarga Rahardian hanya diam mendengarkan karena Qiana sudah menerima pernihan tersebut. Danial lagi-lagi meninggalnya mertua dan orang tuanya naik ke lantai dua.

Dua pasang pasutri itu hanya bisa menatap Danial dari belakang. Sementara Qiana hanya menunduk.

Sementara Danial di kamar meninju bantal, mengapa istri tercintanya pergi begitu cepat. Danial flashback sebelum istrinya meninggal.

Flashback on.

"Mas... kamu mencintai aku bukan?" Tanya Quinsha menatap suaminya di samping dengan mata redup.

"Kenapa kamu tanyakan itu sayang? Jelas iya, makanya kamu yang kuat ya. Berjuanglah demi aku dan anak kita."

"Aku tidak kuat lagi Mas. Jika kamu benar-benar mencintai aku, apakah kamu mau menuruti permintaan terakhir aku?"

Bukan jawaban yang Quinsha dapat, tetapi air mata Danial mengalir deras. Walaupun belum tahu permintaan istrinya itu apa, Danial takut.

"Ma-mas," Panggil Quinsha terbata-bata. Namun Danial seolah membisu, hanya mencium punggung tangan Quinsha berkali-kali.

"Ma-ma... Pa-pa... tolong telepon Kak Qiana se-sekarang," Pinta Quinsha semakin tersendat-sendat.

"Baik sayang..." Sambil menangis, Afrida menghubungi Qiana.

"Ma- mas... Kak Qiana sebentar lagi datang. Tolong menikahlah dengannya demi anak kita saat ini juga,"

"Sayang... jangan bicara begitu, kita akan membesarkan anak kita bersama-sama sayang..." Tangis Danial pecah.

"Ma-mas... berjanjilah padaku. Ma-mas mau kan menikah dengan Kakak,"

Karena tidak tega istrinya berbicara terus, Danial pun mengangguk. Quinsha kemudian minta pulpen yang berada di saku baju Azhari sang mertua. Kemudian, menatap kertas yang menempel di ranjang pasien.

Azhari tanggap apa yang diinginkan Quinsha, segera merobek kertas yang tertulis nama pasien tersebut. Azhari lalu memberikan kepada menantunya. Quinsha berkedip minta dibangunkan oleh Danial.

Danial pun naik ke ranjang, dalam posisi duduk menempelkan kepala Qiana yang sudah lemas itu di dadanya.

Quinsha pun menulis surat, sesekali pulpen dan kertas yang ia pegang jatuh. Entah beberapa kali Danial memungut pulpen dan kertas. Yang terakhir, Quinsha tak mampu lagi memegang benda tersebut.

Dengan mudahnya Quinsha menghembuskan napas terakhir di dada suaminya.

"Quinshaaaa... huaaaa... bangun istriku. Bangun sayaaang... huaaaa..." Danial merengkuh tubuh istrinya mendekapnya erat. Namun, Quinsha telah pergi. Pergi untuk selamanya.

Bukan hanya Danial yang histeris, Afrida dan Rahardyan pun sama.

Flashback off.

"Quinshaaaa..." Teriak Danial, di dalam kamar. Pria itu menangis sejadi jadinya.

"Oeeekk... Oeeekk..."

Danial sampai tidak menyadari jika putranya sudah ditidurnya bibi di box, setelah selesai dijemur. Namun, karena teriakan Danial, Nazran pun akhirnya terbangun lalu menjerit-jerit.

Danial segera bangkit dari ranjang mendekati box menggendong putranya. Hingga beberapa saat Nazran tak juga berhenti menangis.

Qiana yang hendak ke kamarnya mendengar tangisan Azran segera membuka kamar adik iparnya itu.

Dalam diam, Qiana mengambil alih Nazran dari gendongan Danial, lalu menidurkan di kasur memeriksa popok. Pantas saja keponakannya menangis ternyata sudah penuh air seni. "Emm pipis ya..." Qiana pun ambil popok di dalam box dengan cekatan menggantinya tanpa ingin tahu seperti apa ekpresi wajah adik iparnya.

*************

Sah

Sah

Sah

Keesoakan harinya pernikahan kilat pun telah di laksanakan dan hanya di hadiri oleh orang-orang terdekat. Dari pihak mempelai wanita maupun pria.

Ya. Kini Danial telah naik Ranjang dan sudah sah menjadi suami kakak iparnya. Selang beberapa jam, Danial memboyong anak dan istri terbarunya itu pindah ke rumahnya yang sebelumnya ia tinggali bersama Quinsha. Rumah yang telah menjadi saksi bisu, bagaimana suami istri yang sebelumnya sama-sama merajut tali kasih antara Danial dan Quinsha.

Dengan menggendong Nazran, Danial berjalan lebih dulu diikuti Qiana yang tengah menarik koper masuk ke dalam rumah tersebut. Tentu Qiana tidak asing, karena tidak jarang dia diajak Quinsha berkunjung bahkan bermalam di rumah itu.

"Itu kamar kamu!" Ketus Danial menghentikan langkahnya menunjuk kamar tamu. Pria itu menoleh Qiana yang hanya diam mematung.

Qiana menatap Danial dari belakang hingga masuk ke kamarnya bersama Nazran. Ia menarik napas berat lalu membuka kamar tamu. Kamar yang sering dia tiduri ketika Quinsha ditinggal suaminya pergi keluar kota tak jarang Qiana menemani.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

Rhya dong

Rhya dong

aku baru dpt novel ini. mirip kisah bpkku. saat dilahirkan nenekku meninggal hingga akhirnya kakak nenek dipaksa nikahi kakekku supaya ada yg merawat bpkku tp endingnya bahagia kok bpkku punya adik 4 dr mama tiri alias tantenya

2024-12-23

2

Ketawang

Ketawang

main sah sah aja nih,.
gak ada musyawarah dulu sama ai Edwin,calon suami Qiana

2024-06-12

0

Rima baharudin

Rima baharudin

nah loh, itu calon suaminya qiana ga di ajak bicara dulu

2024-06-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!