Takdir Yang Terus Berubah

Cecil

Entah apa yang membuatku mau bekerja sama dengan Egi. Mungkin karena keadaan kami sama. Aku pun menyetujui ajakan Egi dan ikut dengannya untuk mengumpulkan bukti beberapa hari kemudian. Sesuai instruksi dari Egi, aku harus memakai pakaian serba hitam. Egi tak ingin kami ketahuan saat oleh Leon saat sedang membuntuti mereka. Egi juga memodifikasi motornya agar tidak Berisik. Semua kami rencanakan dengan matang.

Akhirnya hari yang kami tunggu datang juga. Sayangnya, lagi-lagi takdir berubah. Menurut cerita Egi, Leon datang menjemput Lisa sekitar jam 8 malam namun ternyata mereka sudah pergi duluan. Lisa sudah dijemput Leon dan kami kehilangan jejak mereka.

Egi mengumpat, mengeluarkan kekesalannya karena takdir telah berubah. "Sial! Kenapa takdir bisa berubah sih? Jelas-jelas waktu itu jam 8 Leon menjemput Lisa, kenapa sekarang berubah? Apa takdir inj berubah karena aku menambahkan satu orang saksi lagi dalam kejadian ini yaitu kamu?"

"Tenanglah, takdir memang berubah namun berubahnya tidak begitu banyak. Pertama-tama kita harus berpikir tenang dan mencari tahu keberadaan Leon," kataku menenangkan Egi. Anak itu rupanya belum terbiasa dengan perubahan takdir, maklum, dia belum lama reinkarnasi, tidak sepertiku yang sudah lebih dari 2 tahun.

"Aku tahu, kita memang harus mencari mereka tapi kita mau cari kemana? Jakarta itu luas, tak akan mudah menemukan mereka. Kalau mereka pindah diskotek bagaimana? Kita mau cari dimana lagi?" balas Egi.

Aku tersenyum kecil melihat Egi yang baru begini saja sudah putus asa. "Hei, baru ada kejadian kecil begini dan kamu sudah putus asa? Cemen banget sih! Bagaimana mau kerjasama denganku kalau menghadapi hal sepele saja tak bisa." Aku mengeluarkan ponselku dan melacak keberadaan Egi. "Aku tahu mereka ada dimana."

"Wow, kamu bisa tahu dari mana?" Egi menatapku dengan tatapan heran bercampur kagum.

Aku kembali tersenyum. "Sudah aku bilang bukan, Cecil yang sekarang bukanlah Cecil yang dulu. Cecil yang sekarang adalah Cecil yang pintar bukan Cecil yang lemah dan bodoh seperti dulu. Aku kembali ke masa lalu untuk menjadi lebih pintar. Tidak seperti kamu yang masih tetap saja gegabah. Contohlah pintarnya seniormu ini yang lebih dulu reinkarnasi!" kataku dengan sombongnya.

Aku dan Egi pergi ke alamat yang aku beritahu. Dari kejauhan kami melihat mobil Leon terparkir di depan sebuah restoran. "Benar, bukan? Makanya sedikit cerdas!"

Kali ini aku melihat dari kaca spion motor saat Egi menatapku dengan tatapan takjub yang tak bisa disembunyikannya lagi. "Kamu memasang alat penyadap ya?"

"Bodoh! Bukan alat penyadap tapi alat pelacak. Ck ... ck ... ck ... begitu saja kamu salah. Itulah alasanku mendekati Leon kemarin. Aku memberikan Leon hadiah yang di dalamnya terdapat alat pelacak agar aku tidak kehilangan posisi dirinya. Kemanapun Leon pergi, aku bisa melacaknya asal ia tetap memakai hadiah dariku. Semua sudah kurencanakan dengan matang. Tidak gegabah dan penuh perhitungan. Cecil gitu loh," kataku dengan bangganya.

"Keren. Tidak sia-sia deh aku kerja sama sama kamu. Kamu memang pintar!" Egi mengacungkan jempolnya untukku.

"Baru tahu kalau aku keren?" Balasku dengan sombong.

"Cih, ternyata kamu narsis juga ya? "

"Iyalah, narsis itu lebih baik daripada orang yang ceroboh. Sudah, jangan sampai kita kehilangan dia lagi! Kayaknya mereka sudah selesai makan tuh. Jangan sampai kita ketahuan oleh mereka!"

Aku dan Egi mengikuti mobil milik Lisa dan Leon yang keluar dari restoran. Seperti yang Egi katakan, kedua orang itu masuk ke dalam sebuah diskotik meskipun lokasi diskotiknya berbeda dengan cerita Egi. "Kamu benar, mereka bisa masuk loh ke dalam diskotik. Apakah mereka sering melakukan hal itu? Hebat ya koneksi yang mereka miliki."

"Ya ... begitulah. Apa yang tidak bisa dilakukan dengan uang? Bahkan anak SMA yang belum cukup umur seperti mereka saja bisa masuk dengan mudahnya ke tempat seperti itu. Ayo kita pergi, aku lapar! Menunggu mereka clubbing, pasti sangat lama. Lebih baik kita mengisi perut dulu sebelum kita melihat pertunjukan yang sangat mendebarkan nanti!" Egi kembali menyalakan motornya dan mengajakku ke sebuah restoran yang terletak tak jauh dari tempat Lisa dan Leon clubbing.

"Makanlah! Ingat, kita butuh tenaga ekstra. Jangan sampai lemah dan pingsan." Egi sudah memesankanku fettucini, terlihat lezat namun tak bisa menutupi rasa grogiku. Sebentar lagi, aku akan melihat seorang anak kecil meninggal di depan mataku. Akankah aku diam saja saat tahu nyawa seseorang hilang begitu saja?

"Kenapa? Sudah mulai merasa takut?" tebak Egi. Ia memakan dengan lahap fettucini miliknya.

"Jelas saja aku takut. Aku bukan monster yang akan terlihat santai saat tahu kalau ada nyawa manusia yang akan hilang sebentar lagi," jawabku agak ketus.

"Maksudmu ... aku monster gitu karena aku terlihat biasa saja? Asal kamu tahu, aku terlihat biasa saja padahal aku menutupi perasaanku yang sebenarnya. Sudahlah, makan saja! Kita bisa sampai pagi menonton adegan mengerikan itu. Cepat, jangan sampai mereka sudah selesai dan kamu belum makan!" Egi terlihat tak sabar menghadapiku. Dasar laki-laki menyebalkan. Aku saja tadi bersikap tenang saat dia panik.

Aku memakan fettucini milikku sampai habis. Egi memujiku karena mau menuruti ucapannya. Sehabis makan, Egi menyuruhku membayar makanan kami. "Bayarlah. Kamu punya banyak uang bukan? Uangku ... sudah habis untuk memodif motorku agar tidak berisik."

Egi berjalan keluar dan meninggalkanku yang harus membayar tagihan makan kami. "Ish, Egi sialan!" rutukku dalam hati. Aku membayar makanan kami lalu menghampiri Egi. Kami menunggu di atas motor sampai Leon dan Lisa keluar dari diskotek.

"Sst! Cil! Bangun! Mereka sudah keluar dari diskotek!" Aku yang rupanya tertidur sambil bersandar di bahu Egi pun terbangun. Egi menarik tanganku dan melingkarkannya di pinggangnya. "Bersiaplah! Kita ikuti mereka sekarang!"

****

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

asyikkk mulai nyaman ya Egi sama cecil

2024-11-05

0

BirVie💖🇵🇸

BirVie💖🇵🇸

duuhhhhh ikut deg2an deh yaaa
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️

2024-02-13

1

Frida Fairull Azmii

Frida Fairull Azmii

curiga d masa depan Egi jodohnya Cecil,secara ingatan nya msh inget pas perkosa jdi tanggung jawab deh .

2024-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!