Cecil
Lisa dan Lucy menatapku dengan lekat. Mereka memang teman yang jahat. Mereka sangat licik dan tega membuatku menjadi seorang pembully. Agar mereka percaya, terpaksa aku melakukan apa yang mereka perintahkan.
Aku mengambil gantungan ponsel couple milik Lisa lalu memasukkannya ke dalam saku seragamku. Lucy tersenyum kecil sementara Lisa menatapku dengan tatapan puas. Ya, puas karena aku kini sudah menjadi kaki tangannya.
Kelas pun mulai ramai. Anak-anak mulai berdatangan. Anita datang ke kelas dengan wajah tak bersemangat, wajah yang dulu selalu aku tampilkan saat ke sekolah. Hari ini, aku akan menjadi salah satu pelaku pembullyan. Membayangkannya saja aku tak pernah namun aku harus melakukannya agar dua wanita terkutuk itu percaya padaku.
Saat anak-anak sedang ramai dan sibuk dengan kesibukannya masing-masing, aku menggunakan kesempatan saat Anita tak di tempat. Aku ingat hari itu aku sudah beberapa kali ke toilet karena diare, salah satu hari sial dalam hidupku. Aku melirik kiri dan kanan lalu memasukkan gantungan ponsel milik Lisa dengan tangan agak gemetar dan dingin ke dalam laci Anita.
Aku sadar kalau Lucy terus memperhatikanku. Ia masih berpikir kalau aku adalah penghianat dan tak layak masuk ke dalam circle pertemanan mereka. Aku menarik tanganku dan berusaha menstabilkan debaran jantungku yang bertalu kencang. Lucy tersenyum dan mengacungkan jempol padaku.
Sial!
Kenapa aku harus menjadi kaki tangan mereka? Aku hanya bisa diam saat drama kehilangan gantungan kunci Lisa terjadi. Semua sibuk mencari. Saat kulirik Anita, ia hanya diam mematung di tempat. Anita sudah tahu kalau gantungan ponsel itu ada di lacinya.
Lisa dibantu Lucy pun mulai menggeledah seisi kelas. Tibalah giliran Anita. Lisa langsung marah-marah saat menemukan gantungan ponsel miliknya. Ia memaki Anita di depan semua orang. Anita menangis dan pergi dari kelas.
God, aku sudah menjahati Anita. Maafkan aku.
Lucy dan Lisa menatap ke arahku dan tersenyum. Terpaksa aku membalas senyum kedua iblis betina itu. Aku lalu pamit ke toilet, lagi-lagi aku berbohong hanya demi memastikan sesuatu.
Aku tahu kemana Anita pergi. Tempat yang selalu aku tuju kala aku sedih. Sudah bisa diduga, Leon hadir dan menemani Anita. Ia menghibur Anita dan bersikap bak malaikat.
Aku mengepalkan tanganku dengan kencang. Aku tertipu selama ini. Lantas siapa yang bisa aku percaya?
Sejak saat itu aku resmi menjadi geng Lisa yang sebenarnya. Mereka sudah percaya padaku dan mulai melakukan serangkaian aksi bullying untuk Anita. Aku memilih diam dan hanya bisa menjadi penonton saat adegan mengulang masa lalu kelam dalam hidupku terjadi.
Apakah aku menyerah?
Apakah aku memilih menjadi bagian dari mereka?
Tentu saja tidak!
Untuk itulah aku berada di sini sekarang. Kemarin aku memang gagal menghentikan Lisa membully Anita tapi aku yang sekarang tak akan tinggal diam. Aku datang dari masa depan untuk mengubah masa laluku yang kelam.
Aku memilih tempat di sudut ruangan. Tempat paling tenang di cafe ini. Triple S Caffee, tempat aku menunggu kedatangan Leon. Aku bertekad mengambil Leon dari sisi Lisa, awalnya karena aku pikir Leon adalah lelaki baik yang selama ini selalu menghiburku namun ternyata Leon tak sebaik itu. Leon adalah seorang pengkhianat yang sudah membohongiku selama ini. Menghancurkan hubungan Lisa dan Leon adalah salah satu balas dendamku yang harus kulakukan. Harus.
"Hi, Black!" Seorang laki-laki berusia mendekati 40 tahun datang dan menyapaku.
Black? Siapa Black?
Aku berbalik badan dan tak melihat siapapun di sekitarku. Cafe masih sepi dan tempat duduk yang kupilih sekarang adalah di lantai atas, tempat paling sepi dan aman untuk menggoda Leon. Kenapa laki-laki itu memanggilku Black?
Laki-laki itu lalu duduk di depanku tanpa ijinku. Ia tersenyum ramah lalu berbicara dengan kursi kosong di sebelahku. "Lama tak berjumpa, Black. Dia ... sama sepertiku?" Kini laki-laki itu menunjuk ke arahku.
Apa jangan-jangan dia orang gila? Kayaknya, aku harus pergi sekarang deh. Aku mengambil tasku dan berniat pindah tempat duduk namun ucapan laki-laki itu membuatku duduk kembali.
"Kamu ... dari masa depan juga? Tahun berapa?" tanya laki-laki itu sambil tersenyum ramah.
Aku menatap laki-laki itu tanpa berkedip. "Bapak ... tahu dari mana?"
"Dari laki-laki yang duduk di sebelahmu."
Aku melihat sebelahku. Kosong. Jangan-jangan laki-laki di depanku berhalusinasi?
"Tak ada siapapun di sampingku," kataku pelan.
"Oh ... jadi kamu menyembunyikan dirimu dari dia? Kenapa?" Laki-laki itu berbicara serius dengan kursi kosong di sampingku. Bulu kudukku meremang. Jangan-jangan di sampingku ada hantunya?
"Aku mengerti sekarang. Jadi di masa depan, kamu ... sudah mati?" tanya laki-laki itu dengan serius. Hilang sudah senyum di wajahnya.
"Ba-bagaimana Bapak bisa tahu?" tanyaku sambil terbata.
"Dari Black, sayang sekali kamu tak bisa melihatnya. Perkenalkan, namaku Sandy. Aku juga pernah menjelajah masa lalu seperti kamu." Laki-laki itu mengulurkan tangannya mengajakku berkenalan.
Dengan ragu-ragu, aku menyambut uluran tangannya. "Cecil." Aku memperkenalkan diriku dengan suara pelan.
"Kamu dari tahun berapa?" tanya Sandy padaku.
"2023," jawabku.
"Wah, kamu hanya reinkarnasi setahun saja?"
Aku menggelengkan kepalaku. "Aku reinkarnasi sejak dua tahun lalu."
"Berarti sebentar lagi kamu akan kembali ke waktumu yang sebenarnya?" tebak Sandy. Aku menjawabnya dengan menganggukkan kepalaku. Entah mengapa aku mempercayai laki-laki di depanku. Buktinya dia tahu kalau di masa depan aku ini sudah meninggal karena terbakar.
"Black bilang, hanya orang yang bereinkarnasi yang masih hidup saja yang bisa melihatnya. Karena kamu di masa depan sudah meninggal, jadi kamu tak bisa melihat Black."
"Black itu ... siapa?" tanyaku bingung.
"Black itu adalah yang membuat kamu bisa kembali ke masa lalu. Dia suka mempermainkan nasib seseorang. Kalau kamu bijak, kamu bisa memperbaiki masa depanmu dan mungkin saja kamu masih hidup. Namun kalau kamu gegabah dan membuang-buang waktu saat kamu bereinkarnasi, bisa saja masa depanmu tak akan berubah. Bagaimana, kamu sudah melakukan apa saja selama dua tahun ini? Merubah masa depankah?" Bak orang yang dihipnotis, aku menceritakan semua yang kualami pada Sandy. Ia mendengarkan ceritaku dan tak menganggapku gila, mungkin karena Sandy adalah orang yang pernah mengalami hal yang sama jadi mengerti bagaimana posisiku.
"Hati-hati. Kalau kamu salah langkah, masa depanmu tak akan berubah. Bisa saja kamu tetap tidak akan selamat dan malah akan jatuh korban. Buktinya takdir temanmu malah tertukar dengan takdirmu, bukan? Pikirkan dahulu sebelum bertindak. Aku hanya bisa memberi saran, kalau kamu mencariku, sampaikan saja pada karyawanku. Aku pemilik Triple S Caffee ini." Sandy lalu pergi meninggalkanku. Tepat setelah Sandy pergi, Leon datang.
"Maaf aku telat, Cil. Kamu menunggu lama?" tanya Leon yang terlihat tampan.
"Tidak. Aku sudah katakan akan menunggumu bukan?" Aku tersenyum lebar.
Ya, masa depanku memang bisa berubah lebih buruk lagi namun aku akan menghadapinya. Saran dari Sandy akan membuatku lebih hati-hati lagi dalam bertindak sekarang. Aku tersenyum dan mengobrol ringan dengan Leon sebelum masuk ke tujuanku yang sebenarnya.
Aku meraih tangan Leon dan menggenggamnya. "Aku sudah menyukai kamu sejak pertama. Maukah kamu membagi sedikit saja cintamu padaku? Meski sedikit, tak apa bagiku, asalkan bisa bersamamu."
"Cil, aku-"
"Aku rela menjadi selingkuhanmu. Tolong, jangan tolak aku. Please."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
semoga aja dngn datang nya Sandy bisa membantu dirimu
2024-11-05
0
sherly
ini juga yg jadi pertanyaaku ngapain kamu balik ke masa lalu tp tetep aja ngk bisa merubah keadaan, smua penderitaan kamu dulu skrg pindah ke Anita harus kamu sadar akan hal itu dan TDK membiarkan Anita terusan di bully eh malah kamu ikutan terlibat...ntahlah cecil
2024-09-18
0
merti rusdi
udah rada lupa sama Sandi. Inget dikit2 jalan ceritanya
2024-05-15
1