Cecil
Ya ... aku pasti sudah mati. Mana ada yang selamat dari ledakan dan kebakaran seperti yang kualami? Aku pasti sebentar lagi akan berada di tempat yang damai tanpa ada orang yang menyakitiku lagi. Sekarang waktunya aku membuka mata dan melihat tempat yang damai tersebut. Tempat dimana tidak ada Lisa dan teman-temannya serta laki-laki biadab yang sudah merenggut kesucianku itu.
Aku membuka mataku dan cahaya putih yang masuk membuatku silau. Aku menutup kembali mataku dan merasakan tanganku ada yang menyentuhnya. Apa malaikat yang kini menyentuhku?
"Cecil? Kamu sudah sadar, Sayang?" Suara lembut memanggil namaku. Itu suara Mama.
Bukankah Mama masih hidup? Apa aku selamat? Aku kembali membuka mataku yang kini sudah terbiasa dengan cahaya silau. Semua serba putih. Apakah aku sudah di surga? Namun kenapa aku masih bisa mendengar suara Mama?
"Cecil? Ya Tuhan, akhirnya kamu sadar juga, Nak." Mama berdiri dan menatapku dengan tatapan khawatir. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Wajah penuh kekhawatiran yang menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. "Mama panggil dokter dulu ya!"
Dokter? Memangnya di surga ada dokter? Kuedarkan pandanganku melihat ke arah kiri dan kanan. Ruangan ini serba putih. Ada tiang infusan yang terhubung dengan tanganku. Tak lama datang Dokter dan perawat yang langsung memeriksaku. Tak mungkin ini di surga. Berarti aku masih hidup? Bagaimana dengan tubuhku? Aku pasti mengalami luka bakar yang sangat serius. Apakah aku akan lumpuh? Aku ingat sekali pangkal pahaku begitu sakit akibat ulah laki-laki biadab itu. Kesucianku sudah hilang, apakah aku juga akan kehilangan rahimku?
"Ma." Aku memanggil Mama dengan pelan dan agak lemah.
"Iya, Sayang? Apa yang kamu rasakan? Mana yang sakit?" Mama menggenggam tanganku dan menatapku dengan khawatir.
"Ini ... di mana?"
"Di rumah sakit, Sayang. Kamu jatuh pingsan karena kelelahan. Untung saja ada Mbak Iyem yang menemukan kamu." Mama lalu berbicara dengan dokter.
Mbak Iyem? Bukankah Mbak Iyem adalah asisten rumah tangga kami yang terpaksa kami pecat karena kami tak punya uang lagi untuk membayarnya? Kenapa Mbak Iyem yang menemukanku?
"Untunglah kata Dokter kamu tidak apa-apa." Mama kembali setelah berbicara dengan Dokter. "Kamu mau coba duduk, Sayang?" Mama lalu meninggikan posisi tempat tidurku. Kini aku bisa melihat sekelilingku. Aku berada di rumah sakit, tepatnya di kamar VVIP. Apakah Papa punya uang untuk membayar tagihan rumah sakitku nanti?
Aku mengangkat tanganku dan terkejut saat mendapati tanganku masih putih dan mulus. Tak ada luka bakar sama sekali. Aku menyingkap selimutku dan kakiku baik-baik saja. Bagian bawahku juga tak sakit padahal jelas-jelas laki-laki itu sudah merenggut kesucianku.
Aku menyentuh wajahku dan merabanya. Semua baik-baik saja. Bukankah aku pingsan di dalam gudang dan terbakar sampai mati setelah diperkosa oleh lelaki biadab itu? Kenapa aku bisa baik-baik saja? Kenapa aku bisa ada di rumah sakit? Kenapa aku masih hidup?
"Ma, yang menemukanku adalah Mbak Iyem? Memangnya Mbak Iyem masih bekerja di rumah kita?" Seingatku, Papa terpaksa memecat Mbak Iyem karena bangkrut. Mama sampai menangis saat Mbak Iyem pergi karena sudah kami anggap keluarga sendiri.
Mama tertawa mendengar pertanyaanku. "Tentu saja, Sayang. Kalau tak ada Mbak Iyem, siapa yang mau bersihin rumah kita? Rumah kita besar, Mama mana kuat bersihin sendirian? Bisa encok pinggang Mama nanti."
Rumah besar? Bukankah rumah kami yang besar sudah dijual untuk membayar hutang Papa di bank? Kenapa Mama bilang rumah kami besar? Memang sekarang kami kaya lagi?
"Ma, sudah berapa lama aku pingsan?" tanyaku lagi.
"Sudah 2 jam, Nak. Mama dan Mbak Iyem begitu khawatir jadi langsung membawa kamu ke Rumah Sakit. Dokter bilang kamu anemia karena kelelahan belajar. Lain kali, jangan terlalu lelah ya belajarnya."
Aku kelelahan belajar? Seingatku, aku memang pernah belajar keras sampai begadang dan aku pingsan tapi itu sudah lama sekali, sekitar 2 tahun yang lalu. Masa sih aku berada di masa lalu? "Ma, memangnya sekarang tanggal berapa?"
Mama menyebutkan tanggal dan tahun yang ternyata benar mundur 2 tahun dari hari yang seharusnya. Aku menutup mulutku, rasanya semua tak bisa dipercaya. Aku belum meninggal dan aku bahkan kembali ke 2 tahun lalu, sebelum keluargaku jatuh miskin, sebelum aku hidup di neraka dan mati terbakar di gudang setelah dinodai oleh lelaki jahat itu. "Mama serius?"
"Iya, Sayang. Masa sih Mama bohong sama kamu? Nih kamu lihat saja sendiri." Mama menunjukkan kalender di ponsel miliknya. Ternyata benar. Aku tidak meninggal dan aku malah kembali ke masa lalu. Kenapa aku bisa kembali ke masa lalu?
"Kenapa? Kamu pusing? Mau Mama panggilkan Dokter lagi?" tanya Mama dengan kening berkerut.
"Tak perlu, Ma. Aku sudah sehat. Kapan aku bisa pulang?" Aku harus memeriksa sendiri kebenarannya. Apa benar aku memang kembali ke 2 tahun sebelum hari naas itu?
Setelah diijinkan pulang, aku dibawa Mama pulang ke rumah lama kami. Rumah besar saat hidupku masih sangat nyaman dan bisnis Papa masih sukses. Ternyata benar, aku kembali ke waktu 2 tahun yang lalu. Apakah semua ini mungkin? Mau tak percaya tapi memang benar terjadi. Aku sampai mencubit pipiku, rasa sakit kini kurasakan. Semua ini nyata, bukan mimpi. Aku masih hidup dan aku kembali ke masa lalu.
Bayangan mati terbakar setelah dinodai oleh lelaki tak dikenal membuatku marah. Semua yang terjadi pasti ulah Lisa. Ia sengaja menjebakku dan berniat membakarku hidup-hidup. Apa ia juga yang membayar laki-laki bejat itu untuk menodaiku? Kalau memang benar, ia tak layak mendapat ampunan. Aku akan membalas semua perbuatannya padaku.
Aku masuk ke dalam kamar dan membuka laci lemari. Kenapa tidak ada Ventolin di laci tempat tidurku?
"Ma, dimana Ventolin-ku?" tanyaku pada Mama yang sedang membawakan buah untukku.
"Ventolin? Apa itu?" tanya balik Mama.
"Itu loh, alat untuk sesak nafas kalau asmaku sedang kumat," jawabku.
"Asma? Sejak kapan kamu asma? Kalau kamu asma dan tergantung sama alat seperti itu, Mama pasti tak akan ijinkan kamu jadi atlit taekwondo. Sudah, istirahatlah. Kamu pasti masih pusing." Mama menaruh buah untukku lalu pergi.
Aku tidak punya asma? Benarkah? Aku kini juga atlit taekwondo? Masa sih? Bukankah aku tak kuat berlari dan suka sesak? Mana mungkin aku atlit taekwondo? Aku berjalan mendekat ke piagam yang ada di dinding. Mataku terbelalak membaca tulisan yang tertera di dalamnya.
...Juara 2 Taekwondo Tingkat Nasional...
Wow, bagaimana mungkin aku kini juara taekwondo? Aku, si asma yang biasa dijuluki si bengek sama Lisa Cs ternyata seorang juara taekwondo? Amazing!
Ternyata hidupku memang benar telah berubah. Aku kembali ke masa lalu. Papaku masih kaya dan aku kini bukan si bengek yang lemah. Aku atlit taekwondo! Kalau begini caranya, aku pasti bisa membalas dendamku pada Lisa Cs.
"Wah, bisnisnya menjanjikan ya." Papa masuk ke kamarku sambil menelepon seseorang. Papa memelukku dan mengusap rambutku. "Kalau saya invest untuk pembangunan Mall Opra, pasti saya akan untung besar bukan?"
Mall Opra adalah proyek mangkrak dan Papa jatuh miskin karena ikut investasi di Mall Opra. Aku tak mau hidupku sengsara seperti sebelumnya. Aku tak mau Papa berakhir menjadi anak buah Papanya Lisa. Aku harus hentikan Papa sebelum semuanya terlambat.
"Jangan, Pa! Jangan invest di sana!" teriakku.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
gmn rasa nya dikembalikan ke masa lalu yaa
2024-11-05
0
Alivaaaa
kereeen Thor 👍
2024-07-24
0
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
cerita pada come back k masalalu
kalo emak bisa mau masa sekolah aja yg mana di pikiran cuma ada pr matematika... sekrng puyeng mikirin besok makn pake apa.... semua pada ganti harga.. hohoho malahan curhatttttttt...
2024-02-17
2