Cecil
Kupikir Leon akan membalas ciumanku namun ternyata tidak. Ia menarik dirinya lalu berdehem. Leon menyalakan mesin mobil dan mengantarku pulang dalam diam.
Sial.
Aku gagal membuat Leon berpaling dari Lisa. Aku tak boleh menyerah. Aku harus mendapatkan Leon, dengan begitu aku memiliki salah satu hal penting dalam hidup Lisa, sekarang aku sangat malu. Ingin rasanya aku menggali tanah dan mengubur diriku di dalamnya. Tidak, aku tak boleh menyerah. Aku harus memperbaiki semuanya.
"Leon, aku minta maaf ya. Aku ... khilaf." Alasan klise kuberikan, semoga Leon tidak mengadukan perbuatanku pada Lisa.
"It's oke."
"Kamu marah padaku?" tanyaku dengan hati-hati.
"Aku tidak marah sama kamu. Aku hanya ... agak kaget saja dengan sikapmu. Aku pikir kamu adalah teman baik Lisa yang selama ini selalu ia banggakan namun ternyata ...."
"Aku tahu apa yang kulakukan salah. Aku suka sama kamu dan tak bisa menahan diri. Kamu adalah laki-laki yang amat spesial dan berbeda dari yang lain. Rasa kagumku terlalu besar sampai membuatku tak bisa menahan diriku. Maafkan aku, Leon. Aku janji tak akan mengungkapkan perasaanku padamu lagi." Aku mengatupkan kedua tanganku dan memohon padanya. Aku tahu Leon lelaki baik. Ia akan memaafkanku kalau aku membuatnya iba.
Leon terdiam sesaat seakan berpikir keras. "Baiklah. Aku maafkan. Jangan ulangi lagi. Aku tak akan memberitahu Lisa. Tetaplah menjadi teman baik Lisa karena Lisa adalah wanita yang paling kucintai."
Hatiku agak berdenyut saat mendengarnya. Kenapa sakit sekali saat tahu lelaki yang kucintai malah mencintai wanita lain. Tak tahukah Leon kalau aku sangat merindukannya?
Kami sudah sampai di dekat rumahku. Aku meminta Leon menurunkanku di depan komplek sebelah komplek rumahku. Jangan sampai mereka tahu dimana aku tinggal. Aku turun setelah mengucapkan terima kasih. Ada yang mengganjal dalam pikiranku. Bukankah aku kembali ke masa lalu? Kenapa ada yang berbeda?
Aku ingat sekali Leon pernah curhat padaku, ia bilang kalau Lisa yang mengejar-ngejar cintanya. Leon terpaksa menjadi kekasihnya hanya demi membahagiakan keluarga mereka yang memang dekat. Kalau tak salah, Leon mengatakannya sehabis aku difitnah oleh Lisa Cs. Ya. Aku ingat!
Waktu itu aku dituduh mengambil gantungan ponsel yang Lisa beli. Ada yang memasukkannya ke dalam laciku. Sejak itu aku dikucilkan dan Leon yang menemaniku, aku tak akan pernah lupa hari itu. Hari dimana pintu nerakaku terbuka dan aku terjebak di dalam untuk selamanya. Kalau tidak salah, kejadiannya sekitar 2 bulan setelah aku masuk sekolah. Tunggu, bukankah hari kejadian itu adalah besok?
Aku harus mencari tahu semuanya. Harus!
****
Aku sengaja datang ke sekolah lebih pagi. Kelas masih sepi. Aku duduk di mejaku dan berpura-pura menjatuhkan pulpen untuk melihat laci Anita. Kosong. Kapan gantungan kunci itu dimasukkan?
"Hi, Cil!" sapa Lisa yang baru datang. "Tumben kamu sudah datang?"
Lucy mengikuti Lisa dan duduk di sampingnya. Lucy masih saja melihatku dengan tatapan curiga padahal kemarin aku sudah menolongnya.
"Aku berangkat bareng sama Papaku, jadi harus agak pagi." Aku tersenyum dan berakting layaknya teman yang baik dan ramah padahal aku penuh rencana.
Lisa duduk di tempatnya dan menaruh tas miliknya di dalam laci. Lisa mengeluarkan ponsel miliknya. Gantungan kunci itu masih ada. Lisa menelepon Leon dan berbicara dengan nada manja lalu tak lama ia pamit ingin menemui kekasihnya.
Aku akan mengikuti mereka. Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Baru beberapa langkah aku berjalan, Lucy menarik tanganku. "Mau kemana kamu?"
"Aku? Mau ke kantin. Lapar, tadi belum sempat sarapan. Kenapa? Kamu mau nitip?" tanyaku balik. Lucy membuat pergerakanku tak bebas. Ia terus mengawasiku dan membuatku tak berkutik.
"Tidak." Lucy melepaskan tangannya dan membiarkanku pergi.
"Oke. Aku ke kantin dulu ya."
Aku mencari Lisa dan Leon, ternyata mereka berbicara serius di taman belakang sekolah. Aku bersembunyi di balik tembok agar mereka tak tahu kalau aku sedang menguping.
"Aku tak suka dengan Papanya Anita," keluh Lisa.
"Memangnya kenapa dengan papanya Anita? Berbuat apa lagi dia?" tanya balik Leon.
"Kemarin Papanya Anita menasehatiku di depan Papa. Saat aku pulang membawa banyak barang belanjaan, Papanya Anita sok banget mengatakan kalau aku sebaiknya berbelanja sesuai kebutuhan. Memangnya siapa dia? Kenapa dia suka mengaturku? Aku tak suka saat Papa setuju dengan ucapannya. Akhirnya, uang jajanku dipotong. Kalau bukan karena ulah Papanya yang rese dan sok bijak itu, aku pasti bisa membeli ponsel baru minggu ini." Wajah Lisa terlihat amat emosi saat menceritakannya pada Leon.
"Yaudah, kamu jangan marah ya. Kalau marah nanti cantikmu jadi luntur. Biarkan saja, masih bisa bukan ponselmu yang lama?" Leon berusaha menghibur Lisa namun Lisa yang manja masih merasa kesal karena keinginannya tidak dipenuhi.
"Pokoknya aku mau ponsel baru. Aku mau uang jajanku kembali utuh. Asli ya, aku enggak suka sama Papanya Anita. Aku harus membalasnya. Aku akan membuat anaknya menderita!"
"Kamu akan membalasnya pada Anita? Bukankah dia tidak salah?"
Lisa semakin kesal. Wajahnya memerah dan kulihat ia menghentakkan kakinya di tanah. "Jadi kamu lebih membela Anita dibanding aku, pacar kamu? Jangan-jangan, kamu mencintai dia lagi?"
"Aku? Tentu saja tidak, Sayang. Aku hanya mencintai kamu seorang. Kamu tak percaya denganku? Oke, aku akan buktikan kalau aku memang sangat mencintai kamu. Apa yang bisa aku lakukan untuk meyakinkanmu?" Leon memegang kedua bahu Lisa dan berusaha menghiburnya agar tidak marah.
"Aku mau, mulai sekarang kamu terus dekati Anita. Kamu terus hibur dia setiap kali aku mengerjainya."
"Kenapa aku harus menghiburnya?"
"Selama ini dia sudah percaya sama kamu. Aku mau dia hanya percaya sama kamu seorang di sekolah ini. Satu lagi, aku juga mau dia jatuh cinta padamu."
"Lalu? Kamu akan melakukan apa kalau dia sudah jatuh hati padaku?" tanya balik Leon.
"Aku akan membuat hatinya sakit. Aku akan membalas Papanya yang sudah sok ikut campur urusanku itu dengan air mata anaknya!"
Aku terkejut mendengar semua fakta yang baru saja aku ketahui. Aku menutup mulutku dengan rapat. Jangan sampai teriakan amarahku keluar. Aku tak menyangka Leon akan berbuat sekejam ini padaku. Ternyata aku hanya diberi harapan oleh Leon namun ditinggalkan begitu saja? Teganya!
Aku pergi meninggalkan dua manusia hina itu dengan langkah gontai. Aku marah. Aku ingin menangis namun air mataku seolah kering. Aku terlalu sakit hati sampai rasanya ingin menghabisi mereka semua yang sudah mencelakaiku.
Aku kembali ke kelas diiringi tatapan lekat dari Lucy. "Sudah ke kantinnya?" sindir Lucy.
Aku baru menyadari arti sindiran Lucy setelah Lisa masuk ke dalam kelas tak lama setelah aku masuk. Lucy tersenyum mengejek kepadaku. Ia mendekati Lisa dan mulai memanasi Lisa dengan kata-katanya.
"Lisa, kamu tahu bukan sejak awal aku sudah menduga kalau dia tak berada di pihak kita. Aku sangat yakin kalau dia juga yang kemarin menyirammu dari atas. Lihatlah kemampuan bela dirinya, pasti dia juga jago lari cepat."
"Maksud kamu apa Lucy?" tanyaku dengan suara yang kubuat tenang padahal hatiku sedang amat marah.
"Baru saja dia juga keluar dari kelas dan pasti dia habis mengikutimu. Aku yakin, dia pasti punya niat jahat padamu! Jangan percaya dia!" Lucy menatapku sambil tersenyum mengejek.
"Aku habis dari kantin kok. Sekarang aku sudah kenyang. Untuk apa aku mengikuti Lisa? Kamu sudah salah paham. Lisa itu temanku. Mana mungkin aku mengkhianatinya?" kataku membela diri.
Lisa menatapku dengan tatapan curiga. Ucapan Lucy pasti sudah mempengaruhinya. "Kalau kamu temanku, bisa kamu buktikan?" tanya Lisa.
"Tentu. Aku akan buktikan!" jawabku tanpa ragu.
Lisa melepas gantungan ponselnya lalu memberikannya padaku. "Masukkan ini di tas Anita. Aku mau kamu yang memfitnah Anita atas tuduhan pencurian. Kalau kamu memang temanku, kamu pasti akan membantuku bukan?"
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
kasian sekali Anita dia yg harus menanggung dan menggantikan nasib kesialan Cecil dimasa lalunya
2024-11-05
0
sherly
Anita menggantikan posisi Cecil yg dulu... artinya Leon yg dulu dkt Cecil skrg dekat Anita... ternyata Leon ngk tulus
2024-09-18
0
BirVie💖🇵🇸
hebat juga Lucy mampu mengetahui aktivitas Cecil hhmmm
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️
2024-02-13
1