Bab 20

Masih bergeming di tempatnya. Kesadaran wanita paruh baya itu langsung kembali setelah Abi memanggilnya. 

“Bi, Bibi baik-baik saja?” tanya Abi pada asisten rumah tangga yang sudah bekerja puluhan tahun di keluarganya. 

 

“Ma-maaf Tuan Muda, saya baik-baik saja, mari silahkan masuk …!” Wanita paruh baya itu pun langsung mempersilahkan Abi, Dinda dan kedua anaknya tidak terkecuali Irma yang berdiri di belakang untuk masuk ke dalam rumah. 

“Bi, tolong panggilkan Mommy …!” Abi dengan sopan meminta tolong kepada wanita paruh baya itu. 

Asisten rumah tangga itu mengangguk dan langsung menemui Ratna yang sedang berada di dalam kamarnya. 

Ketukan pintu terdengar oleh Ratna. 

“Siapa?” tanya Ratna dari dalam kamar. 

 

“Ini saya, Nyonya … anak Anda sudah pulang dan saya diperintahkan untuk memanggil Nyonya!” 

Ratna  langsung tersenyum. “Abi pulang?” tanyanya dan langsung bergegas keluar dari kamar. 

“Dimana dia?” tanya Ratna pada pegawainya itu. 

“Di ruang utama, Nyonya.” 

Ratna langsung bergegas ke ruang utama yang ada di rumahnya itu. 

“Abi … akhirnya kamu pulang, Nak?” panggil Ratna dengan tersenyum senang. 

Namun, seketika senyumnya menghilang saat kedua matanya melihat  seseorang yang paling dia benci berada di dalam rumahnya. Ratna sangat terkejut tubuhnya langsung bergetar menahan amarah yang siap dia tumpahkan kepada Abi. 

“Apa-apaan ini Abi? Kau membawa sampah ke dalam rumah ini?”  Ratna tidak menyangka bahwa anaknya akan senekat itu membawa Dinda kehadapannya.

Abi mendengus. “ Cukup, Mommy tidak boleh menghina Dinda … karena dia sudah menjadi Istriku …!” jelas Abi. 

Sontak kedua bola mata Ratna membulat dengan sempurna.” Apa kau bilang? istri … kau sudah gila Abi … kau membuang Wilona hanya untuk memungut sampah seperti dia?” Ratna murka wanita paruh baya itu sangat marah kepada anak semata wayangnya. 

“Ya, aku menikahi Dinda … dan sekarang wanita yang ada di sampingku adalah Istriku …!” jawab Abi dengan tegas. 

Dinda menunduk wanita itu merasa sakit mendengar penghinaan yang dilontarkan mertuanya. Namun, dia tidak akan menyerah hanya karena hinaan itu. 

“Ceraikan dia Abi … sampai kapanpun Mommy tidak akan menerima wanita itu menjadi menantu keluarga ini …!” pertintah Ratna pada Abi dengan penuh penekanan. 

Abi tertawa getir pria itu sangat kesal sekarang. Sungguh jika wanita yang ada di hadapannya itu bukan orang tuanya, sudah dipastikan Abi pasti akan memberi pelajaran kepada Ratna. 

“Tolong jangan egois, Mom … biarkan aku hidup bahagia dengan pilihanku … sekali ini saja, tolong terima Dinda dan kedua anakku menjadi keluarga ini ….” 

Abi mencoba menahan emosinya , pria itu berusaha membujuk Ratna agar menerima keluarga barunya. 

Ratna menggeleng. “Ceraikan dia sekarang juga Abi!” Ratna menghiraukan perkataan Abi. Wanita itu sangat murka terlihat jelas dadanya naik turun dan bahu bergetar karena emosi sedang menguasainya. 

“Tidak … Mom, suka atau tidak, aku tidak akan pernah menceraikan Dinda!” tolak Abi dengan tegas. 

“Baiklah kau tidak mau mendengarkan Mommy … mulai sekarang, kau bukan bagian dari keluarga Sanjaya lagi, kau juga tidak berhak mengurus perusahaan … pergilah dari rumah ini semua aset yang kau miliki … kau tidak berhak menggunakannya, fasilitas yang kau nikmati selama ini …. kembalikan semuanya … pergilah tanpa membawa harta keluarga ini … dan kau harus ingat, Abi … mulai sekarang kau bukan anakku lagi …!” 

Jantung Abi berdenyut nyeri mendengar perkataan ibunya. Sungguh dia sangat kecewa kepada Ratna. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tekadnya sudah bulat dia tidak akan pernah meninggalkan Dinda dan kedua anaknya. 

“Baiklah jika itu yang Mommy mau … akan aku pastikan semua uang dan asetku akan aku berikan kepada Mommy … aku tidak akan membawa sepeser pun uang, hari ini adalah hari terakhirku menginjakkan kaki di rumah ini ….!” 

Dinda menatap Abi dengan penuh kekhawatiran. Wanita itu tidak mengira jika Abi akan memilihnya sampai mengorbankan semuanya hanya demi dirinya. 

Abi tersenyum menatap Dinda. Pria itu pun langsung menanggalkan jam mahal yang selama ini dia pakai. Dompet dan seluruh kartu pun dia letakan di meja. Abi benar-benar membuktikan ucapannya. 

Dia hanya membawa pakaian yang menempel di tubuhnya saja. 

“Semua sudah aku serahkan kepada Mommy, aku juga akan mengurus untuk menyerahkan jabatanku pada Mommy. Aku pamit … tolong jaga kesehatan, Mommy!” 

Abi langsung meraih tangan Dinda dengan langkah cepat pri itu keluar dari rumah Ratna.  Untung saja kedua anak-anaknya sudah terlebih dahulu dibawa keluar oleh Irma sehingga anak kembarnya  itu tidak mendengar perdebatan antara Abi dan Ratna. 

“Ayah … apakah nenek ada di dalam?” tanya Rayanza menatap Dinda dan Abi. 

Dinda langsung membawa tubuh mungil Rayanza  ke dalam pelukannya. “Nenek sedang tidak ada di rumah, Nak … sekarang kita pulang dulu ke rumah Ibu,” ajak Dinda pada kedua anaknya. 

“Kita ke hotel saja, Din … biar orang suruhanku membersihkan rumahnya dulu,” ajak Abi. 

“Tidak perlu, kita akan membersihkannya bersama,” tolak Dinda dengan senyum tulusnya. 

Abi langsung menuruti perkataan Dinda. Dia langsung meminta sopir untuk mengantarkannya ke rumah Dinda. Namun, sopir terlihat  gugup dan tidak enak menolak permintaan Abi. 

“Kenapa, Pak? ayo jalan …?” Abi belum menyadari jika dia sudah menyerahkan semua yang dia punya kepada Ratna. 

“Ma-maaf Tuan, tapi Nyonya baru saja mengatakan jika Tuan tidak boleh menggunakan mobil ini!” jawabnya dengan suara terbata. 

Abi terdiam. “Baiklah … ayo kita naik taksi  saja.” Abi keluar dari mobilnya sendiri. Kini pria itu tidak berhak menggunakan miliknya sendiri karena janjinya pada  Ratna. 

Pria itu pun langsung memanggil taksi. “Din … sekarang aku hanyalah laki-laki miskin yang tidak punya apa-apa … apakah kamu masih mau hidup bersamaku?” tanya Abi pada Dinda. 

Dinda tersenyum sambil menggenggam tangan Abi. “Kita bisa berusaha bersama-sama harta bisa dicari, tapi kebahagian tidak akan pernah bisa dibeli oleh uang,” jawab Dinda dengan berbisik tepat di telinga Abi. 

Abi tersenyum pria itu sangat terharu mendengar jawaban dari istrinya. Sungguh memang keputusan yang tepat Abi memilih Dinda. 

***

Setelah Abi pergi, Ratna membanting seluruh benda yang ada di hadapannya wanita paruh baya itu sangat marah kepada Abi yang lebih memilih Dinda daripada menuruti perintahnya. 

Wanita itu pun langsung menghubungi seseorang dalam panggilan telepon. 

“Blokir semua akses yang terhubung kepada Abi  jangan biarkan dia mengambil uang dari perusahaan, dia tidak boleh memasuki cabang hotel manapun di bawah naungan Sanjaya Group. Pastikan dia hidup menderita di luar sana …!” perintah Ratna dalam panggilan telepon kepada orang suruhannya. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!