Di Jepang saat ini, Yuri berjalan bersama ayahnya. Sudah 3 minggu yang lalu Yoshino sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala, setelah sebelumnya dia sempat mengalami koma selama 2 hari karena insiden penembakan yang terjadi bulan lalu.
Mereka berdua berjalan beriringan memasuki perusahaan milik keluarga Yoshino sendiri. Baik Yoshino dan Yuri keduanya memasang wajah datar, memasuki ruang rapat.
"Selamat pagi, Tuan. Selamat pagi, Nona."
"Apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Yoshino.
"Sudah, Tuan."
"Baiklah, kita akan mulai rapatnya." Yoshino duduk di kursi kekuasaannya sedangkan Yuri berdiri tegak di samping kanan Yoshino bersebelahan dengan tuan Saitama asisten Yoshino.
"Hari ini aku mengumpulkan kalian semua di sini untuk membahas mengenai pengunduran diriku sebagai CEO di perusahaan ini dan sebagai pewarisku, maka kedepannya Yuri yang akan memimpin perusahaan ini untuk menggantikanku."
Suasana yang semula tenang menjadi riuh. Berita ini terlalu mendadak bagi mereka. Terlebih mereka ini para tetua, mereka tidak akan mudah begitu saja menerima Yuri menjadi pemimpin perusahaan.
"Tuan Yoshino pasti sedang bercanda. Kenapa dia memberikan tampuk kedudukan CEO pada gadis kecil sepertinya. Mau dibawa kemana perusahaan ini? Apakah dia menginginkan kebangkrutan perusahaan ini?"
"Anak kecil seperti Yuri bisa apa? ketua terlalu meninggikan Yuri."
"Aku yakin sebentar lagi perusahaan ini akan bangkrut. Sebaiknya kita tarik investasi kita di perusahaan ini."
Yoshino mengepalkan tangannya mendengar nada-nada sumbang yang diarahkan pada Yuri. Sebagai orang tua dia tidak terima jika putrinya dipandang sebelah mata oleh orang lain.
BRAK!!
Yoshino memukul meja dengan keras. Beberapa tetua yang merupakan dewan direksi seketika terdiam. Mereka tidak ada yang berani menatap Yoshino.
"Apa kalian mulai tidak menghormati keberadaanku?"
"Maafkan kami, Tuan."
Selama ini, yang mereka tahu hanyalah peran Harumi. Putri pertama Yoshino, sedangkan Yuri ini setiap hari hanya terlihat selalu berada di dekat Harumi a.k.a Seravina.
"Tapi, Tuan maaf jika saya mempertanyakan mengenai ini, setahu kami, Nona Harumi lah yang sering menghandel urusan anda bukan nona Yuri. Apakah salah jika kami mempertanyakan kredibilitasnya?" ucap salah satu anggota dewan direksi yang mungkin seumuran dengan Yoshino.
"Yuri memiliki banyak andil di perusahaan ini. Aku memang sengaja tidak terlalu menonjolkan dirinya untuk menghindari para pesaing bisnis kita, tapi jika seandainya ada dari kalian yang meragukan dirinya. kalian silahkan mengundurkan diri. Aku siap membayar harga saham kalian semua."
Para dewan direksi terdiam. Mereka dilema. Selama ini, perusahaan milik Yoshino sudah memberikan banyak profit pada mereka selama bertahun-tahun. Apakah dengan mereka melepas saham mereka? Mereka akan mendapatkan gantinya? Tapi bagaimana jika setelah Yuri memimpin perusahaan ini bangkrut?
"Aku akan memberi kalian waktu 2 hari untuk memikirkan masalah ini, apakah kalian akan tetap bertahan di sini atau mundur." Yoshino segera berdiri tanpa menunggu jawaban dari para anggota dewan direksinya. Yuri mengikuti ayahnya. Langkah gadis itu juga begitu tegap dan mantap. Dia tidak merasa terganggu dengan tatapan para tetua. Yuri memiliki kepercayaan diri yang tinggi sekarang.
"Tuan, Tuan Gaara ada di sini untuk bertemu dengan anda."
"Bawa dia ke ruanganku."
Yoshino dan Yuri masuk ke ruang CEO. Yuri duduk di sofa, sementara Yoshino duduk di kursi CEO.
Saat Gaara masuk, Yuri yang semula bersandar di sofa langsung menegakkan tubuhnya. Gadis itu terus mengamati Gaara sedangkan Gaara hanya melirik Yuri sekilas. Senyum tipis tersungging dibibirnya yang sensual.
"Apa kabar, Gaara."
"Aku baik, bagaimana dengan kondisimu, Paman?"
"Sama sepertimu," jawab Yoshino. Akhir-akhir ini dia dan Gaara tampaknya menjadi semakin akrab.
"Ada angin apa hingga kau mengunjungi pria tua sepertiku."
Gaara tiba-tiba melirik Yuri lewat ekor matanya. Ya, pria itu tertarik dengan Yuri tanpa sadar. Yoshino bisa menangkap gelagat Gaara yang tak biasa. Pria paruh baya itu pun tertawa dengan suara baritonnya.
"Apa kau menyukai putriku?" tanya Yoshino.
"Kau terlalu berterus terang, Paman, tapi jika kau merestuiku aku akan segera melamarnya."
"Semuanya terserah putriku, tapi sebelum itu, aku harap semua urusan yang menyangkut dendam dengan Daisuke segera selesai, sehingga tidak akan ada masalah yang sama yang harus kalian hadapi."
"Aku pastikan masalah dendam Daisuke akan segera selesai. Ravenhart sudah mengumpulkan beberapa informasi mengenai Daisuke ini."
Yoshino baru tahu jika Ravenhart, itu pria yang memiliki kuasa yang tinggi di negara A. Dia juga tidak menyangka jika penampilan Eksekutif sepertinya memiliki hubungan yang baik dengan kelompok Yamaguchi Gumi.
Kelompok Yamaguchi sendiri sebenarnya dulunya adalah perintis pertama Yakuza, Yamaguchi sendiri diambil dari nama belakang ketuanya, tapi setelahnya terjadi perpecahan kelompok, kelompok Yamaguchi berdiri sendiri dan memiliki kekuasaan di atas kelompok Yakuza yang dulu Yoshino ikuti.
"Bagaimana kau mengenal pria itu?" tanya Yoshino penasaran.
"Ceritanya panjang, tapi yang jelas dia pernah menyelamatkanku dari ambang kematian."
Yuri sejak tadi tidak bersuara. Dia sebenarnya sangat kesal saat tadi ayahnya dengan enteng bertanya pada Gaara tentang perasaan pria itu padanya. Jujur sebenarnya dia malu, tapi ... jika ijin keluar pada ayahnya pun juga percuma.
"Yuri, temani Gaara ke kafetaria perusahaan kita. Ayah akan meeting sebentar lagi. Kau tidak usah ikut."
Yuri yang sedang galau dengan hatinya sedikit terkejut mendengar perintah ayahnya. Gaara diam-diam tersenyum melihat ekspresi Yuri.
"Ayo, aku akan menemanimu," ujar Yuri sembari berdiri dari duduknya. Gaara pun dengan tenang mengikuti Yuri di belakangnya.
Gaara hari ini terlihat sangat formal dengan memakai jas. Bahkan ketampanan Gaara kali ini sempat membuat Yuri sesekali mencuri pandang pada pria gondrong itu. Rambut Gaara terikat rapi dan sejujurnya, menurut penglihatan Yuri, pria ini benar-benar sangat tampan.
Para karyawan yang juga memasuki waktu istirahat terkejut melihat pasangan itu muncul di tempat itu.
Yuri memesan beberapa makanan untuk Gaara, sedang pria itu asik dengan ponselnya. Dia merasa risih mendapat tatapan dari para karyawan wanita di perusahaan itu.
"Ayo kita duduk di tempat khusus. Aku takut mata para gadis gadis itu akan lepas jika terus memandangimu."
"Kau cemburu?" tanya Gaara, tetap dengan wajah datarnya. Dia tidak bisa merubah ekspresinya di depan banyak orang demi menjaga wibawanya.
"Huh, percaya diri sekali."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑮𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒋𝒐𝒅𝒐𝒉𝒏𝒚𝒂
2024-10-02
0
Puput Regina Putri
asek nih...adegan pemanis ya thor jan tegang mulu 🤭
2024-05-24
0
Asih Ningsih
jujur aja kli yuri
2024-04-06
2