Suasana kembali canggung diantara Ravenhart dan Seravina. Setelah Seravina memberitahu alamat tempat tinggalnya, Raven segera menjalankan mobilnya menuju ke alamat tersebut.
Ravenhart cukup terkejut melihat rumah Seravina. Ada lebih dari 15 orang berjaga mengelilingi rumah Seravina. Mereka masih berada di dalam mobil dan belum keluar, karena gerbang masih perlahan terbuka.
"Wow. Penjagaan rumahmu cukup mengejutkan. Kau sangat berhati-hati rupanya, Lalu kenapa kau bisa ceroboh saat balapan?" Raven sedikit mencemooh Seravina. Bahkan dengan banyaknya orang di sekelilingnya, bagaimana dia bisa dengan mudahnya terluka.
"Kau pikir apa?" tanya Seravina penuh teka teki. Dia tahu saat ini Raven pasti sedang menertawakan dirinya. Seravina cukup peka mengamati perubahan ekspresi Ravenhart.
"Bu, apa kau sengaja termakan jebakan untuk melindungi kami?"
King yang sangat cerdas, langsung memahami motif kecelakaan yang menimpa ibunya dan dia pun bertanya dengan nada khawatir.
"Daisuke terus mengawasi sirkuit. Jika aku tidak celaka hari itu, maka hari berikutnya yang akan celaka bisa jadi kalian," ujar Seravina tidak menutupi apapun dari kedua putranya. Dia sangat yakin kedua putranya memiliki kecerdasaan yang baik untuk mengerti posisi dirinya saat ini.
"Kau tahu motormu disabotase?" Raven semakin terkejut dengan fakta ini.
"Aku sudah sering ikut balapan 10 tahun lalu. Jika aku tidak bisa merasakan performa motorku sendiri, bagaimana aku bisa disebut seorang pembalap. Sejak keluar dari pit aku tahu motorku bermasalah. Jika saja saat aku belum menarik kecepatan dan berhenti, mungkin aku akan selamat, tapi bagaimana dengan Leonard dan King?"
"Bu, kau tidak perlu terus berkorban untuk kami, kami bisa melindungi diri kami sendiri," ucap Leonard sedih. Jadi ibunya harus celaka karena ingin melindungi dirinya dan juga saudara kembarnya. Bagaimana bisa dia menerima ini.
"Sayang, seorang ibu dibelahan dunia mana pun pasti akan melakukan hal yang sama dengan apa yang ibu lakukan. Mereka akan bertaruh nyawa demi melindungi anak-anaknya. Itu sudah menjadi naluri."
King dan Leonard langsung memeluk Seravina dari belakang. Seravina tersenyum dan mengusap kedua kepala putranya dengan sangat lembut.
"Baiklah, ayo sekarang kita turun. Di dalam ada nenek dan kakek buyut kalian," ujar Seravina sembari sesekali mengangkat wajahnya ke atas, agar kristal-kristal bening dari matanya tak sampai menetes.
Raven membantu Seravina turun. Kali ini Raven sudah nyiapkan kursi roda untuk Seravina. Karena menurutnya, Seravina tidak boleh terlalu lama berdiri dan jalan.
Seravina hanya mengikuti kemauan Raven. Secara tidak langsung menurut pandangan Leonard dan King. Ayah dan ibunya cukup bisa bekerjasama dengan baik.
"Bu, apakah nenek dan kakek buyut akan segalak kakek Yoshino?"
"Apakah kakek Yoshino memarahi kalian?"
Leonard dan King sama-sama menggeleng dan tersenyum geli. Mereka mengingat pertemuannya kemarin dengan ayah dari ibunya itu.
Kemarin, Leonard dan King sengaja menemui Yoshino dan juga Victoria alias kedua orangtua ibunya. Saat keduanya memasuki ruangan yang khusus disiapkan oleh ayahnya untuk keluarga Seravina.
Saat itu, ketika mereka masuk. Mereka melihat aunty nya sedang dimarahi oleh kakek mereka.
"Aunty, apa ada yang salah?" tanya Leonard.
"Tidak ada, Sayang. Semuanya baik-baik saja. Kakek kalian ini hanya ingin meminta penjelasan dari aunty mengenai kalian."
Victoria yang memang belum pernah memiliki cucu begitu senang melihat kedua cucunya, meski awalnya dia bingung dan kecewa, tapi saat melihat Leonard dan King, sepertinya rasa itu sudah tergantikan dengan kebahagiaan. Victoria memanggil si kembar untuk mendekat padanya. Victoria tanpa basa basi memeluk Leonard dan King.
"Cucuku. Cucuku! Nenek tidak menyangka bisa memiliki cucu sebesar kalian. Pasti tidak mudah hidup tanpa ibu kalian?" Victoria cukup mudah tersentuh dan dia pun terisak saat memeluk keduanya dengan erat.
"Nenek kami baik-baik saja."
Victoria lantas buru-buru melepas pelukannya dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Oh, ini benar-benar keajaiban. Aku diberkahi dengan dua cucu yang sangat tampan."
Meski Victoria tampak sangat bahagia, lain halnya dengan Yoshino yang masih memasang wajah garangnya di depan Leonard dan juga King.
"Lihatlah mereka Yoshino, Mereka sangat tampan."
"Mereka tidak ada hubungannya denganku," ucap Yoshino datar, tapi meski demikian, sesekali matanya melirik ke arah si kembar dan King menangkap lirikan itu.
"Nenek, tidak apa-apa dia tidak mau mengakui kami sebagai cucunya. Cukuplah nenek menjadi nenek kami, dan ibu Seravina menjadi ibu kami juga aunty Yuri menjadi aunty kami. Kami juga tidak terlalu menginginkan kakek. Kami di rumah sudah punya kakek," ujar King provokatif. Yoshino mengernyit tak senang mendengar pernyataan King barusan.
"Apa hak kalian mengklaim keluargaku?"
"Kami berhak karena ibu Seravina adalah ibu kami, jadi keluarganya juga keluarga kami, tapi tadi kau sudah menolak kami, jadi ya kami tidak perlu bersikap ramah."
"Apa ini didikan ayah kalian?"
"Ayah kami pria berkualitas tinggi. Tidak seperti seseorang yang sombong, angkuh dan bahkan tidak mau mengakui kami."
"KALIAN!!"
Yoshino hendak memarahi kedua cucunya, tapi suara Victoria yang berubah tegas membuatnya urung menghardik dua bocah itu.
Sikap Yoshino langsung berubah dan itu membuat kedua bocah itu cukup kaget karena Yoshino langsung bersikap lunak. Ternyata pria berkuasa itu tunduk pada istrinya. Dan hal itu cukup mengejutkan.
"Kenapa kalian tertawa?" tanya Seravina penasaran."
"Bu, kami tidak bisa menceritakan rahasia ini pada ibu, karena kakek sudah melarang kami dengan sumpahnya."
Seravina menanggapi keteguhan Leonard dan King dengan seulas senyuman. Mungkin sebenarnya dia bisa menebak apa yang terjadi saat itu. Hanya saja, dia tidak mau membicarakannya di depan Raven karena ini menyangkut harga diri ayahnya.
"Seravina, apa yang terjadi denganmu?" Gritte, nenek Seravina menghampiri Seravina dengan tergesa-gesa. Meski wanita tua itu berjalan menggunakan tongkat, tapi tetap saja hal itu membuat Seravina berdebar.
"Nenek jangan lari, bagaimana jika kau jatuh. Aku baik-baik saja."
"Tidak mungkin orang yang baik-baik saja duduk di kursi roda. Apakah kau mengalami kecelakaan saat balapan?"
"Bukankah ini sudah biasa, Nek? Jangan memperbesarnya. Sekarang nenek tenangkan diri dulu. Ada hal yang ingin aku katakan pada nenek."
"Apa itu?"
Seravina menarik tangan Leonard dan King, Gritte baru menyadari ada 3 orang asing di rumah mereka.
"Nenek, mereka adalah kedua cucumu. Tebakanmu 10 tahun yang lalu memang benar semua. Saat itu aku sedang hamil."
"Sudah ku duga. Bagaimana kau bisa menyembunyikan hal sebesar ini dari kami. Bagaimana dengan ibumu dan ayahmu?"
"Mereka juga sudah bertemu dengan mereka berdua."
Leonard dan King tersenyum ke arah nenek Gritte.
"Halo, Nek, namaku Leonard dan ini saudaraku King."
"Oh, kalian manis sekali." Gritte merangkul kedua cicitnya dengan hati penuh kebahagiaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒌𝒏 𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒍 𝒎𝒂𝒇𝒊𝒂 𝒅𝒊 𝑱𝒆𝒑𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒀𝒂𝒌𝒖𝒛𝒂 𝒚𝒂 🤔🤔
2024-10-02
0
Nur Bahagia
wkwkwk dipanas2 in.. di cuekin pula 🤣
2024-09-17
0
Nur Bahagia
yg ada kakek Yoshino yg esmosi ngadepin duo kembar 😁
2024-09-17
0