"Apa yang baru saja kau katakan pada ayahku. Hari ini dia baru saja tahu soal Leonard dan King."
"Jadi orangtuamu tidak tahu sama sekali soal si kembar sebelumnya?" tanya Raven tak percaya.
"Tidak ada yang tahu soal kehamilanku sebelumnya selain Yuri adikku."
Raven sesaat terdiam. Dia tidak berpikir akan berada di situasi sekarang ini. Dia melirik kedua putranya. Khawatir mereka akan kecewa karena keberadaan mereka disembunyikan. Namun, kekhawatiran Raven tidak terbukti. Nyatanya Leonard dan King tampak biasa saja. Itu semua karena Leonard dan King sudah melihat respon kakek dan neneknya tadi. Jadi dia memaklumi segala kondisi yang dihadapi oleh ibunya.
"Ayah, ibu, kalian bicaralah berdua. Aku akan menemui kakek dan nenek juga aunty di luar."
Tanpa menunggu jawaban kedua orangtuanya, Leonard dan King keluar begitu saja dari ruang perawatan Seravina. Sementara itu, selepas kedua putra mereka pergi. Seravina merasa semakin canggung, lain halnya dengan Raven. Pria itu justru berani mendekat ke ranjang Seravina.
"Lupakan apa yang tadi ku katakan. Aku akan mengurusnya nanti, aku lebih ingin mendengar penjelasanmu tentang semuanya."
"Apa itu diperlukan sekarang?" tanya Seravina.
"Sangat. Aku perlu tahu semuanya. Aku perlu tahu apa alasanmu."
"Kau ingin aku menjelaskan apa?"
"Dari awal kau tahu soal kehamilanmu. Kenapa kau tidak mencariku padahal aku sudah meninggalkan alamat yang jelas untukmu."
Seravina menatap Raven dalam-dalam. Dia seolah ingin menyelami maksud Raven menanyakan hal-hal di masa lampau. Namun, Seravina akhirnya memilih terbuka dan memulai ceritanya.
"Setelah malam itu, aku juga tidak berpikir aku akan hamil. Tepat ketika kamu pergi aku bertemu dengan musuhku. Mereka mengurungku dan menghajarku. Setelah itu aku tidak memikirkan apa-apa selain dendamku."
Raven hanya diam menunggu Seravina menyelesaikan ceritanya. Seravina menatap kosong ke langit-langit ruangan kamar inapnya. Dia menghela napas panjang sebelum kembali menceritakan kisah hidupnya.
"Sebulan kemudian, aku merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhku. Aku pingsan di tempat kerja. Yuri menemukanku dan membawaku ke rumah sakit. Dari sana baru diketahui jika aku hamil. Awalnya aku berpikir untuk melakukan Aborsi. Aku tidak akan bisa membesarkan anak dengan bahaya yang selalu mengintai.
Aku datang ke dokter kandungan. Aku sudah bertekad untuk menggugurkannya, tapi saat dokter memeriksa kandungan ku, dia berkata jika ada dua janin yang sedang berkembang. Mendengar penjelasan itu, aku mulai bimbang. Akhirnya aku memutuskan untuk membesarkan mereka. Aku pindah di sudut kota untuk merawat kandunganku, sedangkan Yuri menggantikan posisiku.
Selama masa itu, Yuri juga sering mendapat teror. Dia pernah hampir diperk*sa dan sempat mengalami 3 kali kecelakaan. Aku berniat menghubungimu untuk meminta bantuan, tapi saat itu perusahaan ayahmu mengalami masalah."
"Lalu kau memilih untuk tidak menghubungiku sama sekali?" Tebak Raven. Seravina mengangguk sembari tersenyum getir. Sorot matanya tampak menyembunyikan luka yang begitu besar.
"Aku diam-diam selalu mengikuti perkembanganmu. Aku tahu tidak mudah bagimu saat itu. Aku tidak menyalahkan atas pertemuan kita 10 tahun yang lalu. Andai saja saat itu aku tidak kau kalahkan, mungkin aku sudah digilir oleh 10 orang-orang suruhan musuh ayahku."
Raven terkejut dengan penuturan Seravina. Sebenarnya apa pekerjaan ayahnya hingga dia sering sekali berada diambang kematian berkali-kali.
"Sebenarnya siapa ayahmu? Apa dia seorang ketua mafia?" tanya Raven penasaran. Seravina tersenyum lagi. Ekspresi Raven benar-benar naturan dan terlihat lucu.
"Ayahku orang kepercayaan di Zakuza."
Raven terbelalak kaget, "Benarkah?"
"Untuk apa aku berbohong padamu."
"Jika begitu orang yang berniat mencelakaimu itu siapa?"
"11 tahun yang lalu ayahku memimpin perkelahian dengan kelompok geng lain. Dia berhasil membunuh ketua dan beberapa petinggi geng tersebut. Kerabat dan keturunannya tidak terima dengan hal itu, mereka akhirnya memburu keluargaku untuk menuntut balas.
Kakekku lumpuh setelah mobilnya ditabrak hingga hancur oleh Daisuke. Daisuke ini putra kedua ketua geng yang tewas ditangan ayahku. Sebelumnya mereka membunuh kakek, nenekku di Jepang. Lalu di tahun yang sama, mereka menyerang keluarga ibuku di kota ini.
Jika aku mempertahankan Leonard dan King untuk terus bersamaku, bisa jadi mereka akan menjadi sasaran Daisuke dan musuh ayahku yang lainnya. Aku tidak mau memiliki kelemahan. Daisuke mengincar nyawaku. Jadi aku tidak ingin Leonard dan King ada di sekitarku. Itulah alasannya kenapa aku mengirimkan mereka padamu."
"Sekarang kau tidak perlu khawatir. Aku akan pastikan kau dan keluargamu akan baik-baik saja."
"Kau pikir semudah itu? Jika semudah yang kau katakan, aku tidak akan menghabiskan waktu 9 tahun, Tuan Raven."
"Kau hanya tidak mau mempercayaiku kan?"
"Aku percaya padamu, tapi aku tidak mau bertindak bodoh. Leonard dan King bisa saja terluka karena kecerobohan kita."
Ravenhart tersenyum, dia pikir akan mudah berbicara dengan gadis ini awalnya, tapi ternyata gadis ini lebih keras kepala dari yang dia kira.
"Tapi sayangnya ini bukanlah tawaran, melainkan keputusanku. Negara ini merupakan daerah kekuasaanku. Aku akan pastikan keselamatan putra-putra kita dan keselamatanmu juga keluargamu semuanya dalam kendaliku.
"Kau begitu sombong, Tuan."
"Ya begitulah."
Seravina tersenyum tipis. Pria ini adalah pria pertamanya. Pria yang dia kira seperti baji*ngan, nyatanya justru adalah seorang pria yang sangat bertanggungjawab.
Awalnya Seravina pikir untuk membesarkan dua orang bayi, Raven akan menikah dengan seseorang, tapi siapa sangka, sembilan tahun pria ini justru memilih hidup sendiri dan membesarkan kedua putranya dengan sangat baik.
"Kenapa kau tidak menikah dengan wanita lain?"
"Aku tidak buru-buru untuk itu, lagi pula waktu itu aku terlalu fokus membesarkan Leonard dan King, lalu fokus pada perusahaan jadi aku pikir tidak perlu ada wanita."
"Lalu kenapa sekarang kau ingin aku menjadi wanitamu?"
"Itu karena aku .... "
Saat Raven hendak menjawab. Yuri tiba-tiba mendorong pintu ruang perawatan Seravina.
"Kak, gawat."
"Ada apa sekarang?" Seravina menegakkan kepalanya menatap Yuri dengan perasaan berdebar.
"Perusahaan kakek yang di Yokohama tadi diserang. Ayah dan Ibu akan kembali ke Jepang dan sepertinya aku akan membantu mereka."
"Baiklah, jaga dirimu baik-baik."
"Tentu saja. Kau juga jaga dirimu. Jangan sampai terluka lagi. Aku harus segera pergi untuk memesan tiket ke Jepang."
"Aku sudah mengatur penerbangan untuk kalian bertiga. Orang-orangku akan mengawal kalian. Aku akan pastikan kalian selamat sampai di Jepang."
Yuri juga Seravina terkejut dengan kecepatan Raven menyelesaikan masalah mereka kali ini.
Keduanya bahkan tak menyadari kapan Raven mengirim pesan pada orang-orangnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Cata Leya
😱😱😱😱
2025-02-08
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒂𝒉 𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒐𝒏𝒌 𝑹𝒂𝒗𝒆𝒏 𝒈𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑 👍👍
2024-10-02
0
Nur Bahagia
ahaha padahal udah dijodohin sampe 80 wanita yg di gagalin sama anak lo 😅
2024-09-17
0