Bab 13. Di hadang

"Yuri, katakan padaku bagaimana Harumi bisa hamil? Dan kenapa juga kau tidak memberitahu kami?" Yoshino selalu memanggil nama Seravina dengan Harumi, karena itu nama lahirnya.

Yoshino sejak tadi menjadi pendiam setelah bertemu dengan kedua cucunya. Jujur saja dia sangat terkejut dengan fakta besar ini. Bagaimana bisa dia tidak tahu padahal mereka selalu terhubung.

"Lalu bagaimana jika saat itu ayah tahu jika Harumi hamil? Apa yang akan ayah lakukan?" tanya Yuri.

"Kakek dan nenek meninggal dengan sia-sia karena dendam orang pada ayah. Jika saja saat itu ayah tahu Harumi hamil, aku yakin kau akan menyuruh Harumi untuk menggugurkan anaknya. Kau pasti tidak ingin memiliki beban seperti cucu di sekitarmu, terlebih lagi itu tidak hanya satu melainkan ada dua."

Yoshino terdiam. Sedangkan Victoria hanya menatap suaminya dengan datar. Semua ini sebab kebodohan Yoshino.

Sebelumnya mereka hidup cukup aman dan damai, tapi karena keegoisan Yoshino yang menerima tanggung jawab menjadi orang kepercayaan Yakuza. Sekarang keluarganya menjadi seperti ini. Hidup dalam ketidaktenangan. Bahkan putrinya harus rela berpisah dengan putranya selama sembilan tahun lamanya.

"Yang sudah terjadi sebaiknya biarlah berlalu. Sekarang yang harus kau pikirkan bagaimana memutus rantai dendam ini. Harumi dan Yuri sudah cukup menderita karena menanggung kesalahanmu. Tidakkah kau merasa bersalah, Yoshino?"

Yoshino terkejut mendengar ucapan sarkas istrinya. Dia menatap mata Victoria tajam. Namun, dia justru mendapati mata istrinya yang memerah dan sudah berlinang air mata.

"Karena kesalahanmu, Ayah dan ibumu harus menerima nasib tragisnya. Karena keegoisanmu menjadi Yakuza, kedua putri kita menderita, ayahku lumpuh, kedua cucuku bahkan harus berpisah dengan ibunya. Tidak kah itu cukup menamparmu untuk melakukan sesuatu agar dendam ini selesai? Mau sampai kapan kita harus hidup seperti ini?"

"Victoria, maafkan aku."

"Yoshino, aku dulu menikahimu karena aku merasa kau laki-laki baik, kau laki-laki yang bertanggungjawab dan pekerja keras, tapi setelah melihat dua cucuku yang tiba-tiba muncul di usia sebesar itu, aku rasa aku sudah salah menilaimu."

"Bu, sebaiknya kita tidak saling menyalahkan. Pesawat masih mengudara 4 jam lagi, sebaiknya kau istirahat," ujar Yuri menengahi. Dia tidak tega melihat wajah terkejut ayahnya dan juga melihat wajah sedih ibunya.

Nasi sudah menjadi bubur, tapi baginya, bubur pun masih berguna jika kita pintar menyiasatinya.

Victoria tidak menjawab, tapi dia memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya.

"Ayah, jangan terlalu diambil hati ucapan ibu barusan. Ibu mungkin masih terlalu emosional setelah bertemu dengan Leonard dan King."

"Ini memang semua salah ayah. Ayah akan segera mengakhiri dendam ini," ujar Yoshino dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan berbuat ceroboh. Jika sesuatu terjadi padamu, Harumi akan membunuhku," kata Yuri mengingatkan. Yoshino hanya mengangguk, tapi dia tidak serius mengiyakan peringatan Yuri. Dia yang memulai petaka ini, dia juga yang akan mengakhirinya.

Yuri menatap cemas ke arah Yoshino. Yoshino memang terlihat sangat garang meski sudah termakan usia, dia tinggi dan tampan juga memiliki sikap tegas, tapi Yuri sangat mengenal ayahnya. Sejak kematian kakek dan neneknya, Yoshino kerap menyendiri dan terpuruk menangisi kedua orangtuanya. Bahkan Yoshino tidak ragu melakukan Yubitsume atau tradisi memotong 1 jarinya untuk memutus hubungan dengan Yakuza.

Namun, anggota Dragon yang terlanjur menaruh dendam pada Yoshino, selalu menargetkan keluarga Yoshino termasuk yang paling terkuat adalah Daisuke.

Sesampainya mereka di bandara Narita, Orang kepercayaan Yoshino telah menunggu, sedangkan orang-orang yang dikirim Raven sudah memiliki transportasi sendiri begitu mereka tiba. Itu karena Raven memiliki koneksi cukup besar di Jepang.

Mereka segera bergegas ke kota Yokohama, tempat dimana bisnis keluarga Yoshino berkembang. Perjalanan membutuhkan waktu yang cukup lama. Mereka berusaha untuk tidak terlalu mencolok untuk menghindari pengawasan musuh Yoshino.

"Nona Yuri, tuan Raven sudah memberikan instruksi pada kami. Nanti di perusahaan anda akan ada teman tuan Raven yang akan datang untuk membantu."

"Itu tidak diperlukan. Aku khawatir itu justru akan menyeret orang itu kedalam pusara masalah keluargaku."

"Anda tidak usah cemas, tuan Raven mengatakan jika orang ini juga bukan orang yang bersih dari masalah kelompok Yakuza. Dia bisa membantu anda menekan masalah di perusahaan anda."

"Baiklah, terserah kalian saja," ujar Yuri. Yuri berada satu mobil dengan para bodyguard kiriman Raven. Jadi mereka bisa membahas masalah selagi dalam perjalanan.

"Tuan, aku melihat keluarga Yoshino tiba di bandara. Bisa dipastikan saat ini mereka sedang menuju ke Yokohama untuk menyelesaikan masalah perusahaan mereka," kata seorang kaki tangan, namanya Kaizu.

"Baiklah. Mari kita kesana dan serang mereka di perusahaannya," ucap Kenta.

Kenta adalah anak tiri ketua Dragon yang dibunuh oleh Yoshino. Dia sangat dendam pada Yoshino dan bertindak sendirian tanpa sepengetahuan Daisuke. Namun, setiap anak buah mereka tertangkap. Dia akan membawa nama Daisuke sebagai tameng.

Mereka segera bergegas ke perusahaan milik Yoshino. Kenta membawa setidaknya 15 bawahannya untuk menyerang Yoshino.

Kenta sangat yakin bisa menjatuhkan Yoshino kali ini, tapi dia tidak akan menduga jika kali ini keluarga Yoshino memiliki bantuan yang sangat istimewa dari kelompok Yamaguchi Gumi.

Setelah 1 jam lebih menempuh perjalanan, Yuri dan juga orang-orang yang mengiringi mereka tiba di perusahaan. Hari sudah hampir menjelang malam dan banyak karyawan yang sudah pulang.

Saat Yuri turun, tiba-tiba terdengar suara peluit panjang yang memekakkan telinga. Yuri panik. Dia melihat beberapa orang berkelebat di depannya. Namun, orang-orang Raven dengan cepat memblok Yuri. Mereka terlihat begitu siaga dan terlatih.

Orang-orang suruhan Kenta dan Kenta sediri cukup kaget dengan banyaknya orang yang mengawal Yuri. Sementara itu, Yoshino yang hendak keluar dari mobil dihalangi oleh bawahannya.

"Kalian tidak lihat Yuri dalam masalah besar. Biarkan aku keluar!" pekik Yoshino.

"Tuan, lihatlah! Di belakang nona ada tuan Gaara. Dia pemimpin Yamaguchi Gumi."

"Bagaimana bisa ada dia? Apakah dia musuh atau mereka ada dipihak kita?"

Yoshino semakin cemas dengan keselamatan putrinya. Dia tidak mempedulikan larangan anak buahnya dan segera keluar.

"Jaga istriku." Yoshino meraih katana yang selalu ada dibawah jok mobilnya. Dia keluar untuk menghadapi musuhnya kali ini.

"Wah wah wah. Lihatlah siapa yang berdiri di sini? Apa aku pernah menyinggungmu tuan Gaara? Kenapa kau mencampuri urusanku?"

"Kau mengganggu orangku, tentu saja aku akan ikut campur tangan."

"Siapa orangmu?"

"Tuan Yoshino dan keluarganya adalah orangku mulai sekarang. Jika ada siapa saja yang mengusik mereka di daerah kekuasaanku, maka bersiaplah untuk binasa," ujar Gaara dengan ekspresi datar. Yuri tidak sempat menoleh. Dia justru saat ini mengkhawatirkan ayahnya yang keluar dari mobil.

...----------------...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***