Ravenhart baru tiba di perusahaannya. Houston Grup awalnya hanya perusahaan biasa. Namun, sejak memiliki dua putra, Ravenhart berusaha sangat keras untuk membuat perusahaannya menjadi lebih besar.
Ada hal yang mendasari kerja keras Raven. Selain karena dia ingin memberikan kehidupan yang baik pada kedua anak kembarnya, Ravenhart merasa perlu menjadi besar agar bisa melindungi Seravina. Ibu dari kedua anak kembarnya.
"Tuan, hari ini anda memiliki jadwal pertemuan dengan tuan Julian Panton." Cale asisten Ravenhart berbicara sembari menatap tabletnya.
"Lalu setelah itu, anda ada kunjungan ke Mall untuk mengaudit beberapa laporan," sambung Cale.
Ravenhart mendengar dengan seksama. Namun, di tengah kesibukannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Alis mata Raven berkerut mendapati nama pemanggil. Itu adalah wali kelas si kembar. Raven pun segera mengangkat panggilan itu.
"Maaf, Tuan. Hari ini Leon dan King tidak ada di sekolah. Apakah mereka sakit atau ada keperluan?" tanya suara di seberang sana dengan sangat hati-hati.
"Aku mengantar mereka sampai ke depan gerbang tadi. Bagaimana bisa mereka tidak ada di sekolah?" Raven tiba-tiba memijat pelipisnya. Kedua putranya tidak pernah seperti ini sebelumnya. Namun, tiba-tiba dia teringat dengan percakapan terakhirnya dengan Leonard.
"Tolong bantu aku memeriksa CCTV sekolah. Jika ada petunjuk, tolong beritahu aku."
Raven segera mematikan teleponnya. Dia menatap Cale dengan raut wajah tegang.
"Bisakah jadwal hari ini dibatalkan semua?"
"Saya akan membujuk tuan Julian Panton untuk mengundur pertemuannya. Saya rasa dia tidak akan keberatan karena dia pun memiliki seorang anak."
"Jika begitu aku serahkan semuanya padamu. Aku hanya perlu pergi untuk memastikan sesuatu."
Ravenhart segera pergi. Dia mencoba menghubungi nomor King dan juga Leonard, tapi berkali-kali dia mencoba, tidak ada jawaban. Dia semakin cemas terjadi sesuatu pada kedua putranya.
Beberapa karyawan yang ada di lobi menatap keheranan pada atasan mereka. Baru kali ini mereka melihat atasan mereka berlarian dengan wajah cemas.
Raven segera membuka pintu mobilnya. Dia bergegas menuju tempat yang kemarin sempat diberitahu oleh Leonard.
"Ayah, ku rasa kali ini dia benar-benar ibuku."
"Apa yang membuatmu yakin?" tanya Raven penasaran.
"Entahlah. Hanya feeling saja. Namanya Harumi Hashimoto. Dia baru saja datang dari Jepang. Besok dia akan berada di sirkuit balap. Perusahaannya menjadi promotor acara itu."
Raven tak begitu saja mempercayai ucapan Leonard. Raven sangat tahu bagaimana kedua putranya selalu berusaha untuk menemukan keberadaan ibu mereka. Entah terbuat apa hati anak-anaknya. Mereka sama sekali tidak menyimpan kebencian pada Seravina. Walau sering kali mereka mendengar nenek mereka mencaci ibunya karena tidak pernah sekali pun menemui mereka, tapi mereka tidak membenci Seravina. Mereka justru yakin jika ibunya mungkin saja sedang menghadapi masalah sulit.
Raven juga mengerahkan bawahannya untuk mencari keberadaan Seravina. Namun, bahkan orang-orang itu selalu kalah cepat dari kedua putranya. Dan kini dia ingin membuktikan ucapan Leonard. Dia ingin melihat langsung wanita yang bernama Harumi ini.
Tiba di sirkuit balap. Raven menanyai penjaga. Mereka tidak tahu siapa Harumi Hashimoto. Lalu Raven menyebut nama Seravina. Barulah penjaga itu tahu.
"Barusan nona Seravina dibawa ambulans dia mengalami kecelakaan saat uji coba."
DEG!
Jantung Raven berhenti berdetak sesaat mendengar kabar itu. Lalu bagaimana dengan kedua putranya? Apakah mereka melihat kejadian itu?"
"Baiklah, terima kasih."
"Sama-sama, Tuan. Rumah sakitnya sekitar satu kilometer dari sini."
Raven merogoh dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang lalu menyerahkannya pada penjaga tadi. Setelah itu dia segera pergi. Dia sepertinya tahu di mana letak rumah sakit itu.
Di depan ruang gawat darurat, Leonard dan King baru saja tiba. Awalnya mereka dilarang berada di area rumah sakit. Namun, saat mereka mengatakan ibu mereka di rawat di ruangan itu, Sekuriti akhirnya mengijinkan mereka masuk.
Melihat perawat dan dokter berlalu lalang, Keduanya tampak linglung. Hingga tepukan lembut di bahu mereka membuat mereka segera mengangkat kepalanya.
"Kalian .... " Yuri tampak ragu. Apakah mereka berdua benar keponakannya?
"Ya Aunty, ada apa?"
"Kalian menunggu siapa?"
"Kami menunggu .... " Leonard tampak ragu, tapi Yuri kemudian bicara.
"Kalian ingin melihat Seravina?"
Leonard mengangguk. Diam-diam dia menilai wanita di depannya ini. Wanita ini terlihat lembut dan tidak berbahaya. Dan lagi Leonard melihat dia mungkin satu negara dengan ibunya.
"Kau mengenalnya?" King tampak penasaran.
"Tentu saja anak manis. Dia adalah kakakku."
"Jadi, aunty adalah aunty kami yang sebenarnya?" tanya Leonard dan King. Wajah mereka bahkan terlihat berbinar.
"Ya, tapi jangan bilang siapa-siapa. Kalian tidak boleh mengakuiku dan kakakku sebagai kerabat kalian jika kedepan kita masih bisa bertemu."
King mengernyit mendengar perkataan Yuri. Dia menelengkan kepalanya dan bertanya. "Kenapa aunty bilang seperti itu? Apakah aunty dan ibu akan pergi lagi."
Yuri menghela napas panjang. Namun, belum sempat dia bercerita, seorang perawat memanggilnya.
Yuri segera berdiri. Dia mengikuti perawat itu karena ada berkas persetujuan yang perlu dia tanda tangani. Jadi Yuri meninggalkan Leonard dan King.
Raven baru saja tiba di depan rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya, Raven bergegas menuju ruang gawat darurat. Dia melihat kedua putranya duduk di sana dengan cemas.
"Leonard, King. Apa yang kalian lakukan di sini?"
Leonard dan King seketika menoleh. Mereka berlari dan memeluk Raven dengan erat.
Raven mengusap dua punggung putra. Mereka pasti sangat takut tadi.
"Kenapa kalian di sini?"
"Aku ingin bertemu nona Seravina."
"Dia di dalam?"
"Ya. Dokter sedang menanganinya. Lukanya sepertinya cukup serius."
"Kenapa kalian membolos?"
"Ayah, kau tahu jawabannya."
"Apakah harus dengan cara seperti ini? Bagaimana jika kalian bertemu orang jahat?"
Mendengar ucapan ayahnya, Leonard dan King terdiam. Leonard jadi teringat dengan pria bernama Daisuke yang mengancam ibu mereka tadi.
Mereka menunggu cukup lama. Tapi tidak ada kabar lagi. Bahkan Yuri yang mengaku sebagai adik Seravina tidak muncul juga. Raven berdiri dan bertanya pada perawat.
"Suster, apakah pasien yang tadi kecelakaan masih mendapatkan perawatan?"
"Oh, nona tadi? Dia di bawa ke ruang operasi, Tuan. Dia mengalami luka yang cukup serius. Tulang rusuknya patah dan hampir mengenai organ vitalnya."
"Dimana ruang operasinya?"
"Ada di lantai 3."
Raven segera mengajak kedua putranya untuk naik ke lantai 3. Entah mengapa dia merasa batinnya terusik mendengar kecelakaan yang menimpa Seravina.
Raven menghubungi temannya yang bernama Galen untuk mencaritahu soal kejadian yang menimpa Seravina.
Dia akan mengusut masalah ini dan mencaritahu penyebab kecelakaan yang menimpa Seravina.
Tiba di lantai 3, Leonard dan King melihat Yuri. Keduanya langsung berlari menghampiri wanita itu.
"Aunty!" Panggil keduanya bersamaan Yuri menoleh. Namun, dia mematung melihat Raven berdiri di sana.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒑𝒂 𝒀𝒖𝒓𝒊 𝒋𝒈 𝒕𝒉 𝑹𝒂𝒗𝒆𝒏 🤔🤔
2024-10-02
0
Nur Bahagia
hemm usaha yg bagus.. selain perusahaan yg di besarkan, kamu harus membesarkan mental mu juga raven
2024-09-16
0
Femmy Femmy
kan Neneknya selalu membenci ibunya King dan Leonard 😡
2024-07-24
1