Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?

Hari ini Chaterine mendatangi kediaman Houston. Dia berjalan bak wanita sosialita kelas atas. Chaterine datang atas undangan Christiana ibu Raven.

"Halo, Aunty apa kabar?"

"Aku baik-baik saja, Chaterine. Bagaimana denganmu dan kedua orangtuamu?"

"Kami juga sangat baik. Oh ya, ngomong-ngomong di mana Raven dan anak-anak? Ini weekend kan, apakah mereka memiliki agenda keluar?" tanya Chaterine.

Christiana mengajak Chaterine duduk di ruang tamu. Seorang pelayan datang membawa minuman dingin untuk wanita itu.

"Ti_tidak, eh iya. Mereka menginap di villa keluarga," ucap Christiana sedikit gugup, karena harus berbohong. Dia mengenggam tangan Chaterine dan menepuknya dengan gelisah. Namun, Chaterine tidak menangkap gelagat Christiana yang aneh.

"Wah, senangnya. Apa aku bisa menyusul mereka?" tanya Chaterine penuh harap. Wajahnya terlihat sangat sumringah.

"Maaf, Cat. Leonard dan King sedang kurang bagus suasana hatinya. Aku khawatir nanti jika kau datang ke sana, kau justru akan terluka dengan ucapan salah satu cucuku."

"Oh sayang sekali." Chaterine tidak bisa tidak menampilkan ekspresi kekecewanya Senyum di bibirnya menghilang. Selain tujuannya datang karena undangan, Chaterine sebenarnya ingin dekat dengan Raven dan kedua putranya. Akan tetapi selalu saja ada kendala.

"Bagaimana jika sekarang kamu temani aunty berbelanja?" ujar Christiana mencoba mengalihkan kekecewaan Chaterine.

"Maaf aunty, sepertinya aku tidak bisa. Satu jam lagi aku ada pertemuan dengan teman-teman kuliahku."

"Oh baiklah, maafkan aku karena tidak bisa memberitahumu dimana Raven mengajak anak-anaknya."

"Tidak masalah, Aunty. Masih ada lain waktu."

Chaterine segera pergi dari kediaman Houston setelah berbincang cukup lama dengan ibu Raven. Ravenhart baru saja mendapatkan laporan dari anak buahnya yang berjaga di rumah. Jika Chaterine baru saja datang satu jam yang lalu dan barusan pergi meninggalkan kediamannya.

Hal ini memperkuat keputusan Raven untuk mencari hunian baru. Agar Seravina juga tidak terganggu dengan kedatangan wanita itu nantinya.

"Ayah, kenapa kau melamun?"

"Hah, ayah tidak melamun." Seravina juga sejak tadi memperhatikan Raven. Dia memang sedikit linglung dan melamun, entah apa yang dipikirkan pria itu.

"Jika kau ada pekerjaan pergilah. Aku bisa menjaga diri."

"Tidak. Aku akan tetap di sini."

Seravina tidak lagi membujuk Raven. Dia sudah tahu jika Raven memiliki watak yang keras. Jadi percuma saja membuang energi untuk bicara.

Leonard dan King menggelengkan kepala melihat tingkah kedua orangtuanya yang tidak ada romantis romantisnya sama sekali. Mereka jadi memiliki tugas tambahan untuk mendekatkan mereka berdua.

Di saat suasana di ruang perawatan Seravina terasa hening. Ponsel Seravina bergetar di atas nakas. Leonard buru-buru membantu mengambil ponsel ibunya dan menyerahkannya pada Seravina.

Seravina segera mengangkat panggilan itu. Dia bicara dalam bahasa Jepang dengan sangat fasih.

Raven mengerutkan keningnya mendengar jawaban Seravina. Saat Seravina mengakhiri panggilannya, dia sesaat melirik Raven. Mendadak dia jadi gugup karena Raven selalu menatap dirinya.

"A_ada apa?"

"Kau dilarang pergi kemana-mana. Aku melarangmu, Seravina."

"Siapa yang akan pergi?" tanya Seravina gugup. Apa jangan-jangan Raven bisa berbahasa Jepang?"

"Kau pikir karena aku tinggal di negara ini, aku tidak tahu bahasamu sama sekali? Kau benar-benar meremehkanku," Raven tersenyum smirk melihat Seravina terkejut dengan pernyataannya.

"Apa yang kau rencanakan?"

"Tidak ada. Aku hanya sedang membangun kekuatan untuk melawan musuh-musuh ayahku."

"Ada aku, kau bisa mengandalkanku," kata Raven acuh tak acuh. Leonard yang berdiri di samping ranjang Seravina menghela napas panjang. Sepertinya memang kedua orangtuanya ini ditakdirkan untuk saling berdebat.

"Dad kapan kita bisa keluar dari sini?" tanya King.

"Kita tunggu kabar dari dokter dulu. Proses penyembuhan ibu kalian butuh waktu yang tidak sebentar. Daddy pikir mungkin sebaiknya kau dan Leonard kembali dulu. Nanti biar ayah yang menjaga ibu kalian."

"Tidak. Nanti bagaimana jika ibu pergi lagi? Kami tidak mau," ujar King keras kepala. Leonard setuju dengan ucapan King. Mereka berdua tidak mau mengambil resiko kehilangan lagi.

Raven terdiam. Dia seperti sedang berpikir. Seravina tiba-tiba bersuara. "Aku sudah bilang pada dokter untuk meminta surat pulang. King dan Leonard bisa ikut denganku sementara waktu."

"Lalu aku?" tanya Ravenhart tak tahu malu.

"Ada apa denganmu?"

"Kenapa kau tidak mengajakku sekalian?"

Seravina menghela napas. Namun, belum sempat dia berbicara dokter datang bersama perawat.

"Jadi anda ingin pulang?"

"Ya dokter. Aku sudah baik-baik saja."

"Baiklah jika begitu, tapi anda harus ingat untuk tidak melakukan banyak gerakan atau melakukan pekerjaan berat. Setidaknya sampai anda benar-benar pulih. Mungkin sekitar 1 sampai 2 bulan."

"Baik, Dokter."

Perawat maju untuk melepaskan infus Seravina. Raven sejak tadi hanya diam sembari menatap Seravina. Kapan gadis ini berkonsultasi pada dokter? Dia merasa tidak pernah meninggalkan tempat ini kemarin maupun hari ini. Dia hanya keluar sebentar untuk mengangkat telepon dari Cale dan juga ibunya. Itu pun saat Seravina tidur.

Saat Dokter dan Suster pergi, Seravina menatap Raven. Dia tersenyum miring.

"Ada apa? Apa kau terkejut?"

"Ya. Kapan kau berkonsultasi dengan dokter?"

"Saat kau keluar tadi. Aku sering terluka dan rumah sakit ini sering menjadi rumah sakit tujuanku karena lokasinya dekat dengan hunianku. Jadi aku menanam saham di rumah sakit ini. Beruntung pemilik asli rumah sakit ini dulunya adalah kenalan lama kakekku."

"Oh, pantas saja."

"Memangnya hanya kau yang bisa melakukan sesuatu dengan cepat. Aku juga punya keahlian sendiri," kata Seravina sombong. Raven mengangguk, dia paham wanita ini sedang tidak mau kalah dengannya.

"Kita akan pulang sekarang, Bu?" tanya Leonard. Seravina mengangguk dan mengusap puncak kepala Leonard.

"Ya."

Seravina sudah berganti baju dibantu oleh seorang perawat senior. Meski dia mengatakan tubuhnya sudah cukup membaik, tapi Seravina berjalan sangat lamban karena lukanya masih terasa sakit jika digunakan untuk bergerak.

Raven membantu Seravina berjalan. Awalnya gadis itu menolak. Akan tetapi dia tidak mau membuat kedua putranya menunggu terlalu lama, jadilah sekarang dia berjalan dituntun oleh Raven. King dan Leonard berjalan di depan kedua orangtuanya dengan Wajah yang sangat sumringah.

Mereka sangat bahagia, akhirnya kedua orangtuanya berkumpul lagi. Harapan mereka adalah mereka ingin kedua orangtuanya menikah dan mereka bisa bersama selamanya.

Raven membantu Seravina masuk ke dalam mobil dengan sangat hati-hati. Dia memperlakukan Seravina layaknya boneka porselen yang rapuh. Saat Raven menunduk untuk membantu Seravina memasang sabuk pengaman, Seravina menahan napasnya dengan wajah yang memerah.

Aroma tubuh Raven menggelitik seluruh indra penciumannya. Seravina memalingkan mukanya karena malu.

"Ada apa? Kenapa wajahmu merah?"

"Ti_tidak. Mungkin AC mobilmu mati."

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

malu lama lama Bucin❤

2025-02-10

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒎𝒂𝒍𝒖" 𝒎𝒆𝒐𝒏𝒈 😻😻

2024-10-02

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

mulai seruuu 😁

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awalan
2 Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3 Bab 3. Membolos
4 Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5 Bab 5. Kabar
6 Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7 Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8 Bab 8. Ketahuan
9 Bab 9. Bukan Tawaran
10 Bab 10. Memesan Hunian
11 Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12 Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13 Bab 13. Di hadang
14 Bab 14. Makan Malam Bersama
15 Bab 15. Terluka
16 Bab 16. Melepaskan
17 Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18 Bab 18. Menjijikkan
19 Bab 19. Percaya Diri Sekali
20 Bab 20. Berbicara
21 Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22 Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23 Bab 23. Janji
24 Bab 24. Dimana Kamarku?
25 Bab 25. Tragedi
26 Bab 26. Tidak Sepadan
27 Bab 27. Ulah Si Kembar
28 Bab 28. Mempercayaimu
29 Bab 29. Kenapa Tidak?
30 Bab 30. Kabar Mengejutkan
31 Bab 31. Keturunan Vampir
32 Bab 32. Deep Talk
33 Bab 33. Rencana King
34 Bab 34. Kabar
35 Bab 35. Pertemuan Keluarga
36 Bab 36. Daisuke Kabur?
37 Bab 37. Kekhawatiran
38 Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39 Bab 39. Menikah
40 Bab 40. Buntu
41 Bab 41. Demam
42 Bab 42. Beruntung
43 Bab 43. Diculik?
44 Bab 44. Kemana Perginya?
45 Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Pulang
48 Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49 Bab 49. Karena Cinta
50 Bab 50. Sakit Perut
51 Bab 51. Dalena
52 Extra Part 1
53 Extra Part 2
54 Extra part 3
55 Extra part 4
56 Extra Part 5
57 End
58 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Awalan
2
Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3
Bab 3. Membolos
4
Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5
Bab 5. Kabar
6
Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7
Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8
Bab 8. Ketahuan
9
Bab 9. Bukan Tawaran
10
Bab 10. Memesan Hunian
11
Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12
Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13
Bab 13. Di hadang
14
Bab 14. Makan Malam Bersama
15
Bab 15. Terluka
16
Bab 16. Melepaskan
17
Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18
Bab 18. Menjijikkan
19
Bab 19. Percaya Diri Sekali
20
Bab 20. Berbicara
21
Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22
Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23
Bab 23. Janji
24
Bab 24. Dimana Kamarku?
25
Bab 25. Tragedi
26
Bab 26. Tidak Sepadan
27
Bab 27. Ulah Si Kembar
28
Bab 28. Mempercayaimu
29
Bab 29. Kenapa Tidak?
30
Bab 30. Kabar Mengejutkan
31
Bab 31. Keturunan Vampir
32
Bab 32. Deep Talk
33
Bab 33. Rencana King
34
Bab 34. Kabar
35
Bab 35. Pertemuan Keluarga
36
Bab 36. Daisuke Kabur?
37
Bab 37. Kekhawatiran
38
Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39
Bab 39. Menikah
40
Bab 40. Buntu
41
Bab 41. Demam
42
Bab 42. Beruntung
43
Bab 43. Diculik?
44
Bab 44. Kemana Perginya?
45
Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Pulang
48
Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49
Bab 49. Karena Cinta
50
Bab 50. Sakit Perut
51
Bab 51. Dalena
52
Extra Part 1
53
Extra Part 2
54
Extra part 3
55
Extra part 4
56
Extra Part 5
57
End
58
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!