Bab 10. Memesan Hunian

Christiana menghubungi Raven. tidak biasanya Raven tidak pulang begitu juga dengan Leonard dan King. Dia melakukan panggilan video dengan Raven.

"Di mana kalian sekarang?"

("Aku di rumah sakit, Mom.")

"Di rumah sakit? Siapa yang sakit? Apakah Leonard atau King?"

("Bukan keduanya.)

Raven mengubah kamera depan menjadi kamera belakang. Dia memperlihatkan Leonard, Seravina dan juga King yang tidur di satu bed.

"Raven siapa itu?"

Raven memilih keluar setelah memperlihatkan Seravina dan anak-anak. Dia tidak mau mengganggu tidur ketiganya.

("Dia Seravina, ibu dari anak-anak.")

"Bagaimana bisa? Kenapa dia datang setelah sekian lama meninggalkan Leonard dan King?"

("Mom, nanti aku akan jelaskan semuanya padamu. Yang jelas kondisinya tidak seperti yang kau bayangkan.")

"Lalu bagaimana dengan Chaterine?"

("Aku tidak menyukainya sejak awal. Itu kau yang terlalu sering menjodohkanku dengannya.")

"Tidak bisakah kau pertimbangkan lagi, Chaterine adalah gadis yang cocok denganmu. Asal usulnya jelas, dia juga memiliki karir yang bagus."

("Mom, kau tidak mengerti. Bagiku sejak awal semuanya hanya tentang Leonard dan King. Mereka menginginkan ibu kandungnya. Jadi aku pun juga menginginkannya.")

"Jadi ini hanya perkara itu? Jika begitu aku akan membujuk Leonard dan King untuk bisa mengenal Chaterine lebih dekat."

("Itu tidak diperlukan, Mom. Aku tutup dulu sambungannya. Seravina sepertinya sudah bangun.")

Christiana mendengus begitu Raven mematikan sambungan teleponnya. Dia menghentakkan kakinya kesal.

"Apa yang terjadi. Kenapa kau marah?" Ellard ayah Raven mendatangi Christiana.

"Putramu benar-benar menyebalkan. Dia telah bertemu dengan ibu kandung Leonard dan King."

Mendengar ucapan istrinya, Ellard justru terlihat berbinar. "Itu bagus. Bukankah mereka akan bahagia."

"Apa yang kau katakan. Tidak ada wanita yang pantas bersanding dengan putra kita selain Chaterine."

"Itu kan hanya sudut pandangmu saja. Jika memang Chaterine begitu sempurna dan menarik. Kau tidak mungkin butuh waktu lama untuk menjodohkan Raven dengannya. Untuk masalah jodoh Raven, kau serahkan saja semuanya padanya. Dia lebih tahu pasangan seperti apa yang dia butuhkan. Apalagi Raven juga memiliki King juga Leon. Pasti Raven akan mempertimbangkan kebahagiaan putranya dulu ketimbang dirinya sendiri."

Christiana mendengus. Suami dan anaknya sama saja.

***

Sementara itu, di rumah sakit, Raven menghembuskan udara dari mulutnya. Dia berpikir mungkin saja ibunya masih belum bisa menerima Seravina. Karena Seravina dulu meninggalkan si kembar di cuaca sedingin itu.

Raven menghubungi Cale asistennya untuk mencarikan dirinya hunian yang luas dan nyaman.

Cale sedikit heran saat menerima perintah dari bosnya itu. Namun, mau tak mau akhirnya pria itu mencarikan iklan hunian di tengah kesibukannya menghandel semua pekerjaan yang ditinggalkan Raven.

Saat Raven membuka pintu perawatan Seravina, dia mendapati wanita itu berdiri di dekat jendela dengan tatapan kosong. Raven segera mendekat.

"Apa yang kau lakukan? Lukamu belum sembuh?"

"Aku tahu kondisiku dengan baik," jawab Seravina. Dia tidak menoleh, tapi dia hanya melirik pantulan Raven dari cermin.

"Lukamu bisa saja kembali terbuka."

"Kau terlalu banyak khawatir. Kenapa kau tidak membawa anak-anak pulang?"

"Mereka ingin menemanimu."

"Raven, jika suatu saat terjadi sesuatu hal yang buruk padaku. Bujuklah mereka untuk dekat dengan seseorang yang menyayangi mereka dengan tulus."

"Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk padamu," ucap Raven yakin.

"Kita tidak akan tahu."

Seravina langsung terdiam setelah mengatakan itu. Pikirannya tidak bisa tenang. Meski Raven menjamin keselamatannya, lalu bagaimana dengan anggota keluarganya yang lain?

Seravina tidak mau bergantung pada Raven. Dia tidak sendirian. Dia punya keluarga yang juga harus dipikirkan. Apa kata orang tua Raven, jika Seravina datang hanya untuk merepotkan Raven.

Raven hanya menatap Seravina dalam diam. Meski baru kemarin mereka bertemu dan bicara, Tapi Ravenhart tahu sedikit banyak mengenai sifat Seravina.

"Aku tidak berbohong padamu. Kau bisa mengandalkanku, mengandalkan orang-orangku."

"Raven, ini tidak baik. Jangan buat aku terus bergantung padamu."

"Memangnya apa yang salah? Aku single begitu juga dengan dirimu. Jadi tidak ada masalah."

"Aku tidak pantas."

"Ayah, ibu." King tiba-tiba bangun dan memanggil kedua orangtuanya.

Seravina menoleh dan tersenyum. Dia berjalan pelan mendekati ranjang sembari memegang tiang infusnya. Raven hanya memandangi wanita itu. Sebagai seorang laki-laki, Raven sangat takjub dengan perkembangan Seravina. Mungkin karena Seravina sudah sering terluka sehingga tubuhnya merespon setiap lukanya dengan baik dan cepat.

"Ibu, bagaimana kondisimu?"

"Ibu baik-baik saja, Sayang."

Seravina merasa hangat di hatinya saat King memanggilnya ibu. Sebenarnya dia ingin memeluk King, tapi bocah itu sudah buru-buru menggoyangkan tangannya menolak.

"Bu, aku takut nanti menyentuh lukamu. Jika kau sudah sembuh, kau boleh memelukku setiap hari."

Seravina tersenyum, "Kau benar-benar bermulut manis."

King membusungkan dadanya dan menepuknya 2 kali. Raven ikut tersenyum melihat tingkah putranya yang tak biasa. Tak lama Leonard juga bangun. Dia masih terlihat linglung. Namun, saat kesadarannya benar-benar terkumpul, Leonard memekik senang.

"Wow, Bu! ini benar-benar nyata?"

Seravina sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengusap pipi Leonard.

"Apa menurut Leon ini nyata?"

"Ya, ya, ya. Ini benar-benar nyata. Bu aku sangat senang. Ku harap mulai sekarang dan seterusnya kita akan selalu bersama seperti ini."

Seravina tidak menjawab. Dia hanya memberi senyuman tipis. Raven membiarkan kedua putranya mandi. Raven sudah menyiapkan baju ganti untuk kedua putra kembarnya.

Setelah kedua putranya selesai mandi, Raven segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Seravina duduk bersama Leonard dan King sementara menunggu Raven selesai mandi.

Di meja ruang perawatan Seravina, tertata berbagai macam makanan. Raven sengaja memesan khusus untuk Seravina dan juga kedua putranya.

"Kenapa belum makan?"

"Kami menunggumu, Ayah," kata King. Begitu Raven duduk, Leonard dan King langsung mengangkat sendoknya dan mulai makan.

"Apakah ini sesuai seleramu?" tanya Raven canggung.

"Ya. Aku tidak terlalu pemilih soal makanan."

"Baguslah jika begitu. Sekarang makanlah." Seravina mengangguk. Dia seketika menunduk saat melihat Raven tersenyum kepadanya. Tiba-tiba Seravina merasakan jantungnya berdebar-debar.

Selain kakek dan juga Ayahnya, baru kali ini Seravina mendapat perlakuan yang begitu istimewa dari seorang pria. Hal itu tentu saja membuat Seravina merasa malu.

"Bu, kenapa wajahmu memerah?" tanya Leonard. Seravina buru-buru menangkup kedua pipinya untuk menutupi rona. Ini sungguh sangat memalukan.

Raven semakin tersenyum lebar saat melihat wajah malu-malu Seravina.

"Ti_tidak. Ini biasa saja," jawab Seravina tergagap.

"Oh, apa kah ACnya kurang kencang?" King menatap ke atas dan melihat ke arah AC yang terpasang.

"Lanjutkan makan kalian, biar ayah yang kencangkan ACnya."

BLUSH

Warna wajah Seravina semakin memerah tak terkendali.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Cata Leya

Cata Leya

ibu bgini hrs di tegasin biar gk trs semena2

2025-02-08

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑺𝒆𝒗𝒂𝒓𝒊𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒆 😉😉

2024-10-02

0

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Bu coba buka cara berpikir nya ibu ...bisanya mau memisahkan ibu kandung nya dr cucu2...apa mau ibu saya kasih Bogem biar ibu sadar???

2024-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awalan
2 Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3 Bab 3. Membolos
4 Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5 Bab 5. Kabar
6 Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7 Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8 Bab 8. Ketahuan
9 Bab 9. Bukan Tawaran
10 Bab 10. Memesan Hunian
11 Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12 Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13 Bab 13. Di hadang
14 Bab 14. Makan Malam Bersama
15 Bab 15. Terluka
16 Bab 16. Melepaskan
17 Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18 Bab 18. Menjijikkan
19 Bab 19. Percaya Diri Sekali
20 Bab 20. Berbicara
21 Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22 Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23 Bab 23. Janji
24 Bab 24. Dimana Kamarku?
25 Bab 25. Tragedi
26 Bab 26. Tidak Sepadan
27 Bab 27. Ulah Si Kembar
28 Bab 28. Mempercayaimu
29 Bab 29. Kenapa Tidak?
30 Bab 30. Kabar Mengejutkan
31 Bab 31. Keturunan Vampir
32 Bab 32. Deep Talk
33 Bab 33. Rencana King
34 Bab 34. Kabar
35 Bab 35. Pertemuan Keluarga
36 Bab 36. Daisuke Kabur?
37 Bab 37. Kekhawatiran
38 Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39 Bab 39. Menikah
40 Bab 40. Buntu
41 Bab 41. Demam
42 Bab 42. Beruntung
43 Bab 43. Diculik?
44 Bab 44. Kemana Perginya?
45 Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Pulang
48 Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49 Bab 49. Karena Cinta
50 Bab 50. Sakit Perut
51 Bab 51. Dalena
52 Extra Part 1
53 Extra Part 2
54 Extra part 3
55 Extra part 4
56 Extra Part 5
57 End
58 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Awalan
2
Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3
Bab 3. Membolos
4
Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5
Bab 5. Kabar
6
Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7
Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8
Bab 8. Ketahuan
9
Bab 9. Bukan Tawaran
10
Bab 10. Memesan Hunian
11
Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12
Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13
Bab 13. Di hadang
14
Bab 14. Makan Malam Bersama
15
Bab 15. Terluka
16
Bab 16. Melepaskan
17
Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18
Bab 18. Menjijikkan
19
Bab 19. Percaya Diri Sekali
20
Bab 20. Berbicara
21
Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22
Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23
Bab 23. Janji
24
Bab 24. Dimana Kamarku?
25
Bab 25. Tragedi
26
Bab 26. Tidak Sepadan
27
Bab 27. Ulah Si Kembar
28
Bab 28. Mempercayaimu
29
Bab 29. Kenapa Tidak?
30
Bab 30. Kabar Mengejutkan
31
Bab 31. Keturunan Vampir
32
Bab 32. Deep Talk
33
Bab 33. Rencana King
34
Bab 34. Kabar
35
Bab 35. Pertemuan Keluarga
36
Bab 36. Daisuke Kabur?
37
Bab 37. Kekhawatiran
38
Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39
Bab 39. Menikah
40
Bab 40. Buntu
41
Bab 41. Demam
42
Bab 42. Beruntung
43
Bab 43. Diculik?
44
Bab 44. Kemana Perginya?
45
Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Pulang
48
Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49
Bab 49. Karena Cinta
50
Bab 50. Sakit Perut
51
Bab 51. Dalena
52
Extra Part 1
53
Extra Part 2
54
Extra part 3
55
Extra part 4
56
Extra Part 5
57
End
58
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!