Leonard mendadak merasa cemas, karena pria itu mengancam wanita itu. Tanpa berpikir panjang, Leonard mendorong pintu dengan keras hingga pintu terbuka seluruhnya. King bahkan juga langsung menerobos masuk.
Harumi atau yang dikenal sebagai Seravina mendelik kaget melihat kedua putranya. Kenapa mereka ada di sini? Daisuke juga menoleh ke arah dua bocah itu, sehingga dia tidak melihat wajah panik Seravina.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Daisuke menggunakan bahasa inggris. Namun, dengan logat khas orang jepang.
Leonard melirik Seravina, wanita itu memberi isyarat gelengan kepala. Matanya memerah berkaca-kaca.
"Maaf, kami tersesat," kata Leonard sembari membuang muka. Dia tidak tega melihat wanita yang diduga ibunya itu terlihat menyedihkan.
King juga memandanginya dengan tatapan kerinduan.Daisuke tidak terlalu memikirkan mereka. Namun, dia tidak bisa menunjukkan kekerasan di depan anak-anak. Dia masih memiliki sedikit nurani. Daisuke berbalik pergi, tapi sebelum pergi dia sempat ngucapkan kalimat ancaman pada Seravina.
Setelah Daisuke pergi, Seravina terduduk di lantai karena kakinya lemas. Dia bukannya takut menghadapi Daisuke, tapi dia khawatir tadinya Daisuke akan melukai kedua bocah itu.
Leonard dan King langsung mendatangi Seravina. Kedua bocah itu membantu Seravina berdiri.
"Ka_kalian kenapa di sini?" Seravina masih terlalu syok. Dia tidak menyangka akan bertemu kedua putranya sekarang.
"Kami mencari ibu kami."
"I_ibu?" Suara Seravina bergetar. Air matanya tak dapat lagi terbendung. Bohong jika dia tidak merindukan keduanya. Sembilan tahun dia terpaksa menjauhi mereka, karena musuh yang dimiliki ayah Seravina sangat banyak. Dia khawatir jika orang-orang itu akan menargetkan King juga Leonard. Itulah kenapa dia memilih melepaskan kedua anaknya dibawah pengawasan ayah kandungnya. Leonard buru-buru menghapus air mata Seravina yang mendadak berjatuhan seperti rinai hujan.
"Kenapa anda menangis? Apa kau ibu kami?" tanya King.
Seravina tidak menjawab. Dia memandangi keduanya dengan penuh kerinduan.
"Benar kau ibu kami?" tanya King sekali lagi. Seravina melirik ke pintu, dia harap Daisuke benar-benar telah pergi.
"Dari mana kalian bisa berpikiran jika aku adalah ibu kalian?"
"Kami sudah 3 tahun berusaha menemukan ibu. Kami sudah mencari di banyak tempat. Aku dan saudaraku setiap hari memperhatikan CCTV bandara, stasiun dan juga jalanan. Kami sangat yakin suatu hari bisa bertemu ibu kami. Ayah memiliki rekaman CCTV wajah ibu sembilan tahun lalu, dari sana kami selalu mencarimu, ibu. Apa kau mengingat kami?"
Tak kuasa menutupi perasaannya Seravina hampir memeluk kedua putranya. Namun, suara Yuri membuat Seravina menghentikan gerakannya.
"Kakak, sudah saatnya mencoba lintasan."
"Ya, aku akan segera ke sana."
Seravina memandangi Leonard dan King. "Maaf aku harus meninggalkan kalian sekarang. Percayalah apa yang ibu kalian lakukan, itu semata-mata demi keselamatan kalian juga. Tolong jangan benci ibu kalian."
"Aku tidak membencimu, Bu, tapi tidak bisakah kami mendapat pelukan darimu?"
Mata Leonard sudah memerah. Dia benar-benar ingin memeluk wanita ini sejak tadi. Seravina tersenyum lembut. Meski dia tidak yakin bagaimana kedepannya. Dia tidak ingin mengecewakan kedua putranya untuk yang pertama kalinya.
Seravina merentangkan tangannya, Leonard dan King langsung menghambur ke pelukan Seravina dan menangis.
"Maafkan, ibu. Ibu tidak bisa menjaga kalian."
"Ibu, ikutlah dengan kami, biar ayah yang melindungimu."
"Tidak. Kalian belum mengerti. Biarkan untuk saat ini seperti ini. Ibu berjanji pada kalian, ibu akan berusaha agar kita bisa secepatnya berkumpul lagi."
"Apakah karena orang tadi, Bu?"
"Dia hanya salah satunya."
Seravina melepas pelukan kedua putranya. Dia mengusap sisa air mata diwajah kedua bocah itu. Seravina tersenyum melihat mereka.
"Aku akan memberikan nomorku pada kalian. Kalian bisa menghubungiku kapan pun. Sekarang ada yang harus ibu lakukan. Jika kalian ingin menonton, ibu akan mengatur tempat untuk kalian." Seravina mengambil kartu namanya. Dia menyerahkan kartu namanya pada Leonard. Bocah itu segera menyimpannya di tas.
"Apa ayah kalian tahu, kalian di sini?"
"Kami membolos, Bu."
"Lain kali jangan lakukan itu."
Seravina memanggil seorang kru dan memintanya untuk membawa Leonard dan King memasukki Pit Areanya, karena sebentar lagi dia akan menjajal motornya sebelum besok dia mengikuti balapan. Seravina bahkan berkata pada awak krunya itu untuk menjaga keduanya dengan baik.
Leonard dan King sesekali menoleh ke belakang. Seravina masih berdiri di sana dan mengangguk pada keduanya.
Setelah mereka menghilang dari pandangan. Seravina menghela napas berat. Tadi saat kedua putranya berada di hadapannya, Seravina merasa ada batu besar yang menghimpit dadanya. Kekhawatirannya tidak pernah hilang karena latar belakang ayahnya yang seorang Zakuza. Dia terpaksa harus menjauh dari darah dagingnya sendiri demi memastikan keselamatan mereka.
Seravina sudah berganti kostum. Dia memakai pakaian khusus pembalap. Meski perusahaan milik keluarganya merupakan promotor acara balap ini. Namun, Seravina harus ikut karena pembalap yang mereka miliki mengalami kecelakaan bulan lalu.
King dan Leonard memandang ibunya dengan tatapan antusias. Akan tetapi mereka tidak boleh sembarangan mendekat sesuai dengan peintah ibunya.
Seravina berdiri di sebelah motor sport 500cc dan memakai helm. Baru setelah helm terpasang, Seravina berani melihat kedua putranya.
Dia sangat ingin menghabiskan waktunya bersama King dan Leonard. Bahkan dia belum sempat menanyakan kabar mereka berdua tadi. Seravina menarik napas dalam-dalam. Sekarang dia harus fokus terlebih dahulu pada latihan kali ini.
Seravian memacu motornya dengan sangat kencang. Leonard dan King tiba-tiba merasa cemas. Keduanya memikirkan keselamatan ibunya.
Yuri yang baru selesai mengurus seusatu, kini memasuki area Paddock. Dia menatap heran pada dua bocah yang berdiri di pit area dengan wajah tegang.
Yuri tidak memperhatikan kedua bocah itu lagi karena tiba-tiba terdengar teriakan dari salah satu kru. Yuri menatap ke layar lcd yang memperlihatkan motor yang dikendarai Seravina terpental. Seravina terlempar cukup jauh dan tubuhnya berguling di tanah.
Semua kejadian itu begitu cepat, Baik Leonard dan King seketika berniat berlari mencari keberadaan ibu mereka. Namun, awak Kru yang tadi mendapat peritah untuk menjaga mereka melarangnya.
"Paman, biarkan aku melihat ib ... aunty Harumi," Leonard hampir saja keceplosan menyebut Seravina ibunya.
"Dia pasti baik-baik saja. Di sana terlalu berbahaya."
Para awak kru lainnya memperhatikan proses evakuasi Seravina. Yuri segera berlari untuk menghadang para medis di luar.
Leonard dan King saling melempar tatapan cemas. Namun, kembar itu seperti memiliki telepati, hanya dengan isyarat mata saja keduanya mengangguk bersamaan. Leonard berpura-pura menyerah. Setelah pegangan awak kru itu merenggang, Leonard dan King langsung berlari keluar.
"Hei, Kalian!"
Leonard dan King fokus berlari mencari jalan keluar. Keduanya berlari dengan mata memerah. Mereka takut kehilangan ibunya padahal baru kali ini mereka bertemu.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒉 🤔🤔
2024-10-02
0
Nur Bahagia
katanya kamu udah jadi wanita kuat seravina.. harusnya bisa menghajar daisuke
2024-09-16
0
Asih Ningsih
iya semoga seravina baik2 aja.
2024-03-31
1