Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian

Tanpa terasa sembilan tahun berlalu, King dan leonard tumbuh menjadi anak yang memiliki temperamen seperti ayahnya. Sikapnya dingin dan datar di permukaan.

"Apakah ada perkembangan?" King mendekati Leonard yang sejak tadi sibuk dengan gadgetnya."

"Bagaimana denganmu?" tanya Leonard tanpa mengalihkan pandangannya ke arah saudaranya.

"Aku sudah berhasil membuat wanita ke 80 pergi dengan kesal," kata King penuh dengan percaya diri. Dia selalu bertugas menggagalkan kencan buta yang dirancang neneknya untuk sang ayah.

"Jika begitu kita harus bersiap mendengar omelan nenek lagi," kata Leonard santai.

King terkekeh mendengar ucapan saudara kembarnya itu. Sekilas jika dilihat, mereka sama sekali tidak memiliki perbedaan yang mecolok. Namun, jika diamati secara seksama, mereka memiliki dua iris mata yang berbeda. King memiliki warna mata coklat terang, sedangkan Leonard memiliki corak berwarna abu-abu. Menurut Ravenhart, King memiliki iris mata seperti ibunya.

Sesaat Leonard melirik saudara laki-lakinya. Leonard tampak ragu mengatakan pada King tentang apa yang baru saja dia temukan. Namun, mereka pernah tinggal di rahim yang sama dan berbagi makanan selama sembilan bulan lebih, bagaimana bisa King tidak menyadari jika saudaranya sedang dilema.

"Ada apa katakan saja, aku sudah cukup sering mendapatkan berita mengecewakan. jadi jika sekali lagi kabar ini mengecewakan. Aku hanya bisa berdoa lagi dan lagi agar kita bisa dipertemukan dengan ibu.

"Lihatlah wajah wanita ini. Bukankah dia terlihat mirip dengan ibu kita."

"Jika begitu, tunggu apa lagi? Kapan kita mendatanginya?" tanya King bersemangat.

"Diketahui dia adalah seorang wanita yang berasal dari jepang. Namanya Harumi Hashimoto bukan Seravina."

"Menurutmu kita perlu ke jepang?" tanya King. Segala kemungkinan yang menyangkut soal ibunya, King pasti akan berupaya untuk mencaritahu secara langsung.

"Dia ada di kota ini sekarang. Menurut berita yang aku dapatkan, dia adalah seorang wakil CEO muda. Perusahaannya bergerak dibidang otomotif. Perusahaannya menjadi sponsor kompetisi balapan yang akan diadakan pekan depan."

"Jika begitu kita harus mencari cara agar bisa bertemu dengannya." King terlihat sangat bersemangat, tapi Leonard tidak terlalu. Dia sudah sering kecewa. Jadi dia tidak lagi menggantungkan harapannya untuk bertemu dengan ibunya.

"Apa kita akan memberitahu ayah mengenai hal ini?" tanya King lagi.

"Tidak perlu. Aku tidak mau melihat ayah bersedih lagi. Sebaiknya kita memastikan sendiri terlebih dahulu. Jika benar dia ibu kita, barulah kita beritahu ayah mengenai hal ini," ujar Leonard berpendapat.

Saat Leonard selesai berbicara, seseorang mengetuk pintu kamar mereka.

"Tuan muda, kalian sudah ditunggu untuk makan malam."

"Baiklah, Bibi. Kami akan segera turun."

King dan Leonard turun menuju ruang makan. Di sana semua anggota keluarga sudah berkumpul. Namun, alis King dan Leonard seketika terangkat saat mereka melihat ayahnya duduk di samping seorang wanita.

"Nah, itu mereka." Suara Christiana terdengar bersemangat. Dia memanggil kedua cucunya untuk mendekat.

"King, Leon, ini adalah teman ayahmu sewaktu ayahmu kuliah dulu. Namanya nona Chaterine."

"Hmm," jawab keduanya tak bersemangat. Mereka melirik ayahnya dengan tatapan tajam seolah hanya dengan menatapnya, mereka bisa merobek hati sang Ayah. Raven sangat tahu kemarahan kedua putranya tertuju padanya, tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak. Karena Chaterine datang atas undangan ibunya.

"Respon apa itu? Kalian harus bertingkah sopan pada tamu," ujar Christiana memarahi kedua cucunya.

"Mom!" Raven langsung bereaksi keras saat ibunya memarahi kedua putranya.

Christiana mendengus. Elard segera meraih tangan Christiana dan menepuknya dengan lembut. Sementara itu Chaterine tersenyum tulus di permukaan, tetapi dalam hatinya mengeluh. Dua bocah di hadapannya ini terlihat sangat menjengkelkan.

"Tidak apa-apa, Christiana. Jangan memarahi mereka."

Baik King maupun Leon hanya mendengus melihat sikap tamu neneknya. Mereka akhirnya makan bersama. Akan tetapi tidak ada pembicaraan sama sekali di meja makan, mereka semua tampak serius menghabiskan makanannya.

Usai makan malam, Chaterine berniat tinggal untuk berbicara dengan Raven, tapi siapa sangka, begitu Raven menyelesaikan makanannya, King dan Leonard langsung menarik Raven ke kamar mereka. Christiana tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya menghela napas panjang melihat tingkah kedua cucunya.

"Maafkan sikap King dan Leonard. Biasanya mereka menjadi anak yang baik. Entah kenapa malam ini mereka bertingkah kekanak-kanakan."

"Tidak masalah. Jika begitu aku akan pulang. Terima kasih untuk makan malamnya."

Chaterine pergi dari rumah Raven dengan perasaan kesal. Dia marah dan ingin melampiaskan kemarahannya sekarang juga.

Di dalam kamar si kembar. Raven diam-diam mengamati perilaku kedua anak laki-lakinya.

"Kenapa kalian menarik ayah tadi?"

"Apa ayah ingin terus bersama wanita itu?" King mengembalikan pertanyaan Raven dengan pertanyaan. Raven menghela napas panjang.

"Kalian tahu, ayah tidak bisa menolak-"

"Ayah memang tidak berniat menolak. Kenapa ayah selalu diam saat nenek menjodoh-jodohkan ayah? Apa sekarang ayah menyerah untuk mencari ibuku?" King bertanya dengan wajah memerah. Jelas dia sangat marah. Meski dia ditinggalkan oleh ibunya, tapi dia sangat yakin apa yang dilakukan ibunya adalah yang terbaik bagi dirinya dan Leonard. Maka dari itu sejak dia berusia 6 tahun, dia dan saudara kembarnya selalu mencari informasi apapun yang berhubungan dengan ibunya.

"Maafkan ayah, bukan maksud ayah seperti itu."

"Katakan saja jika ayah sudah lelah untuk menemukan ibu. Biar kami cari sendiri ibu kami."

"King, jangan memaksa," tegur Leonard. Leonard bisa melihat keputusasaan di mata ayahnya.

King lantas terdiam. Matanya memerah dan air matanya mengalir deras. Bocah itu hanya ingin menemukan ibunya dan bertanya alasan kenapa dia meninggalkan mereka. Bahkan setelah dia membaca sendiri surat yang dikirim ibunya 9 tahun lalu. Dia masih penasaran.

Raven tak kuasa melihat air mata putranya. Dia menarik King dan memeluknya.

"Maafkan ayah."

Tangisan King semakin pecah. Dia benar-benar sudah tidak tahan ingin bertemu dengan ibunya. Setiap hari dia dan saudara kembarnya tidak pernah lelah mencari keberadaan ibunya. Mereka berdua mencari sosok yang mirip dengan ibunya, hanya berbekal dari rekaman CCTV pada malam ibunya meninggalkan mereka di depan pintu keluarga Houston.

Mata Leonard ikut memerah, tapi dia sangat pandai mengendalikan diri. Sehingga dia tidak menangis seperti saudara kembarnya. Pada akhirnya King tertidur karena kelelahan. Sedangkan Leonard masih tampak segar.

"Tidak tidur?" Raven mendekati Leonard dan mengusap rambut bocah itu. Raven baru saja meletakkan King diatas ranjang.

"Ayah, katakan padaku bagaimana perasaanmu pada ibu?"

"Ayah ...." Raven terdiam sebentar untuk memilih kata yang tepat. Dia tidak mungkin mengatakan jika dia tidak mengenal Seravina dia hanya pernah sekali bertemu dan berbuat salah.

"Ayah sangat menantikan bisa bertemu dengan ibu kalian."

"Jika begitu, ayah tolong bilang pada nenek jika ayah menolak kencan buta yang selalu nenek atur untukmu. Aku khawatir di luar sana ibu bisa mengakses segala informasi tentangmu. Jika dia tahu kau memiliki kekasih. Ibu pasti tidak akan mau muncul untuk bertemu kami."

Raven tersenyum. putranya tampak tumbuh semakin dewasa.

"Ya, ayah akan menolaknya lain kali."

"Ayah, aku kemungkinan tahu dimana ibu."

...----------------...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒏𝒊𝒉

2024-10-02

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

kok manggilnya nama.. apa dia seumuran christiana? 🤔

2024-09-16

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

misalkan bener wanita itu ada di Jepang.. aap boleh duo kembar ini nyari ke sana sendirian.. secara usia mereka baru 9 thn 😅

2024-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awalan
2 Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3 Bab 3. Membolos
4 Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5 Bab 5. Kabar
6 Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7 Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8 Bab 8. Ketahuan
9 Bab 9. Bukan Tawaran
10 Bab 10. Memesan Hunian
11 Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12 Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13 Bab 13. Di hadang
14 Bab 14. Makan Malam Bersama
15 Bab 15. Terluka
16 Bab 16. Melepaskan
17 Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18 Bab 18. Menjijikkan
19 Bab 19. Percaya Diri Sekali
20 Bab 20. Berbicara
21 Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22 Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23 Bab 23. Janji
24 Bab 24. Dimana Kamarku?
25 Bab 25. Tragedi
26 Bab 26. Tidak Sepadan
27 Bab 27. Ulah Si Kembar
28 Bab 28. Mempercayaimu
29 Bab 29. Kenapa Tidak?
30 Bab 30. Kabar Mengejutkan
31 Bab 31. Keturunan Vampir
32 Bab 32. Deep Talk
33 Bab 33. Rencana King
34 Bab 34. Kabar
35 Bab 35. Pertemuan Keluarga
36 Bab 36. Daisuke Kabur?
37 Bab 37. Kekhawatiran
38 Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39 Bab 39. Menikah
40 Bab 40. Buntu
41 Bab 41. Demam
42 Bab 42. Beruntung
43 Bab 43. Diculik?
44 Bab 44. Kemana Perginya?
45 Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46 Bab 46. Akhirnya
47 Bab 47. Pulang
48 Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49 Bab 49. Karena Cinta
50 Bab 50. Sakit Perut
51 Bab 51. Dalena
52 Extra Part 1
53 Extra Part 2
54 Extra part 3
55 Extra part 4
56 Extra Part 5
57 End
58 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Awalan
2
Bab 2. Sembilan Tahun Kemudian
3
Bab 3. Membolos
4
Bab 4. Apa Kau Ibu Kami?
5
Bab 5. Kabar
6
Bab 6. Tidak Perlu Saling Dekat
7
Bab 7. Kedatangan Orang Tua Seravina
8
Bab 8. Ketahuan
9
Bab 9. Bukan Tawaran
10
Bab 10. Memesan Hunian
11
Bab 11. Kenapa Wajahmu Merah?
12
Bab 12. Bertemu Nenek Buyut
13
Bab 13. Di hadang
14
Bab 14. Makan Malam Bersama
15
Bab 15. Terluka
16
Bab 16. Melepaskan
17
Bab 17. Christiana Gundah Gulana
18
Bab 18. Menjijikkan
19
Bab 19. Percaya Diri Sekali
20
Bab 20. Berbicara
21
Bab 21. Asal Kau Yang Masak
22
Bab 22. Bertemu Nyonya Christiana
23
Bab 23. Janji
24
Bab 24. Dimana Kamarku?
25
Bab 25. Tragedi
26
Bab 26. Tidak Sepadan
27
Bab 27. Ulah Si Kembar
28
Bab 28. Mempercayaimu
29
Bab 29. Kenapa Tidak?
30
Bab 30. Kabar Mengejutkan
31
Bab 31. Keturunan Vampir
32
Bab 32. Deep Talk
33
Bab 33. Rencana King
34
Bab 34. Kabar
35
Bab 35. Pertemuan Keluarga
36
Bab 36. Daisuke Kabur?
37
Bab 37. Kekhawatiran
38
Bab 38. Biar Kami Yang Atasi
39
Bab 39. Menikah
40
Bab 40. Buntu
41
Bab 41. Demam
42
Bab 42. Beruntung
43
Bab 43. Diculik?
44
Bab 44. Kemana Perginya?
45
Bab 45. Lawan Mereka Adalah Aku
46
Bab 46. Akhirnya
47
Bab 47. Pulang
48
Bab 48. Semuanya Sudah Selesai
49
Bab 49. Karena Cinta
50
Bab 50. Sakit Perut
51
Bab 51. Dalena
52
Extra Part 1
53
Extra Part 2
54
Extra part 3
55
Extra part 4
56
Extra Part 5
57
End
58
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!