18. Pacaran Halal

Selesai sholat berjamaah, Brian mengutarakan jika mereka tidak perlu buru-buru untuk melakukan Sunatullah. Selain karena Alina yang baru saja terserang flu, lebih baik mereka menikmati masa pacaran halal mereka. Biarkanlah hal tersebut akan mengalir seiring berjalannya waktu.

Alina menganggukkan kepalanya, ia juga mengutarakan jika Brian menginginkannya kapan pun ia akan siap. Selama dalam kondisi halal untuk melakukannya, Alina akan memenuhinya. Karena hal tersebut merupakan kewajiban seorang istri dan ladang pahalanya baginya, maka neraka baginya jika menolak.

Brian tersenyum. Meskipun ia masih perlu banyak belajar, ia berharap dapat menjadi imam yang baik untuk Alina, istrinya. Ia akan mulai mengenal istrinya dari sekarang. Ia pun mengutarakan jika dirinya menginginkan nama panggilan lain.

Alina diam sejenak memikirkan panggilan apa yang akan ia gunakan untuk memanggil laki-laki yang kini berstatus suaminya.

"Mas Brian?" tanya Alina ragu.

"Kurang mesra." jawab Brian dengan mengedipkan matanya.

"Sayang?" Jantung Brian seketika berpacu mendengar panggilan yang diberikan Alina dengan suara lembutnya yang terkesan manja.

"Baiklah, kamu panggil mesranya saat kita hanya berdua." Brian merasa tidak rela jika suara manja sang istri di dengar orang lain.

Alina tersipu mendengar penuturan Brian. Brian pun meminta izin untuk membuka mukena Alina.

Ia ingin melihat istrinya tanpa hijab, yang ditanggapi Alina dengan anggukan.

Perlahan Brian membuka mukena Alina. Memperlihatkan rambut hitam kelam bergelombang sepinggang. Wajah Alina yang terekspose sempurna membuat Brian menahan nafasnya.

"MasyaAllah.." Ucap Brian sembari menyematkan anak rambut Alina ke belakang telinga.

Keduanya kini terpaku sama lain sampai beberapa detik.

Dengan menggenggam kedua tangan Alina, Brian mulai bertanya apa yang membuat Alina setuju untuk menikah dengannya. Ia penasaran, apakah Alina juga merasakan apa yang ia rasakan. Dan apakah Alina juga melakukan sholat istikharah seperti dirinya.

Benar, Alina mengutarakan jika dirinya telah melakukan sholat istikharah. Tetapi Alina tidak mengatakan jika tujuan sholat istikharahnya adalah untuk meminta petunjuk agar Alina dapat melepaskan perasaannya kepada Brian. Alina hanya mengatakan, setelah ia melakukan sholat istikharah tersebut hatinya merasa jika Brian adalah jodoh yang Allah siapkan untuknya. Alina mengungkapkan rasa nyaman dan sayang yang ia miliki setelah mengenal Brian.

Brian segera menarik Alina ke dalam pelukannya, ternyata perasaannya selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Ia merasa bersyukur, Allah mengabulkan doanya untuk berjodoh dengan Alina. Brian kemudian melepaskan pelukannya, ia mulai menangkupkan tangannya di kedua pipi Alina. Keduanya saling memandang dan bermonolog di hati masing-masing.

“Ya Allah, seperti inikah rasanya bersentuhan dengan orang yang kita cintai? Indahnya pacaran

setelah menikah, karena sentuhan kami engkau halalkan.”

Brian menyatukan keningnya dengan Alina, jantung keduanya kini berpacu bahkan hembusan nafas keduanya saling bersahutan. Brian mengungkapkan kata cinta kepada Alina, membuat keduanya semakin meresapi kedekatan mereka.

Perlahan Brian mendekatkan bibirnya dan menyelipkan tangannya di belakang kepala Alina. Dengan berbekal naluri, Alina mengalungkan tangannya di leher Brian dan memejamkan matanya. Gerakan yang Alina lakukan membuat Brian semakin mendekatkan bibir mereka. Kini bibir mereka telah Bersatu.

Mereka yang sama-sama baru pertama kali merasakan sensasi berciuman, membuat keduanya hanyut menikmati sensasi tersebut. Brian seperti merasakan candu pada bibir istrinya, sedangkan Alina sedang mengukir ingatan sensai halal yang diberikan oleh suaminya.

Kenikmatan yang mereka rasakan harus berakhir, karena Brian melepaskan bibirnya saat merasakan nafasnya sudah memburu. Ia pun membawa Alina naik ke atas tempat tidur dan memeluknya dari belakang. Mengajaknya untuk beristirahat. Ia ingin menikmatinya nanti disaat yang tepat, Ia juga tidak ingin melakukan hubungan suami istri disaat Alina belum sembuh total dari flu yang diderita. Ia juga ingat kata-kata Bagas yang mengatakan jika istrinya memiliki alergi dingin.

Alina tidak merasa kecewa dengan Brian yang menyudahi nikmat yang mereka ciptakan. Ia justru bersyukur suaminya begitu memuliakannya. Alina memejamkan matanya yang memang sudah mengantuk. Brian memberikan kecupan di puncak kepala istrinya sebelum ikut memejamkan matanya. Pengantin baru tersebut menjemput mimpi indah yang menanti mereka berdua.

Alina terbangun pukul 04.00, dengan perlahan ia melepaskan pelukan Brian untuk ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Sudah siap dengan mukenanya, barulah ia membangunkan Brian untuk sholat subuh berjamaah.

Brian yang membuka matanya melihat sang istri telah mengenakan mukena, segera menuju kamar mandi. Ia keluar kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Alina menyerahkan pakaian untuk Brian dengan tersipu.

“Sayang, kamu harus mulai terbiasa dengan pemandangan ini.” Goda Brian sambil memakai pakaiannya.

Mereka melaksanakan sholat berjamaah dengan khusyuk. Saat Alina izin ingin membantu Ibu Azizah di dapur, Brian menyempatkan mencium bibir istrinya dan berdalih jika itu adalah ciuman selamat pagi. Mereka pun berjalan bergandengan menuju halaman tengah.

Di gazebo sudah ada Ayah Ahmad dan Papa Rajasa yang sedang menikmati kopi. Sedangkan Bagas sedang serius memainkan ponselnya. Brian bergabung Bersama mereka, sedangkan Alina menuju dapur untuk membuatkan Brian kopi.

Ketiganya kini asyik membahas perkembangan politik yang sedang terjadi, kecuali Bagas yang tidak tertarik dengan obrolan tersebut. Isu pemilihan umum kepala negara yang sudah di gembar-gemborkan, tak lama lagi akan menjadi perbincangan panas di kancah politik dan masyarakat. Mereka sampai melupakan, jika Regis belum bergabung dengan mereka.

Sampai Alina mengantarkan kopi Brian dan menanyakan mengapa Regis tidak ikut berkumpul. Brian mengatakan kepada Alina untuk tidak perlu mengkhawatirkan Regis, karena asistennya tersebut akan bergabung jika sarapan sudah siap.

Benar saja, ketika Ibu Azizah mengatakan jika sarapan sudah siap Regis keluar dari kamarnya dengan menenteng tas ransel. Tas tersebut berisi beberapa dokumen dan laptop serta pakaian gantinya. Seluruh keluarga pun mulai sarapan paginya tepat pukul 06.30.

Setelah sarapan, Mama Humaira dan Papa Rajasa berpamitan untuk kembali ke kota bersama Regis. Mereka meminta Brian untuk menikmati waktunya di desa, ada Regis yang akan menggantikannya sementara. Dan jika ada berkas yang perlu approvalnya, Regis bisa mengirimkannya lewat email. Brian menganggukkan kepalanya, ia juga berpikir ingin menginap beberapa malam disini untuk lebih mengenal keluarga istrinya.

Sepeninggalnya rombongan Mama Humaira, Ayah Ahmad beserta istri dan anak laki-lakinya pergi ke sawah meninggalkan Alina dan Brian di rumah. Brian sedang duduk di teras menikmati kopi dan laptop dihadapannya, sedangkan Alina sedang berkutat di dapur membuat camilan.

Pukul 07.00 pembantu datang dan menyapa Brian. Pembantu di kediaman Ayah Ahmad bertugas membersihkan rumah dan mencuci serta menyetrika pakaian, sedangkan kegiatan memasak tetap akan dilakukan oleh Ibu Azizah atau Alina. Sehingga pembantu akan datang pukul 07.00 dan pulang pukul 17.00.

Alina menyusul Brian ke teras dengan membawa muffin di piring. Brian merasa kenal dengan muffin tersebut, kemudian bertanya apakah muffin tersebut muffin yang sama saat ia pertama kali berkunjung ke butik Alina. Alina menganggukkan kepalanya, ia tidak menyangka jika suaminya masih mengingat muffin hari itu.

"Jadi kamu membuatnya sendiri Al?" tanya Brian yang sudah mulai memakan muffin hangat yang disuguhkan Alina.

Alina mengiyakan dan menjelaskan jika ia akan membuat kue di waktu luangnya. Melihat Brian dengan laptopnya, Alina bertanya apakah Brian sibuk. Tetapi Brian mengatakan jika ia tidak sibuk, ia hanya melihat email masuk di laptopnya. Kemudian Alina mengutarakan niatnya mengajak Brian untuk ke sawah menyusul kedua orang tuanya.

Brian mengiyakannya dan segera menuju kamar untuk menyimpan laptopnya. Alina memberikan topi untuk Brian kenakan sebelum menuju sawah. Alina menyarankan untuk menggunakan motor tetapi Brian menolak. Ia ingin berjalan menuju sawah sambil menikmati suasana desa tempat tinggal Alina.

Mereka pun mulai berjalan menuju sawah, Alina tersenyum melihat penampilan suaminya saat ini yang mengenakan celana panjang, kaos oblong, topi dan bersandal jepit. Sungguh pemandangan yang baru pertama kali Alina lihat. Tidak ada yang tahu jika Brian adalah seorang CEO perusahaan dengan penampilannya saat ini, apalagi sedang berjalan menuju sawah.

Brian yang sadar dengan senyuman Alina di sebelahnya pun penasaran, apa yang membuat istrinya tersenyum. Brian bertanya dengan berbisik untuk menggoda istrinya tersebut, tetapi justru membuat Alina terkejut dan melajukan langkahnya. Brian mengejar istrinya dan menahan tangan Alina membuatnya berhenti.

"Mengapa aku di tinggal?" tanya Brian.

"Mas mengejutkanku, maaf itu tadi reflek." sesal Alina.

"Tak apa, tapi apa jawaban dari pertanyaan ku tadi?" Tanya Brian yang kini menggenggam tangan istrinya.

Alina menjawab jujur apa yang ia pikirkan tadi, membuat Brian tertawa. Ia juga merasa penampilan seperti ini baru pertama kali baginya, apalagi mengenakan sandal jepit seperti sekarang. Ia lebih sering menggunakan sepatu formal dan sepatu olahraga. Dirumah ia memang menggunakan sandal rumah, tetapi sandal model selop. Keduanya pun tertawa bersama, hingga mereka sampai di sawah.

Alina mengajak Brian duduk di pondok, kemudian memberikan air untuk Brian. Alina mulai menunjukkan tata letak sawah milik Ayah Ahmad. Mulai dari sawah yang ditanami padi dan palawija, kebun buah dan  kebun sayur. Brian memuji mertuanya yang dapat memanfaatkan lahannya dengan baik.

Dengan sistem penanaman seperti ini, petani tetap dapat bercocok tanam di  semua musim. Apalagi letak lahan yang berada di dataran tinggi, dapat terhindar dari banjir. Akhirnya Brian memutuskan untuk terjun bersama keluarga mertuanya yang sedang mencabuti gulma di lahan yang ditanami jagung dan kacang tanah.

Alina sempat terkejut dengan keinginan suaminya, tetapi kemudian mengikuti suaminya yang sudah melepaskan sandal jepitnya di pondok dan melipat celana panjangnya. Bukan hanya Alina, Ayah Ahmad dan Ibu Azizah saling berpandangan melihat menantu mereka mendekat dan mulai mencabuti gulma seperti mereka. Hanya Bagas yang menertawakan kelakuan kakak iparnya tersebut dan langsung mengambil gambar sebagai kenang-kenangan.

Brian tidak merasa malu, meskipun ia seorang pengusaha ia bisa menempatkan dirinya sebagai menantu petani dengan terjun ke sawah bersama mereka.

Mereka tidak tahu jika ada satu pasang mata yang memperhatikan kebersamaan mereka.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Siapa tuhh yang kepo?

2024-07-04

1

Bilqies

Bilqies

wah ternyata ada penguntit ya Thor yang diam diam memperhatikan kebersamaan mereka.....
hmmmmbt

2024-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Merasa Familiar
2 2. Kembali ke Aktivitas Normal
3 3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4 4. Cinta Pertama
5 5. Kembali ke Kota Y
6 6. Bertemu
7 7. Berkunjung ke Butik
8 8. Menjemput
9 9. Sakit
10 10. Pendapat
11 11. Mama Brian
12 12. Brian
13 13. Merasa Cemburu
14 14. Salah Sangka
15 15. Kekonyolan Brian
16 16. Nikah Dadakan
17 17. Mertua
18 18. Pacaran Halal
19 19. Menggoda Brian
20 20. Lalat yang Dimaksud Lili
21 21. Gosip
22 22. Menginap
23 23. Meredam Amarah
24 24. Naik / Turun ranjang?
25 Maaf...
26 25. Kabur
27 26. Apakah itu Karma?
28 27. Digrebek?
29 28. Resepsi
30 29. Hamil
31 30. Anda Siapa?
32 31. Anita
33 32. Mie Gelas
34 33. Di Pinggir Sungai
35 34. Bau Parfum
36 35. Kembali dari Desa
37 36. Prematur
38 37. Membawa Pulang Baby Aby
39 38. Pesan untuk Brian
40 39. Keturunan Bangsawan
41 40. Alisa?
42 41. Figurine yang Hilang
43 42. Dia Bukanlah Dia
44 43. Kebenaran yang Diungkapkan
45 44. Sementara Memilih untuk Diam
46 45. Bertemu dengan Pangarep
47 46. Pabrik Diselamatkan
48 47. Segera Mengambil Alih
49 48. Bertemu Pengacara
50 49. Tanda Tangan
51 50. Pangarep Menggila
52 51. Membuatku Cemburu
53 52. CEO Kecil
54 53. Menemukan Album
55 54. Pangarep Kabur
56 55. Pingsannya Alina
57 56. Pencarian Baby Aby
58 57. Keduanya Dirawat
59 58. Operasi Alina
60 59. Perusahaan Alina
61 60. Brian Kecewa
62 61. Kabar Duka
63 62. Indri Minta Bantuan
64 63. Pemakaman
65 64. Kehamilan Kedua
66 65. Masalah Bubur
67 66. IUFD
68 67. Bodyguard Cantik
69 68. Kembung
70 69. Turning One
71 70. Waktu yang Singkat
72 71. Tidak Usah Pulang
73 72. Tidak Sebanding
74 73. Kabar Kehammilan
75 74. Tidak Ingin Kecewa
76 75. Gara-gara Kesemek
77 76. Bersemangat
78 77. Baby Aby Cemburu
79 78. Syukuran
80 79. Taman Bermain
81 80. Puasa Seminggu
82 81. Orang Gila
83 82. Mulas
84 83. Bayi Kembar
85 84. Syukuran di Rumah Sakit
86 85. Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Merasa Familiar
2
2. Kembali ke Aktivitas Normal
3
3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4
4. Cinta Pertama
5
5. Kembali ke Kota Y
6
6. Bertemu
7
7. Berkunjung ke Butik
8
8. Menjemput
9
9. Sakit
10
10. Pendapat
11
11. Mama Brian
12
12. Brian
13
13. Merasa Cemburu
14
14. Salah Sangka
15
15. Kekonyolan Brian
16
16. Nikah Dadakan
17
17. Mertua
18
18. Pacaran Halal
19
19. Menggoda Brian
20
20. Lalat yang Dimaksud Lili
21
21. Gosip
22
22. Menginap
23
23. Meredam Amarah
24
24. Naik / Turun ranjang?
25
Maaf...
26
25. Kabur
27
26. Apakah itu Karma?
28
27. Digrebek?
29
28. Resepsi
30
29. Hamil
31
30. Anda Siapa?
32
31. Anita
33
32. Mie Gelas
34
33. Di Pinggir Sungai
35
34. Bau Parfum
36
35. Kembali dari Desa
37
36. Prematur
38
37. Membawa Pulang Baby Aby
39
38. Pesan untuk Brian
40
39. Keturunan Bangsawan
41
40. Alisa?
42
41. Figurine yang Hilang
43
42. Dia Bukanlah Dia
44
43. Kebenaran yang Diungkapkan
45
44. Sementara Memilih untuk Diam
46
45. Bertemu dengan Pangarep
47
46. Pabrik Diselamatkan
48
47. Segera Mengambil Alih
49
48. Bertemu Pengacara
50
49. Tanda Tangan
51
50. Pangarep Menggila
52
51. Membuatku Cemburu
53
52. CEO Kecil
54
53. Menemukan Album
55
54. Pangarep Kabur
56
55. Pingsannya Alina
57
56. Pencarian Baby Aby
58
57. Keduanya Dirawat
59
58. Operasi Alina
60
59. Perusahaan Alina
61
60. Brian Kecewa
62
61. Kabar Duka
63
62. Indri Minta Bantuan
64
63. Pemakaman
65
64. Kehamilan Kedua
66
65. Masalah Bubur
67
66. IUFD
68
67. Bodyguard Cantik
69
68. Kembung
70
69. Turning One
71
70. Waktu yang Singkat
72
71. Tidak Usah Pulang
73
72. Tidak Sebanding
74
73. Kabar Kehammilan
75
74. Tidak Ingin Kecewa
76
75. Gara-gara Kesemek
77
76. Bersemangat
78
77. Baby Aby Cemburu
79
78. Syukuran
80
79. Taman Bermain
81
80. Puasa Seminggu
82
81. Orang Gila
83
82. Mulas
84
83. Bayi Kembar
85
84. Syukuran di Rumah Sakit
86
85. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!