12. Brian

"Ma.. Brian bisa mencari calon istri sendiri." Jawab Brian kepada mamanya yang ada diujung sambungan telepon.

"Turuti mama satu kali ini saja sayang. Mama tidak akan memaksa. Jika kamu suka lanjutkan, jika tidak juga tidak masalah sayang. Anak perempuan teman mama punya riwayat yang sama dengan kamu. Kekhawatiran mama dan teman mama sama, makanya kami ingin mempertemukan kalian. Jodoh tidaknya, biarlah Allah yang menentukan." Jelas Mama Humaira kepada Brian.

Brian berpikir sejenak, jika benar mamanya hanya ingin membuat ia bertemu perempuan tersebut dan tidak memaksanya. Baiklah, ia akan menuruti mamanya kali ini.

"Baik ma, Brian akan coba."

Mama Humaira segera memberikan alamat tempat pertemuan dan warna pakaian yang akan dikenakan perempuan yang akan ditemuinya. Mama Humaira juga berpesan, Brian harus menggunakan setelan jas warna navy.

Brian mengiyakan mamanya dan memutuskan sambungan telepon. Entah apa yang membuat mamanya begitu bersemangat.Selama ini mamanya mengikuti semua kemauannya, termasuk pendamping hidup mamanya tidak pernah ikut campur hanya sering bertanya kapan ia akan berumah tangga.

Mungkin perempuan yang akan ditemuinya akan berbeda dari perempuan lainnya. "Atau mungkin seperti Alina?" Batin Brian berharap.

Ia pun mulai bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan. Seperti pesan sang mama, ia mengenakan setelan jas berwarna navy. Setelah siap, ia melangkah ke ruang makan untuk sarapan. Kedua orang tuanya sedang berada di luar kota, sehingga  ia makan sendiri di meja makan yang besar ini. Selesai sarapan, Brian berangkat ke perusahaan setelah sebelumnya berpesan kepada bibi ART jika dirinya tidak pulang malam ini.

Sesampainya di perusahaan, Regis sudah menunggunya dengan setumpuk berkas persetujuan. Brian pun mulai berkutat dengan tumpukan berkas tersebut sampai waktu menunjukkan pukul 11.00 bertepatan dengan selesainya semua dokumen yang perlu ia tinjau. Brian berpesan kepada Regis jika dirinya ada janji diluar dan akan kembali sebelum meeting dimulai. Regis hanya menganggukkan kepalanya dan melihat Brian yang berlalu meninggalkan ruangan.

Di restoran Apung yang telah dipesan oleh mamanya, Brian adalah orang yang datang pertama, padahal ia sudah telat 15 menit dari jam yang dijanjikan. Tetapi tak lama kemudian, datang seseorang yang menyapanya.

"Suara ini!" Batin Brian, ia terkejut dengan suara yang terus terngiang di benaknya beberapa bulan ini. Ia pun segera berdiri dan menghadap sumber suara.

Benar tebakannya, pemilik suara adalah Alina. "Tetapi, mengapa dia menunduk?" Tanya Brian dalam hati.

Untuk memastikan, ia pun memanggil nama Alina dengan nada sedikit terkejut. Alina menjawabnya dengan masih menunduk. Brian menjadi ingin mengerjai Alina, tetapi ia urungkan karena ini adalah pertemuan resmi mereka yang kebetulan diatur oleh kedua orang mereka. Brian meminta Alina untuk duduk dan makan siang terlebih dahulu. Mereka menikmati makan siang dengan tenang.

Brian merasa senang sekaligus bahagia, orang tuanya sangat tahu apa yang ia mau. "Untungnya, aku tidak jadi menolak permintaan mama." Batinnya. Ia pun memulai percakapan yang bisa mencairkan suasana. Ia juga menceritakan keengganannya tetapi tetap menerima permintaan orang tuanya.

Ia juga bertanya kepada Alina, bagaimana perasaan perempuan tersebut saat bertemu dengannya. Mendengar jawaban Alina, Brian merasa bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan padanya melalui orang tuanya. Ia akan memperjuangkan Alina dengan cara yang halal dan atas ridho Allah.

Sebenarnya, Brian enggan berpisah dengan Alina. Tetapi getar di ponselnya menandakan jika Regis sudah menghubungi berkali-kali.

Setelah berpisah dengan Alina, Brian menghadiri meeting dengan senyuman. Regis yang tidak terbiasa dengan senyuman tersebut pun heran. Apa yang terjadi dengan janji temunya, hingga senyum Brian tidak pudar sampai akhir meeting. Biasanya, Brian akan memasang wajah dingin saat meeting berlangsung sebagai wibawa seorang CEO.

Diruangan Brian setelah meeting.

"Bri, kamu tidak demam kan?" Tanya Regis.

"Aku sehat."

"Tapi, kamu sepertinya kesurupan."

"Kamu setannya!" tukas Brian.

"Hei.. Aku serius. Ini bukan Brian yang aku kenal. Sejak kapan Brian yang hanya bisa menyeringai menjadi suka tersenyum?" Brian yang sedari tadi hanya menjawab singkat dan sibuk dengan laptopnya, kini mendongakkan kepalanya melihat Regis dan bertanya.

"Memangnya aku tersenyum?" Tanya Brian yang tidak sadar dengan senyum yang berkembang sejak bertemu dengan Alina.

"Sepertinya aku perlu mengundang pak ustadz Bri." Regis merogoh saku celananya mengambil ponsel. Nahasnya, ponsel yang baru dikeluarkannya terkena lemparan dokumen Brian dan ikut terlempar ke lantai.

"Boba kesayangan.." teriak Regis menghampiri ponselnya.

"Kapan aku tersenyum?" Tanya Brian lagi dengan tidak sabar.

"Sedari kamu kembali dari janji temu. Apa salah ponselku Bri?"

"Ponsel yang bisa kamu beli dari sepertiga gaji itu kamu bisa membelinya lagi jika rusak." Jawab Brian enteng tanpa merasa bersalah.

Regis mengalah, jika sudah menyangkut gaji ia akan berhati-hati dengan perkataannya. Salah-salah, bisa melayang bonusnya bulan ini.

"Apa yang membuatmu tersenyum manis seperti itu, bukan senyum seringai."

"Aku bertemu bidadari surga."

"Jadi, apa kamu sudah jatuh cinta?"

Mendengar pertanyaan Regis, Brian hanya diam dan kembali menatap layar laptopnya. Ia sudah menyadari jika dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tetapi ia tidak bisa memastikan jika Alina merasakan hal yang sama dengannya. Hanya Allah yang tahu.

...~~~...

"Ma, bagaimana tata cara ta'aruf?" tanya Brian kepada Mama Humaira.

"Ta'aruf?" Mama Humaira terkejut dengan pertanyaan anaknya. Tetapi, kemudian ia tersenyum mengingat Brian telah bertemu dengan Alina. Anaknya sedang jatuh cinta.

Mama Humaira akhirnya menjelaskan tentang ta'aruf kepada Brian jika ta'aruf dari berbagai pandangan itu berbeda-beda. Hanya saja maknanya sama, yaitu saling mengenal atau berkenalan yang didasari niat karena Allah. Ta'aruf dalam islam ditekankan pada kualitas perkenalan, sehingga calon pasangan mengenal satu sama lain sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan. Tetapi, ada juga yang melakukan ta'aruf sebatas berkenalan nama dan keluarga tanpa bertemu lantas menikah.

Mama Humaira juga mengemukakan pendapat pribadinya, jika Brian serius dianjurkan untuk membuka pembahasan pernikahan dengan Alina dan lihat bagaimana reaksinya. Jika Alina menyambut baik, mungkin dia juga merasakan hal yang sama dengan Brian.

"Dan yang terpenting adalah sholat istikharah sayang. Mintalah petunjuk Allah, karena manusia hanya bisa berencana dan Allah yang Maha Berkehendak." kata Mama Humaira.

Brian yang mendengarkan penjelasan mamanya, hanya diam. Mamanya tahu apa yang dipikirkannya. Tetapi, bagaimana ia bisa membahas pernikahan dengan Alina?

"Tidak perlu dilema sayang. Serahkan saja semuanya kepada Allah, jika memang berjodoh kalian akan dipersatukan oleh takdir. Jika tidak, Allah sudah menyiapkan jodoh lain untukmu yang mungkin lebih baik." Imbuh Mama Humaira sambil mengelus kepala anaknya yang terlihat bimbang.

Brian kembali tersadar dari lamunannya. Mamanya benar, dari awal dirinya juga berdoa seperti itu. Mungkin pertemuannya hari ini membuatnya serakah.

"Astagfirullah.." sebut Brian.

...~~~...

Saat akan berangkat ke perusahaan, Brian ingat pesan mamanya semalam yang memintanya mengantarkan oleh-oleh kepada Alina dan keluarganya. Ia pun membawa 4 paper bag tersebut bersamanya. Sedangkan di perusahaan, Regis sudah menyiapkan beberapa dokumen dan menyampaikan jadwalnya hari ini.

"Jam berapa aku kosong?" Tanya Brian.

"Sebelum makan siang sampai pukul 14.00. Karena pukul 14.30 ada jadwal pengecekan proyek pembangunan gedung baru."

"Kamu saja yang berangkat." Perintah Brian.

"Tidak bisa, kamu harus datang sendiri karena kamu ikut serta dalam perancangan gedung. Aku tidak paham jika para arsitek menanyakan masalah rancangan kepadaku." Elak Regis. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Brian mengangguk.

30 menit sebelum makan siang, Brian yang baru saja memasuki mobil mengirimkan pesan kepada Alina, tetapi tidak ada balasan. Ia pun menghubungi Alina, tetapi sampai panggilan kedua kali tidak ada jawaban. Brian bertaruh untuk panggilan yang ketiga kalinya, yang ternyata dijawab oleh Alina.

Ternyata Alina tidak menyimpan nomor teleponnya. Pantas saja, pesan dan panggilannya diabaikan.

Alina mengatakan jika dirinya sedang ada di Butik Azzahra. Segera Brian memotong dan meminta

Alina menunggunya 10 menit.

"Ke Butik Azzahra sekarang Reg." Regis mengangguk dan mengantarkan Brian ke butik yang dimaksud.

Sampai di butik, Brian membawa 4 paper bag yang sedari pagi ada di jok belakang mobilnya. Brian berpesan kepada Regis untuk menjemputnya jika ia sudah menelepon. Regis hanya menganggukkan kepalanya dan melajukan mobil meninggalkan Brian.

Di dalam butik, Brian mencari-cari Alina tetapi tidak menemukannya. Karyawan butik hanya melihatnya heran dan tidak berani mendekatinya. Ia ingin menghubungi Alina, sayangnya ponselnya lowbat. Beberapa saat kemudian ada yang menyapanya dengan panggilan pak. Orang yang menyapanya tidak lain adalah Alina.

Brian protes, apakah ia setua itu hingga Alina menyapanya dengan sebutan pak? Ia tidak sadar jika dirinya kekanakan, padahal jika di perusahaan sapaan "Pak" yang ditujukan padanya sudah biasa ia dengar.

Alina membawanya ke teras. Melihat perlakuan Alina terhadap karyawan butik dan karyawan yang menghormatinya, Brian dapat menyimpulkan jika butik tersebut milik Alina. Ia semakin ingin tahu latar belakang Alina.

Saat mengemudikan mobil Alina, ia tidak tahu jika selera Alina adalah mobil SUV karena sedari kemarin Alina menggunakan taksi. Kebanyakan perempuan yang ia temui lebih memilih mobil city car yang elegan dibandingkan SUV yang berbodi besar. Brian tersenyum sendiri dengan selera mobil Alina.

Selesai makan siang, ia menghubungi Regis. Alina menawarkan untuk mengantarnya sampai perusahaan, tetapi ia tolak. Ia tidak ingin Alina menempuh perjalanan 2 kali lipat hanya untuk mengantarkannya. Yang ada, dirinya yang harus mengantarkan Alina kemana pun.

...~~~...

Ketika mobil yang di kendarai oleh Regis dan Brian berhenti di lampu merah, Brian melihat siluet Alina memasuki sebuah toko peralatan diiringi seorang laki-laki yang ia tahu adalah karyawan Alina. Melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 21.00, Brian merasa khawatir dengan Alina yang hanya bersama satu karyawan laki-laki di kota S yang rawan begal. Brian meminta Regis mengantarkannya ke toko tersebut setelah pertemuan mereka selesai.

Sayangnya, saat brian sampai di toko tersebut, Alina sudah tidak ada di sana. Menurut penjaga toko, Alina langsung kembali ke kota Y setelah membeli mesin pemotong kain. Mendengar penuturan penjaga toko, Brian segera meminta Regis untuk kembali ke kota Y malam itu juga. Jika beruntung, ia akan bertemu mobil Alina di jalan. Akan tetapi, harapan Brian tidak terkabul dan sesampainya di kota Y ia masih harus menyelesaikan berkas yang telah ia kerjakan selama di kota S.

Setelah selesai, barulah ia bisa menemui Alina untuk memastikan keadaan perempuan tersebut. Ketika dirinya sampai di butik, menurut karyawan yang pernah melihatnya Alina tidak datang ke butik hari ini. Sebelum ia meninggalkan butik, ia bertemu dengan perempuan berhijab pendek yang mengatakan jika Alina sedang sakit. Jika Brian ingin menemui Alina bisa datang ke Apartemen Meratus unit 17.

Segera Brian menghubungi temannya yang seorang dokter, memintanya datang ke alamat yang diberikan untuk memeriksa pasien. Ia juga menelepon Mama Humaira untuk menanyakan resep bubur yang biasa ia makan saat merasa tidak enak badan. Sebelum ke apartemen, Brian menyempatkan membeli bahan makanan di supermarket yang berada tidak jauh dari apartemen Alina.

Betapa mirisnya Brian melihat wajah Alina yang pucat saat membukakan pintu untuknya. Ia segera meminta ALina untuk duduk beristirahat dan meminta izin untuk menggunakan dapur. Brian tertinggal beberapa bahan, untungnya isi kulkas Alina lengkap dengan bahan masakan yang ia butuhkan.

Ketika Dokter Ani datang, Brian merasa sedikit lega. Ia juga dapat tenang setelah mendengar penuturan Dokter Ani jika Alina hanya kelelahan. "Mungkin karena perjalanan yang ia lakukan kemarin." batin Brian. Ia merasa berterimakasih kepada Dokter Ani, tetapi ia juga kesal dengan omelan perempuan tersebut.

Brian merasa benar-benar lega setelah Alina mau mau makan bubur buatannya, walaupun tidak dihabiskan Brian cukup senang. Apalagi Alina yang menurut dengannya untuk di gendong ke dalam kamar dan menyiapkannya makan malam. Sudah membuatnya melupakan kekhawatirannya tadi, ia menjadi merasa ingin segera menghalalkan Alina agar dapat menjaganya selama 24 jam setiap harinya.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir lagi Thor
semangat terus menulisnyaa

2024-05-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Merasa Familiar
2 2. Kembali ke Aktivitas Normal
3 3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4 4. Cinta Pertama
5 5. Kembali ke Kota Y
6 6. Bertemu
7 7. Berkunjung ke Butik
8 8. Menjemput
9 9. Sakit
10 10. Pendapat
11 11. Mama Brian
12 12. Brian
13 13. Merasa Cemburu
14 14. Salah Sangka
15 15. Kekonyolan Brian
16 16. Nikah Dadakan
17 17. Mertua
18 18. Pacaran Halal
19 19. Menggoda Brian
20 20. Lalat yang Dimaksud Lili
21 21. Gosip
22 22. Menginap
23 23. Meredam Amarah
24 24. Naik / Turun ranjang?
25 Maaf...
26 25. Kabur
27 26. Apakah itu Karma?
28 27. Digrebek?
29 28. Resepsi
30 29. Hamil
31 30. Anda Siapa?
32 31. Anita
33 32. Mie Gelas
34 33. Di Pinggir Sungai
35 34. Bau Parfum
36 35. Kembali dari Desa
37 36. Prematur
38 37. Membawa Pulang Baby Aby
39 38. Pesan untuk Brian
40 39. Keturunan Bangsawan
41 40. Alisa?
42 41. Figurine yang Hilang
43 42. Dia Bukanlah Dia
44 43. Kebenaran yang Diungkapkan
45 44. Sementara Memilih untuk Diam
46 45. Bertemu dengan Pangarep
47 46. Pabrik Diselamatkan
48 47. Segera Mengambil Alih
49 48. Bertemu Pengacara
50 49. Tanda Tangan
51 50. Pangarep Menggila
52 51. Membuatku Cemburu
53 52. CEO Kecil
54 53. Menemukan Album
55 54. Pangarep Kabur
56 55. Pingsannya Alina
57 56. Pencarian Baby Aby
58 57. Keduanya Dirawat
59 58. Operasi Alina
60 59. Perusahaan Alina
61 60. Brian Kecewa
62 61. Kabar Duka
63 62. Indri Minta Bantuan
64 63. Pemakaman
65 64. Kehamilan Kedua
66 65. Masalah Bubur
67 66. IUFD
68 67. Bodyguard Cantik
69 68. Kembung
70 69. Turning One
71 70. Waktu yang Singkat
72 71. Tidak Usah Pulang
73 72. Tidak Sebanding
74 73. Kabar Kehammilan
75 74. Tidak Ingin Kecewa
76 75. Gara-gara Kesemek
77 76. Bersemangat
78 77. Baby Aby Cemburu
79 78. Syukuran
80 79. Taman Bermain
81 80. Puasa Seminggu
82 81. Orang Gila
83 82. Mulas
84 83. Bayi Kembar
85 84. Syukuran di Rumah Sakit
86 85. Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Merasa Familiar
2
2. Kembali ke Aktivitas Normal
3
3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4
4. Cinta Pertama
5
5. Kembali ke Kota Y
6
6. Bertemu
7
7. Berkunjung ke Butik
8
8. Menjemput
9
9. Sakit
10
10. Pendapat
11
11. Mama Brian
12
12. Brian
13
13. Merasa Cemburu
14
14. Salah Sangka
15
15. Kekonyolan Brian
16
16. Nikah Dadakan
17
17. Mertua
18
18. Pacaran Halal
19
19. Menggoda Brian
20
20. Lalat yang Dimaksud Lili
21
21. Gosip
22
22. Menginap
23
23. Meredam Amarah
24
24. Naik / Turun ranjang?
25
Maaf...
26
25. Kabur
27
26. Apakah itu Karma?
28
27. Digrebek?
29
28. Resepsi
30
29. Hamil
31
30. Anda Siapa?
32
31. Anita
33
32. Mie Gelas
34
33. Di Pinggir Sungai
35
34. Bau Parfum
36
35. Kembali dari Desa
37
36. Prematur
38
37. Membawa Pulang Baby Aby
39
38. Pesan untuk Brian
40
39. Keturunan Bangsawan
41
40. Alisa?
42
41. Figurine yang Hilang
43
42. Dia Bukanlah Dia
44
43. Kebenaran yang Diungkapkan
45
44. Sementara Memilih untuk Diam
46
45. Bertemu dengan Pangarep
47
46. Pabrik Diselamatkan
48
47. Segera Mengambil Alih
49
48. Bertemu Pengacara
50
49. Tanda Tangan
51
50. Pangarep Menggila
52
51. Membuatku Cemburu
53
52. CEO Kecil
54
53. Menemukan Album
55
54. Pangarep Kabur
56
55. Pingsannya Alina
57
56. Pencarian Baby Aby
58
57. Keduanya Dirawat
59
58. Operasi Alina
60
59. Perusahaan Alina
61
60. Brian Kecewa
62
61. Kabar Duka
63
62. Indri Minta Bantuan
64
63. Pemakaman
65
64. Kehamilan Kedua
66
65. Masalah Bubur
67
66. IUFD
68
67. Bodyguard Cantik
69
68. Kembung
70
69. Turning One
71
70. Waktu yang Singkat
72
71. Tidak Usah Pulang
73
72. Tidak Sebanding
74
73. Kabar Kehammilan
75
74. Tidak Ingin Kecewa
76
75. Gara-gara Kesemek
77
76. Bersemangat
78
77. Baby Aby Cemburu
79
78. Syukuran
80
79. Taman Bermain
81
80. Puasa Seminggu
82
81. Orang Gila
83
82. Mulas
84
83. Bayi Kembar
85
84. Syukuran di Rumah Sakit
86
85. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!