17. Mertua

Beberapa keluarga telah berkumpul di rumah Ayah Ahmad termasuk Pakdhe Wira dan pengantin baru. Mereka mulai mempersiapkan keperluan acara syukuran. Mulai dari membantu pemasangan tenda dan kursi agar cepat selesai dan membantu pihak catering untuk mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan dalam prasmanan nanti.

Beruntung dapur dan halaman tengah rumah Ayah Ahmad luas, sehingga pihak catering dapat dengan leluasa menyiapkan makanan. Dengan bantuan beberapa keluarga, pekerjaan pun menjadi cepat selesai.

Brian meminta tolong kepada Mamanya untuk menemani Alina di kamar. Ia akan mengurus beberapa persiapan bersama Regis dan Bagas. Regis sudah membawa seluruh keperluan yang dibutuhkan Brian termasuk hadiah yang akan diserahkan ke pihak orang tua Alina maupun Alina sendiri. Regis meminta bantuan dua sekretaris Brian untuk menyiapkan semuanya yang juga di bawa serta ke rumah Ayah Ahmad.

Alina sudah merasa lebih baik sekarang, tetapi masih berdiam diri di kamar. Mama Humaira izin masuk ke kamar bersama Papa Rajasa yang membawakan sup ayam untuk Alina setelah mengucapkan salam.

"Bagaimana keadaan kamu sayang?" Alina belum mengetahui wajah kedua mertuanya, sehingga ia terkejut ketika melihat Mama Humaira yang memasuki kamarnya.

"Tante Humaira?" Alina hendak berdiri, tetapi di cegah oleh Mama Humaira yang menyuruhnya tetap duduk beristirahat.

"Jangan panggil tante, panggil mama sayang. Ini Papa Rajasa, Brian juga memiliki kakak laki-laki bernama Dikta Ghifary yang sekarang ini ada di luar negeri menemani istrinya mengejar karir model." Mama Humaira mengenalkan anggota keluarganya dan menyambut uluran tangan Alina untuk mencium punggung tangannya.

Papa Rajasa yang telah meletakkan nampannya, mendekat mengelus kepala Alina. Beliau merasakan kehangatan melihat kebersamaan istri dan menantu barunya. Walaupun Alina menantu kedua mereka, mereka baru merasakan bakti seorang menantu dari Alina.

Mereka berterimakasih kepada Alina yang telah menerima anak mereka sebagai suami. Mereka bersyukur dan bahagia mendapatkan menantu seperti Alina. Selain itu, mereka juga meminta maaf atas kekonyolan yang dilakukan Brian dan mereka ingin Alina memperlakukan mereka layaknya orang tua, bukan mertua.

Alina mencerna semua informasi tersebut dengan bahagia sekaligus terkejut. Seseorang yang pernah ia tolong sekarang menjadi ibu mertuanya. Allah selalu memiliki jalan takdir yang tidak pernah terduga.

"Terima kasih tan.. (Alina berhenti sejenak) Mama dan papa yang mau menerima Alin sebagai anak mama dan papa. Alin minta maaf, membuat mama dan papa yang menemui Alin seperti sekarang."

"Tak apa nak, justru kami yang harusnya meminta maaf karena semua terjadi di luar kehendak kami."

"Tidak ma, semua yang terjadi sudah menjadi kehendak Allah. Tidak ada yang salah dan perlu dimaafkan. Tinggal kita mensyukuri apa yang telah Allah kehendaki. Semoga dengan kejadian yang dilalui dapat mendekatkan kita semua kepada Allah." Alina menenangkan kedua mertuanya.

"Kamu benar nak. Alhamdulillah..." Papa Rajasa mengelus kepala Alina kembali dan berpamitan untuk membantu persiapan, sedangkan Mama Humaira tetap tinggal.

Mama Humaira kemudian menceritakan kronologi beliau sewaktu meminta tolong kepada Alina. Beliau memang bermaksud meminta tolong kepada seseorang untuk menelpon Brian agar dapat menjemputnya. Akan tetapi, saat beliau melihat Alina melintas, beliau mengenali shawl yang dikenakannya waktu itu. Karena shawl tersebut khusus ia pesan untuk Alina sebagai oleh-oleh sewaktu di kota B. Jadi beliau yakin jika perempuan yang bermasker di depannya merupakan Alina.

Beliau meminta tolong kepada Alina waktu itu dengan maksud ingin mengenal anak perempuan temannya, Ibu Azizah. Alasan beliau tidak mengungkapkan identitasnya sebagai mama Brian saat itu, dikarenakan beliau takut jika Alina akan terkejut dan merasa tertekan. Karena dari awal, kedua orang tua sudah setuju untuk tidak ikut campur dalam perkenalan anak mereka.

Alina yang mendengar penjelasan Mama Humaira pun memaklumi. Ia sendiri tidak bisa membayangkan jika waktu itu Mama Humaira mengungkapkan identitasnya. Pantas saja cerita yang Mama Humaira ceritakan waktu itu terasa familiar di telinganya.

Mama Humaira bertanya, mengapa Alina dengan mudahnya membantunya. Bisa saja saat itu Alina mengiranya sebagai modus kejahatan.

Alina hanya menjawab jika saat itu Alina seperti sedang melihat ibunya yang ada di hadapannya, sehingga tidak ragu untuk membantu Mama Humaira. Hal ini mungkin juga ada campur tangan Allah, membuat Alina yang biasanya kesulitan dengan orang baru mau menolong Mama Humaira yang ternyata adalah mama Brian.

Kedua menantu dan mertua itupun mulai berbincang tentang Brian sambil menggenggam tangan satu sama lain. Mama Humaira bahkan menceritakan tentang keinginan Brian berta'aruf.

Alina tersenyum mendengar cerita Mama Humaira. Sampai Mama Humaira bertanya, apakah sebelumnya Alina dan Brian saling mengenal.

Alina menceritakan pertemuan pertamanya dengan Brian kepada Mama Humaira. Mama Humaira sempat tidak percaya dengan cerita Alina. Karena setahu beliau, Brian bukanlah type yang akan repot-repot membantu perempuan yang tidak ia kenal sampai mengaku sebagai tunangannya.

Mama Humaira tertawa, ternyata anak bungsu mereka telah jatuh cinta saat itu. Hal ini juga yang membuat anak bungsu mereka dengan percaya diri mengatakan jika ia bisa mencari pendamping sendiri saat akan dikenalkan dengan Alina. Tetapi hal ini tidak beliau ceritakan kepada Alina.

Ternyata Allah telah menentukan takdir mereka berdua untuk bersatu dengan segala ketidaksengajaan yang terjadi. Semoga Allah menyatukan mereka hingga ajal menjemput. Doa Mama Humaira dalam hati.

Suara ketukan pintu terdengar, muncul Lili dengan teriakannya memanggil nama Alina. Membuat Alina dan Mama Humaira terkejut.

"Maaf tante, saya Lili sahabat Alina. Saya terkejut dengan kabar yang Bagas sampaikan siang ini, sampai-sampai saya langsung menutup butik dan membawa semua karyawan Alina kemari. Maaf membuat tante terkejut dengan semangat saya." Jelas Lili sambil memperlihatkan deretan giginya.

Mama Humaira yang tidak mengerti maksud Lili, seolah meminta penjelasan kepada Alina.

Alina pun menjelaskan secara singkat jika dirinya memiliki butik yang telah berdiri setahun yang lalu, dan Lili adalah penanggung jawab sementara Alina ada di desa.

Mama Humaira menganggukkan kepalanya dan merasa semakin sayang dengan menantunya yang merupakan perempuan mandiri. Dalam waktu 2 tahun sudah bisa mendirikan industri kecil. Kemudian beliau undur diri untuk memberikan ruang bagi Alina dan Lili untuk berbincang.

"Ini kabar heboh Al. Jika kabar pernikahan CEO Mitra Ghazali Group di rilis, aku jamin akan menjadi hari patah hati nasional."

"Apa sih Li, tidak sampai seperti itu." Elak Alina.

"Kamu mungkin tidak tahu Al, Brian itu masuk dalam daftar menantu idaman. Hampir semua pebisnis yang mengenal Brian dan wanita karir yang bekerja di perusahaan mengenal Brian dan mengagumi suamimu itu."

"Sampai seperti itu Li?"

"Iya Al, jadi kamu harus siap mental untuk menjaga suami kamu dari lalat-lalat yang akan mengerubunginya nanti."

"Lalat?" Tanya Alina yang tidak mengerti maksud Lili.

"Ya Allah Al, maksud ku itu perempuan-perempuan yang ingin mendekati Brian."

"Perumpamaan kamu terlalu jelek Li." Protes Alina.

Alina tidak menyangka jika laki-laki yang sudah berstatus suaminya tersebut dikagumi banyak perempuan. Ia akan menyiapkan mentalnya dan sebagai istri, ia akan melindungi suaminya dari perempuan yang mengaguminya.

Lili mulai mengganti topik perbincangan dengan kehebohan yang terjadi saat dirinya mendapat kabar dari Bagas jika Alina telah menikah. Awalnya ia hanya ingin menghubungi Alina untuk menanyakan laporan yang ia titipkan kepada Camelia. Tetapi yang menerima telepon adalah Bagas yang justru memberikan kabar jika kakaknya akan melaksanakan pernikahan dengan Brian saat itu juga.

Mendengar kabar tersebut, Lili langsung mengumumkan hal tersebut kepada karyawan butik dan gudang. Mereka semua akhirnya sepakat untuk datang ke rumah Alina dengan menyewa bus. Sedangkan Lili yang membawa Balita pergi bersama Veri menggunakan mobil Alina karena Afnan tidak mendapatkan izin dari perusahaannya.

Alina pun berterimakasih atas antusias seluruh karyawannya. Ia mengatakan kepada Lili agar akomodasi dibebankan padanya. Lili menjawabnya dengan kedua jempol tangannya.

Selama menyiapkan keberangkatan seluruh karyawan, Lili sudah mendapat kabar jika malam ini akan diadakan syukuran. Sehingga ia membawakan Alina pakaian couple untuk dikenakannya malam ini dengan Brian.

Alina berterimakasih, ia sendiri tidak terlalu memikirkan tentang pakaian. Baginya mengenakan pakaian yang ada sudah bagus saja karena hanya acara syukuran.

Pakaian yang di bawa Lili berupa gamis warna baby blue berbahan organza motif timbul yang dipadukan dengan pashmina dan obi, di pasangkan dengan kemeja lengan panjang polos warna senada.

Seluruh persiapan yang dilakukan telah selesai berkat bantuan karyawan Alina. Sehingga sebelum sholat maghrib semua sudah tertata dan mereka bersama-sama bergegas menuju masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Brian kembali ke kamar ketika Alina selesai sholat.

"Maaf kak, Alin tidak menunggu kakak." Alina meminta maaf seraya mencium punggung tangan Brian.

"Tak apa Al, aku juga belum mandi. Aku mau mandi dulu." Alina bergegas membuka koper Brian, mengambilkan pakaian untuk suaminya tersebut. Tidak lupa kemeja yang disiapkan Lili.

Brian merasakan kebahagiaan, ia merasa bersyukur dengan apa yang Alina lakukan untuknya.

"Apakah seperti ini rasanya memiliki istri?" Pertanyaan Brian keluar begitu saja.

Alina hanya tersenyum seraya menyerahkan pakaian yang telah ia siapkan. Sembari menunggu Brian, Alina menata sisa pakaian di koper ke dalam lemari pakaiannya.

Brian melaksanakan sholat sendiri, sedangkan Alina mulai bersiap-siap. Walaupun undangan diberikan bakda isya', sebelum isya' tamu akan mulai berdatangan.

Brian menghampiri Alina yang sedang menata pashminanya.

"Cantik." Puji Brian yang membuat Alina tersipu.

Alina yang telah selesai menyematkan bros di bahu kirinya. Ia memberikan sisir untuk Brian dan memberanikan diri mengancingkan lengan kemeja Brian. Jantung keduanya kini berpacu, meski semuanya mengalir begitu saja. Mereka sama-sama pertama kali merasakan perlakuan satu sama lain.

Hingga Brian mengecup kening Alina membuatnya si empunya menegang. Ia juga merasakan pegangan tangan Alina mengerat di ujung lengan kemejanya. Ia pun mengarahkan kedua tangan Alina ke pinggangnya. Kemudian memegang dagu Alina, membuat Alina mendongak. Tinggi badan mereka terpaut 15 cm, sehingga dengan mendongak Alina bisa melihat dengan jelas wajah Brian.

Mereka mulai bisa merasakan hembusan nafas masing-masing. Saat Brian ingin mendekatkan wajah mereka, ketukan di pintu mengejutkan keduanya. Brian tersenyum dan mengecup kening Alina sekilas sebelum membukakan pintu.

Ibu Azizah yang mengetuk pintu kamar mereka, beliau meminta mereka untuk berkumpul di ruang

tamu jika sudah siap dan meninggalkan mereka.

Karena keduanya sudah siap, mereka pun berjalan beriringan menuju ruang tamu. Semua keluarga sudah berkumpul di sana, baik Brian maupun Alina menyalami mereka satu persatu. Dan karyawan Alina yang berkumpul di teras kompak mengucapkan selamat. Alina berterimakasih atas kedatangan mereka semua.

Tak lama kemudian tamu undangan berdatangan dan acara syukuran pun dimulai dengan pembacaan doa oleh pemuka agama Desa Makmur, dilanjutkan dengan makan bersama.

Acara selesai sekitar pukul 21.00. Para tamu dan saudara jauh sudah pamit ke rumah masing-masing. Karyawan Alina dan Lili juga sudah siap kembali ke kota. Alina menitipkan semuanya kepada Lili, ia belum bisa memastikan kapan akan kembali. Dengan semangat Lili menerima perintah tersebut, tidak lupa ia berpesan untuk menikmati waktu pengantin baru.

Tersisa keluarga Pakdhe Wira dan keluarga Brian serta Regis. Rencananya orang tua Brian dan Regis akan kembali malam ini, namun dicegah oleh Ibu Azizah dan menyarankan mereka untuk kembali besok pagi.

Ayu membawa Alina ke kamar, ia menyerahkan hadiah dan mengucapkan selamat untuk pernikahannya. Ia tidak menyangka jika mereka berdua akan menikah di hari yang sama. Alina mengucapkan terimakasih juga selamat untuk Ayu. Ia juga meminta maaf tidak melihat prosesi pernikahannya.

Ayu mengerti dan Ia juga tahu jika Bagas sudah merekam prosesi pernikahannya untuk Alina. Seluruh keluarga juga tahu, sejak kecil jika Alina terserang flu akan parah dibandingkan dengan orang normal karena Alina memiliki alergi dingin. Ayu bahkan mengingatkan Alina untuk meminum obat alerginya untuk mencegah timbulnya bentol pada tubuhnya. Alina mengangguk dan mengatakan jika ia sudah meminumnya sore tadi.

Ayu pun berpamitan, takut Arkan akan merajuk karena ini juga malam pertama untuk mereka berdua. Alina pun mengantarkan Ayu dan keluarga Pakdhe Wira sampai teras.

Papa Rajasa dan Mama Humaira sudah beristirahat di kamar tamu, tersisa Regis dan Ayah Ahmad di ruang tamu. Ayah Ahmad meminta Alina untuk beristirahat terlebih dahulu, karena beliau ada perlu dengan Brian. Regis yang membaca suasana tersebut pun pamit untuk beristirahat meninggalkan Brian dengan Ayah Ahmad.

"Nak Brian, terimakasih telah memilih anak Ayah. Anak Ayah bukanlah perempuan yang sempurna, jadi Ayah akan menitipkan kepadamu untuk engkau bimbing dan lengkapi kekurangannya."

"Saya yang seharusnya berterimakasih yah. Karena ayah telah menerima Saya sebagai suami dari Alina."

Ayah Ahmad tersenyum, beliau lega keputusannya untuk menikahkan mereka adalah benar. Beliau bisa tenang melepaskan anak perempuannya dalam lindungan Brian. Laki-laki yang teguh dan bertanggungjawab. Ayah Ahmad merasa Brian dapat dipercaya ketika beliau mendapat jawaban tanpa keraguan dari Brian siang tadi.  Ayah Ahmad bersyukur dan percaya Allah selalu memberikan jalan kepada hambanya dengan cara yang tidak terduga.

Mereka pun mulai berbincang santai mengenai kesibukan masing-masing. Dengan latar belakang keduanya yang bertolak belakang, obrolan mereka tetap nyambung. Brian merasa bahagia berbagi pengalaman dengan ayah mertuanya yang berpikiran luas meskipun beliau seorang petani. Brian semakin merasa banyak potensi yang bisa ia kembangkan di masa yang akan datang.

Hari sudah larut, Ayah Ahmad meminta Brian untuk beristirahat, obrolan mereka bisa disambung di lain waktu. Brian pun pamit menuju kamar Alina.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku subscribe yaa kak...
jangan lupa subscribe juga punyaku kak /Smile/
saling support yuk
terimakasih 🙏

2024-05-10

0

Bilqies

Bilqies

akhirnya Alina dan Brian pun menikah juga /Smile//Smile/

2024-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Merasa Familiar
2 2. Kembali ke Aktivitas Normal
3 3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4 4. Cinta Pertama
5 5. Kembali ke Kota Y
6 6. Bertemu
7 7. Berkunjung ke Butik
8 8. Menjemput
9 9. Sakit
10 10. Pendapat
11 11. Mama Brian
12 12. Brian
13 13. Merasa Cemburu
14 14. Salah Sangka
15 15. Kekonyolan Brian
16 16. Nikah Dadakan
17 17. Mertua
18 18. Pacaran Halal
19 19. Menggoda Brian
20 20. Lalat yang Dimaksud Lili
21 21. Gosip
22 22. Menginap
23 23. Meredam Amarah
24 24. Naik / Turun ranjang?
25 Maaf...
26 25. Kabur
27 26. Apakah itu Karma?
28 27. Digrebek?
29 28. Resepsi
30 29. Hamil
31 30. Anda Siapa?
32 31. Anita
33 32. Mie Gelas
34 33. Di Pinggir Sungai
35 34. Bau Parfum
36 35. Kembali dari Desa
37 36. Prematur
38 37. Membawa Pulang Baby Aby
39 38. Pesan untuk Brian
40 39. Keturunan Bangsawan
41 40. Alisa?
42 41. Figurine yang Hilang
43 42. Dia Bukanlah Dia
44 43. Kebenaran yang Diungkapkan
45 44. Sementara Memilih untuk Diam
46 45. Bertemu dengan Pangarep
47 46. Pabrik Diselamatkan
48 47. Segera Mengambil Alih
49 48. Bertemu Pengacara
50 49. Tanda Tangan
51 50. Pangarep Menggila
52 51. Membuatku Cemburu
53 52. CEO Kecil
54 53. Menemukan Album
55 54. Pangarep Kabur
56 55. Pingsannya Alina
57 56. Pencarian Baby Aby
58 57. Keduanya Dirawat
59 58. Operasi Alina
60 59. Perusahaan Alina
61 60. Brian Kecewa
62 61. Kabar Duka
63 62. Indri Minta Bantuan
64 63. Pemakaman
65 64. Kehamilan Kedua
66 65. Masalah Bubur
67 66. IUFD
68 67. Bodyguard Cantik
69 68. Kembung
70 69. Turning One
71 70. Waktu yang Singkat
72 71. Tidak Usah Pulang
73 72. Tidak Sebanding
74 73. Kabar Kehammilan
75 74. Tidak Ingin Kecewa
76 75. Gara-gara Kesemek
77 76. Bersemangat
78 77. Baby Aby Cemburu
79 78. Syukuran
80 79. Taman Bermain
81 80. Puasa Seminggu
82 81. Orang Gila
83 82. Mulas
84 83. Bayi Kembar
85 84. Syukuran di Rumah Sakit
86 85. Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Merasa Familiar
2
2. Kembali ke Aktivitas Normal
3
3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4
4. Cinta Pertama
5
5. Kembali ke Kota Y
6
6. Bertemu
7
7. Berkunjung ke Butik
8
8. Menjemput
9
9. Sakit
10
10. Pendapat
11
11. Mama Brian
12
12. Brian
13
13. Merasa Cemburu
14
14. Salah Sangka
15
15. Kekonyolan Brian
16
16. Nikah Dadakan
17
17. Mertua
18
18. Pacaran Halal
19
19. Menggoda Brian
20
20. Lalat yang Dimaksud Lili
21
21. Gosip
22
22. Menginap
23
23. Meredam Amarah
24
24. Naik / Turun ranjang?
25
Maaf...
26
25. Kabur
27
26. Apakah itu Karma?
28
27. Digrebek?
29
28. Resepsi
30
29. Hamil
31
30. Anda Siapa?
32
31. Anita
33
32. Mie Gelas
34
33. Di Pinggir Sungai
35
34. Bau Parfum
36
35. Kembali dari Desa
37
36. Prematur
38
37. Membawa Pulang Baby Aby
39
38. Pesan untuk Brian
40
39. Keturunan Bangsawan
41
40. Alisa?
42
41. Figurine yang Hilang
43
42. Dia Bukanlah Dia
44
43. Kebenaran yang Diungkapkan
45
44. Sementara Memilih untuk Diam
46
45. Bertemu dengan Pangarep
47
46. Pabrik Diselamatkan
48
47. Segera Mengambil Alih
49
48. Bertemu Pengacara
50
49. Tanda Tangan
51
50. Pangarep Menggila
52
51. Membuatku Cemburu
53
52. CEO Kecil
54
53. Menemukan Album
55
54. Pangarep Kabur
56
55. Pingsannya Alina
57
56. Pencarian Baby Aby
58
57. Keduanya Dirawat
59
58. Operasi Alina
60
59. Perusahaan Alina
61
60. Brian Kecewa
62
61. Kabar Duka
63
62. Indri Minta Bantuan
64
63. Pemakaman
65
64. Kehamilan Kedua
66
65. Masalah Bubur
67
66. IUFD
68
67. Bodyguard Cantik
69
68. Kembung
70
69. Turning One
71
70. Waktu yang Singkat
72
71. Tidak Usah Pulang
73
72. Tidak Sebanding
74
73. Kabar Kehammilan
75
74. Tidak Ingin Kecewa
76
75. Gara-gara Kesemek
77
76. Bersemangat
78
77. Baby Aby Cemburu
79
78. Syukuran
80
79. Taman Bermain
81
80. Puasa Seminggu
82
81. Orang Gila
83
82. Mulas
84
83. Bayi Kembar
85
84. Syukuran di Rumah Sakit
86
85. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!