Alina mengabarkan kepada Arkan jika gaun yang dipesan telah selesai. Jika Arkan menginginkan perubahan, ia bisa melakukan fitting terlebih dahulu agar dapat mengetahui mana yang ingin di rubah atau disesuaikan.
Arkan mengatakan jika dirinya akan langsung mengambilnya lusa. Karena ia percaya dengan hasil butik Alina, lagipula kebaya putih yang diberikan Alina sebelumnya terlihat pas di badan Ayu.
Alina mengiyakan dan berterimakasih atas kepercayaan Arkan kepadanya. Ia juga mengatakan jika ada kelebihan uang dari harga estimasi awal. Lusa saat Arkan mengambil gaun, Alina akan menyerahkan rincian dan uang lebihnya.
Dalam pembuatan gaun pengantin, sebagian designer akan menentukan harga di awal seperti Alina untuk menghindari pembatalan. Dan akan mengenakan biaya tambahan jika terjadi perubahan design ataupun penambahan saat fitting. Dan akan mengembalikan uang, jika harga yang ditentukan lebih tinggi dibandingkan proses dan bahan gaun yang sudah jadi. Tetapi ada pula designer yang meminta uang muka, pelunasan dapat dilakukan setelah gaun selesai dan fitting telah dilakukan.
Alangkah baiknya, sebelum memesan gaun pengantin penting untuk memastikan harga terlebih dahulu, bagaimana sistemnya dan lamanya waktu pengerjaan. Karena harga adalah masalah krusial yang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Sedangkan sistem yang berlaku dan waktu pengerjaan akan berpengaruh pada tenggat waktu sebelum pernikahan.
Lili yang telah menyelesaikan gaun pesanan Arkan, segera mengerjakan gaun lain yang telah antre. Sedangkan Alina dengan buku sketnya.
Selama 2 bulan ini, pakaian olah raga muslimah masih memiliki banyak peminat. Tetapi Alina tetap harus mengganti perputaran design butiknya agar rantai pasokannya tetap berjalan lancar. Alina sudah menyiapkan beberapa design hasil upgrade design yang sudah ada. Tersisa pembuatan sampel untuk bisa masuk ke proses produksi.
Menurut Awi, stock bahan untuk bulan ini akan habis dalam waktu 2 minggu. Dengan tenggat waktu yang relatif pendek tersebut, Alina harus segera menyelesaikan sampel untuk menghindari penundaan produksi. Sedangkan pasokan kain tetap masuk tiap bulannya.
Di sela-sela pengerjaan gaun custom, Lili membantu Alina membuat sampel. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat 12 sampel pakaian menjadi singkat. Sampel yang sudah selesai dan direvisi ulang, Alina
bawa sendiri ke pabrik karena Lili masih harus mengerjakan pakaian custom.
Selain Awi sebagai penanggungjawab gudang, sekarang Alina memiliki 2 penanggungjawab produksi. Satu sebagai kepala penjahit yang bertugas mengajarkan setiap sampel yang masuk ke dalam produksi, mengarahkan pemotong
kain dan berkoordinasi dengan gudang mengenai stock kain. Dan satu lagi sebagai kepala finishing, bertanggungjawab dalam seluruh proses finishing dan memastikan produk pesanan, produk butik dan e-commerce, serta produk reject terpisah untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Alina sudah mulai mengembangkan industri kecilnya sebagai retail. Dengan cara tidak memberikan label "Azzahra"
pada pakaian yang dipesan penjual. Sedangkan untuk produk reject, akan ada penjual yang mengambilnya untuk di jual obral dengan label "Azzahra".
Awal menerapkan sistem ini, Alina merasa sedikit kuwalahan karena banyaknya permintaan. Seiring berjalannya waktu Alina mulai menata sistemnya agar tidak terjadi bentrok antara produksi dan permintaan. Dengan menambah tenaga kerja, menaikkan karyawan lama sebagai penanggung jawab dan memastikan kesejahteraan karyawan
terpebuhi. Industri kecil Alina terus mengalami kenaikan omset.
Hal tersebut tak lantas membuatnya lupa bersyukur. Selain memberikan zakat ke panti asuhan. Alina juga membuka lebar lowongan pekerjaan untuk anak-anak panti yang sudah tamat SMA dan siap bekerja. Adanya rest karyawan di area pabrik dan gudang, memudahkan mereka dalam hal tempat tinggal. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sewa atau kost, hanya mengeluarkan uang sarapan dan makan malam. Untuk makan siang, Alina sudah menyiapkan catering untuk seluruh karyawan. Dengan begitu, mereka dapat pulang ke panti asuhan saat akhir pekan dengan menggunakan angkutan umum.
Industri kecil Alina berbanding terbalik dengan bisnis Brian yang sedang mengalami penurunan saham karena salah satu dewan direksi menjual sahamnya kepada kompetitor.
Itu sebabnya selama sebulan ini, Brian tidak ada menghubungi ataupun menemui Alina. Brian memfokuskan dirinya untuk menaikkan harga saham, dengan cara mencari investor. Bahkan ia sempat mengeluarkan dana pribadinya untuk menutupi utang perusahaan. Usaha Brian tidaklah sia-sia, setelah mendapatkan investor, kini keuangan perusahaannya berangsur membaik. Harga saham yang sempat anjlok pun sudah mulai merangkak naik. Bahkan Brian berhasil mengakuisisi perusahaan kompetitor.
Alina mengetahui perkembangan perusahaan Brian dari Lili yang tentunya didapatnya dari sang suami, Afnan. Ia hanya bisa mendoakan Brian di dalam hati. Dengan status hubungan mereka yang baru sebatas kenalan, tidak ada yang bisa dilakukan Alina kecuali mendoakan Brian dalam diamnya.
Seminggu menjelang pernikahan, Arkan baru mengambil gaun yang dipesannya. Sebagai pegawai sipil, ia terkendala masalah pengajuan cuti. Semua proses persiapan pernikahan ia serahkan kepada Ayu. Sesekali ia akan menyempatkan waktu di sela kesibukannya untuk membantu Ayu.
"Maaf Lin."
"Tidak apa Mas Arkan, jika tahu seperti itu bisa saya kirimkan ketempat ayah agar Mas Arkan lebih dekat mengambilnya."
"Tidak perlu Lin, kebetulan aku ada keperluan di dekat sini. Jadi sekalian mampir mengambilnya."
Alina menyerahkan gaun satu set dengan hijab, veil dan pelapis, serta setelan jas. Tidak lupa, Alina juga menyerahkan rincian dan pengembalian uang. Setelah Arkan menerimanya, ia bertanya apakah Alina mau
pulang bersamanya.
Alina menolak dengan sopan, ia mengatakan akan pulang ke desa sebelum acara pernikahan mereka bersama Bagas. Arkan mengangguk, kemudian berpamitan untuk melanjutkan urusannya. Alina mengantarkan Arkan sampai didepan butik.
Sebelum pergi, Arkan juga berpesan agar Alina melewati Desa Maju untuk sampai ke Desa Makmur. Ada proyek jalan dan gorong-gorong yang sedang berlangsung, akses langsung ke Desa Makmur sementara di tutup mulai hari ini.
Alina berterimakasih atas informasi yang diberikan Arkan. Ia menangkupkan kedua tangannya di dada yang ditanggapi Arkan dengan anggukan. Arkan berjalan menuju mobilnya, sedangkan Alina masuk ke dalam butik kembali pada kesibukannya dengan jurnal dan laporan keuangan.
Rata-rata karyawannya sekarang sudah memiliki nomor rekening, hal ini memudahkannya dalam mentransfer uang gaji. Untuk sebagian karyawan yang masih menerima pembayaran gaji cash, Alina bisa mengambil dari uang cash yang ada di penjualan butik tanpa perlu ke bank seperti biasanya.
"Al.." panggil Lili yang kini memasuki ruangan Alina.
"Ya Li, ada apa?"
Lili mengutarakan keperluannya, ia ingin libur beberapa hari untuk merawat ibunya yang sedang sakit. Lili juga tidak
bisa memastikan berapa hari, karena keadaan ibunya yang tidak stabil. Lili menyarankan Alina untuk mempekerjakan adiknya yang baru saja lulus universitas sebagai penggantinya. Dengan begitu, Lili bisa memantau pekerjaan adiknya.
Alina berpikir sejenak, sampai sekarang ia belum bisa mendapatkan karyawan yang menangani design dan sampel. Saran Lili patut di coba sambil ia mencari kandidat yang pas untuk mengisi posisi di bawah Lili.
"Baiklah, aku tidak masalah. Tetapi aku tidak mentolerir kesalahan ya Li. Kamu tahu sendiri sistem kita seperti apa. Kesalahan sedikit saja bisa menunda semuanya." Tegas Alina.
"Aku tahu Al, kurang lebih adik ku sudah paham dengan cara kerja ku. Jadi, kamu bisa tenang. Dan aku juga akan
memantaunya langsung via video call ketika aku senggang selama cuti." Janji Lili.
Alina mengangguk dan menanyakan kapan Lili akan mulai cutinya. Lili mengatakan jika 2 hari ini ia akan memperkenalkan adiknya dengan job desk dan lingkungan kerja serta membimbingnya untuk menyelesaikan pakaian custom yang telah ia kerjakan setengahnya.
Ia berharap dalam 2 hari adiknya bisa menyesuaikan diri, agar dirinya bisa segera pulang ke rumah ibunya. Sementara ini, Lili meminta tolong kepada bibinya untuk menjaga sang ibu. Alina setuju saja, karena baginya orang tua Lili juga keluarganya.
2 hari seperti yang dijanjikan Lili, dirinya mengawasi langsung pekerjaan sang adik, Camelia. Mulai dari design custom dan design bulanan, survei bahan, pembuatan sampel, mempelajari sistem pabrik dan laporan. Lili memastikan agar Camelia tidak menjadi beban Alina. Ia juga berharap kedepannya bisa melanjutkan pekerjaan bersama Camelia untuk membantu Alina.
Walaupun Alina tidak pernah mengungkit apapun, Lili menyadari jika dirinya terlalu banyak berutang budi. Sejak kuliah sampai sekarang, Alina selalu membantu dirinya keluar dari kesulitan. Alina menganggapnya sebagai keluarga, bahkan keluarga Alina sangat baik terhadap dirinya.
"Al, aku pamit." Kata Lili yang memeluk Alina. Mereka sekarang berada di parkiran butik.
Afnan sudah menunggunya untuk berangkat ke rumah ibu Lili. Setelah berpamitan, Afnan melajukan mobilnya menembus padatnya lalu lintas sore itu.
Camelia mengikuti Alina ke ruangannya untuk menyerahkan laporan yang telah dibuatnya dibawah pengawasan sang kakak.
"Semoga kamu betah ya Mel." Kata Alina yang telah menandatangani laporan Camelia.
"Iya kak, terima kasih sudah memberi saya kesempatan."
"Sama-sama, selamat bergabung dan selamat datang di dunia kerja. Sementara, gaji kamu saya hitung harian. Setelah penyesuaian 2 bulan, jika kamu mau lanjut menjadi karyawan tetap akan ada penyesuaian. Jika kamu ingin mencari pekerjaan lain, saya juga tidak keberatan." Jelas Alina.
Hal ini ia lakukan berdasarkan pengalaman yang sebelumnya. Rata-rata karyawan bagian design akan berhenti di bulan kedua, jadi Alina tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dengan langsung memberikan gaji full. 2 bulan ia tetapkan sebagai masa uji coba, jika lanjut barulah ia akan memberikan gaji full dan tunjangan lainnya.
Bukan mengeksploitasi, tapi ini merupakan bentuk pencegahan yang Alina lakukan. Jika yang kemarin gaji full tetap
berhenti, Alina mencoba menerapkan masa uji coba. Bisa saja jika kinerja Camelia sesuai yang diharapkan, Alina akan menawarkan gaji tinggi untuk mempertahankan Camelia. Semua sudah ada langkahnya, ia mempelajarinya dari buku manajemen SDM yang dibaca akhir-akhir ini.
Camelia mengangguk, sebelum Alina menjelaskan kakaknya sudah memberikan gambaran. Sehingga dirinya bisa
menyesuaikan dengan aturan yang Alina buat.
Berbeda dengan perusahaan atau industri besar yang memiliki aturan secara tertulis, industri kecil memiliki
aturan-aturan tertentu yang ditetapkan oleh pemimpin secara tidak tertulis. Tetapi tetap dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
5 hari kemudian, Lili sudah kembali bekerja karena sang ibu sudah bisa duduk dan terlihat lebih sehat. Bukan karena prioritas kerjanya mengesampingkan orang tua, tetapi Lili menyadari bahwa dirinya dan Afnan bukanlah orang berada seperti Alina. Jika tidak bekerja, penghasilan suaminya tidak cukup untuk menopang 3 rumah tangga.
Dengan penghasilannya ia bisa menebus obat dan membayar sang bibi yang mengurus ibunya. Ia juga membayar perawat untuk berkunjung kerumah guna memeriksa keadaan sang ibu setiap sore.
Alina menyambut Lili dan segera memberikan tanggung jawab butik kepadanya. Karena malam ini Alina akan kembali ke desa bersama Bagas. Alina juga memberikan beberapa note atas kinerja Camelia selama
beberapa hari.
Camelia yang baru saja keluar dari ruang penyimpanan, segera memeluk sang kakak. Ia merasa pekerjaannya sangat berat.
"Inilah yang namanya kerja untuk
menghasilkan uang, kamu harus kuat dan berkembang. Jangan tahu minta saja." Kata Lili seraya mengetok kepala Camelia. Camelia tidak terima dan memanyunkan bibirnya. Alina tersenyum melihat keduanya yang sedari dulu suka berdebat.
Sore itu, Bagas menjemput Alina di butik untuk kembali ke apartemen. Setelah membersihkan diri, mereka bersiap kembali ke desa. Tidak lupa, Alina membawa family set warna putih yang telah ia siapkan sejak lama.
Mobil city car yang di kemudikan Bagas menembus jalanan malam itu. Mereka terlebih dahulu singgah di sebuah restoran untuk makan malam.
Selesai makan, Alina pergi ke toilet. Ketika Alina keluar dari bilik kamar mandi, ia melihat seseorang yang sangat familiar. Ia melihat Brian yang sedang memapah seorang perempuan. Perempuan dengan hak tinggi dan dress selutut tersebut terlihat intim di mata Alina.
Pahit rasanya melihat seseorang yang menggantung di ingatannya beberapa bulan ini bersama perempuan lain. Ia tahu jika mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Tetapi sikap Brian kepadanya selama ini membuatnya sedikit berharap. Inilah alasan Alina tidak ingin berharap kepada manusia. Ia menarik nafasnya pelan lalu berbalik menghampiri Bagas, mengabaikan kejadian yang dilihatnya.
Brian yang berjalan memunggungi Alina tidak tahu jika ia secara tidak sadar sudah membuat perempuan yang dikaguminya salah paham.
Di perjalanan, Alina hanya diam sambil melihat ke luar jendela. Bagas yang merasa aneh menanyakan apakah sang kakak ada masalah. Tetapi Alina menjawab tidak ada masalah. Bagas yang peka dengan perasaan sang kakak, ia tahu jika kakaknya sedang tidak ingin di ganggu. Ia pun memilih diam. Jika kakaknya sudah siap,
ia akan menceritakannya sendiri nanti. Harap Bagas di dalam hati.
Alina yang diam termenung, mulai terbayang kembali sosok Brian. "Mengapa rasanya sepahit ini?" Batin Alina. Ia menyadari jika dirinya bukanlah siapa-siapa untuk Brian. Jika mereka ada hubungan mungkin ia bisa bertanya, tetapi jika seperti ini ia hanya bisa menarik kesimpulannya sendiri tanpa tahu kebenarannya.
Ia pun mulai mengurutkan semua kejadian yang berkaitan dengan Brian. Mulai dari pertemuan pertama mereka, pertemuan yang diatur oleh orang tua, perhatian Brian, sikap Brian yang hangat kepadanya, rasa nyaman yang ia rasakan, rasa aman dan familiar. Alina mulai menyadari, apa yang ia rasakan selama ini.
"Cinta?" Tanyanya dalam hati. Tetapi sedetik kemudian, ia mengucapkan istighfar.
"Ya Allah.. Jika benar yang hamba rasakan ini adalah rasa cinta terhadap ciptaan-Mu, maka berikan hamba
kelapangan untuk merelakan." Doa Alina dalam hati.
Alina merasa beruntung telah menyadari perasaannya sekarang, ia menjadi optimis untuk segera melupakan Brian. Jika terlambat sedikit saja, ia tidak tahu apa jadinya. Dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk tersebut, ia pun terlelap sampai akhirnya Bagas membangunkannya saat mereka sudah sampai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Bilqies
mampir thor
2024-05-04
1