4. Cinta Pertama

“Bri, hari ini kamu harus datang ke acara reuni. Aku ingin mengenalkan sepupuku yang baru saja lulus S2 Manajemen.” Kata seseorang diujung telepon.

“Aku bukan seseorang yang menganggur.” Jawab Brian sekenanya.

“Hei, luangkanlah jadwalmu satu hari saja. Kapan lagi kita bisa berkumpul seperti masa kuliah dulu?”

“Akan aku pikirkan.” Brian menutup sambungan telepon secara sepihak.

“Reg, apakah kamu akan datang ke reuni?” tanya Brian kepada asistennya yang juga merupakan sahabatnya.

“Menurutmu?” jawab acuh Regis.

“Sepertinya tidak, karena aku merasa ingin menghadiri reuni kali ini. Aku merasa aka nada hal menarik di sana dan kamu akan menyelesaikan semua pekerjaan.”

“Sahabat laknat kau!” teriak Regis kesal, sedangkan Brian hanya berlalu meninggalkannya.

Mereka sudah bersahabat sejak SMA, Regis merupakan anak dari kenalan orang tua Brian. Setelah lulus universitas, Regis dengan percaya diri mengikuti Brian mendirikan usahanya sendiri. Dan sudah 5 tahun berjalan, pilihannya memang tepat untuk mengikuti Brian. Usaha yang awalnya hanya sebatas Consumer Retail, sekarang sudah merambah ke bidang Property & Hospitality. Akan tetapi juga dengan resiko kerja yang sesuai dengan posisinya saat ini sebagai asisten CEO. Hampir seluruh dokumen yang akan diserahkan kepada Brian, harus

melalui pantauannya terlebih dahulu. Apalagi Brian yang terkadang suka sewenang-wenang dalam memberikan perintah. Tetapi ia betah bekerja dengan Brian karena Brian adalah type atasan yang mensejahterakan karyawannya.

Brian sudah Bersiap untuk datang ke acara reuni, mengenakan setelan jas berwarna navy memperlihatkan kegagahannya. Sesampainya di aula, banyak teman-teman semasa kuliah yang menyapanya. Terutama seseorang yang menelponnya, Henry. Salah satu teman dekatnya semasa kuliah selain Regis. Akan tetapi tidak terlalu banyak bergaul karena Henry merupakan playboy yang selalu dikelilingi Perempuan, sedangkan dirinya dan Regis adalah kebalikannya. Sesuai perkataan Henry disambungan telepon tadi, ia mengenalkan sepupunya kepada Brian. Jika dilihat dari penampilan yang elegan, jelas sepupu Henry berasal dari keluarga berada. Akan tetapi, mrlihat penampilan baju dengan belahan dada dan punggung terbuka, membuat Brian merasa risih dengan Perempuan yang disapa Amel tersebut.

Melihat tanggapan Brian yang sekedarnya, Henry langsung tahu jika Brian tidak tertarik dengan sepupunya. Ia pun meminta sepupunya untuk meninggalkan mereka berdua. Kemudian mengganti topik perbincangan mereka menjadi seputar usaha keduanya. Brian sudah tidak focus dengan perbincangan henry, perhatiannya kini tertuju kepada Perempuan berhijab yang baru saja memasuki Aula. Tidak ada satupun yang menyambutnya, justru Perempuan tersebut yang menyapa beberapa kenalannya. Setelah berbasa-basi, Perempuan tersebut berjalan mengarah ke rest room. Brian yang penasaran pun berpamitan kepada Henry, beralasan untuk ke kamar mandi dan mulai mengikuti arah Perempuan tersebut.

Hal yang tidak terduga terjadi di depan kamar mandi, Brian berdiri diam di Lorong menyembunyikan kehadirannya. Brian mendengar dengan jelas kata-kata cemohan yang dilontarkan kepada Perempuan berhijab tersebut. dari situ juga ia tahu nama dari Perempuan tersebut adalah Alina. “Nama yang cantik”, batinnya. Melihat gerak-gerik laki-laki yang menjadi lawan Alina, Brian seperti mendapat dorongan untuk ikut campur. Akhirnya, ia pun mengikuti nalurinya umtuk berjalan mendekat.

"Ada apa ini?" sontak seluruh perhatian kini tertuju padanya. Brian dengan alami menggenggam tangan Alina dan memberikan ketukan sebagai kode. Tanpa memperhatikan laki-laki pengganggu yang menyapanya.

"Kenapa kamu lama sekali?" Melihat Alina yang bingung, jantung Brian seperti berpacu lebih cepat, serasa aliran darahnya berpusat di genggaman tangan mereka hingga genggaman tersebut terasa hangat. Jawaban  yang dilontarkan Alina membuatnya menguasai diri kembali.

Setelah selesai dengan laki-laki pengganggu, Brian meminta maaf kepada Alina. Penolakan jabatan tangan Alina dengan menangkupkan tangan di dada membuatnya sadar jika Alina memang terjaga. Ia tidak ingin melepaskan kesempatan untuk dekat dengan Alina. Sampai-sampai ide gila muncul di otaknya, dengan mengatakan jika ia secara tidak langsung telah berjanji untuk mengantarkan Alina pulang. Alina sempat terlihat enggan, tetapi akhirnya

menyetujuinya. Brian merasa tidak senang bertemu kembali dengan laki-laki yang mengganggu Alina diparkiran, untungnya laki-laki tersebut menyadari posisinya dan tidak mencari masalah. Ia berjanji didalam hati jika suatu saat bertemu kembali dengan laki-laki tersebut, ia akan membuat perhitungan.

Brian semakin merasa senang saat Alina tidak menolak ajakan makan malam Bersama. Akan tetapi, setelah makan malam tidak ada lagi alas an untuk menunda mengantarkan Alina pulang. Ia pun pasrah dan mengantarkan Alina ke apartemen, ia sudah menandai Alamat apartemen Alina. Sayangnya ia tidak tahu nomor berapa unit yang ditempati Alina, paling tidak sesekali ia bisa kesini untuk melihat Alina lagi jika ada kesempatan. Tetapi, nyatanya nasib berpihak kepadanya. Alina menerima telepon dengan raut wajah khawatir, Brian menebak pasti ada masalah. Ia hanya diam memperhatikan Alina, sampai Alina sendiri yang meminta bantuannya. Tetapi anehnya, ia belum menjawab Alina sudah menyimpulkan sesuka hati. Sempat merasa kesal, tetapi ia tetap mengantarkan Alina ke rumah sakit. Selama perjalanan, ia bertanya-tanya, siapa yang berada dirumah sakit hingga membuat Alina begitu khawatir. Ternyata adik Alina yang masuk rumah sakit karena tabrak lari, rasa cemburu yang sempat ia rasakan seketika sirna?

“Cemburu?” batin Brian. “Sejak kapan aku merasa cemburu, apalagi siapa

Alina bisa membuatku cemburu?” pikirnya.

Tetapi Brian masih belum menyadari perasaannya, ia hanya mengikuti instingnya sampai-sampai ia menawarkan diri untuk menemani Alina menunggu adiknya mala mini. Padahal jadwalnya sangat padat, ia pun menghubungi Regis untuk membatalkan semua jadwalnya. Tetapi, ada penerbangan yang tidak bisa ia lewatkan, ia pun meminta Regis untuk mengambil penerbangan pagi dan memundurkan jadwal. Melihat Alina yang kelelahan, Brian

menyuruhnya untuk beristirahat dan memberikan jasnya sementara dirinya berjaga.

Melihat kepolosan Alina yang dengan tenang tidur dihadapannya, membuatnya merasa lucu. Di zaman sekarang ternyata masih ada Perempuan model Alina yang tidak pernah berpacaran. Beberapa menit kemudian, Regis datang mengantarkan selimut dan keranjang buah, juga beberapa dokumen yang perlu di tanda tangani. Selesai berurusan dengan Regis, Brian memasangkan selimut untuk Alina. Jantunng Brian mulai berpacu Kembali melihat

wajah polos tanpa pertahanan Alina. Ia mulai menata hati dan nalarnya, pertama kali ia merasa tertarik dengan Perempuan yang baru dilihatnya, insting melindungi, ingin dekat-dekat, merasakan debaran aneh dijantung, kehangatan yang ia rasakan saat menggenggam tangannya, dan merasa cemburu dengan kekhawatirannya.

“Apakah ini yang dinamakan cinta?” tanya Brian di dalam hati. “Jika benar ini cinta, Alina adalah cinta pertamaku.” Brian tersenyum sendiri dengan pemikirannya. Ternyata ia bisa merasakan cinta. Ia pikir, dirinya tidak tertarik dengan lawan jenis tapi ternyata hanya belum bertemu Perempuan yang tepat.

“Alina, aku akan mengingatmu cinta pertamaku. Jika Allah berkehendak, maka kita akan bertemu lagi nanti.” Bisik pelan Brian sembari berjalan menjauh setelah memastikan Alina tidak mendengarnya.

Brian memperhatikan setiap gerak-gerik Alina selama tidur, ia memperkirakan jika Alina akan terbangun Tengah malam nanti. Sehingga ia mendahuluinya untuk masuk ke kamar mandi, ia ingin melihat wajah terkejut Alina. Tepat seperti dugaannya, Alina terbangun dan berpapasan di depan kamar mandi. Brian ingin tertawa melihat keterkejutan Alina, tetapi ia masih bisa menahannya. “Menggemaskan.” Batinnya. Brian hanya diam, tetapi ia tahu apa saja yang dilakukan Alina. Alina memang berbeda, jika Perempuan kebanyakan yang pernah ia temui akan mengambil kesempatan untuk mengobrol dengannya, tetapi Alina berbeda justru terlihat tidak peduli. Ia merasa bangga dengan cinta pertamanya, ia pun berpura-pura untuk tidur.

Ketika Regis datang, datang penyesalan dihati Brian. Waktu berpisah telah tiba, entah kapan lagi ia bisa bertemu dengan Alina. Meskipun tahu alamatnya, ia tidak mungkin gegabah mendatanginya kesana, hal itu bisa membuatnya buruk di mata Alina. “Ya Allah, dekatkanlah jika memang hamba berjodoh dengannya.” Doa Brian di dalam hati. Dengan enggan Brian memberikan paper bag yang ia pesan dari Regis dan enggan berpamitan. Tetapi ia adalah seorang pemimpin, sehingga ia bisa menguasai perasaannya. Melihat kebingungan di wajah Alina, membuat Brian ingin menariknya ke dalam dekapannya. Tetapi ia tidak bisa, hanya bisa berpasrah atas kehendak Allah.

Satu bulan lamanya, Brian masih terngiang-ngiang dengan wajah Alina. Tetapi tak lantas membuatnya sakit hati,

justru ia semakin rajin beribadah agar doanya terkabul. Ia ingin menjadi imam yang layak untuk Alina kelak. Belum ada yangmengetahui perihal ia yang sedang jatuh cinta, ia masih merahasiakannya. Meskipun papa dan mamanya memintanya untuk cepat-cepat mencari pendamping, Brian menjawabnya dengan santai.

Hari ini Brian ada jadwal pertemuan dengan teman lamanya yang berprofesi sebagai photographer. Saat berada di lobi, ia sekilas melihat Perempuan yang ia sangka adalah Alina. Melihat Perempuan tersebut Bersiap mengambil gambar, Brian sengaja lewat dibelakangnya. Entah Alina sadar atau tidak, atau bahkan sudah melupakannya, Brian hanya bisa berharap yang baik-baik saja. Ia juga penasaran apa yang dilakukan Alina di kota J, apalagi di Gedung yang digunakan untuk studio photographer. Meski ia penasaran, ia tidak bisa bertanya.

Ketika malam hari, Brian Bersama Regis dan Henry Bersiap untuk bertemu klien. Saat keluar dari lift, jantung Brian serasa berhenti berdetak. Ia tidak menyangka akan berpapasan dengan Alina disana. Meskipun Alina menunduk, Brian yakin itu adalah Alina yang ia lihat siang tadi. Ternyata Alina berada di dekatnya, sayangnya ia tidak bisa menyapanya. Terpaksa ia hanya berlalu meninggalkan Alina menuju lobi.

Brian tidak dapat memejamkan matanya, ia masih memikirkan Alina. Ingin rasanya mencari tahu siapa Alina, di mana ia tinggal, sedang apa di kota J, dengan siapa dan sedang apa saat ini, tetapi ia tidak bisa. Sebenarnya bukan tidak bisa, dengan tingkat intelegen yang dimiliki ia bisa dengan mudah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Akan tetapi, hal tersebut tidak ia lakukan karena ia mengahargai Alina. Maka dari itu, ia hanya bisa menyerahkan semuanya kepada takdir.

“Semoga, besok aku bisa bertemu denganmu lagi Alina.” Harap Brian sebelum akhirnya ia memejamkan mata.

Harapan Brian ternyata terkabul, siang itu ia melihat Alina membawa koper menuju lobi. Ia tersenyum memperhatikan Langkah Alina, ia bisa menebak jika Alina akan check out hari ini. “Ya Allah, semoga dia adalah jodohku. Dekatkanlah kami, atau jauhkan kami jika memang tidak berjodoh. Amin..” doa Brian di dalam hati.

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

lah usaha donk Brian .. hanya berdoa tp usaha kamu pendekatan ya sama aja boong .. 😅😅😅

2025-01-18

1

Bilqies

Bilqies

baca sampai sini dulu ya Thor, nanti lanjut lagi

2024-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Merasa Familiar
2 2. Kembali ke Aktivitas Normal
3 3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4 4. Cinta Pertama
5 5. Kembali ke Kota Y
6 6. Bertemu
7 7. Berkunjung ke Butik
8 8. Menjemput
9 9. Sakit
10 10. Pendapat
11 11. Mama Brian
12 12. Brian
13 13. Merasa Cemburu
14 14. Salah Sangka
15 15. Kekonyolan Brian
16 16. Nikah Dadakan
17 17. Mertua
18 18. Pacaran Halal
19 19. Menggoda Brian
20 20. Lalat yang Dimaksud Lili
21 21. Gosip
22 22. Menginap
23 23. Meredam Amarah
24 24. Naik / Turun ranjang?
25 Maaf...
26 25. Kabur
27 26. Apakah itu Karma?
28 27. Digrebek?
29 28. Resepsi
30 29. Hamil
31 30. Anda Siapa?
32 31. Anita
33 32. Mie Gelas
34 33. Di Pinggir Sungai
35 34. Bau Parfum
36 35. Kembali dari Desa
37 36. Prematur
38 37. Membawa Pulang Baby Aby
39 38. Pesan untuk Brian
40 39. Keturunan Bangsawan
41 40. Alisa?
42 41. Figurine yang Hilang
43 42. Dia Bukanlah Dia
44 43. Kebenaran yang Diungkapkan
45 44. Sementara Memilih untuk Diam
46 45. Bertemu dengan Pangarep
47 46. Pabrik Diselamatkan
48 47. Segera Mengambil Alih
49 48. Bertemu Pengacara
50 49. Tanda Tangan
51 50. Pangarep Menggila
52 51. Membuatku Cemburu
53 52. CEO Kecil
54 53. Menemukan Album
55 54. Pangarep Kabur
56 55. Pingsannya Alina
57 56. Pencarian Baby Aby
58 57. Keduanya Dirawat
59 58. Operasi Alina
60 59. Perusahaan Alina
61 60. Brian Kecewa
62 61. Kabar Duka
63 62. Indri Minta Bantuan
64 63. Pemakaman
65 64. Kehamilan Kedua
66 65. Masalah Bubur
67 66. IUFD
68 67. Bodyguard Cantik
69 68. Kembung
70 69. Turning One
71 70. Waktu yang Singkat
72 71. Tidak Usah Pulang
73 72. Tidak Sebanding
74 73. Kabar Kehammilan
75 74. Tidak Ingin Kecewa
76 75. Gara-gara Kesemek
77 76. Bersemangat
78 77. Baby Aby Cemburu
79 78. Syukuran
80 79. Taman Bermain
81 80. Puasa Seminggu
82 81. Orang Gila
83 82. Mulas
84 83. Bayi Kembar
85 84. Syukuran di Rumah Sakit
86 85. Ending
Episodes

Updated 86 Episodes

1
1. Merasa Familiar
2
2. Kembali ke Aktivitas Normal
3
3. Bersisian Yang Tidak Terduga
4
4. Cinta Pertama
5
5. Kembali ke Kota Y
6
6. Bertemu
7
7. Berkunjung ke Butik
8
8. Menjemput
9
9. Sakit
10
10. Pendapat
11
11. Mama Brian
12
12. Brian
13
13. Merasa Cemburu
14
14. Salah Sangka
15
15. Kekonyolan Brian
16
16. Nikah Dadakan
17
17. Mertua
18
18. Pacaran Halal
19
19. Menggoda Brian
20
20. Lalat yang Dimaksud Lili
21
21. Gosip
22
22. Menginap
23
23. Meredam Amarah
24
24. Naik / Turun ranjang?
25
Maaf...
26
25. Kabur
27
26. Apakah itu Karma?
28
27. Digrebek?
29
28. Resepsi
30
29. Hamil
31
30. Anda Siapa?
32
31. Anita
33
32. Mie Gelas
34
33. Di Pinggir Sungai
35
34. Bau Parfum
36
35. Kembali dari Desa
37
36. Prematur
38
37. Membawa Pulang Baby Aby
39
38. Pesan untuk Brian
40
39. Keturunan Bangsawan
41
40. Alisa?
42
41. Figurine yang Hilang
43
42. Dia Bukanlah Dia
44
43. Kebenaran yang Diungkapkan
45
44. Sementara Memilih untuk Diam
46
45. Bertemu dengan Pangarep
47
46. Pabrik Diselamatkan
48
47. Segera Mengambil Alih
49
48. Bertemu Pengacara
50
49. Tanda Tangan
51
50. Pangarep Menggila
52
51. Membuatku Cemburu
53
52. CEO Kecil
54
53. Menemukan Album
55
54. Pangarep Kabur
56
55. Pingsannya Alina
57
56. Pencarian Baby Aby
58
57. Keduanya Dirawat
59
58. Operasi Alina
60
59. Perusahaan Alina
61
60. Brian Kecewa
62
61. Kabar Duka
63
62. Indri Minta Bantuan
64
63. Pemakaman
65
64. Kehamilan Kedua
66
65. Masalah Bubur
67
66. IUFD
68
67. Bodyguard Cantik
69
68. Kembung
70
69. Turning One
71
70. Waktu yang Singkat
72
71. Tidak Usah Pulang
73
72. Tidak Sebanding
74
73. Kabar Kehammilan
75
74. Tidak Ingin Kecewa
76
75. Gara-gara Kesemek
77
76. Bersemangat
78
77. Baby Aby Cemburu
79
78. Syukuran
80
79. Taman Bermain
81
80. Puasa Seminggu
82
81. Orang Gila
83
82. Mulas
84
83. Bayi Kembar
85
84. Syukuran di Rumah Sakit
86
85. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!